Professional Documents
Culture Documents
B
I
H
A
N
:
KESEMPATAN:
KENDALA:
a. Teknologi informasi dan komunikasi
a. Banyaknya calo sertipikat
b. Masih
kurangnya
kesadaran
(termasuk GIS) menciptakan peluang
masyarakat dalam arti penting
bagi efisiensi dan efektifitas system
pendaftaran
tanah
(budaya
kadaster.
Inventarisasi,
recording,
masyarakat).
management basis data akan menjadi
c.
Kesadaran
pegawai
BPN
lebih cepat dan terhidar dari tumpang
(petugas ukur) masih ada yang
tindih (over lapping).
melakukan
pengukuran
tidak
b. Teknologi pengukuran yang semakin
sesuai
dengan
petunjuk
mutakhir dan mudah.
c. Kerja sama antar pemerintah (BPN) dan
pelaksanaan
yang
telah
swasta
ditetapkan dan tidak mematuhi
d. Kerja sama antar BPN, Kehutanan, BIG,
peraturan yang telah berlaku.
dan Instansi Pemerintah Lainnya.
d. Kesalahan dalam melaksanakan
e. Mulai mengembangkan Sistem Informasi
pengukuran
tidak diperhatikan
Geografis
dan
Sistem
Informasi
khususnya kesalahan blunder.
Pertanahan di BPN.
e. Ketersediaan lahan yang tetap
namun jumlah penduduk yang
semakin
bertambah,
mengakibatkan semakin banyak
dan
kompleksnya
masalah/
sengketa peratanahan.
f. Banyaknya alih fungsi lahan
pertanian maupun hutan menjadi
permukiman
maupun
untuk
pembangunan
,
berpotensi
menimbulkan dampak berupa
banjir , kekeringan, kelaparan,
maupun
berkurangnya
keanekaragaman hayati.
Meningkatkan
hubungan
kerjasama
Instansi Pemerintah dan partisipasi
sektor
swasta
dalam
pelaksanaan
pendaftaran tanah khusunya terkait di
bidang pemetaan (BIG dan Surveyor
Berlisensi)
Meningkatkan Sistem Informasi dan
Manajemen
Pertanahan
Nasional
(SIMTANAS) melalui (LOC/SAS) untuk
menyediakan sistem informasi yang
dapat diakses dengan mudah oleh
masyarakat.
Memperbarui teknologi khususnya untuk
peninjauan dan pelaksanaan pemetaan
serta Informasi dan Teknologi.
Mencetak SDM yang berkemampuan
tinggi, kreatif dan terampil guna
peningkatan
kinerja
di
bidang
Pertanahan.
Mengendalikan
batasan-batasan
penggunaan lahan pada lahan yang
terkait hak publik sehinggga tidak
menimbulkan konflik untuk memberikan
perlindungan terhadap sumber daya
alam termasuk tanah dari eksploitasi
besar-besaran,
kerusakan
atau
kehancuran.
Membatasi
birokrasi
untuk
mengakses informasi dengan
menggunakan
data
yang
diperoleh secara online.
Menggunakan struktur BPN yang
telah mengakar dalam lingkup
wilayah
untuk
mengiklankan
produk BPN dan arti penting
pendaftaran
tanah
kepada
masyarakat.
Meningkatkan penggunaan akses
data online yang ada.
Melakukan konsep pembinaan
pegawai di lingkup BPN dengan
reward dan punishment.
Melakukan pelatihan yang rutin
terhadap Pengukur (Surveyor di
lingkup BPN) terhadap konsep
pengukuran dan penggunaan alat
selalu berkembang.
a. System
pengarsipan
yang
belum maksimal di berbagai
daerah dan belum tersusun
sesuai
standar
pengarsipan
yang baik dan efektif.
b. Belum
ada
undang-undang
pertanahan yang khusus.
c. Tenaga atau sumber daya
manusia belum tersebar merata
d. Belum tersedianya peta tunggal
e. Banyaknya
peneyelewengan
penggunaan
lahan
(tidak
mengikuti Rencana Tata Ruang
dan Wilayah)
f. Tanah ulayat belum terpertakan
g. Banyak Gambar Ukur melayang
(belum terikat dengan TDT
ataupun
belum
memiliki
koordinat)
h. Tumpang tindih kepemilikan dan
penguasaan atas tanah
i. Pendudukan dan penyerobotan
tanah-tanah perkebunan yang
telah dilekati oleh HGU baik
yang masih berlaku maupun
yang sudah berakhir
j. Sengketa kawasan hutan dan
pertambangan
k. Masih banyak peta manual
produk
lama
yang
belum
dipetakan secara digital dan
diproyeksikan sesuai dengan
sistem
koordinat
yang
digunakan di BPN.
yang
dapat
menunjang
kegiatan
pemetaan di BPN.
Melaksanakan kegiatan pembuatan TDT
secara mandiri oleh Kantor Pertanahan
tanpa harus menunggu proyek-proyek
dari pemerintah.
Dokumen-dokumen seperti Gambar Ukur
sebaiknya selain disimpan dalam bentuk
hard copy, disimpan juga dalam bentuk
soft copy setelah sebelumnya di pindai
dengan mesin scanner dan disimpan
dalam komputer.