You are on page 1of 38

BAB II

PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH

2.1. Menetapkan Prioritas Masalah


Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang
aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang timbul harus dicarikan jalan
keluarnya. Namun, karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak
semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan masalah yang
menjadi prioritas. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan
menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data
atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan
yang cukup.
Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan pembobotan. Untuk
dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi.
Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap
anggota kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah
yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi :
1

Menetapkan kriteria

Memberikan bobot masalah

Menentukan skoring tiap masalah


2.1.1. Non-Scoring Technique
Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang lazim digunakan
adalah teknik non skoring. Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi
kelompok, oleh sebab itu juga disebut Nominal Group Technique (NGT). NGT terdiri dari dua,
yaitu :
A Metode Delbecq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini dilakukan melalui diskusi dan
kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama keahliannya. Sehingga untuk
menentukan prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk memberikan

pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi
ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama.
B Metode Delphi
Masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama
melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi diminta untuk mengemukakan pendapat
mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang terbanyak dikemukakan pada pertemuan
tersebut menjadi prioritas masalah.
2.1.2. Scoring Technique
Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik skoring antara
lain:
A. Metode Bryant
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu :
1

Prevalence

: Besarnya masalah yang dihadapi

Seriousness

: Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam


masyarakat dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan
angka kematian akibat masalah kesehatan tersebut

Manageability

: Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber


daya

Community concern : Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan


tersebut
Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya

diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu sampai lima yang ditulis dari
arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas
ke bawah sesuai kolom untuk masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah
dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki
kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk
menentukan prioritas masalah yang akan diambil.

B. Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)


Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan mengenai
bobot kriteria yang akan digunakan dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya
diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi masingmasing kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada
sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan
sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai terdiri dari :
-

Emergency

: Kegawatan menimbulkan kesakitan atau kematian

Greatest member

: Menimpa orang banyak, insiden/prevalensi

Expanding scope

: Mempunyai ruang lingkup besar di luar kesehatan

Feasibility

: Kemungkinan dapat/tidaknya dilakukan

Policy

: Kebijakan pemerintah daerah/nasional

C. Metode Matematik PAHO


Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-masalah yang ingin
dicari prioritasnya diletakkan pada baris dan digunakan kriteria untuk penilaian masalah yang
akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah :
- Magnitude : Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang
ditunjukkan dengan angka prevalens.
- Severity

: Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fatality rate

masing- masing penyakit.


- Vulnerability : Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi
masalah tersebut.
- Community and political concern : Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi
concern atau kegusaran masyarakat dan para politisi.
- Affordability

: Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.

Parameter diletakan pada kolom dan masalah masalah yang ingin dicari prioritasnya
diletakan pada baris. Pengisian dilakukan dari atas ke bawah. Hasilnya didapat dari perkalian
parameter tersebut. Masalah yang mempunyai skor tertinggi, dijadikan sebagai prioritas masalah.
Diputuskan untuk menggunakan metode MCUA karena metode ini menempatkan
parameter pada kedudukan dengan berdasarkan bobot dan memberikan hasil final score yang

objektif di mana score yang diberikan pada tiap-tiap parameter ditambahkan, lebih sederhana dan
mudah dalam penggunaannya.
Dari masalah yang didapat diberikan penilaian pada masing-masing masalah dengan
membandingkan masalah satu dengan lainnya, kemudian tiap masalah tersebut diberikan nilai.
2.1.3. Metode MCUA
Pada metode MCUA, yang menjadi kriteria penilaian untuk menentukan prioritas
masalah yaitu :
1

Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan
kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case
Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah
masalah kesehatan lain,

maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian

maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut.


2

Greatest member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena masalah
kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka parameter yang
digunakan adalah prevalence rate. Sedangkan untuk masalah lain, maka greatest member
ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah
program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.

Expanding Scope
Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain di luar
sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa luas wilayah yang
menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak
sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.

Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin masalah
tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan sumber daya manusia
berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang
menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan tersebut.

Policy
Berhubungan dengan orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah
kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat memiliki
kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah mendukung
terselesaikannya masalah tersebut. Hal tersebut dapat dinilai dengan apakah ada seruan atau
kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan tersebut, apakah ada lembaga
atau organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah
masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.

2.1.4. Emergency
Menunjukkan besar kerugian yang timbul. Ini ditunjukkan dengan Case Fatality Rate
(CFR) masing-masing penyakit. Proxy CFR adalah suatu angka yang digunakan untuk
masalah-masalah yang tidak berhubungan dengan penyakit. Nilai proxy CFR ditentukan
berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, serta justifikasi.
Pada permasalahan ini, tujuan jangka panjang dari program kesehatan ibu dan anak
adalah untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI), angka kematian neonatus (AKN),
angka kematian bayi (AKB), dan angka kematian balita (AKABA), sehingga kelompok kami
memakai AKI, AKN, AKB, AKABA sebagai proxy. Berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia tahun 2013 :
Angka Kematian Ibu

: 359 orang per 100.000 jumlah kelahiran hidup

Angka Kematian Bayi

: 2300 orang per 100.000 jumlah kelahiran hidup

Angka Kematian Balita

: 4000 orang per 100.000 jumlah seluruh balita

Angka Kematian Neonatus

: 1900 orang per 100.000 jumlah seluruh neonatus

Kemudian ditentukan score bagi nilai di atas dengan skala sebagai berikut :
Tabel 2.1. Penentuan Score Emergency
Skala
Score
(per 100.000 penduduk)
(5.500) (9.550)

(9.551) (13.600)

(13.601) (17.650)

(17.651) (21.700)

(21.701) (25.750)

(25.751) (29.800)

(29.801) (33.850)

(33.851) (37.900)

(37.901) (41.950)

(41.951) (46.000)

10

Tabel 2.2. Skoring Emergency Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan Cempaka
Putih Periode Januari Juli 2015
NO

1.

MASALAH

Cakupan K1 pada ibu

Targe
t

Resiko
kemati
an

Nilai
proxy

20600

Proxy AKI/
AKB/ AKN
Per
100.000
penduduk
359

37,7

58,3

20959

36,1

56

19900

359

20259

17,7

56,5

38800

359

39159

34,2

55,4

21200

359

21559

Cakupa
n

SCOR
E

hamil di wilayah
puskesmas sekecamatan
Cempaka Putih periode
Januari Juli 2015 sebesar
2.

37,7%
Cakupan K4 pada ibu
hamil di wilayah
puskesmas sekecamatan
Cempaka Putih periode
Januari Juli 2015 sebesar
36,1%

3.

Cakupan persalinan oleh


tenaga kesehatan pada ibu
hamil di wilayah
puskesmas sekecamatan
Cempaka Putih periode
Januari Juli 2015 sebesar
17,7%

4.

Cakupan penanganan
komplikasi pada ibu hamil
di wilayah puskesmas
sekecamatan Cempaka
Putih periode Januari Juli
2015 sebesar 34,2%

Tabel 2.2. Skoring Emergency Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan Cempaka
Putih Periode Januari Juli 2015

NO

5.

MASALAH

Cakupan kunjungan nifas

Targe
t

Resiko
kemati
an

Nilai
proxy

38700

Proxy AKI/
AKB/ AKN
Per
100.000
penduduk
359

17,3

56

39059

17,3

58,3

4100

1900

42900

10

16

56

4000

1.900

41900

2,5

46,6

44100

1.900

46000

10

Cakupa
n

SCOR
E

pada ibu bersalin di


wilayah puskesmas
sekecamatan Cempaka
Putih periode Januari Juli
2015 sebesar 17,3%
6.

Cakupan KN1 pada bayi di


wilayah puskesmas
sekecamatan Cempaka
Putih periode Januari Juli
2015 sebesar 17,3%

7.

Cakupan kunjungan
neonatus pada bayi di
wilayah puskesmas
sekecamatan Cempaka

8.

Cakupan penanganan
komplikasi neonatus pada
bayi di wilayah puskesmas
sekecamatan Cempaka
Putih periode Januari Juli
2015 sebesar 2,5%

Tabel 2.2. Skoring Emergency Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan Cempaka
Putih Periode Januari Juli 2015 (lanjutan)
Targe
t

Resiko
kemati
an

Proxy AKI/
AKB/ AKN
Per
100.000
penduduk

Nilai
proxy

NO

MASALAH

Cakupa
n

SCOR
E

9.

Cakupan kunjungan bayi di

26,3

56,6

30300

2.300

32600

67,3

52,2

15100

4000

19100

50,7

52,2

1500

4000

5500

69,3

52,2

17100

4000

21100

51,8

37,9

13900

359

14259

wilayah puskesmas
sekecamatan Cempaka
Putih periode Januari Juli
2015 sebesar 26,3%
10.

Cakupan kunjungan balita


di wilayah puskesmas
sekecamatan Cempaka
Putih periode Januari Juli

11.

2015 sebesar 67,3%


Cakupan kunjungan balita
di wilayah puskesmas
kelurahan Cempaka Putih
Barat periode Januari Juli

12.

2015 sebesar 50,7%


Cakupan kunjungan balita
di wilayah puskesmas
kelurahan Rawasari
periode Januari Juli 2015
sebesar 69,3%

13.

Cakupan KB aktif di
wilayah puskesmas
kecamatan Cempaka Putih
periode Januari Juli 2015
sebesar 51,8%

2.1.5. Greatest Member

Greatest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau
penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalens. Semakin besar selisih antara target dan
cakupan maka akan semakin besar score yang didapatkan.
Tabel 2.3. Skala Score Greatest Member
Range (%)
1,5 5,76
5,77 10,02
10,03 14,28
14,29 18,54
18,55 22,8
22,81 27,06
27,07 31,32
31,33 35,58
35,59 39,84
38,85 44,1

Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Keterangan : Untuk menentukan score pada greatest member digunakan range. Range
didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan score dari satu
sampai sepuluh dengan jarak tiap range sebesar empat setengah agar mendapatkan nilai greatest
member yang bervariasi.

Tabel 2.4. Skoring Greatest Member Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari Juli 2015
No.

Indikator Program

1.

Cakupan K1 pada ibu hamil


di wilayah puskesmas

Cakupan

Target

Selisih

Score

sekecamatan Cempaka Putih


periode Januari Juli 2015

37,7

58,3

20,6

36,1

56,5

19,9

17,7

31,7

38,8

34,2

55,4

21,2

sebesar 37,7% berada di


bawah target 58,3%
2.

Cakupan K4 pada ibu hamil


di wilayah puskesmas
sekecamatan Cempaka Putih
periode Januari Juli 2015
sebesar 36,1% berada di
bawah target 56,5%
Cakupan persalinan oleh

3.

tenaga kesehatan pada ibu


hamil di wilayah puskesmas
sekecamatan Cempaka Putih
periode Januari Juli 2015
sebesar 17,7% berada di
bawah target 31,7%
Cakupan penanganan

4.

komplikasi pada ibu hamil di


wilayah puskesmas
sekecamatan Cempaka Putih
periode Januari Juli 2015
sebesar 34,2% berada di
bawah target 55,4%

Tabel 2.4. Skoring Greatest Member Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari Juli 2015 (lanjutan)
No.
5.

Indikator Program
Cakupan kunjungan nifas
pada ibu bersalin di wilayah
puskesmas sekecamatan
Cempaka Putih periode
Januari Juli 2015 sebesar

Cakupan

Target

17,3

56

Selisih
38,7

Score
9

17,3% berada di bawah


target 56%
Cakupan KN1 pada bayi di

6.

wilayah puskesmas
sekecamatan Cempaka Putih
periode Januari Juli 2015

17,3

58,3

41

10

16

56

40

10

2,5

46,6

44,1

10

sebesar 17,3% berada di


bawah target 58,3%
Cakupan kunjungan

7.

neonatus pada bayi di


wilayah puskesmas
sekecamatan Cempaka Putih
periode Januari Juli 2015
sebesar 16% berada di
bawah target 56%
Cakupan penanganan

8.

komplikasi neonatus pada


bayi di wilayah puskesmas
sekecamatan Cempaka Putih
periode Januari Juli 2015
sebesar 2,5% berada di
bawah target 46,6%

Tabel 2.4. Skoring Greatest Member Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari Juli 2015 (lanjutan)
No.
9.

Indikator Program

Cakupan

Target

Selisih

Score

26,3

56,6

30,3

67,3

52,2

15,5

Cakupan kunjungan bayi di


wilayah puskesmas
sekecamatan Cempaka Putih
periode Januari Juli 2015
sebesar 26,3% berada di

10.

bawah target 56,6%


Cakupan kunjungan balita di

wilayah puskesmas
sekecamatan Cempaka Putih
periode Januari Juli 2015
sebesar 67,3% berada di atas
11.

target 52,2%
Cakupan kunjungan balita di
wilayah puskesmas
kelurahan Cempaka Putih
Barat periode Januari Juli

50,7

52,2

1,5

69,3

52,2

17,1

51,8

37,9

13,9

2015 sebesar 50,7% berada


12.

di bawah target 52,2%


Cakupan kunjungan balita di
wilayah puskesmas
kelurahan Rawasari periode
Januari Juli 2015 sebesar
69,3% berada di atas target

13.

52,2%
Cakupan KB aktif di wilayah
puskesmas sekecamatan
Cempaka Putih periode
Januari Juli 2015 sebesar
51,8% berada di atas target
37,9%

Pada Greatest member daftar masalah program KIA didapatkan skor :

Terbesar : Komplikasi Neonatus di wilayah Puskesmas Sekecamatan Cempaka Putih


sebesar 44,1.

2.1.6. Expanding Scope


Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap
sektor lain di luar kesehatan, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta ada
tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.
Untuk adanya keterpaduan lintas sektor diberikan nilai 2 karena masalah pada suatu
program memungkinkan untuk menimbulkan masalah pada banyak sektor lainnya yang
berhubungan langsung, sedangkan yang tidak ada kaitan dengan sektor lain diberikan nilai 1.
Tabel 2.5 Penentuan Score Pengaruh Sektor

Keterangan

Score

Ada Pengaruh Lintas sektor

Tidak Ada Pengaruh Lintas sektor

Tabel 2.6 Penentuan Score Jumlah Penduduk


Range Jumlah Penduduk

Score

26.668 33.518

33.519 40.369

40.370 47.219

47.220 54.069

54.070 60.920

60.921 67.770

67.771 74.620

74.621 81.470

81.471 88.321

88.322 95.171

10

Tabel 2.7 Penentuan Score Luas Wilayah


Range Luas Wilayah (Ha)

Score

121,87 156,551

156,552 191,232

191,233 225,913

225,914 260,594

260,595 295,275

295,276 329,956

329,957 364,637

364,638 399,318

399,319 433,999

434 468,68

10

Tabel 2.8. Skoring Expanding Scope Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-Juli
2015
Jumlah
No
Masalah
Pengaruh
Luas Wilayah Jumlah
Penduduk
1
Cakupan K1 pada ibu hamil sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan
2
10
10
22
Cempaka Putih peiode Januari-Juli 2015 sebesar 37,7% kurang dari target
2

sebesar 58,3%
Cakupan K4 pada ibu hamil sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan

10

10

22

10

10

22

10

10

22

10

10

22

Pengaruh

Jumlah
Penduduk

Luas Wilayah

Jumlah

Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 36,1% kurang dari target
3

sebesar 56%
Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan pada ibu bersalin sekecamatan
wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015

sebesar 17,7% kurang dari target sebesar 56,5%


Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu Hamil pada ibu hamil resiko tinggi
sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode

Januari-Juli 2015 sebesar 34,2% kurang dari target sebesar 55,4%


Cakupan Kunjungan Nifas pada ibu nifas sekecamatan wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 17,3%
kurang dari target sebesar 56%

No

Masalah

Cakupan KN1 pada bayi sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan

10

10

22

10

10

22

10

10

22

10

10

22

Pengaruh

Jumlah
Penduduk

Luas Wilayah

Jumlah

Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 17,3% kurang dari target
7

sebesar 58,3%
Cakupan Kunjungan Neonatus pada bayi sekecamatan wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 16% kurang

dari target 56%


Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bayi sekecamatan
wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015

sebesar 2,5% kurang dari target 46,6%


Cakupan Kunjungan Bayi pada bayi sekecamatan wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 26,3%

10

kurang dari target 56,5%


Cakupan Kunjungan Balita pada balita di wilayah Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 67,3% melebihi target

11

52,2%
Cakupan Kunjungan Balita pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Timur periode Januari-Juli 2015 sebesar 50,7% kurang dari
target 52,2%

No

Masalah

12

Cakupan Kunjungan Balita pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan

10

10

22

Rawasai periode Januari-Juli 2015 sebesar 69,3% melebihi target 52,2%


13

Cakupan CPR (KB Aktif) pada pasangan usia subur sekecamatan wilayah
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar
51,8% melebihi target sebesar 37,9%

Total expanding score tertinggi pada program KIA terdapat pada cakupan K1, K4 pada ibu hamil, Penanganan Komplikasi Ibu
Hamil pada ibu hamil resiko tinggi, Kunjungan Nifas pada ibu nifas, KN1, Kunjungan Neonatus, Kunjungan Neonatus, Kunjungan
Bayi pada bayi, dan Cakupan CPR (KB Aktif) di seluruh wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih dengan nilai sebesar 22.

Skor Expanding scope terhadap program KIA periode Januari Juli 2015 pada
semua daftar masalah adalah 20, kecuali untuk masalah cakupan kunjungan balita
di kelurahan cempaka putih barat dan rawasari 10.
2.1.7. Feasibility
Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa
mungkin suatu masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah
kriteria kualitatif, oleh karena itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga
penilaian terhadap kriteria ini menjadi objektif.
Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah
dapat diselesaikan meliputi :
1

Rasio tenaga kerja puskesmas terhadap jumlah penduduk (Sumber Daya


Manusia). Semakin banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah
penduduk, maka kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan
semakin besar. Oleh karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga
kesehatan di setiap puskesmas kelurahan terhadap jumlah penduduk yang
menjadi sasaran program kesehatan di masing-masing wilayah puskesmas.
Kemudian ditentukan score dengan skala perbandingan sebagai berikut :
Tabel 2.8. Penentuan Score Feasibility
Range
1 : 327 1 : 739
1 : 740 1 : 1151
1 : 1152 1 : 1562
1 : 1563 1 : 1974
1 : 1975 1 : 2386
1 : 2387 1 : 2798
1 : 2799 1 : 3210
1 : 3211 1 : 3621
1 : 3622 1 : 4033
1 : 4034 1 : 4445

Score
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1

Berikut adalah rasio tenaga kesehatan di tiap puskesmas terhadap jumlah


penduduk sasaran di wilayah puskesmas tersebut :

Tabel 2.9. Scoring Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk di


Wilayah Kecamatan/Kelurahan Cempaka Putih Periode Januari Juli 2015
Puskesmas
Cempaka Putih
Timur
Cempaka Putih
Barat
Rawasari
Jumlah

Jumlah
Tenaga
Kesehatan

Jumlah
Penduduk

Perbandingan

Score

86

28.135

1 : 327

10

14

40.368

1 : 2883

6
106

26.668
95.171

1 : 4445

1
15

1. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang


dibutuhkan untuk menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu
masalah dan cakupan kegiatan tersebut. Namun, fasillitas yang
dibutuhkan oleh setiap kegiatan berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuatkan
kategori untuk fasilitas yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut.
Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua yaitu ketersediaan obat
dan ketersediaan alat. Penilaian berdasarkan ada dalam jumlah
mencukupi, ada namun kurang mencukupi dan tidak ada sama sekali.
Digolongkan tersedia bila dari kegiatan pelaksanaan program tidak ada
maasalah maka diberi nilai dua. Digolongkan kurang tidak tersedia maka
diberi nilai satu.
Tabel 2.10. Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan Di Wilayah
Puskesmas
Kecamatan / Kelurahan Cempaka Putih Periode Januari Juli 2015
Kategori
Tempat

Ketersediaan
Score
Tersedia
2
Tidak tersedia
1
Alat
Tersedia
2
Tidak tersedia
1
1. Ketersediaan dana, Scoring keterdiaan dana terhadap setiap kegiatan
puskesmas penilaian dibagi dua yaitu cukup dan kurang. Penilaian
berdasarkan wawancara dengan pemegang progran dan kepala puskesmas
tekait.

Tabel 2.11. Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan Di Puskesmas


Kecamatan / Kelurahan Cempaka Putih Periode Januari Juli 2015
Dana
Cukup
Kurang

Score
2
1

Tabel 2.13 Penentuan Score Feasibility Program KIA Terhadap Kegiatan di


Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
Periode Januari Juli 2015
No
1

Daftar Masalah
Cakupan K1 pada ibu

SD
M

Fasilitas
Tempa Oba
t

Dan
a

Total

14

14

hamil sekecamatan
wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka
Putih peiode Januari-Juli
2015 sebesar 37,7%
kurang dari target
2

sebesar 58,3%
Cakupan K4 pada ibu
hamil sekecamatan
wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka
Putih periode JanuariJuli 2015 sebesar 36,1%
kurang dari target
sebesar 56%

Tabel 2.13 Penentuan Score Feasibility Program KIA Terhadap Kegiatan


di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
Periode Januari Juli 2015 (Lanjutan)
No
3

Daftar Masalah
Cakupan Persalinan oleh

SD
M

Fasilitas
Tempa Oba

Dan
a

Total

t
2

t
2

14

14

14

Tenaga Kesehatan pada


ibu bersalin sekecamatan
wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka
Putih periode JanuariJuli 2015 sebesar 17,7%
kurang dari target
4

sebesar 56,5%
Cakupan Penanganan
Komplikasi Ibu Hamil
pada ibu hamil resiko
tinggi sekecamatan
wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka
Putih periode JanuariJuli 2015 sebesar 34,2%
kurang dari target

sebesar 55,4%
Cakupan Kunjungan
Nifas pada ibu nifas
sekecamatan wilayah
Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih periode
Januari-Juli 2015 sebesar
17,3% kurang dari target
sebesar 56%

Tabel 2.13 Penentuan Score Feasibility Program KIA Terhadap Kegiatan


di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
Periode Januari Juli 2015 (Lanjutan)
No

Daftar Masalah

Cakupan KN1 pada bayi


sekecamatan
Puskesmas

SD
M

Fasilitas
Tempa Oba

Dan
a

Total

t
2

t
2

14

14

14

wilayah
Kecamatan

Cempaka Putih periode


Januari-Juli 2015 sebesar
17,3% kurang dari target
7

sebesar 58,3%
Cakupan Kunjungan
Neonatus pada bayi
sekecamatan wilayah
Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih periode
Januari-Juli 2015 sebesar
16% kurang dari target

56%
Cakupan Penanganan
Komplikasi Neonatus
pada bayi sekecamatan
wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka
Putih periode Januari-

Juli 2015 sebesar 2,5%


kurang dari target 46,6%
9

Cakupan Kunjungan

14

Bayi pada bayi


sekecamatan wilayah
Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih periode
Januari-Juli 2015 sebesar
26,3% kurang dari target
56,5%
Tabel 2.13 Penentuan Score Feasibility Program KIA Terhadap Kegiatan di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
Periode Januari Juli 2015 (Lanjutan)
No
10

Daftar Masalah
Cakupan Kunjungan

SD
M

Fasilitas
Tempa Oba

Dan
a

Total

t
2

t
2

10

15

Balita pada balita di


wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka
Putih periode JanuariJuli 2015 sebesar 67,3%
11

melebihi target 52,2%


Cakupan Kunjungan
Balita pada balita di
wilayah Puskesmas
Kelurahan Cempaka
Putih Timur periode
Januari-Juli 2015 sebesar
50,7% kurang dari target
52,2%

12

Cakupan Kunjungan

11

14

Balita pada balita di


wilayah Puskesmas
Kelurahan Rawasai
periode Januari-Juli 2015
sebesar 69,3% melebihi
13

target 52,2%
Cakupan CPR (KB
Aktif) pada pasangan
usia subur sekecamatan
wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka
Putih periode JanuariJuli 2015 sebesar 51,8%
melebihi target sebesar

37,9%
Feasibility tertinggi pada program KIA adalah Cakupan Kunjungan Balita
di wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur periode Januari-Juli 2015
dengan nilai sebesar 15

2.1.6. Policy
Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari
suatu masalah kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap
masalah tersebut. Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa concern
pemerintah adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan
tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.
Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling
mungkin sampai ke masyarakat. Publikasi suatu isu kesehatan di media cetak
memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan penyuluhan. Maka skor
untuk Penyuluhan diberikan 1. Sedangkan untuk iklan di media cetak diberikan
nilai 2. Begitupun dengan media elektronik yang memiliki jangkauan yang lebih
luas dibandingkan dengan media cetak. Maka untuk adanya publikasi masalah
kesehatan tersebut di media elektronik diberikan nilai 3.

Tabel 2.14 Penentuan Scoring Kebijakan Pemerintah Terhadap Program


KIA di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari
Juli 2015
Parameter

Score

Tidak ada kebijakan

Ada kebijakan

Tabel 2.15 Penentuan Score Policy Terhadap Kegiatan Puskesmas di


Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari Juli 2015
Parameter

Score

Penyuluhan

Media Cetak (Poster, Majalah, Koran)

Media Elektronik (TV, radio, internet)

Tabel 2.16 Penentuan Score Policy Program KIA Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
Periode Januari Juli 2015
No
1

Masalah
Cakupan K1 pada ibu hamil sekecamatan wilayah Puskesmas

Kebijakan
Pemerintah

Publikasi
Penyuluhan

Jumlah

Media

Media

Cetak

Elektronik

Kecamatan Cempaka Putih peiode Januari-Juli 2015 sebesar 37,7%


2

kurang dari target sebesar 58,3%


Cakupan K4 pada ibu hamil sekecamatan wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 36,1%

kurang dari target sebesar 56%


Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan pada ibu bersalin
sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode

Januari-Juli 2015 sebesar 17,7% kurang dari target sebesar 56,5%


Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu Hamil pada ibu hamil resiko
tinggi sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
periode Januari-Juli 2015 sebesar 34,2% kurang dari target sebesar

55,4%
Cakupan Kunjungan Nifas pada ibu nifas sekecamatan wilayah
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015
sebesar 17,3% kurang dari target sebesar 56%

No
6

Masalah
Cakupan KN1 pada bayi sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan

Kebijakan
Pemerintah
1

Publikasi
Penyuluhan

Jumlah

Media

Media

Cetak

Elektronik

Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 17,3% kurang dari


7

target sebesar 58,3%


Cakupan Kunjungan Neonatus pada bayi sekecamatan wilayah

Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015


8

sebesar 16% kurang dari target 56%


Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bayi sekecamatan
wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli

2015 sebesar 2,5% kurang dari target 46,6%


Cakupan Kunjungan Bayi pada bayi sekecamatan wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 26,3%

10

kurang dari target 56,5%


Cakupan Kunjungan Balita pada balita di wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 67,3%

11

melebihi target 52,2%


Cakupan Kunjungan Balita pada balita di wilayah Puskesmas
Kelurahan Cempaka Putih Timur periode Januari-Juli 2015 sebesar
50,7% kurang dari target 52,2%

No
12

Masalah
Cakupan Kunjungan Balita pada balita di wilayah Puskesmas

Kebijakan
Pemerintah

Publikasi
Penyuluhan

Jumlah

Media

Media

Cetak

Elektronik

Kelurahan Rawasai periode Januari-Juli 2015 sebesar 69,3% melebihi


13

target 52,2%
Cakupan CPR (KB Aktif) pada pasangan usia subur sekecamatan
wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli

2015 sebesar 51,8% melebihi target sebesar 37,9%


Total score policy terbesar adalah sama untuk semua area masalah yaitu sebesar 7.

Tabel 2.17 Penentuan Masalah Program KIA Menurut Metode MCUA MS 1-MS 6 di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari Juli 2015
No.
1
2
3
4
5

Kriteria
Emergency
Greatest
Member
Feasibility
Expanding
Scope
Policy
Jumlah

MS1
N BN
4 20
5 20

MS2
N BN
4 20
5 20

MS3
N BN
9 45
9 36

MS4
N BN
4 20
5 20

MS5
MS6
N BN N BN
9 45 10 50
9 36 10 40

3
2

14
22

42
44

14
22

42
44

14
22

42
44

14
22

42
44

14
22

42
44

14
22

42
44

7
13
3

7
12
6

7
17
4

7
12
6

7
17
4

7
183

Bobo
t
5
4

Tabel 2.18 Penentuan Masalah Program KIA Menurut Metode MCUA MS 7-MS 13 di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari Juli 2015
No.
1
2
3
4
5

Kriteria
Emergency
Greatest
Member
Feasibility
Expanding
Scope
Policy
Jumlah
MS
MS
MS
-

Bobo
t

MS7
N

MS9

MS10
B
N
N
4 20
4 16

MS11
B
N
N
1
5
1
4

BN

BN

5 9
4 10

45 10
40 10

50
40

7
7

35
28

3 14
2 22

42 14
44 22

42 14
44 22

42
44

9
5

27 15
10 7

7
17
8

7
18
3

7
14
6

7
80

BN

MS8

BN

3
3

15
12

45 11
14 4

33 14
8 22

42
44

7
75

7
84

Cakupan K1 pada ibu hamil sekecamatan wilayah Puskesmas


kurang dari target sebesar 58,3%
Cakupan K4 pada ibu hamil sekecamatan wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 36,1%

MS13
N

Kecamatan Cempaka Putih peiode Januari-Juli 2015 sebesar 37,7%


2

MS12
B
N
N
4 20
4 16

kurang dari target sebesar 56%


Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan pada ibu bersalin
sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
periode Januari-Juli 2015 sebesar 17,7% kurang dari target sebesar

7
120

56,5%

MS
-

Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu Hamil pada ibu hamil resiko


tinggi sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
periode Januari-Juli 2015 sebesar 34,2% kurang dari target sebesar

MS
MS
-

Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015


6

sebesar 17,3% kurang dari target sebesar 56%


Cakupan KN1 pada bayi sekecamatan wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 17,3%

MS
-

MS
-

MS
-

MS
-

10

MS
-

55,4%
Cakupan Kunjungan Nifas pada ibu nifas sekecamatan wilayah

kurang dari target sebesar 58,3%


Cakupan Kunjungan Neonatus pada bayi sekecamatan wilayah
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015
sebesar 16% kurang dari target 56%
Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bayi sekecamatan
wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli
2015 sebesar 2,5% kurang dari target 46,6%
Cakupan Kunjungan Bayi pada bayi sekecamatan wilayah
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015
sebesar 26,3% kurang dari target 56,5%
Cakupan Kunjungan Balita pada balita di wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 67,3%

11

melebihi target 52,2%


Cakupan Kunjungan Balita pada balita di wilayah Puskesmas
Kelurahan Cempaka Putih Timur periode Januari-Juli 2015 sebesar

MS
-

12

MS
-

13

50,7% kurang dari target 52,2%


Cakupan Kunjungan Balita pada balita di wilayah Puskesmas
Kelurahan Rawasai periode Januari-Juli 2015 sebesar 69,3%
melebihi target 52,2%
Cakupan CPR (KB Aktif) pada pasangan usia subur sekecamatan
wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli
2015 sebesar 51,8% melebihi target sebesar 37,9%

Berdasarkan perhitungan tabel MCUA dari 13 masalah di atas didapatkan dua prioritas
masalah, yaitu :
1. Cakupan KN1 pada bayi sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
periode Januari-Juli 2015 sebesar 17,3% kurang dari target sebesar 58,3%
2. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bayi sekecamatan wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-Juli 2015 sebesar 2,5% kurang dari target
sebesar 46,6%

Gambar 2.1 Diagram Fishbone Program Kunjungan Neonatus ke-1 (KN1) pada Bayi di wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih Periode Januari-Juli 2015
Method

Material
Tidak
ada

Money

Man

Tidak adanya
ketersediaan fasilitas

Belum ada pengusulan


penambahan Tenaga
Kesehatan untuk
penanganan bayi baru
lahir

Tidak
ada

Belum diusulkan
untuk
penambahan
fasilitas

Belum ada penerimaan


NAKES baru

Kunjungan
Belum adanya
perencanaan
permintaan
NAKES ke
DINKES

Perencanaan
masih mengikuti
tahun
sebelumnya
Akses menuju
Puskesmas sulit
dan terbatas

Tidaksemua
kendaraan umum
yang melewati
Puskesmas

Lokasi puskesmas
berada di tengah tengah perumahan

Tidak menerapkan
sistem
pengkoreksian
dengan baik
Hanya
memfokuskan
pada pencatatan
program
Banyaknya program
yang dipegang oleh
1 orang pemegang
program

Pelayanan
melahirkan di
NAKESrendah

Kurang
sosialisasi ke
masyarakat

Tidak
adanya
NAKES
yang
melakukan

Kurangnya
pemahaman tenaga
kesehatan mengenai
pembagian program

Tidak
ada
masalah

Controlling

Actuating

(KN1) pada Bayi di


wilayah Puskesmas
Cempaka Putih
periode Januari-Juli
2015 sebesar 17,3%
sebesar 53,3%

Kurangnya
komunikasi
antara
pemegang
program

Organizing

Neonatus ke-1

kurang dari target

Kurangnya
kerjasama antara
pimpinan program
dan teman-teman

dengan

Environment

Cakupan Program

Planning

Gambar 2.2 Diagram Fishbone Program Penanganan Komplikasi Neonatus di seluruh wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih
Periode Januari-Juli 2015
Method

Material

Money
Tidak ada
masalah

Tidak adanya
ketersediaan fasilitas

Tidak ada
masalah

Man

Bidan tidak mampu


melakukan screening
neonatus dengan komplikasi

Belum diusulkan
untuk penambahan
fasilitas

Kurangnya pengetahuan
bidan tentang tanda
bahaya neonatus

Kurangnya
pengarahan dari
dokter tentang
komplikasi
neonatus

Perencanaan
masih mengikuti
tahun
sebelumnya

Cakupan Penanganan
Komplikasi Neonatus
di wilayah Puskesmas
Sekecamatan
Cempaka Putih

Akses menuju
Puskesmas sulit dan
terbatas
Tidak semua kendaraan
umum melewati
Puskesmas
Lokasi puskes
berada di
tengah
tengah
perumahan

Environment

Keterlambatan
merujuk pasien ke
dokter spesialis
anak

Pelaporan cakupan
tidak sama hasilnya

Pencatatan pada
2 orang yang
berbeda
Kuranganya
kerjasama pada tim
pembuat laporan
dan pencatatan

Controlling

Bidan tidak
memahami
komplikasi pada
neonatus
Ketidakmam
puan bidan
mengenali
komplikasi
pada
neonatus

Actuating

Kurangnya
pemahaman bidan
mengenai pembagian
program

Periode Januari-Juli
2015 sebesar 38,92%
kurang dari target

Kurangnya
kerjasama antara
pemegang program
dan pelaksana
program

Kurangnya
komunikasi antara
pemegang
program dan
pelaksana program

Organizing

sebesar 40%

Tidak ada
masalah

Planning

2.2 Mencari Penyebab Masalah Yang Paling Dominan


Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang paling dominan. Dari dua
prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa atau lebih
dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi dengan data
menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari akar penyebab
masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling dominan. Penyebab
masalah yang paling dominan adalah penyebab masalah yang apabila diselesaikan dapat
menyelesaikan sebagian besar permasalahan yang ada. Penentuan akar penyebab masalah
yang paling dominan adalah dengan cara diskusi, argumentasi,justifikasi dan pemahaman
program yang cukup. Di bawah ini adalah penyebab masalah yang dominan dalam
program di wilayah kerja Puskesmas Cempaka Putih.
2.2.1. Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fishbone (Diagram Tulang
Ikan) Cakupan KN1 pada bayi sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 17,3% kurang dari target sebesar 58,3%
a. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :
1. Man
Belum adanya perencanaan permintaan penambahan NAKES ke DINKES
2. Money
Tidak ada masalah
3. Material
Perencanaan masih mengikuti tahun sebelumnya
4. Method
Tidak ada masalah

b. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah :


1. Planning
Tidak ada masalah
2. Organizing
Kurang komunikasi antara pemegang program dengan pelaksana program
3. Actuating
Tidak adanya NAKES yang melakukan sosialisasi
4. Controlling
Banyaknya program yang dipegang oleh 1 orang pemegang program.
c. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan adalah:
5. Environment
Lokasi Puskesmas di tengah tengah perumahan.
2.2.2.

Kemungkinan Penyebab Masalah Dengan Menggunakan Fishbone (Diagram

Tulang Ikan) Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus di seluruh wilayah


Puskesmas Sekecamatan Cempaka Putih Periode Januari-Juli 2015 sebesar 38,92%
kurang dari target sebesar 40%
a. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :
1.
Man
Kurangnya pengarahan dari dokter tentang komplikasi neonatus.
2.
Money
Tidak ada masalah
3.
Material
Perencanaan masih mengikuti perhitungan tahun sebelumnya
4.
Method
Tidak ada masalah

b. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah :


1. Planning
Tidak ada masalah
2. Organizing
Kurangnya komunikasi antara pemegang program dan pelaksana program

3. Actuating
Ketidakmampuan bidan mengenali komplikasi pada neonatus
4. Controlling
Kurangnya kerjasama pada tim pembuat laporan dan pencatatan.
c. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan adalah:
5. Environment
Lokasi Puskesmas di tengah tengah perumahan.
2.2.3. Dari sembilan akar penyebab masalah pada Cakupan KN1 pada bayi sekecamatan
wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015, maka ditetapkan
tiga akar penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi
langsung juga pemahaman yang cukup. Tiga akar penyebab masalah yang paling dominan
tersebut adalah :
1. Belum ada perencanaan permintaan NAKES ke DINKES (Man)
2. Banyaknya program yang dipegang oleh 1 orang pemegang program (Controlling)
3. Lokasi Puskesmas di dalam perumahan (Environtment)

Dari enam akar penyebab masalah pada Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus di
seluruh wilayah Puskesmas Sekecamatan Cempaka Putih Periode Januari-Juli 2015 maka
ditetapkan tiga akar penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi,
observasi langsung juga pemahaman yang cukup. Tiga akar penyebab masalah yang paling
dominan tersebut adalah :
1.

Kurangnya pengarahan dari dokter tentang komplikasi neonatus (Man)

2.

Ketidakmampuan bidan mengenali komplikasi pada neonatus (Actuating)

3.

Lokasi Puskesmas berada di tengah tengah perumahan (Environment)

You might also like