Professional Documents
Culture Documents
Menetapkan kriteria
pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi
ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama.
B Metode Delphi
Masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama
melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi diminta untuk mengemukakan pendapat
mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang terbanyak dikemukakan pada pertemuan
tersebut menjadi prioritas masalah.
2.1.2. Scoring Technique
Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik skoring antara
lain:
A. Metode Bryant
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu :
1
Prevalence
Seriousness
Manageability
diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu sampai lima yang ditulis dari
arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas
ke bawah sesuai kolom untuk masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah
dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki
kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk
menentukan prioritas masalah yang akan diambil.
Emergency
Greatest member
Expanding scope
Feasibility
Policy
: Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fatality rate
Parameter diletakan pada kolom dan masalah masalah yang ingin dicari prioritasnya
diletakan pada baris. Pengisian dilakukan dari atas ke bawah. Hasilnya didapat dari perkalian
parameter tersebut. Masalah yang mempunyai skor tertinggi, dijadikan sebagai prioritas masalah.
Diputuskan untuk menggunakan metode MCUA karena metode ini menempatkan
parameter pada kedudukan dengan berdasarkan bobot dan memberikan hasil final score yang
objektif di mana score yang diberikan pada tiap-tiap parameter ditambahkan, lebih sederhana dan
mudah dalam penggunaannya.
Dari masalah yang didapat diberikan penilaian pada masing-masing masalah dengan
membandingkan masalah satu dengan lainnya, kemudian tiap masalah tersebut diberikan nilai.
2.1.3. Metode MCUA
Pada metode MCUA, yang menjadi kriteria penilaian untuk menentukan prioritas
masalah yaitu :
1
Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan
kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case
Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah
masalah kesehatan lain,
Greatest member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena masalah
kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka parameter yang
digunakan adalah prevalence rate. Sedangkan untuk masalah lain, maka greatest member
ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah
program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.
Expanding Scope
Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain di luar
sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa luas wilayah yang
menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak
sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.
Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin masalah
tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan sumber daya manusia
berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang
menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan tersebut.
Policy
Berhubungan dengan orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah
kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat memiliki
kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah mendukung
terselesaikannya masalah tersebut. Hal tersebut dapat dinilai dengan apakah ada seruan atau
kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan tersebut, apakah ada lembaga
atau organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah
masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.
2.1.4. Emergency
Menunjukkan besar kerugian yang timbul. Ini ditunjukkan dengan Case Fatality Rate
(CFR) masing-masing penyakit. Proxy CFR adalah suatu angka yang digunakan untuk
masalah-masalah yang tidak berhubungan dengan penyakit. Nilai proxy CFR ditentukan
berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, serta justifikasi.
Pada permasalahan ini, tujuan jangka panjang dari program kesehatan ibu dan anak
adalah untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI), angka kematian neonatus (AKN),
angka kematian bayi (AKB), dan angka kematian balita (AKABA), sehingga kelompok kami
memakai AKI, AKN, AKB, AKABA sebagai proxy. Berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia tahun 2013 :
Angka Kematian Ibu
Kemudian ditentukan score bagi nilai di atas dengan skala sebagai berikut :
Tabel 2.1. Penentuan Score Emergency
Skala
Score
(per 100.000 penduduk)
(5.500) (9.550)
(9.551) (13.600)
(13.601) (17.650)
(17.651) (21.700)
(21.701) (25.750)
(25.751) (29.800)
(29.801) (33.850)
(33.851) (37.900)
(37.901) (41.950)
(41.951) (46.000)
10
Tabel 2.2. Skoring Emergency Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan Cempaka
Putih Periode Januari Juli 2015
NO
1.
MASALAH
Targe
t
Resiko
kemati
an
Nilai
proxy
20600
Proxy AKI/
AKB/ AKN
Per
100.000
penduduk
359
37,7
58,3
20959
36,1
56
19900
359
20259
17,7
56,5
38800
359
39159
34,2
55,4
21200
359
21559
Cakupa
n
SCOR
E
hamil di wilayah
puskesmas sekecamatan
Cempaka Putih periode
Januari Juli 2015 sebesar
2.
37,7%
Cakupan K4 pada ibu
hamil di wilayah
puskesmas sekecamatan
Cempaka Putih periode
Januari Juli 2015 sebesar
36,1%
3.
4.
Cakupan penanganan
komplikasi pada ibu hamil
di wilayah puskesmas
sekecamatan Cempaka
Putih periode Januari Juli
2015 sebesar 34,2%
Tabel 2.2. Skoring Emergency Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan Cempaka
Putih Periode Januari Juli 2015
NO
5.
MASALAH
Targe
t
Resiko
kemati
an
Nilai
proxy
38700
Proxy AKI/
AKB/ AKN
Per
100.000
penduduk
359
17,3
56
39059
17,3
58,3
4100
1900
42900
10
16
56
4000
1.900
41900
2,5
46,6
44100
1.900
46000
10
Cakupa
n
SCOR
E
7.
Cakupan kunjungan
neonatus pada bayi di
wilayah puskesmas
sekecamatan Cempaka
8.
Cakupan penanganan
komplikasi neonatus pada
bayi di wilayah puskesmas
sekecamatan Cempaka
Putih periode Januari Juli
2015 sebesar 2,5%
Tabel 2.2. Skoring Emergency Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan Cempaka
Putih Periode Januari Juli 2015 (lanjutan)
Targe
t
Resiko
kemati
an
Proxy AKI/
AKB/ AKN
Per
100.000
penduduk
Nilai
proxy
NO
MASALAH
Cakupa
n
SCOR
E
9.
26,3
56,6
30300
2.300
32600
67,3
52,2
15100
4000
19100
50,7
52,2
1500
4000
5500
69,3
52,2
17100
4000
21100
51,8
37,9
13900
359
14259
wilayah puskesmas
sekecamatan Cempaka
Putih periode Januari Juli
2015 sebesar 26,3%
10.
11.
12.
13.
Cakupan KB aktif di
wilayah puskesmas
kecamatan Cempaka Putih
periode Januari Juli 2015
sebesar 51,8%
Greatest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau
penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalens. Semakin besar selisih antara target dan
cakupan maka akan semakin besar score yang didapatkan.
Tabel 2.3. Skala Score Greatest Member
Range (%)
1,5 5,76
5,77 10,02
10,03 14,28
14,29 18,54
18,55 22,8
22,81 27,06
27,07 31,32
31,33 35,58
35,59 39,84
38,85 44,1
Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Keterangan : Untuk menentukan score pada greatest member digunakan range. Range
didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan score dari satu
sampai sepuluh dengan jarak tiap range sebesar empat setengah agar mendapatkan nilai greatest
member yang bervariasi.
Tabel 2.4. Skoring Greatest Member Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari Juli 2015
No.
Indikator Program
1.
Cakupan
Target
Selisih
Score
37,7
58,3
20,6
36,1
56,5
19,9
17,7
31,7
38,8
34,2
55,4
21,2
3.
4.
Tabel 2.4. Skoring Greatest Member Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari Juli 2015 (lanjutan)
No.
5.
Indikator Program
Cakupan kunjungan nifas
pada ibu bersalin di wilayah
puskesmas sekecamatan
Cempaka Putih periode
Januari Juli 2015 sebesar
Cakupan
Target
17,3
56
Selisih
38,7
Score
9
6.
wilayah puskesmas
sekecamatan Cempaka Putih
periode Januari Juli 2015
17,3
58,3
41
10
16
56
40
10
2,5
46,6
44,1
10
7.
8.
Tabel 2.4. Skoring Greatest Member Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari Juli 2015 (lanjutan)
No.
9.
Indikator Program
Cakupan
Target
Selisih
Score
26,3
56,6
30,3
67,3
52,2
15,5
10.
wilayah puskesmas
sekecamatan Cempaka Putih
periode Januari Juli 2015
sebesar 67,3% berada di atas
11.
target 52,2%
Cakupan kunjungan balita di
wilayah puskesmas
kelurahan Cempaka Putih
Barat periode Januari Juli
50,7
52,2
1,5
69,3
52,2
17,1
51,8
37,9
13,9
13.
52,2%
Cakupan KB aktif di wilayah
puskesmas sekecamatan
Cempaka Putih periode
Januari Juli 2015 sebesar
51,8% berada di atas target
37,9%
Keterangan
Score
Score
26.668 33.518
33.519 40.369
40.370 47.219
47.220 54.069
54.070 60.920
60.921 67.770
67.771 74.620
74.621 81.470
81.471 88.321
88.322 95.171
10
Score
121,87 156,551
156,552 191,232
191,233 225,913
225,914 260,594
260,595 295,275
295,276 329,956
329,957 364,637
364,638 399,318
399,319 433,999
434 468,68
10
Tabel 2.8. Skoring Expanding Scope Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-Juli
2015
Jumlah
No
Masalah
Pengaruh
Luas Wilayah Jumlah
Penduduk
1
Cakupan K1 pada ibu hamil sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan
2
10
10
22
Cempaka Putih peiode Januari-Juli 2015 sebesar 37,7% kurang dari target
2
sebesar 58,3%
Cakupan K4 pada ibu hamil sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan
10
10
22
10
10
22
10
10
22
10
10
22
Pengaruh
Jumlah
Penduduk
Luas Wilayah
Jumlah
Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 36,1% kurang dari target
3
sebesar 56%
Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan pada ibu bersalin sekecamatan
wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015
No
Masalah
10
10
22
10
10
22
10
10
22
10
10
22
Pengaruh
Jumlah
Penduduk
Luas Wilayah
Jumlah
Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 17,3% kurang dari target
7
sebesar 58,3%
Cakupan Kunjungan Neonatus pada bayi sekecamatan wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar 16% kurang
10
11
52,2%
Cakupan Kunjungan Balita pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Timur periode Januari-Juli 2015 sebesar 50,7% kurang dari
target 52,2%
No
Masalah
12
10
10
22
Cakupan CPR (KB Aktif) pada pasangan usia subur sekecamatan wilayah
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015 sebesar
51,8% melebihi target sebesar 37,9%
Total expanding score tertinggi pada program KIA terdapat pada cakupan K1, K4 pada ibu hamil, Penanganan Komplikasi Ibu
Hamil pada ibu hamil resiko tinggi, Kunjungan Nifas pada ibu nifas, KN1, Kunjungan Neonatus, Kunjungan Neonatus, Kunjungan
Bayi pada bayi, dan Cakupan CPR (KB Aktif) di seluruh wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih dengan nilai sebesar 22.
Skor Expanding scope terhadap program KIA periode Januari Juli 2015 pada
semua daftar masalah adalah 20, kecuali untuk masalah cakupan kunjungan balita
di kelurahan cempaka putih barat dan rawasari 10.
2.1.7. Feasibility
Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa
mungkin suatu masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah
kriteria kualitatif, oleh karena itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga
penilaian terhadap kriteria ini menjadi objektif.
Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah
dapat diselesaikan meliputi :
1
Score
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Jumlah
Tenaga
Kesehatan
Jumlah
Penduduk
Perbandingan
Score
86
28.135
1 : 327
10
14
40.368
1 : 2883
6
106
26.668
95.171
1 : 4445
1
15
Ketersediaan
Score
Tersedia
2
Tidak tersedia
1
Alat
Tersedia
2
Tidak tersedia
1
1. Ketersediaan dana, Scoring keterdiaan dana terhadap setiap kegiatan
puskesmas penilaian dibagi dua yaitu cukup dan kurang. Penilaian
berdasarkan wawancara dengan pemegang progran dan kepala puskesmas
tekait.
Score
2
1
Daftar Masalah
Cakupan K1 pada ibu
SD
M
Fasilitas
Tempa Oba
t
Dan
a
Total
14
14
hamil sekecamatan
wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka
Putih peiode Januari-Juli
2015 sebesar 37,7%
kurang dari target
2
sebesar 58,3%
Cakupan K4 pada ibu
hamil sekecamatan
wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka
Putih periode JanuariJuli 2015 sebesar 36,1%
kurang dari target
sebesar 56%
Daftar Masalah
Cakupan Persalinan oleh
SD
M
Fasilitas
Tempa Oba
Dan
a
Total
t
2
t
2
14
14
14
sebesar 56,5%
Cakupan Penanganan
Komplikasi Ibu Hamil
pada ibu hamil resiko
tinggi sekecamatan
wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka
Putih periode JanuariJuli 2015 sebesar 34,2%
kurang dari target
sebesar 55,4%
Cakupan Kunjungan
Nifas pada ibu nifas
sekecamatan wilayah
Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih periode
Januari-Juli 2015 sebesar
17,3% kurang dari target
sebesar 56%
Daftar Masalah
SD
M
Fasilitas
Tempa Oba
Dan
a
Total
t
2
t
2
14
14
14
wilayah
Kecamatan
sebesar 58,3%
Cakupan Kunjungan
Neonatus pada bayi
sekecamatan wilayah
Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih periode
Januari-Juli 2015 sebesar
16% kurang dari target
56%
Cakupan Penanganan
Komplikasi Neonatus
pada bayi sekecamatan
wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka
Putih periode Januari-
Cakupan Kunjungan
14
Daftar Masalah
Cakupan Kunjungan
SD
M
Fasilitas
Tempa Oba
Dan
a
Total
t
2
t
2
10
15
12
Cakupan Kunjungan
11
14
target 52,2%
Cakupan CPR (KB
Aktif) pada pasangan
usia subur sekecamatan
wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka
Putih periode JanuariJuli 2015 sebesar 51,8%
melebihi target sebesar
37,9%
Feasibility tertinggi pada program KIA adalah Cakupan Kunjungan Balita
di wilayah Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Timur periode Januari-Juli 2015
dengan nilai sebesar 15
2.1.6. Policy
Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari
suatu masalah kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap
masalah tersebut. Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa concern
pemerintah adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan
tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.
Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling
mungkin sampai ke masyarakat. Publikasi suatu isu kesehatan di media cetak
memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan penyuluhan. Maka skor
untuk Penyuluhan diberikan 1. Sedangkan untuk iklan di media cetak diberikan
nilai 2. Begitupun dengan media elektronik yang memiliki jangkauan yang lebih
luas dibandingkan dengan media cetak. Maka untuk adanya publikasi masalah
kesehatan tersebut di media elektronik diberikan nilai 3.
Score
Ada kebijakan
Score
Penyuluhan
Tabel 2.16 Penentuan Score Policy Program KIA Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
Periode Januari Juli 2015
No
1
Masalah
Cakupan K1 pada ibu hamil sekecamatan wilayah Puskesmas
Kebijakan
Pemerintah
Publikasi
Penyuluhan
Jumlah
Media
Media
Cetak
Elektronik
55,4%
Cakupan Kunjungan Nifas pada ibu nifas sekecamatan wilayah
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015
sebesar 17,3% kurang dari target sebesar 56%
No
6
Masalah
Cakupan KN1 pada bayi sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan
Kebijakan
Pemerintah
1
Publikasi
Penyuluhan
Jumlah
Media
Media
Cetak
Elektronik
10
11
No
12
Masalah
Cakupan Kunjungan Balita pada balita di wilayah Puskesmas
Kebijakan
Pemerintah
Publikasi
Penyuluhan
Jumlah
Media
Media
Cetak
Elektronik
target 52,2%
Cakupan CPR (KB Aktif) pada pasangan usia subur sekecamatan
wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli
Tabel 2.17 Penentuan Masalah Program KIA Menurut Metode MCUA MS 1-MS 6 di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari Juli 2015
No.
1
2
3
4
5
Kriteria
Emergency
Greatest
Member
Feasibility
Expanding
Scope
Policy
Jumlah
MS1
N BN
4 20
5 20
MS2
N BN
4 20
5 20
MS3
N BN
9 45
9 36
MS4
N BN
4 20
5 20
MS5
MS6
N BN N BN
9 45 10 50
9 36 10 40
3
2
14
22
42
44
14
22
42
44
14
22
42
44
14
22
42
44
14
22
42
44
14
22
42
44
7
13
3
7
12
6
7
17
4
7
12
6
7
17
4
7
183
Bobo
t
5
4
Tabel 2.18 Penentuan Masalah Program KIA Menurut Metode MCUA MS 7-MS 13 di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari Juli 2015
No.
1
2
3
4
5
Kriteria
Emergency
Greatest
Member
Feasibility
Expanding
Scope
Policy
Jumlah
MS
MS
MS
-
Bobo
t
MS7
N
MS9
MS10
B
N
N
4 20
4 16
MS11
B
N
N
1
5
1
4
BN
BN
5 9
4 10
45 10
40 10
50
40
7
7
35
28
3 14
2 22
42 14
44 22
42 14
44 22
42
44
9
5
27 15
10 7
7
17
8
7
18
3
7
14
6
7
80
BN
MS8
BN
3
3
15
12
45 11
14 4
33 14
8 22
42
44
7
75
7
84
MS13
N
MS12
B
N
N
4 20
4 16
7
120
56,5%
MS
-
MS
MS
-
MS
-
MS
-
MS
-
MS
-
10
MS
-
55,4%
Cakupan Kunjungan Nifas pada ibu nifas sekecamatan wilayah
11
MS
-
12
MS
-
13
Berdasarkan perhitungan tabel MCUA dari 13 masalah di atas didapatkan dua prioritas
masalah, yaitu :
1. Cakupan KN1 pada bayi sekecamatan wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
periode Januari-Juli 2015 sebesar 17,3% kurang dari target sebesar 58,3%
2. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus pada bayi sekecamatan wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-Juli 2015 sebesar 2,5% kurang dari target
sebesar 46,6%
Gambar 2.1 Diagram Fishbone Program Kunjungan Neonatus ke-1 (KN1) pada Bayi di wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih Periode Januari-Juli 2015
Method
Material
Tidak
ada
Money
Man
Tidak adanya
ketersediaan fasilitas
Tidak
ada
Belum diusulkan
untuk
penambahan
fasilitas
Kunjungan
Belum adanya
perencanaan
permintaan
NAKES ke
DINKES
Perencanaan
masih mengikuti
tahun
sebelumnya
Akses menuju
Puskesmas sulit
dan terbatas
Tidaksemua
kendaraan umum
yang melewati
Puskesmas
Lokasi puskesmas
berada di tengah tengah perumahan
Tidak menerapkan
sistem
pengkoreksian
dengan baik
Hanya
memfokuskan
pada pencatatan
program
Banyaknya program
yang dipegang oleh
1 orang pemegang
program
Pelayanan
melahirkan di
NAKESrendah
Kurang
sosialisasi ke
masyarakat
Tidak
adanya
NAKES
yang
melakukan
Kurangnya
pemahaman tenaga
kesehatan mengenai
pembagian program
Tidak
ada
masalah
Controlling
Actuating
Kurangnya
komunikasi
antara
pemegang
program
Organizing
Neonatus ke-1
Kurangnya
kerjasama antara
pimpinan program
dan teman-teman
dengan
Environment
Cakupan Program
Planning
Gambar 2.2 Diagram Fishbone Program Penanganan Komplikasi Neonatus di seluruh wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih
Periode Januari-Juli 2015
Method
Material
Money
Tidak ada
masalah
Tidak adanya
ketersediaan fasilitas
Tidak ada
masalah
Man
Belum diusulkan
untuk penambahan
fasilitas
Kurangnya pengetahuan
bidan tentang tanda
bahaya neonatus
Kurangnya
pengarahan dari
dokter tentang
komplikasi
neonatus
Perencanaan
masih mengikuti
tahun
sebelumnya
Cakupan Penanganan
Komplikasi Neonatus
di wilayah Puskesmas
Sekecamatan
Cempaka Putih
Akses menuju
Puskesmas sulit dan
terbatas
Tidak semua kendaraan
umum melewati
Puskesmas
Lokasi puskes
berada di
tengah
tengah
perumahan
Environment
Keterlambatan
merujuk pasien ke
dokter spesialis
anak
Pelaporan cakupan
tidak sama hasilnya
Pencatatan pada
2 orang yang
berbeda
Kuranganya
kerjasama pada tim
pembuat laporan
dan pencatatan
Controlling
Bidan tidak
memahami
komplikasi pada
neonatus
Ketidakmam
puan bidan
mengenali
komplikasi
pada
neonatus
Actuating
Kurangnya
pemahaman bidan
mengenai pembagian
program
Periode Januari-Juli
2015 sebesar 38,92%
kurang dari target
Kurangnya
kerjasama antara
pemegang program
dan pelaksana
program
Kurangnya
komunikasi antara
pemegang
program dan
pelaksana program
Organizing
sebesar 40%
Tidak ada
masalah
Planning
3. Actuating
Ketidakmampuan bidan mengenali komplikasi pada neonatus
4. Controlling
Kurangnya kerjasama pada tim pembuat laporan dan pencatatan.
c. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan adalah:
5. Environment
Lokasi Puskesmas di tengah tengah perumahan.
2.2.3. Dari sembilan akar penyebab masalah pada Cakupan KN1 pada bayi sekecamatan
wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-Juli 2015, maka ditetapkan
tiga akar penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi
langsung juga pemahaman yang cukup. Tiga akar penyebab masalah yang paling dominan
tersebut adalah :
1. Belum ada perencanaan permintaan NAKES ke DINKES (Man)
2. Banyaknya program yang dipegang oleh 1 orang pemegang program (Controlling)
3. Lokasi Puskesmas di dalam perumahan (Environtment)
Dari enam akar penyebab masalah pada Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus di
seluruh wilayah Puskesmas Sekecamatan Cempaka Putih Periode Januari-Juli 2015 maka
ditetapkan tiga akar penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi,
observasi langsung juga pemahaman yang cukup. Tiga akar penyebab masalah yang paling
dominan tersebut adalah :
1.
2.
3.