Professional Documents
Culture Documents
Alumni jurusan TIP 2) staff pengajar jurusan TIP 3) staff pengajar jurusan TIP
Jurusan Teknologi Industri Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Brawijaya
Jl. Veteran Malang 65145
*email : s_shobirin@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian yang dilakukan adalah untuk memperoleh gambaran kelayakan pendirian pabrik feed
additive ruminansia ditinjau dari aspek teknis dan finansial. membandingkan hasil penelitian skala
laboratorium dan ganda. Dalam penelitian yang dilakukan adalah memproduksi bubuk cincau hitam
skala laboratorium dan skala ganda. Bahan yang digunakan untuk skala laboratorium sebanyak 1 kg
cincau hitam dan air sebanyak 15 liter, sedangkan skala ganda dengan bahan sebanyak 5 kg dan air
sebanyak 75 liter.
Hasil uji organoleptik yang dilakukan pada 30 orang panelis (umum) dalam sampel gel bubuk
cincau hitam pada skala laboratorium dan ganda tidak berbeda nyata baik warna, aroma, rasa,
maupun tekstur. Hasil uji proksimat yang dilakukan antara sampel bubuk cincau hitam skala
laboratorium dengan skala ganda tidak memiliki perbedaan yang signifikan pada semua parameter.
Bubuk cincau hitam pada skala ganda memiliki kadar air sebesar 12,25%, karbohidrat 43,7%, serat
kasar 5,89%, dan rendemen sebesar 16,28%.
Hasil analisis efisiensi energi proses perebusan sebesar 85,11%, penirisan sebesar 76,97%,
pemekatan sebesar 99,64%, pengeringan sebesar 99,99%, dan penggilingan sebesar 99,39%.
Kebutuhan utilitasnya antara lain kebutuhan air setiap batch sebesar 0.1 m3 dengan biaya setiap batch
sebesar Rp 220,5,untuk kebutuhan listrik setiap batch adalah 20,01 Kwh dengan biaya setiap batch
sebesar Rp 18.569,28, dan kebutuhan LPG setiap batch sebesar 30 kg sebesar Rp 234.000,00. Jadi, total
biaya proses sebesar Rp 252.789,78.
Keyword : cincau hitam, bubuk, neraca massa, neraca energi, biaya proses
ABSTRACT
The aim of this research is to compare the results of black grass jelly produced using laboratory scale and
double scale. In this research, the production from the laboratory scale is using ingredients of 1 kg black grass
jelly added with 5 litres of water, while the double scale is using 5 kg black grass jelly and 75 litres of water.
The results of organoleptic tests performed by 30 panelists (general) to the sample gels of grass black
powder produced from both of laboratory and double scale are not different significantly in color, odor, flavor,
and texture. Proximate test results conducted in both of grass black jelly powder produced in laboratory scale
and double scale also have no significant differences in all parameters. Grass black jelly powder from double
scale contains water, carbohydrate, crude fiber, and yield in the amount of 12,25 %; 43,7 %; 5,89 %; and 16,28
% respectively.
The results of the energy efficiency analysis by boiling, draining, evaporation, drying, and milling processes
are 85,11 %; 76,97 %; 99,64 %; 99,99% and 99,39% respectively. Utility needs including water needs for each
batch amounted 0.1 m3 and costed Rp 220,5 per batch, the electricity needs for each batch is 20.01 kWh and
costed Rp 18569.28 per batch, and LPG needs for each batch is 30 kg costed Rp 234,000.00, so that the total cost
spent for the process is Rp 252,789.78 .
Keyword: black grass jelly, powder, mass balance, energy balance, cost.
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan
penelitian ini mendapatkan gambaran dasar
tentang studi kelayakan pabrik feed additive
ruminansia ditinajau dari aspek teknis dan
finansial skala UKM yang menguntungkan.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari
penelitian memperoleh informasi tentang
kelayakan pabrik feed additive ruminansia skala
UKM ditinajau dari aspek tenis dan finansial.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Feed Additive
Imbuhan pakan (feed additive) adalah
setiap pakan yang tidak lazim dikonsumsi
ternak
sebagai
pakan,
yang
sengaja
ditambahkan, memiliki atau tidak nilai nutrisi,
dapat mempengaruhi karakteristik pakan atau
produk hewan. Bahan tersebut memiliki
mikroorganisme, enzim, pengatur keasaman,
mineral, vitamin, dan bahan lain tergantung
pada
tujuan
penggunaan
dan
cara
pemakaiannya. Menurut Muarni (2002),
additive adalah bahan pakan tambahan yang
diberikan pada ternak dengan tujuan untuk
meningkatkan produktivitas ternak maupun
kualitas produksi. Zat additive yang diberikan
pada ternak digolongkan menjadi 4 yaitu:
1. Vitamin tambahan
2. Mineral tambahan
3. Antibiotik
4. Anabolik (hormonal)
5. Agroindustri
Kebutuhan sapi terdiri atas kebutuhan pokok,
pertumbuhan, reproduksi dan produksi.
Sedangkan nutrien dalam pakan harus
seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan
dan komposisi tubuh ternaknya, untuk
memenuhi kuantitas maupun kualitas dari
pakan yang diberikan. Kebutuhan tersebut
meliputi kebutuhan bahan kering, TDN,
protein kasar dan mineral (Hutomo, 2012).
Menurut Umiyasih et al. (2003), pertambahan
bobot badan harian (PBBH) optimal untuk
sapi dara yaitu 0,5 kg/hari dapat tercapai
apabila jumlah pemberian bahan kering pakan
pada sapi dara adalah 3% dari berat badan.
Selanjutnya,
dinyatakan
pula
bahwa
konsentrat yang mengandung protein kasar
(PK) 12% dan total disgestible nutriens (TDN)
sebanyak 60% ideal digunakan sebagai pakan
penguat pada sapi potong dara karena selain
Mulai
Survei Pendahuluan
Perumusan Masalah
Studi Literatur
Pengumpulan Informasi dan Data
Penyusunan Proposal
Penelitian Pendahuluan
Penentuan Formula
pakan
Analisa Aspek Teknis dan Finansial
Tidak
Layak
Ya
Selesai
Tabel 4.1. Perbandingan Kandungan Feed Additive Biragro dengan SNI Konsentrat Sapi Yang
Diperbolehkan Dijual Dipasaran
No
Jenis
Pakan
SNI
Kadar
Air
Maks
(%)
Abu
PK
Maks
(%)
Min
(%)
Lemak
kasar
Maks
(%)
14
12
14
10,61
11
11,04
11,2
Afla
toksin
Maks
(g/kg)
Ca
NDF
UDP
TDN
(%)
(%)
Maks
(%)
Min
(%)
0,8 - 1,0
0,6 - 0,8
35
5,6
200
65
67,9
5,88
2,12
1,64
4,73
1,99
49,76
11,7
66,68
4,74
2,25
1,72
4,31
2,32
48,64
11
64,17
4,12
2,23
1,79
5,20
2,96
0,31
49,45
Min
(%)
Hasil
2
Uji
biragro1
Hasil
Uji
biragro2
Hasil
Uji
biragro3
C
d
Maks M
(mg/kg a
k
)
0
100 s
,
(5
0
m
,
2,45 g
0/
8k
0g
,
3,78 )
0
8
06
55,67 ,
1
3
2
Sapi
Potong
1.411.979
4.856.381
6.268.350
Sapi
Perah
Jumlah
598.564
1.821.453
2.420.017
2.010.543
6.677.834
8.687.377
Cu
0-1
1-1
0-2
pengeringan
Tunnel
dryer
60'
1 orang
0-3
Pengecilan
ukuran
Disk mill
60'
1 orang
0-4
Penimbangan
Timbangan
digital
500'
2 orang
0-5
1440'
1 orang
Pengemasan
Kegiatan
Jumlah
Waktu (menit)
Operasi
2340
Penyimpanan
2360
Hand sealer
20
Jumlah
1. Pisau
Pisau digunakan untuk memperkecil
ukuran agar bahan cepat kering dan
memeprmudah dalam penghancuran.
2. Tunnel Dryer
Tunnel
dryer
digunakan
untuk
mengeringkan bahan baku yang akan
digunakan
feed
additive
agar
memudahkan dalam penghancuran dan
bahan baku menjadi tahan lama. Tunnel
dryer yang digunakan memiliki kapasitas
6-10 kg /Loyang dengan daya listrik 300
watt dan untuk pemanasnya 2.600 watt.
3. Disk mill
Disk mill merupakan alat untuk
menggiling
suatu
bahan
dengan
perputaran rotor yang cepat. Prinsip dari
penggilingan dengan menggunakan disk
mill ini yaitu dengan cara pemukulan,
dimana produk yang digiling jatuh lalu
digiling lagi pemukul tersebut yang
digerakkan oleh rotor dan potongan
bahan yang digiling tadi saling
bertubrukan. Pengilingan ini umumnya
memiliki 3 bagian yaitu bak pengumpan,
rumah penggiling yang di dalamnya ada
alat pemukulnya, serta alat pengeluaran
(saringan). Keadaan bahan yang cocok
untuk disk mill ini yaitu bahan yang agak
keras dan rapuh, dapat juga digunakan
untuk bahan yang lebih halus atau lebih
keras dan produk berserat. Ukuran
Hand sealer
Pengemasan
Dimensi
33 x 8 x
16 cm
1.
Kelonggaran (m2)
Luas
(m2)
L
1
Fasilitas
75%
0,75
BB
25%
0,25
TK
50%
0,5
Kelonggara
(m2)
2,818
0,169
0,039
0,082
aumunium
foil
Hal
ini
sudah
diperhitungkan dari tingkat keefektifan
dari formula serta dari harga yang bisa
bersaing di pasaran. Proses pendistribusian
formula biragro mengunakan motor roda
tiga untuk konsumen di sekitar Kediri
sedangkan di luar kota mengunakan jasa
pengiriman.
3. Perencanaan Kapasitas Produksi
Kapasitas
produksi
merupakan
volume atau jumlah output yang sanggup
dihasilkan dalam satuan waktu tertentu.
Penentuan
kapasitas
produksi
ini
didasarkan atas analisa pemasaran,
ketersediaan bahan baku, kemampuan
mesin dan peralatan produksi serta
ketersediaan tenaga kerja. Permintaan feed
additive didasarkan pada populasi sapi
betina dengan umur muda sapi dewasa
yang ada di Indonesia yang dapat di lihat
pada Tabel 4.3 Kapasitas produksi yang
direncanakan
yaitu
243.247
kemasan/tahun atau sekitar 2,8% dari sapi
muda dan dewasa berjenis kelamin betina
yang ada di Indonesia. Perencanaan
kapsitas produksi konsentrat sebesar
243.247 kemasan/tahun per harinnya
berproduksi
676
kemasan
tersebut
membutuhkan bahan baku ikan teri
sebesar 75 kg/hari, kecambah 42 kg/hari,
terong 66 kg/hari dan daun katuk 11
kg/hari jumlah kebutuhan ikan teri untuk
memenuhi kapasitas produksi tersebut
dapat dipenuhi dari pasar disekitar
kecamatan Kandangan.
Industri
pakan
ruminansia
ini
direncanakan memiliki kapasitas produksi
sebesar 243.247 kemasan per tahun.
Dengan menggunakan margin keuntungan
sebesar 57 %, maka harga jual produk
ditetapkan sebesar Rp.15.000,00 per kg
perhitungan harga jual dapat dilihat pada
Lampiran 11. Margin sebesar 57%
ditetapkan dengan mempertimbangkan
harga jual produk sejenis yaitu hormon
prostaglandin sebesar Rp. 375.000,00.
Dengan margin 57%, harga jual yang
didapat masih lebih rendah dibandingkan
produk pengertak birahi sapi lain, sehingga
diharapkan
dapat
menarik
minat
konsumen. Panjangnya umur proyek
ditetapkan selama 10 tahun, atau sama
dengan umur ekonomis mesin dan
peralatan. Asumsi yang digunakan dalam
analisa finansial industri fedd additive
biragro ini adalah :
4
a.
Rp.
40.000.000,00
2. Bangunan
Rp.
39.950.000,00
Rp.
48.680.000,00
Rp.
6.000.000,00
RP.
76.762.000,00
Rp.
2.360.000,00
Rp.
15.000.000,00
Rp.
22.875.200,00
Rp.
251.627.200,00
Net B/C
Jika NPV
>0
usulan
proyek
layak
Jika Net
B/C >1
Rp.1.227.734.145
layak
layak
layak
PP<10
tahun
8
bulan
9%
layak Kenaikan
harga
bahan baku
dan input
10%
1.57
layak
layak
Rp.11.976.245
17 %
0,95
3.5
tahun
Penurunan
pendapatan
8%
Rp100.446.651
Penurunan
pendapatan
9%
Rp.40.464.286
36%
9%
1.48
0.83
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Unit pengolahan pakan tambahan sapi
yang rencananya direalisasikan di Kecamatan
Kandangan Kabupaten Kediri, memiliki
kapasitas
produksi
sebesar
243.247
kemasan/tahun dan berat perkemasan ada
yang 115, 120 serta 130 gr. Kegiatan
produksinya dilakukan setiap hari dan
menghasilkan 676 kemasan. Kebutuhan bahan
baku yang berupa ikan teri sebanyak 27.028
kg/ tahun, kecambah 5.068 kg/tahun, terong
8.108 kg/tahun dan daun katuk 1.287
kg/tahun. Alat yang digunakan dalam
pembuatan pakan ruminansia berupa tunnel
dryer, disk mill, timbangan digital, hand sealer
dan pisau. Luas ruangan yang digunakan
dalam kegiatan produksi sebesar 7.68 m2.
Proyek ini membutuhkan modal proyek
sebesar Rp. 251.672.200,00. Hasil analisis
finansial
didapatkan
beberapa
kriteria
kelayakan yaitu IRR sebesar 69% (lebih besar
dari discount rate yaitu 19.45%), perhitungan
efisiensi usaha (R/C ratio) 1,57 lebih besar dari
1, NPV sebesar Rp. 1.227.734.145,00, kemudian
tingkat pengembalian modal atau payback
period sebesar 6 bulan 8 hari dan BEP Rp.
93.631.036,04. Dilihat dari analisis sensitivitas
proyek ini masih layak dilaksanakan jika
kenaikan bahan baku tidak melebihi 9% dan
penurunan pendapatan tidak melebihi 8%.
5.2. Saran
Perlu dicari distributor daun katuk dan bahanbahan lain agar kebutuhan bahan baku
tercukupi, karena selama ini bahan baku di
pasar-pasar tradisional masih terbatas.
Daftar Pustaka
Ahmadi, Y. 2008. Kebutuhan Proses Panas di
Industri Pangan. www.foodreview.biz.
Diakses pada tanggal 4 Mei 2013.
Afrianti, Leni H. 2013. Teknologi Pengawetan
Pangan. Alfabeta. Bandung.