You are on page 1of 73

Victoria Henuhili

JurdikBio FMIPA UNY


2013

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Silabus Kultur Jaringan 2013


1.
2.

3.
4.
5.
6.

7.
8.

9.
10.
11.

Pendahuluan
Sejarah Perkemb dan prinsip dasar Kultur Jaringan
Fasilitas laboratorium kultur jaringan dan prinsip
sterilisasi
Media kultur jaringan
Pengaruh sumber eksplan terhadap pertumbuhan &
perkembangan jaringan
Teknik-teknik dalam kultur jaringan
Mikropropagasi
Kultur Embrio
Kultur jaringan untuk menghasilkan tanaman
dengan sifat baru
Fusi protoplas
Aplikasi Kultur In-vitro
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Bahan bacaan
1.

Pierik, R. L.M., 1987, In Vitro Culture of Higher

2.

George, E. F. & P. D. Sherrington, 1984, Plant

3.
4.
5.
6.

Plants

Propagation By Tissue Culture


Thorpe, T. A., 1981, Plant Tissue Culture,
methods & applications in agriculture
Hartman, H.T. dkk, 1997, Plant Propagation,
principles & practices
Wetter, L.R. & F. Constabel, 1991, Metode Kultur
Jaringan Tanaman
Daisy, P.S.H. dan Ari W., 1994, Teknik Kultur
Jaringan, pengenalan & petunjuk perbanyakan
tanaman secara vegetatif-modern
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Sejarah Perkemb. Kultur Jaringan


1838, totipotensi (Schwann & Schleiden)
1880, Julius von Sachs, didlm tnmn ada seny yg dpt mbntk organ
1902, kultur jaringan tanaman (Hamberlandt)
kultur sel-sel tanaman pada larutan hara utk hidroponik +
sukrose + asparagin ukuran sel meningkat tp gagal
membelah, hanya dpt hidup 20hari
1904, kultur embrio pada crucifera (Hannig)
1909, fusi protoplas tanaman gagal (Kuster)
1922, perkec asimbiotik biji anggrek secara in vitro (Knudson)
1922, kult organ pertama kali, uj akar kapri & jagung, dg
penambahan ekstrak yeast pd media (Kotte, Robbin)
1925, kultur embrio pd hsl persilangan interspesifik Linum (Laibach)
1929, kultur embrio Linum utk menghindari inkompatibilitas silang
1934, kultur in vitro jaringan kambium pd bbrp tanaman berkayu
menghasilkan kultur kalus pertama gagal, hanya tumbuh 6 bln,
belum ditemukan auksin (Gautheret)
1934, kultur akar tanaman tomat, berhasil (White)
1936, kultur embrio berbagai tanaman gimnospermae (LaRue)
1939, kultur kalus berkesinambungan, berhasil , dengan
menggunakan auksin(Gautheret, Nobecourt pada wortel & White
pada tembakau)
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Sejarah Perkemb Kultur Jaringan (lanjutan)


1940, kultur jaringan kambial Ulmus untuk mempelajari
pembentukan tunas adventiv (Gautheret)
1941, air kelapa (yang mengandung faktor pembelahan sel)
pertama kali dipakai pada kultur embrio Datura (van
Ovberbeek)
1941, kultur in vitro jaringan tumor crown gall (Agrobacterium
tumefaciens) (White & Braun) sel-sel dpt tumbuh membelah
pada kultur tanpa auksin
1944, kultur tembakau pertama kali utk mpelajari pembentukn
tunas adventif (Skoog)
1945, kultur ujung batang Asparagus (Loo)
1946, mengemb pertm kali mikroprpgs dr kult tunas pucuk (Ball)
1948, pembentukan tunas dan akar adventif dari tembakau, dengan
ratio auksin/adenin (Skoog & Tsui)
1950, regenerasi organ dr jar. kalus Sequoia sempervirens (Ball)
1952, menghasilkan tanaman dahlia bebas virus, dari kultur
meristem (Morel & Martin)
1952, aplikasi mikrografting pertama kalivictoria
(Morel
henuhili & Martin)
victoria@uny.ac.id

1953 , kalus haploid Ginkgo biloba melalui kultur polen


(Tulecke)
1954, monitoring perubahan kariologi & perilaku
kromosom pada kultur endosperm jagung (Strauss)
1954, tanaman pertama yg dihasilkan dari kultur sel
tunggal (Muir dkk)
1955, penemuan kinetin, hormon pembelahan sel
(Miller dkk)
1957, penemuan pengaturan pembentukan organ
(tunas & akar) melalui pengaturan ratio sitokininauksin (Skoog & Miller)
1958, Regenerasi embrio somatik secara in vitro dari
nuselus Citrus ovules (Maheshwari dan Rangaswamy)
1958, regenerasi pro-embrio dari kelompok kalus dan
suspensi sel Daucus carota (Reinert, Steward)
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Sejarah Perkemb Kultur Jaringan (lanjutan)


1959, publikasi pertamakali tentang kultur jaringan tanaman (Gautheret)
1960, fertilisasi pertama kali secara in vitro pada Papaver
rhoeas, berhasil (Kanta)
1960, degradasi enzimatik dinding srl untuk
menghasilkan protoplas (Cocking)
1960, propagasi vegetatif pa anggrek melalui kultur
meristem (Morel)
1962, medium MS (Murashige & Skoog)
1964, tanaman haploid Datura, dari kultur polen (Guha &
Maheswari)
1964, regenerasi tunas dan akar pada jaringan kalus
Populus tremuloides (Mathes)
1965, induksi pembungaan tembakau secara in vitro
(Aghion-Prat)
1967, induksi pembungaan Lunaria annua secara in vitro
melalui vernalisasi (Pierik)
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Sejarah Perkemb Kultur Jaringan (lanjutan)


1969, isolasi protoplas dari kultur suspensi Hapopappus
gracilis, berhasil (Eriksson & Jonassen)
1970, fusi protoplas, berhasil (Power dkk)
1971, tanaman pertama hasil fusi protoplas (Takebe dkk)
1972, hibridisasi interspesifik melalui fusi protoplas 2
spesies tembakau (Carlson dkk)
1976, hibridisasi interspesifik melalui fusi protoplas pada
Petunia hybrida dan Petunia parodii (Power dkk)
1978, somatik hibridisasi antara tomat dan kentang
(Melchers dkk)
1982, fusi protoplaqs melalui rangsangan elektrik
(Zimmermann)
1984, transformasi sel tanaman dengan DNA plasmid
(Paszkowski dkk)
1985, infeksi & transformasi potongan daun dengan A.
tumefaciens dan regenerasi tanaman transformasi
(Horsch dkk)
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Kultur Jaringan = Tissue Culture


Kultur = budidaya
Jaringan = sekelompok sel yg mempunyai bentuk dan
fungsi yang sama
Kultur Jaringan = membudidayakan jaringan tanaman
menjadi tanaman baru yang mempunyai sifat sama dengan
induknya

Kultur Jaringan
memelihara & menumbuhkan organ tanaman
(embrio, tunas, bunga dsb) atau jaringan tanaman
(sel, kalus, protoplast) pada kondisi aseptik
Mikropropagasi
Kultur jaringan yang tujuannya memperbanyak
tanaman
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Manfaat
1. Perbanyakan klon (sekelompok
individu/sel/jaringan yg mempunyai sifat
genetis sama)
utk tanaman-tanaman :
terancam punah
tanaman unggul
tanaman bunga yang seragam
tanaman induk
memudahkan transportasi scr besar2an
mmprbnyk tanmn yg tdk mnghslkn biji
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

2.
3.
4.
5.
6.

Pemuliaan Tanaman, melalui Fusi Protoplas


Menghasilkan Tanaman Bebas Penyakit
Menghasilkan Tanaman haploid/triploid
Menghasilkan Metabolit Sekunder
Menghasilkan tanaman yang tahan stress

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Ilmu Yang Mendasari


1. botani (embriologi & anatomi tumbuhan)
2. penyakit tumbuhan
3. fisiologi tumbuhan
4. biologi sel tumbuhan
5. genetika tumbuhan

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Ruang Lab. Kultur Jaringan


1. Ruang yang mutlak steril
(Ruang Transfer)

2. Ruangan yg tidak mutlak steril


(Ruang utk meletakkan botol
kultur )
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Ruang lain yang penting (Ruang Preparasi):


Tempat Cuci
Utk mencuci alat-alat dan bahan tanaman, dan
menyimpan peralatan setelah dicuci.
Tempat timbang dan menyimpan bahan kimia
Lemari penyimpan bahan-bahan kimia yang diperlukan
dan alat timbangan.
Tempat Pembuatan Media
Tempat utk memasak media setelah di bahan-bahan yg
diperlukan dicampur
Ruang tempat Aklimatisasi :
Untuk meletakkan planlet yang ditanam pada pot-pot
pada tahap adaptasi setelah dikeluarkan dari botol
kultur. Ruang tempat aklimatisasi hrs terkontrol,
tidak kena cahaya matahari langsung, bagian tepi
samping menggunakan paranet untuk mencegah
masuknya serangga pengganggu
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Dilengkapi dengan AC dan lampu neon


(diletakkan di atas botol kultur) yang bisa
diatur penggunaannya

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

1.

2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.

9.
10.
11.

Lemari es (penyimpanan larutan stok)


Oven (sterilisasi alat)
Timbangan analitik
Hot plate + magnetik stirer
LAF
Mikroskop
Lemari (tempat alat-alat steril)
Rak-rak kultur dengan lampu neon
Shaker
Autoclave
Gelas ukur, erlenmeyer, botol kultur, petridish,
pinset, skalpel, gunting, sprayer dll
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

1. Sterilisasi Alat
2. Sterilisasi Meja dan LAF
3. Sterilisasi Ruang Steril
4. Sterilisasi Medium
5. Memasukkan botol medium dan alat-alat ke
dalam LAF
6. Sterilisasi Eksplant
a. Kimiawi
b. Sterilisasi Fisik
c. Sterilisasi dengan
filtrasi (micropore-filter)
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

- Kultur Jaringan
memelihara & menumbuhkan sel tanaman (kalus,
protoplas) dan organ tanaman (embrio, tunas,
bunga dsb) atau jaringan tanaman (sel, kalus,
protoplast) pada kondisi aseptik atau in vitro

Kultur jaringan biasanya dilakukan untuk :


- propagasi
- modifikasi genotip (pemuliaan tanaman)
- produksi biomasa (metabolit sekunder)
- bidang penyakit tanaman
- preservasi
- penelitian ilmiah
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Prinsip dasar kultur jaringan


Teori sel (Matthias Schleiden & Theodor Schwann,
1838) : setiap sel tanaman mempunyai
kemampuan autonom, bahkan mempunyai
kemapuan totipotensi
(konsep bhw pd setiap sel, mempunyai program
genetik, dari mana sel tersebut diambil, apabila
diletakkan pada lingkungan yang sesuai akan
dapat tumbuh menjadi tanaman yang sempurna)
Syarat-syarat tersebut a.l pemilihan eksplant,
media yang cocok, perlakuan aseptik, faktor
lingkungan dll.
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Istilah-istilah dalam kultur jaringan


-

Aseptik : menumbuhkan jaringan tanaman pada kondisi


bebas kontaminasi mikroba
Disinfestasi : proses menghilangkan kontaminan
permukaan eksplat yg kemungkinan dapat tumbuh di
lingkungan kultur jaringan dan berakibat mematikan
eksplat
In vitro : kultur organ atau sel pada mediun prtmbhn yg
mengandung nutrisi, di dalam suatu wadah terbuat dari
kaca/gelas (erlenmeyer, botol kaca dsb) & dalam kondisi
lingkungan yg terkontrol
Ex vitro : menumbuhkan di luar wadah kaca, pada
lingkungan yang terkendali
Eksplant : bagian dari tanaman yang akan dikultur pada
proses mikropropagasi atau kultur jaringan

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Proliferasi : pertumbuhan yg luar biasa sel,


tunas, atau embrio mikropropagasi
Diferensiasi : pertbhn sel/ jaringan dgn fungsi
spesifik
Dediferensiasi : kembali dari sifat diferensiasi
ke non-diferensiasi atau kemampuan sel-sel
masak (mature) kembali ke kondisi
meristematik dan dan berkembang dari satu
titik pertumbuhan baru yang diikuti oleh
dediferensiasi yang mampu melakukan
reorganisasi manjadi organ baru

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Ex vitro :
menumbuhkan di luar
wadah kaca, pd lingk
yang terkendali

-Aklimatisasi : tahap proses adaptasi


planlet untuk ditumbuhkan ke kondisi
lingkungan yang terbuka

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Subkultur : proses memisahkan kultur jaringan yg sudah


tumbuh banyak (tunas-tunas mikro atau kalus) menjadi
bagian yg lebih kecil kemudian memindahkannya ke
medium yang baru
Aklimatisasi : tahap proses adaptasi planlet untuk
ditumbuhkan ke kondisi lingkungan yang terbuka
Tunas Adventif : tunas yang muncul dari tempat yg tidak
seharusnya tunas itu tumbuh, misalnya akar, daun,
bunga, atau batang yg tidak ada tunasnya
Tunas aksilar : tunas samping, atau tunas yang berasal
dari calon tunas yang terdapat pada batang
Planlet : tanaman hasil kultur jaringan, mempunyai
tunas dan akar
Kriopreservasi : penyimpanan biji atai bag vegetatif
tanaman pada temperatur yang sangat rendah , misalnya
dalam nitrogen cair -196oC
Kalus : jaringan yg aktif membelah, yg tdk mengalami
diferensiasi
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

- Organogenesis : terbentuknya organ, seperti

tunas, akar dsb


- Embriogenesis : terbentuknya embrio somatik,
yaitu embrio yang terbentuk bukan dari zigot, tapi
dari sel atau jaringan tanaman
- Habituasi : suatu fenomena
stlh beberapa kali sub kultur,
sel dapat tumbuh tanpa
penambahan hormon
- Protoplas : sel tanaman yg
sudah dihilangkan dinding selnya
- Rejuvenasi : pengembalian dari sifat sel/jaringan
dewasa ke juvenil (peremajaan)
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Kultur In vitro pada tanaman tingkat tinggi


1. Kultur meristem
2. Kultur embrio
3. Kultur biji anggrek
4. Kultur ujung tunas, eksplant, kalus, kultur
sel tunggal
5. Kultur protoplas
6. Kultur anther
7. Kultur endosperm

Kultur anther

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

- Genotip
Tanaman dikotil > tanaman monokotil
- tanaman yang mudah dikembangbiakan secara in vivo,
juga mudah secara in vitro
- sebaliknya yang bisa dilakukan secara in vitro tidak
dapat secara in vivo
(misal : menghasilkan tunas adventif secara invitro, tidak
dapat secara in vivo)
- Media
Komposisi media, zat pengatur tumbuh,
Media cair
media yg digunakan padat/cair
- Faktor Lingkungan : pH, temperatur, kelembaban, cahaya
- Ukuran Kontainer (botol kultur) : berkaitan dg konsentrasi O2, CO2 etilen, atau senyawa lainnya di ruang sisa dalam
kontainer...

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Medium kultur jaringan atau kultur in vitro dapat


berupa medium padat atau cair.
Medium ini terdiri atas :
- garam-garam anorganik berupa unsur hara
makro maupun mikro
- zat organik seperti vitamin, karbohidrat (gula),
zat pengatur tumbuh, myo-inositol, dan asamasam amino
- agar (untuk media padat)

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Keperluan garam anorganik dalam jaringan


hampir sama dengan tanaman utuh.
Setiap Tanaman memerlukan paling sedikt 16
unsur untuk pertumbuhan yang normal
Terdiri dari unsur esensiel makro dan mikro
Konsentrasi optimal dari tiap komponen untuk
mencapai kecepatan pertumbuhan yang
maksimal sangat bervariasi

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Unsur makro dibutuhkan dalam jumlah yang


cukup besar, terdiri dari :
C, H, O, N, S, P, K, Ca dan Mg
Unsur C, H dan O terrdapat di udara
Unsur N,P dan K merupakan unsur yang mutlak
harus tersedia, sedangkan unsur S, Ca dan
Mg boleh ada atau tidak, tetapi karena
fungsinya sangat mendukung pertumbuhan
jaringan, maka akan lebih baik apabila
unsur-unsur tersebut juga tersedia.
Unsur makro biasanya diberikan pada media
dalam bentuk persenyawaan
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Senyawa unsur makro yang sering


beberapa medium dasar a.l
KNO3
NH4NO3
NaNO3
CaCl2.2H2O
KCl
NH4H2PO4
Na2SO4
(NH4)2SO4
KH2PO4

dipakai pada
Ca(NO3).4H2O
MgSO4.7H2O
NaH2PO4.2H2O,
NH4Cl

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Unsur mikro seperti : Cl, B, Mo, Mn, Cu, Fe, Zn,


dan Co diperlukan dalam jumlah sedikit
Senyawa mikronutrient yang sering dipakai
adalah sbb :
MnSO4.4H2O
MnSO4.H2O
ZnSO4.7H2O
H3BO3, KI
CuSO4.5H2O
NaMoO4.2H2O
CoCl2.6H2O
FeCl3.6H2O
FeIII citrate
FeSO4.7H2O
NaFeEDTA
Na2EDTA.2H2O
Fe(SO4)3
FeIII tartrate
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Karbohidrat (gula) : sbg sumber energi utk induksi


kalus dan pertumbuhan kalus.
Myo-inositol : membantu diferensiasi dan
pertumbuhan jaringan
Vitamin : mempercepat ptumbuhan & diferensiasi
kalus. Yg sering dipakai : Thiamin-HCl, Nicotinic
acid, Biotin, Pyridoxin-HCl, Folic-acid, Adenin,
Riboflavin.
Thiamin : mempercepat pembelahan sel pada
meristem akar
Ascorbic acid : mencegah browning (pencoklatan
pd permukaan irisan jaringan krn reaksi oksidasi
senyawa polyphenol menjadi quinon yg berwarna
coklat)
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Asam amino : merupakan sumber N organik yg


lebih cepat dapat diserap drpd N anorg di
dalam medium yang sama
Yang sering dipakai : L-arginin, L-aspartic acid,
L-cystein, L-glutamine, L-asparagin, Lmethionin, L-tyrosin, Glycine
Zat Pengatur Tumbuh : ZPT sangat diperlukan
sbg komponen medium. Tanpa ZPT
pertumbuhan eksplan sangat lambat atau sama
sekali tidak tumbuh
Dua golongan ZPT yang sangat penting dalam
kultur in vitro adalah : Auksin dan Sitokinin
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Auksin yang sering digunakan adalah :


2,4-D, IAA, NAA, dan IBA
2,4-D paling efektif utk menginduksi
pembelahan sel dan pembentukan kalus
NAA dan 2,4-D lebih stabil dibandingkan IAA,
yaitu tidak mudah terurai oleh enzim-enzim
yg dikeluarkan oleh sel atau karena
pemanasan pada saat proses sterilisasi
IAA : mudah rusak oleh cahaya dan oksidasi
ensimatik

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Sitokinin : berperan dlm pengaturan pembelahan sel


dan morfogenesis
Sitokinin yang banyak dipakai adalah : Kinetin dan
Benzylaminopurin (BAP)
Kinetin dan auksin memberikan pengaruh interaksi
terhadap diferensiasi jaringan.
Giberellin : berperan dalam pembesaran dan
pembelahan sel, juga pada pembentukan akar.
Penggunaan giberellin dpt meningkatkan jumlah
auksin endogen
Giberellin dalam bentuk larutan mudah rusak dan
kehilangan sifatnya sebagai zpt pada perlakuan
temperatur tinggi
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Sitokinin pada media menyebabkan pertumbuhan


tunas ( kiri, 5M BA), tetapi pada konsentrasi yang
berlebihan (kanan, 20 M BA) dapat menghambat
pertumbuhan memanjang
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Garam-garam anorganik dan zat organik dapat dibuat


dalam bentuk larutan stok yang kemudian disimpan
di almari es
Larutan stok adalah larutan dalam bentuk pekat
(biasanya 100x konsentrasi).
Larutan stok makro dibuat dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari beberapa senyawa kimia, yang
pada waktu penyampuran tidak menyebab-kan
adanya endapan.
Larutan stok lain adalah untuk : unsur hara mikro,
hormon, vitamin, iron (besi), zat pengatur tumbuh.
Pembuatan larutan stok ini utk menghindari
kesalahan penimbangan karena kebutuhan berat
yang sangat kecil
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan


larutan stok :
1. Larutan stok yang terlalu pekat akan
mengalami pengendapan pd wkt disimpan,
shg perlu dilakukan pemanasan dulu
sebelum dipakai
2. Larutan stok yg tkontaminasi
mikroorganisme tidak dapat digunakan lagi

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Ekstrak substansi organik yang banyak


ditambahkan pada media kultur in vitro adalah :
ekstrak yeast
ekstrak malt
air kelapa muda
endosperm jagung
juice orange
juice tomat
ekstrak kalpri
ekstrak pisang

Penggunaan substansi organik ini jangan terlalu


tinggi karena dapat merugikan pertumbuhan
sel. Harus dilakukan pengujian pendahuluan
Substansi organik komplek ini mempunyai
kelemahan yaitu tidak konsisten kadarnya dan
tidak diketahui pasti komposisinya
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

pH tertentu diperlukan untuk pertumbuhan


jaringan tanaman agar tidak mengganggu
fungsi membran sel dan pH sitoplasma
pH medium kultur jaringan biasanya berkisar
antara 4,8 5,6, dan perlu dipertahankan
tidak berubah selama medium digunakan

Pengaturan pH bisa dilakukan menggunakan :


NaOH atau KOH atau HCl pada waktu semua
komponen sudah dicampur
Penggunaan Fe, KH2PO4 atau K2HPO4 dapat
mempertahankan pH mediun stabil
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Bahan pemadat yang sering digunakan adalah


agar-agar 7 10 gr/liter. Bahan pemadat lain
(jarang digunakan) adlh gelrite yang lebih bening
dibandingkan agar-agar. Penggunaannya lebih
sedikit yaitu 2 gr/liter
Kelemahan penggunaan bahan pemadat :
1. hanya sebagian eksplant yg kontak dg
medium
2. terjadi gradient nutrisi yg tdk sama
3. mobilitas zat hara menjadi kurang baik dan
srg terjadi akumulasi zat-zat toksik yg
dikeluarkan oleh eksplant
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Beberapa macam medium dasar yg namanya


sesuai dengan penemunya :
1. MS (Murashige dan Skoog) : untuk hampir
semua tanaman terutama tanaman herba
2. B5 atau Gamborg : untuk kultur suspensi
sel kedele, alfafa, dan legume
3. White : mengandung garam mineral dengan
konsentrasi rendah. Untuk kultur akar.
4. Vacin and Went (VW) : untuk kultur jaringan
anggrek
5. Nitsch dan Nitsch : untuk kultur tepungsari
dan kultur sel
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

6.
7.
8.
9.

Schenk and Hildebrandt : untuk kultur


jaringan tanaman monokotil
Woody Plant Medium (WPM) : untuk kultur
jaringan tanaman berkayu
N6 : untuk tanaman serealia, terutama padi
NP (New Phalaenopsis) : untuk kultur anggrek

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Sumber Eksplan
Bagian yang aktif membelah (jaringan
meristem)
- mengandung hormon
(jaringan dewasa hanya menambah ukuran
volume, tidak ada penambahan sel, karena
tidak membelah)

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Sumber Eksplant dapat diambil dari


1. Tanaman dewasa
Kelemahannya :
- Sterilisasi harus cermat karena diambil dari
lapangan
- Sering menyebabkan browning (tanaman
dewasa sering mengeluarkan senyawa
phenol, yang apabila terkena oksigen dari
udara akan menghasilkan senyawa phenolik
eksplan coklat mati
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Browning menyebabkan warna kecoklatan pada

dasar kalus dan medium (kiri). Menambahkan anti


oksidant pada medium (tengah) atau arang aktif
/charcoal (kanan) akan mengurangi browning dan
memperbaiki pertumbuhan tunas
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

2. Tanaman Hasil Cangkokan yang ke tiga


(Cangkokan ke tiga ditanam di rumah kaca)
3. Tanaman seedling
- Untuk tanaman keras, bibit bisa diperoleh
dari buah/biji yang masak di pohon induk, atau
dari balai benih (mengapa?)
- biji/umbi yg akan dipakai sumber eksplan
ditanam di pot, di rumah kaca
- embrio dapat langsung ditanam in-vitro

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Macam-macam Eksplant
Pucuk, daun, cabang, petiol, akar, biji, tunas
(yang masih baru, atau masih terselubung),
kambium, embrio, meristem apikal,
kotiledon, hipokotil, buah, bakal buah
diambil dari organ tanaman yang seragam
secara morofologi, tersusun dari 1 tipe sel

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Eksplan yang dapat diambil


dari tanaman anggrek

Phalaenopsis

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

eksplant tangkai bunga Phalaenopsis

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Dendrobium
keiki

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Cymbidium

Vanda

Cymbidium

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Cattleya

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Pengaruh Sumber Eksplan terhadap


pertumbuhan & perkembangan
1. Genotip
Tanaman dikotil > tanaman monokotil
Tanaman kelompok Gymnospermae juvenil
- tanaman yang mudah dikembangbiakan
secara in vivo, juga mudah secara in vitro
- sebaliknya yang bisa dilakukan secara in
vitro tidak dapat secara in vivo
(misal : menghasilkan tunas adventif secara
invitro, tidak dapat secara in vivo)

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Tanaman yg mudah
berakar pd wkt
diperbanyak dengan
stek, biasanya mudah
mengalami rejuvenasi
pd wkt proses kultur in
vitro
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

2. Umur Tanaman
Jaringan embrionik mempunyai kemampuan
regenerasi lebih besar, misal : biji & embrio
Makin tua umur tanaman, kemampuan
regenerasinya makin menurun

Rejuvenasi (peremajaan tanaman), dapat


menghasilkan tunas-tunas yang dapat
dipakai sebagai sumber eksplan

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Eksplant dr tan. dewasa (kiri) tunas pendek tdk


dapat tumbuh memanjang, eksplant dr tan. fase
juvenil (kanan) tunas tumbuh memanjang
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

3. Umur Jaringan atau Organ


Jaringan muda dan masih lunak (tidak berkayu)
lebih mudah dikultur dibandingkan jaringan
yang lebih tua pada tanaman berkayu.
Isolasi potongan petiole yang masih sangat
muda lebih mudah regenerasi dibandingkan
yang muda

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

4. Tahap Fisiologis
Eksplan yang diambil pada tahap vegetatif lebih
mudah mengalami regenerasi secara in vitro
dibanding diambil pada tahap generatif
(kecuali tanaman yang disebut pada no 3 di
atas)
(termasuk juga pada umbi, yang akan
dipakai sebagai eksplan)

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

5. Kesehatan tanaman
Eksplant yang diambil dari tanaman yang sehat
akan tumbuh lebih baik selama in vitro
6. Pengaruh Musim
Musim, mempengaruhi baik buruknya
pertumbuh-an eksplan ada kaitan dengan
cadangan makanan yg tersimpan, dormansi,
pertumbuhan dsb
7. Kondisi Pertumbuhan
Tanaman yang tumbuh di rumah kaca, mengalami
etiolasi baik dipakai sumber eksplan
(mengapa?)
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

8. Posisi eksplant pada tanaman


- makin tinggi posisi sumber aksplan pada
pohon, kemungkinan terbentuknya akar
adventif makin rendah
9. Ukuran Eksplant
Ukuran eksplan yang lebih besar lebih mudah
tumbuh & regenerasi, karena persediaan
cadangan makanan yang dimilikki (pada
umbi)
kadang2 menyebabkan nutrisi pada media
tidak berpengaruh
Pada kultur jaringan tertentu, diperlukan
ukuran eksplan yg kecil untuk diperoleh
pertumbuhan yg diinginkan (misal pd kultur
meristem)
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

10. Pelukaan
Luas pelukaan pada eksplant mempengaruhi
pertumbuhan jumlah nutrisi yang dapat
diserap dan peningkatan produksi etilen
11. Metode inokulasi
Letak eksplant yg diletakkan terbalik (apolar)
eksplan batang yg ditanam apolar,
pertumbuhan akar adventif dan tunas lebih
mudah dan cepat, dibandingkan ditumbuhkan
spt biasa lazimnya.

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

12. Pengaruh pemeliharaan


Kalus yang diletakkan di tengah-tengah
populasi sel, akan mengeluarkan substansi
ke medium yang akan memberi pengaruh
positif pada pembelahan sel
13. Preparasi
Mempersiapkan tanaman yang akan dipakai
sebagai sumber eksplan
- perlakuan hormon atau nutrisi (dengan
cara penyemprotan, injeksi, perendaman
dsb), untuk menghasilkan eksplan yg dapat
tumbuh baik

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

preparasi eksplan
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

Masalah pada kultur in vitro


1. Hiperhidrisiti (vitrivikasi)
planlet tampak sukulent, transparant
tidak berkembang
Disebabkan karena : konsentrasi agar yang
rendah, konsentrasi ammonium yang tinggi
2. Internal patogen
3. Senyawa phenol (browning)
4. Nekrosis tunas pucuk (kekurangan
kalsium)
5. Proliferasi jaringan
6. Habituasi
victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

habituasi

vitrivikasi

nekrosis tunas pucuk

victoria henuhili
victoria@uny.ac.id

You might also like