You are on page 1of 4

FRAKSINASI EKSTRAK BUAH KEBEN (Barringtonia asiatica)

Putri Amalia Kirana, 230210130037


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, Jatinangor
Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21, Jatinangor, Jawa Barat 45363
Kirana_amalia@yahoo.com

ABSTRAK
Keben atau Barringtonia asiatica merupakan tumbuhan yang melimpah di Indonesia,
namun belum banyak pemanfaatannya. Fraksinasi adalah proses pemisahan suatu kuantitas
tertentu dari campuran (padat, cair, terlarut) yang dibagi dalam beberapa jumlah kecil (fraksi)
komposisi perubahan menurut kelandaian. Praktikum kali ini metode yang digunakan adakah
ekstraksi dengan cara fraksinasi. Praktikum ini dilakukan di Laboraturium Bioteknologi
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Tujuan dari praktikum ini adalah
praktikum kali ini adalah memisahkan golongan golongan senyawa pada tumbuhan hingga
diperoleh zat murni menggunakan metode corong pisah.
Kata kunci : Barringtonia asiatica, fraksinasi

ABSTRACT
Keben or Barringtonia asiatica is a plant that is abundant in
Indonesia, but not much use. Fractionation is the process of separating a
certain quantity of a mixture (solid, liquid, dissolved) which is divided into
several small amount (fraction) composition changes according to the
flatness. Practicum this time is there any extraction method used by
fractionation. This lab is done in Laboratory of Biotechnology Fisheries and
Marine Sciences, University of Padjadjaran. The purpose of this lab is a lab
this time is to separate the classes - classes of compounds in plants to
obtain pure substances using a separating funnel.
Keywords: Barringtonia asiatica, fractionation

PENDAHULUAN
Keben atau Barringtonia asiatica
merupakan tumbuhan yang melimpah di
Indonesia,
namun
belum
banyak
pemanfaatannya. Dalam hal pemanfaatan
sumber daya hayati yang melimpah di
Indonesia, perlu dilakukan pembelajaran
kepada generasi muda, khususnya
mahasiswa untuk dapat melakukan
pemanfaatan.
Fraksinasi adalah proses pemisahan
suatu kuantitas tertentu dari campuran
(padat, cair, terlarut) yang dibagi dalam
beberapa jumlah kecil (fraksi) komposisi
perubahan
menurut
kelandaian.
Pembagian/ pemisahan ini berdasarkan
berat/ bobot tiap fraksi. Fraksi yang lebih
berat akan ada di paling dasar sedangkan
fraksi paling ringan berada di atas.
Tujuan dilakukannya praktikum
kali ini adalah memisahkan golongan
golongan senyawa pada tumbuhan hingga
diperoleh zat murni menggunakan metode
corong pisah dan juga pemisahan
komponen
senyawa
berdasarkan
kepolaran.
BAHAN DAN METODE
Alat alat yang digunakan pada
praktikum kali ini adalah rotary
evaporator, corong pisah, botol vial, pipet
tetes dan gelas ukur.
Bahan yang digunakan pada
praktikum kali ini adalah ekstrak buah
keben (Barringtonia asiatica) dan juga
dengan berbagai pelarut menurut tingkat
kepolarannya yaitu n-heksan, etil asetat
dan n-butanol.
Metode yang digunakan pada
praktikum kali ini menggunakan metode
fraksinasi bertingkat. Fraksinasi bertingkat
biasanya diawali dengan pelarut yang

kurang polar dan dilanjutkan dengan


pelarut yang lebih polar. Tingkat poaritas
pelarut bisa ditentukan melalui nilai
konstanta dielektrik pelarut.
Diawali dengan 1gram ekstrak
yang kemudian ditambahkan dengan 100
ml aquades lalu keduanya dicampurkan.
Pastikan keduanya tercampur. Pelarut yang
pertama digunakan adalah n-heksan karena
n-heksan meupakan pelarut nonpolar
dimana fraksinasi dilakukan berdasarkan
tingkat kepolaran. Kemudian dilanjutkan
dengan etil asetat lalu n-butanol masing
masing sebanyak 100 ml. Dari ketinganya
didapatkan fraksi n-heksan, fraksi etil
asetat dan fraksi n-butanol dimana
setelahnya diuapkan di rotary evaporator
dengan suhu 40 C - 50 C.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang didapatkan dari fraksinasi
bertingkat ekstrak buah keben yang
kelompok kami dapat dengan berat sampel
awal 1,0188 gram menggunakan pelarut nheksan, etil asetat dan n-butanol dihasilkan
volume filtrat 97 ml, 94 ml, 120 ml.
Tabel 1. Hasil Fraksinasi Kelompok 3
Berat
Pelarut
Warna
Volume
Sampel
Fraksi
Fraksi
1,0188g n-heksan Bening
97 ml
1,0188g Etil
Agak
94 ml
asetat
keruh
1,0188g Butanol Bening
120 ml

Shift

Tabel 2. Hasil Fraksinasi Seluruh


Kelompok
Pelarut
Volume Berat
Filtrat
Fraksi
(ml)
(gram)
n394
1,9831
heksan
Etil
409
1,4579
asetat
Butanol
355
n397
7,4014

heksan
Etil
asetat
Butanol
nheksan
Etil
asetat
Butanol

349

1,3890

485

405

9,927

349

1,3020

499

Tabel diatas menunjukan hasil


fraksinasi dari seluruh kelompok. Dapat
dilihat pada tabel diatas Shift 1
mendapatkan hasil yaitu volume filtrat dan
berat fraksi masing masing etil asetat
sebesar 409 ml dan 1.4579 gram, n-heksan
sebesar 394 ml dan 1.9831 gram dan nbutanol sebesar 355 ml.
Sedangkan pada shift 2 diperoleh
hasil etil asetat sebesar 349 ml dan 1.3890
gram, n-heksan sebesar 397 ml dan 7,4014
dan n-butanol sebesar 485 ml. shift 3
memperoleh hasil etil asetat sebesar 349
ml dan 1.3020 gram, n-heksan 405 ml dan
9.9277 gram dan n-butanol sebesar 499 ml.
Perolehan senyawa kimia ini
didasarkan pada kesamaan sifat kepolaran
terhadap pelarut yang digunakan dimana
pelarut polar akan melarutkan solute yang
polar begitu pula pada pelarut non-polar
(like dissolve like).
Tidak adanya berat fraksi dari
butanol disebabkan karena titik didih
butanol yang mencapai 117 C yang berati
titik didihnya melebihi titik didih air.
Dimana rotary evaporator menggunakan
air pada proses penguapannya sehingga
jika ada penguapan maka iu adalah air
bukan butanol. N-heksan dan etil asetat
mempunyai titik didih dibawah titik didih
air sehingga berat fraksi n-heksan dan etil
asetat dapat diketahui.
Berat fraksi yang ada pada pelarut
n-heksan cukup tinggi ini bisa disebabkan
karena faktor dari pengocokan yang hanya
mengutamakan 2 fase yang terbentuk.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan yang didapat dari
praktikum fraksinasi adalah fraksinasi
dipengaruhi
oleh
beberapa
faktor.
Diantaranya suhu, lama pengocokan dan
waktu. Suhu yang berhubungan dengan
titik didih berpengaruh terhadap berat
fraksi yang muncul. Jika titik didih pelarut
melebihi titik didih air seperti butanol
makan bisa menyebabkan berat fraksi
tidak dapat diketahui. Namun jika pelarut
mempunyai nilai titik didih dibawah titik
air maka berat fraksi dapat diketaui.
DAFTAR PUSTAKA
Firdausi

ismawati. 2015. Fraksinasi


Ekstrak Metanol Daun Mangga
Katsuri, Universitas Brawijaya

Sudjadi. 1986. Metode Pemisahan. UGM


Press. Yogyakarta

LAMPIRAN

Gambar 3. Pemisahan 2 fraksi antara


pelarut dan ekstrak

Gambar 1. Ekstrak buah keben

Gambar 2. Proses pengocokan pelarut


dengan sampel

You might also like