You are on page 1of 6

LBM 3

IMUNODEFISIENSI
STEP 1
Saliva:air liur/sekret jernih yg kental mengandung basa dr kelenjar parotidea
sub maxilaris sub lingularis dan kelenjar mukosa kecil mulut lainnya.(dorland)
Swab vagina:pengambilan lapisan mukosa vagina untuk melakukan
pemeriksaan bakteriologi.
Pembesaran kelenjar limfe multiple:pembesaran kelenjar limfe lebih dari satu
tempat.
Skrening p24:mencari inti polipeptida berupa p24 yg membungkus RNA
Pemeriksaan Elisa(enzim linked immunosorbent assay):mencari antibodi dlm
darah + antibody kemudian dicuci + antigen kemudian dicuci.kemudian
menambahkan enzim shg menimbulkan prubahan warna yg menandakan
keberadaan antibodi.
Pneumonia:radang pada paru-paru
Injektion drug :penggunaan obat-obatan yg dimasukkan kedalam tubuh
melalui injeksi.
STEP 2
IMUNODEFISIENSI
Pengertian
Pengaturan imun
Mekanisme
Faktor yg berpengaruh
Gambaran umum
Pembagian dan Contoh penyakit
Pemeriksaan lab dan penunjang
Zat-zat mediator dan imuno medulator respon imun
Farmakologi obat obatan imuno stimulan
HIV/AIDS
Gejala dan tanda
Patogenesis
Cara penularan
Penegakan diagnosis
Pemeriksaan lab dan penunjang
Penata laksanaan
Farmakologi obat-obatan stimulan imunologi anti histamin dan anti inflamasi.

STEP 3
IMUNODEFISIENSI
Pengertian:menurunnya/gagalnya fungsi salah satu atau lebih komponen sel
imun.

Pengaturan imun: imuno potensiasi,toleransi,imuno supresi dan imuno


kompromice
Mekanisme:
penurunan dr leukosit < 500 mmk shg menimbulkan sepsis.
Makrofag yg berperan sgt penting mengalami defisiensi shg
mengakibatkan tdk resisten thd mikroorganisme piogenik.
CD8+ terdefisiensi shg mengakibatkan gangguan sitolisis dan
mengakibatkan pada sitokin T helper 1 tdk bs mengsekresi interferon
shg tidak resisten terhadap virus.
CD4+ untuk deferiansiasi berbagai sel imun rusak.
Faktor yg berpengaruh:
Gambaran umum
Pembagian dan Contoh penyakit
Pemeriksaan lab dan penunjang
Zat-zat mediator dan imuno medulator respon imun
Farmakologi obat obatan imuno stimulan

HIV/AIDS
Gejala dan tanda
Patogenesis
Cara penularan
Penegakan diagnosis
Pemeriksaan lab dan penunjang
Penata laksanaan
Farmakologi obat-obatan stimulan imunologi anti histamin dan anti inflamasi.

STEP 4
STEP 5 ( LI)
IMUNODEFISIENSI
Pengertian:menurunnya/gagalnya fungsi salah satu atau lebih komponen sel
imun.
Pengaturan imun: imuno potensiasi,toleransi,imuno supresi dan imuno
kompromice
Mekanisme:
penurunan dr leukosit < 500 mmk shg menimbulkan sepsis.
Makrofag yg berperan sgt penting mengalami defisiensi shg
mengakibatkan tdk resisten thd mikroorganisme piogenik.
CD8+ terdefisiensi shg mengakibatkan gangguan sitolisis dan
mengakibatkan pada sitokin T helper 1 tdk bs mengsekresi interferon
shg tidak resisten terhadap virus.
CD4+ untuk deferiansiasi berbagai sel imun rusak.
Faktor yg berpengaruh:
Gambaran umum
Pembagian dan Contoh penyakit
Pemeriksaan lab dan penunjang
Zat-zat mediator dan imuno medulator respon imun

Farmakologi obat obatan imuno stimulan

HIV/AIDS
Gejala dan tanda
Patogenesis
Cara penularan
Penegakan diagnosis
Pemeriksaan lab dan penunjang
Penata laksanaan
Farmakologi obat-obatan stimulan imunologi anti histamin dan anti inflamasi.

STEP 6 (BELAJAR MANDIRI)


STEP 7
IMUNODEFISIENSI
Pengertian:menurunnya/gagalnya fungsi salah satu atau lebih komponen sel
imun.
Pengertian : Menurunya respon imun atau gangguan yang di tandai dengan
kurangnya respon imun.
Diklasifikasikan sbg antibodi (sel B), selluler (sel T), atau kombinasi
immunodefisiensi/penyakit disfungsi fagositik.
Kamus Kedokteran Dorlan,ed 29 EGC
Pengaturan imun: imuno potensiasi,toleransi,imuno supresi dan imuno
kompromice
Mekanisme:
penurunan dr leukosit < 500 mmk shg menimbulkan sepsis.
Makrofag yg berperan sgt penting mengalami defisiensi shg
mengakibatkan tdk resisten thd mikroorganisme piogenik.
CD8+ terdefisiensi shg mengakibatkan gangguan sitolisis dan
mengakibatkan pada sitokin T helper 1 tdk bs mengsekresi interferon
shg tidak resisten terhadap virus.
CD4+ untuk deferiansiasi berbagai sel imun rusak.
Faktor yg berpengaruh:
Gambaran umum
Pembagian dan Contoh penyakit
Defisiensi

Sel B : infeksi bakteri rekuren seperti otitis media, pneumonia


rekuren

Sel T : kerentanan meningkat terhadap virus, jamur dan


protozoa

Fagosit : infeksi sistemik oleh bakteri yang dalam keadaan


biasa mempunyai virulensi rendah, infeksi bkteri piogenik

Komplemen : infeksi bakteri, autoimunitas


Fungsi yang berlebihan

Sel B : gamopati monoklonal

Sel T : kelebihan sel Ts yang menimbulkan infeksi dan penyakit


limfoproliferatif

Fagosit : hipersensitivitas, beberapa penyakit autoimun

Komplemen : edem angioneurotik akibat tidak adanya inhibitor


esterase C1
Pemeriksaan lab dan penunjang
Zat-zat mediator dan imuno medulator respon imun
Farmakologi obat obatan imuno stimulan

HIV/AIDS
Gejala dan tanda
secara klinis dibagi dalam 4 tingkat klinis :
A. tingkat klinis 1 ( asimtomatik / limfadenopati generalisata persisten / LGP )
1. tanpa gejala sama sekali
2. LGP
Pd tingkat ini penderita belum mengalami kelainan dan dapat
melkukan aktivitas normal
B. tingkat klinis 2 ( dini )
1. penurunan berat badan kurang dari 10 %
2. kelainan mulut dan kulit yg ringan , misalnya dermatitis seboroik ,
prurigo
Onikomikosis , ulkus pd mulut yg berulang dan keilitis angularis
3. herpes zoster yg timbul pd 5 th terakhir .
4. infeksi saluran nafas bagian atas berulang missal sinusitis .
C. tingkat klinis 3 ( menengah )
penurunan berat badan > 10 %
diare kronik lebih dari satu bulan , tanpa diketahui sebabnya.
demam yg tidak diketahui sebabnya selama lebih dari satu bulan ,
hilang
Timbul maupun terus menerus
kandidosis mulut
bercak putih berambut dimulut ( hairy leukoplakia ).
TBC paru setahun terakhir
infeksi bakteri berat , misalnya pneumonia .
D. tingkat klinis 4 ( lanjut )
berat badan turun > 10 % dan diare kronik tanpa diketahui
penyebabnya selama > satu bulan atau kelemahan kronik dan
demam tanpa diketahui penyebabnya > 1 bulan
pneumonia pneumocystis carinii
toksoplasmosis otak
kriptokokosis dg diare > 1 bulan
kriptokokosis diluar paru
infeksi sitomegalo virus pd organ tubuh kecuali limpa, hati, atau
kelenjar getah bening
infeksi virus herpes simpleks di muko kutan lebih dari satu bulan
atau di alat dalam ( viseral )lamanya tak dibatasi .

mikosis apa saja ( misalnya histoplasmosis ,koksidiodomikosis )


yg
endemik , menyerang banyak organ tubuh ( diseminata )
kandidosis esofagus ,trakea, bronkus , atau paru
mikrobakteriosis atipik diseminata.
Septikemia salmonela non tifoid .
TBC diluar paru
Limfoma
Sarkoma kaposi
Ensefalopati HIV , sesuai kriteria CDC , yakni gangguan kognitif
dan motorikyg mengganggu aktivitas sehari hari , progresif
sesudah beberapa minggu atau bulan , tanpa dapat ditemukan
penyebab lain kecuali HIV .
Ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi 4 2006 FK UI
Patogenesis
Cara penularan
Penegakan diagnosis
Gejala mayor : berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
Diare khronis lebih dari 1 bulan
Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis.
Gejala minor
Batuk menetap lebih dari 1 bulan
Gangguan kulit pada seluruh tubuh
Herpes zoster berulang
Herpes simpleks kronis
Pembesaran kelenjar limpa
Infeksi jamur pada alat kelamin wanita
Jamur di sekitar mulut
2 GEJALA MAYOR + 1 GEJALA MINOR + LAB ( + ) = AIDS
(http://www.dinkes-dki.go.id/penyakit.html)
Pemeriksaan lab dan penunjang
Penata laksanaan
terapi anti retrovirus yang sangat aktif :
golongan inhibitor reverse transcriptase nukleosida ( NRTI )
zidovudin contoh ( ZDV, retrovir )
didanosin contoh : ( ddl , videx )
zalsitabin contoh : ( d4T , zerit )
lamivudin contoh : ( epivir )
abacavir contoh : ( ziagen )
golongan inhibitor reverse transcriptase nonnukleosida ( NNRTI )
nevirapin contah ( viramune )
delavirdin contoh ( rescriptor )
efavirenz contoh ( sustiva )

golongan inhibitor proteinase ( PI )


indinavir contoh crixivan
ritonavir contoh norvir
nelvinafir contoh ( viracept )
sakuinafir contoh ( invirase , fortofase )
amprenavir contoh ( agenetase )
lopinavir contoh ( kaletra )
mekanisme kerja :
menghambat reverse transcriptase HIV sehingga Pertumbuhan rantai
DNA dan replikasi HIV terhenti
menghambat transkripsi RNA HIV menjadi DNA , suatu langkah
penting dalam proses replikasi virus.
Menghambat protease HIV , yg mencegah pemtangan virus HIV
infeksiosa .
patofisiologi silvia edisi 6 tahun 2005 jilid 1 komplikasi
Farmakologi obat-obatan stimulan imunologi anti histamin dan anti inflamasi.

You might also like