Professional Documents
Culture Documents
IMUNODEFISIENSI
STEP 1
Saliva:air liur/sekret jernih yg kental mengandung basa dr kelenjar parotidea
sub maxilaris sub lingularis dan kelenjar mukosa kecil mulut lainnya.(dorland)
Swab vagina:pengambilan lapisan mukosa vagina untuk melakukan
pemeriksaan bakteriologi.
Pembesaran kelenjar limfe multiple:pembesaran kelenjar limfe lebih dari satu
tempat.
Skrening p24:mencari inti polipeptida berupa p24 yg membungkus RNA
Pemeriksaan Elisa(enzim linked immunosorbent assay):mencari antibodi dlm
darah + antibody kemudian dicuci + antigen kemudian dicuci.kemudian
menambahkan enzim shg menimbulkan prubahan warna yg menandakan
keberadaan antibodi.
Pneumonia:radang pada paru-paru
Injektion drug :penggunaan obat-obatan yg dimasukkan kedalam tubuh
melalui injeksi.
STEP 2
IMUNODEFISIENSI
Pengertian
Pengaturan imun
Mekanisme
Faktor yg berpengaruh
Gambaran umum
Pembagian dan Contoh penyakit
Pemeriksaan lab dan penunjang
Zat-zat mediator dan imuno medulator respon imun
Farmakologi obat obatan imuno stimulan
HIV/AIDS
Gejala dan tanda
Patogenesis
Cara penularan
Penegakan diagnosis
Pemeriksaan lab dan penunjang
Penata laksanaan
Farmakologi obat-obatan stimulan imunologi anti histamin dan anti inflamasi.
STEP 3
IMUNODEFISIENSI
Pengertian:menurunnya/gagalnya fungsi salah satu atau lebih komponen sel
imun.
HIV/AIDS
Gejala dan tanda
Patogenesis
Cara penularan
Penegakan diagnosis
Pemeriksaan lab dan penunjang
Penata laksanaan
Farmakologi obat-obatan stimulan imunologi anti histamin dan anti inflamasi.
STEP 4
STEP 5 ( LI)
IMUNODEFISIENSI
Pengertian:menurunnya/gagalnya fungsi salah satu atau lebih komponen sel
imun.
Pengaturan imun: imuno potensiasi,toleransi,imuno supresi dan imuno
kompromice
Mekanisme:
penurunan dr leukosit < 500 mmk shg menimbulkan sepsis.
Makrofag yg berperan sgt penting mengalami defisiensi shg
mengakibatkan tdk resisten thd mikroorganisme piogenik.
CD8+ terdefisiensi shg mengakibatkan gangguan sitolisis dan
mengakibatkan pada sitokin T helper 1 tdk bs mengsekresi interferon
shg tidak resisten terhadap virus.
CD4+ untuk deferiansiasi berbagai sel imun rusak.
Faktor yg berpengaruh:
Gambaran umum
Pembagian dan Contoh penyakit
Pemeriksaan lab dan penunjang
Zat-zat mediator dan imuno medulator respon imun
HIV/AIDS
Gejala dan tanda
Patogenesis
Cara penularan
Penegakan diagnosis
Pemeriksaan lab dan penunjang
Penata laksanaan
Farmakologi obat-obatan stimulan imunologi anti histamin dan anti inflamasi.
HIV/AIDS
Gejala dan tanda
secara klinis dibagi dalam 4 tingkat klinis :
A. tingkat klinis 1 ( asimtomatik / limfadenopati generalisata persisten / LGP )
1. tanpa gejala sama sekali
2. LGP
Pd tingkat ini penderita belum mengalami kelainan dan dapat
melkukan aktivitas normal
B. tingkat klinis 2 ( dini )
1. penurunan berat badan kurang dari 10 %
2. kelainan mulut dan kulit yg ringan , misalnya dermatitis seboroik ,
prurigo
Onikomikosis , ulkus pd mulut yg berulang dan keilitis angularis
3. herpes zoster yg timbul pd 5 th terakhir .
4. infeksi saluran nafas bagian atas berulang missal sinusitis .
C. tingkat klinis 3 ( menengah )
penurunan berat badan > 10 %
diare kronik lebih dari satu bulan , tanpa diketahui sebabnya.
demam yg tidak diketahui sebabnya selama lebih dari satu bulan ,
hilang
Timbul maupun terus menerus
kandidosis mulut
bercak putih berambut dimulut ( hairy leukoplakia ).
TBC paru setahun terakhir
infeksi bakteri berat , misalnya pneumonia .
D. tingkat klinis 4 ( lanjut )
berat badan turun > 10 % dan diare kronik tanpa diketahui
penyebabnya selama > satu bulan atau kelemahan kronik dan
demam tanpa diketahui penyebabnya > 1 bulan
pneumonia pneumocystis carinii
toksoplasmosis otak
kriptokokosis dg diare > 1 bulan
kriptokokosis diluar paru
infeksi sitomegalo virus pd organ tubuh kecuali limpa, hati, atau
kelenjar getah bening
infeksi virus herpes simpleks di muko kutan lebih dari satu bulan
atau di alat dalam ( viseral )lamanya tak dibatasi .