You are on page 1of 9

1.

Pendahuluan
Umumnya material angkutan sedimen berasal dari Daerah Aliran Sungai (DAS) dan
dari palung sungai itu sendiri.
Berdasarkan mekanisme pergerakannya angkutan sedimen dibedakan atas:
Angkutan sedimen melayang/sedimen suspensi, merupakan partikel sedimen
yang bergerak melayang didalam air dan terbawa oleh aliran sungai
Angkutan sedimen dasar/Bed load, merupakan pertikel sedimen yang bergerak
tidak jauh dari dasar sungai dan bergerak secara bergeser, merayap,
menggelinding atau meloncat.
Pengukuran sedimen suspensi bertujuan agar supaya dapat menentukan konsentrasi
sedimen dan kuantitas angkutan sedimen persatuan waktu pada suatu lokasi dan
waktu tertentu, dan dapat menentukan besarnya endapan dalam hubungannya dengan
angkutan sedimen tersebut. Pengukuran sedimen suspensi dilakukan dengan cara
mengambil sampel/contoh air dan membawa ke laboratorium untuk dapat diketahui
konsentrasi sedimen dalam satuan mg/liter atau ppm (part per million), selain itu
dalam analisa laboratorium dapat diketahui Berat Jenis (BD) dan besaran ukuran butir.
Untuk dapat mengetahui kandungan sedimen (dalam satuan ton/hari) maka selain data
hasil pemeriksaan laboratorium pada saat yang bersamaan perlu dilakukan
pengukuran debit/aliran sungai.

2. Pemilihan Lokasi Pengambilan Sample


Lokasi pengambilan sedimen sebaiknya sama dengan lokasi pengukuran debit pada
pos duga air atau mengikuti persyaratan sbb:
a) Pada lokasi disekitar pos duga air dimana tidak ada perubahan profil melintang
yang menyolok, penambahan atau pengurangan debit aliran sungai.
b) Profil sungai tidak menunjukan indikasi dalam waktu dekat akan pindah atau
berubah
c) Distribusi garis aliran merata dan tidak ada aliran yang berputar, sebaiknya aliran
tidak terbagi-bagi karena ada batu-batu besar.
d) Aliran tidak terganggu akibat sampah atau tanaman air,

e) Tidak terletak pada lokasi dimana terjadi peninggian muka air akibat pengaruh arus
pasang surut air laut.
f) Tidak terletak pada atau dekat dengan lokasi pertemuan sungai atau disekitar
lokasi bangunan pengairan
g) Tidak terletak pada lokasi yang terpengaruh oleh adanya aliran lahar/air terjun.
h) Sebaiknya profil melintang sungai dapat menampung debit aliran sungai pada saat
banjir (tidak meluap keatas bantaran sungai).

3. Cara Pengambilan Sample Sedimen Suspensi


Jumlah sampel sedimen suspensi yang harus dikumpulkan pada waktu tertentu harus
direncanakan dengan baik terutama persiapan yang perlu dilakukan mengingat kondisi
lapangan dan keselamatan kerja.
Sebaiknya pengambilan sampel sedimen suspensi dilakukan pada saat banjir atau pada
saat debit tinggi.
Gambar 1 Pengambilan sampel sedimen suspensi

Gambar 2 Sedimen grabber

3.1 Point Integrated


Cara ini dimaksudkan untuk mendapatkan konsentrasi sedimen pada suatu titik dari
suatu vertikal/raai. Umumnya cara ini dilakukan pada sungai yang lebar dan dengan
penyebaran konsentrasi sedimen yang bervariasi.
Pelaksanaan kegiatan dilapangan
a) Rencanakan pada penampang melintang sungai berapa jumlah vertikal/raai
pengukuran yang akan dilakukan.

b) Sebaiknya jarak antara raai adalah sama, agar supaya konsentrasi sedimen dan
kecepatan aliran pada masing-masing raai yang berdekatan mempunyai perbedaan
yang kecil.
c) Dalam satu raai, pengambilan sampel sedimen dilakukan pada beberapa titik
kedalaman dengan mengunakan alat integrated sampler.
d) Perlu pengukuran kecepatan aliran disetiap titik pengambilan sampel sedimen
untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk mengambil sampel sedimen.
3.2 Depth Intergreted
Pengambilan sampel sedimen dengan cara ini adalah untuk mengetahui kadar sedimen
rata-rata untuk satu vertikal/rai. Pelaksanaan pengambilan dengan cara ini adalah
menggerakkan (menurunkan atau menaikan) alat pengambil sedimen dari atas
permukaan air sampai mancapai dasar sungai dan menaikkan kembali hingga
mencapai permukaan air kembali harus dengan kecepatan gerak alat yang sama.
Waktu yang diperlukan untuk menurunkan dan menaikkan alat pengambil sampel
ditentukan berdasarkan kecepatan aliran rata-rata pada lokasi pengambilan sampel
sedimen dan Nosel yang dipasang pada alat tersebut.
Gambar 3 Hubungan antara lamanya waktu pengisian botol sampel dengan
kecepatan alairan rata-rata serta ukuran diameter

Dengan cara ini maka pada setiap vertikal/raai, sampel suspensi ditampung dalam satu
(1) botol.
3.2.1 Metode Pengambilan Sampel
A) Equal Discharge Increment (EDI)
Dalam metode ini penampang sungai dibagi atas beberapa bagian (sub-penampang)
dimana setiap bagian ini harus mempunyai debit aliran yang sama.
Pengambilan sampel sedimen perlu dilaksanakan pada bagian tengah dari setiap subpenampang tersebut seperti terlihat dalam gambar 4 dibawah ini.
Gambar 4 Pengambilan sampel sedimen dengan cara EDI

Misalnya pada setiap sub-penampang direncanakan menampung 25 % dari total debit


(atau akan dilakukan pengambilan sampel sedimen pada empat vertikal), maka
pengambilan sedimen harus dilaksanakan pada vertikal yang mempunyai besar aliran
kumulatif sebesar 12 %, 38%, 62%, dan 88%
Bilamana akan dilakukan pengambilan tiga (3) sampel maka pengambilan sampel
sedimen dilakukan pada vertikal yang mempunyai besar aliran kumulatif sebesar 1/6,
3/6 dan 5/6 dari debit total pada penampang tersebut.
Dalam gambar ini terlihat bahwa:
W1 W2 W3 Wn
Q1 = Q2 = Q3 = Qn
V1 V2 V3 .. Vn
Keterangan:
W : jarak antara vertikal
Q : debit per segmen
V : volume sampel sedimen ( misalnya berkisar antara 350-400 ml)
B) Equal Width Increment (EWI)
Dalam metode ini penampang sungai dibagi atas beberapa bagian dimana setiap
bagian mempunyai jarak yang sama satu sama lainnya seperti terlihat dalam gambar
11.5 dibawah ini.

Jumlah vertikal ditetapkan berdasarkan kondisi aliran dan sedimen serta tingkat
ketelitian yang diinginkan.
Lokasi pengambilan sampel sedimen ditentukan dengan cara rata-rata tengah.
Misalnya:

Lebar sungai adalah 53 m, Jumlah vertikal ditetapkan 10 buah

Maka jarak vertikal diambil setiap 5 m


Dengan demikian maka lokasi pengukuran adalah pada raai yang terletak pada
meteran: 2.5, 7.5, 12.5, 17.5, 22.5, 27.5, 32.5, 37.5, 42.5, 47.5
Dalam gambar ini terlihat bahwa:
W1 = W2 = W3 = Wn
Q1 Q2 Q3 Qn
V1 V2 V3 .. Vn
Keterangan:
W : jarak antara vertikal
Q : debit per segmen
V : volume sampel sedimen ( misalnya berkisar antara 350-400 ml)
3.2.2 Pelaksanaan kegiatan dilapangan
a) Rencanakan pada penampang melintang sungai berapa jumlah vertikal/raai
pengukuran yang akan dilakukan.
b) Tetapkan metode mana yang akan dilakukan (EDI atau EWI)
c) Bilamana akan dilakukan dengan cara EDI maka, terlebih dahulu perlu di hitung
debit kumulatif dari masing-masing raai.
d) Sedangkan bilamana digunakan metode EWI, debit kumulatif tidak perlu
dilakukan dilapangan pada saat pelaksanaan pengambilan sampel sedimen.
e) Data kecepatan aliran rata-rata pada lokasi/raai pengambilan sample sedimen
perlu diketahui.
f) Rencanakan noise sedimen agar dapat menentukan berapa lama alat pengambil
sedimen (sediment sampler) perlu diturunkan atau dinaikan.
g) Berdasarkan grafik pada gambar 11.3 maka dapat diketahui waktu yang
diperlukan.

h)

Cara pelaksanaan pengambilan sampel sedimen adalah sbb:


Turunkan alat sampai mencapai dasar sungai.
Pasang stopwatch dan alat dinaikkan.
Kecepatan menaikkan alat harus sama dari dasar sampai mencapai permukaan
air.
Tepat pada waktu yang ditetapkan, alat harus sudah berada tepat diatas
permukaan air.
Bilamana hal ini tidak tercapai, maka pengambilan sampel sedimen harus
diulangi

4. Perhitungan Kandungan Sedimen


Pengambilan sampel sedimen sebaiknya dilakukan secara bersamaan dengan kegiatan
pengukuran debit dan setiap sampel sedimen harus dikirim ke laboratorium untuk di
analisa.
Data lapangan yang diperoleh adalah data debit sebagai hasil pengukuran langsung
dan data konsentrasi sedimen diperoleh dari berdasarkan hasil analisa sedimen
dilaboratorium.
Nilai kandungan sedimen diperoleh berdasarkan hasil perkalian konsentrasi sedimen
dengan debit, dan dapat dirumuskan sbb:
Qs = k Cs Qw
Keterangan:
Qs : Debit sedimen (ton/hari)
Cs : Konsentrasi sedimen (mg/l)
Qw : Debit (m3/dt)
k

: faktor konversi yaitu 0.0864

Konsentrasi sedimen suspensi (Cs) umumnya ditulis dalam mg/l atau dalam satuan
part per million (ppm).

Untuk mendapatkan nilai konsentrasi dalam mg/l maka nilai konsentrasi dalam satuan
ppm sebagai hasil analisa dari laboratorium harus dikoreksi dengan nilai c
Tabel Faktor konversi c (mengkonversi satuan ppm menjadi mg/l)
Konsentrasi (ppm) c
Konsentrasi
c
(ppm)
0 15900
1.00 322000
1.26
341000
16000 46800
1.02 342000
1.28
361000
46900 76500
1.04 362000
1.30
380000
76600 105000 1.06 381000
1.32
399000
106000 133000 1.08 400000
1.34
416000
134000 159000 1.10 417000
1.36
434000
160000 185000 1.12 435000
1.38
451000
186000 210000 1.14 452000
1.40
467000
211000 233000 1.16 468000
1.42
483000
234000 256000 1.18 484000
1.44
498000
257000 279000 1.20 499000
1.46
514000
280000 300000 1.22 515000
1.48
528000
301000 321000 1.24 529000
1.50
542000
4.1 Perhitungan kandungan sedimen yang diambil dengan cara point
integrated
Pada setiap raai/vertikal dibuat grafik kecepatan aliran, konsentrasi sedimen dan
perhitungan unit kandungan sedimen seperti digambarkan pada gambar berikut.

Gambar Diagram kecepatan dan kandungan sedimen dalam satu vertikal

Besarnya kandungan sedimen (Us) dari masing-masing raai/vertikal dihitung dengan


rumus:
Us = k x V x Cs (mg/dt/ m2)
Keterangan:
V

: Kecepatan aliran (m/dt)

Cs : Konsentrasi sedimen (mg/l)


k

:1

Besarnya kandungan sedimen (As) dihitung dengan rumus:


As = Rs x d x b x 0.000864 (ton/hari)
Keterangan:
Rs : nilai kandungan sedimen rata-rata (mg/dt/m2)
d

: kedalaman aliran (m)

: lebar atau jarak antar raai (m)

Kandungan sedimen total dari suatu penampang adalah penjumlahan dari nilai As
tersebut diatas.
4.2 Perhitungan kandungan sedimen yang diambil dengan cara depth
integrated
Prinsip perhitungan sama diatas.

5. Pembuatan Garis Lengkung Sedimen


Berdasarkan data lapangan hasil pengukuran sedimen yaitu data debit dan kandungan
sedimen suspensi total maka dibuat garis hubungan antara debit dan kandungan
sedimen total.
Pembuatan garis hubungan antara debit dan kandungan sedimen dapat dilakukan
dengan cara yang sama seperti membuat garis lengung debit/aliran.
Contoh hasil pembuatan garis lengkung sedimen dapat dilihat dalam gambar

You might also like