You are on page 1of 16

Clinical Science Session

Gangguan Anxietas
A-I
Irga Dirgahayu
Citra Aulia Dini
Oky Frizky P
Faradina Nabila I

Definisi
Kecemasan adalah respon terhadap situasi
tertentu yang mengancam, dan merupakan
hal yang normal terjadi menyertai
perkembangan, perubahan, pengalaman baru,
atau yang belum pernah dilakukan, serta
dalam menemukan identitas diri dan arti
hidup.

Epidemiologi
onset

pada masa dewasa awal


atau pertengahan
Perempuan > laki-laki

Etiologi
1.

Faktor Genetik

Etiologi
2. Faktor Biokimia

Etiologi
3. Faktor Psikologis dan Sosial

Patofisiologi

PPDGJ-III
F40.0 Agorafobia
Semua kriteria di bawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti:
Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul harus
merupakan manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan
sekunder dari gejala-gejala lain seperti misalnya waham atau
pikiran obsesif;
Anxietas yang timbul harus terbatas pada (terutama terjadi
dalam hubungan dengan) setidaknya dua dari situasi berikut:
banyak orang/ keramaian, tempat umum, berpergian ke luar
rumah dan berpergian sendiri; dan
Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala
yang menonjol (penderita menjadi house bound).
Karakter kelima: F40.00 = tanpa gangguan panik
F40.01 = dengan gangguan panik

PPDGJ-III

F40.1 Fobia Sosial


Semua kriteria di bawah ini harus dipenuhi untuk
diagnosis pasti:
Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul
harus merupakan manifestasi primer dari anxietasnya
dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti
misalnya waham atau pikiran obsesif;
Anxietas harus mendominasi atau terbatas pada situasi
sosial tertentu (outside the family circle); dan
Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan
gejala yang menonjol.
Bila terlalu sulit membedakan antara fobia sosial dengan
agorafobia, hendaknya digunakan diagnosis agorafobia.

PPDGJ-III
F40.2 Fobia Khas (Terisolasi)
Semua kriteria di bawah ini harus dipenuhi untuk
diagnosis pasti:
Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul
harus merupakan manifestasi primer dari anxietasnya
dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti
misalnya waham atau pikiran obsesif;
Anxietas harus terbatas pada adanya objek atau situasi
fobik tertentu (highly specific situations); dan
Situasi fobik tersebut sedapat mungkin dihindarinya.
Pada fobia khas ini umumnya tidak ada gejala psikiatrik
lain, tidak seperti halnya agorafobia dan fobia sosial.

PPDGJ-III
F41.0 Gangguan Panik (Anxietas Paroksismal Episodik)
Gangguan panik baru ditegakkan sebagai doagnosis utama
bila tidak ditemukan adanya gangguan anxietas fobik.
Untuk diagnosis pasti, harus ditentukan adanya beberapa kali
serangan anxietas berat dalam masa kira-kira satu bulan:
Pada keadaan-keadaan di mana sebenarnya secara objektif
tidak ada bahaya;
Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang
dapat diduga sebelumnya;
Dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala-gejala anxietas
pada periode di antara serangan-serangan panik (meskipun
demikian, umumnya dapat terjadi juga anxietas antisipatorik).

PPDGJ-III
F41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh
Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer
yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu
sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol
pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya free floating
atau mengambang).
Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:
Pada anak-anak seing terlihat adanya kebutuhan berlebihan
untuk ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keuahn somatik
berulang yang menonjol.
Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk
beberapa hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis
utama gangguan anxietas menyeluruh, selama hal tersebut tidak
memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif, gangguan
anxietas fobik, gangguan panik, atau gangguan obsesif-kompulsif.

PPDGJ-III

F41.2 Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi


Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, di mana masingmasing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk
menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala
otonomik harus ditemukan walaupun tidak terus-menerus disamping
rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan.
Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka
harus dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau
gangguan anxietas fobik.
Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk
menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut
harus dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat
digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu
diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan.
Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stres kehidupan yang
jelas, maka harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian.

PPDGJ-III

F41.3 Gangguan Anxietas Campuran Lainnya


Memenuhi kriteria gangguan anxietas menyeluruh
dan juga menunjukkan (meskipun hanya dalam
jangka pendek) ciri-ciri yang menonjol dari kategori
gangguan F40-F49, akan tetapi tidak memenuhi
kriterianya secara lengkap.
Bila gejala-gejala yang memenuhi kriteria dari
kelompok gangguan ini terjadi dalam kaitan
dengan perubahan atau stres kehidupan yang
bermakna, maka dimasukkan dalam kategori F43.2
gangguan penyesuaian.

Farmakoterapi
Penggolongan Antianxietas
Benzodiazepine:
Diazepam
Chlordiazepoxide
Lorazepam
Clobazam
Bromazepam
Alprazolam
Non-benzodiazepine
Sulpiride
Buspirone
Hydroxyzine

Farmakoterapi (2)
Efek samping yang dapat terjadi yaitu:
sedasi serasa mengantuk, kewaspadaan berkurang
karena psikomotor menurun, kemampuan kognitif
melemah
relaksasi otot, rasa lemas, cepat lelah
potensi menimbulkan ketergantungan lebih rendah
daripada narkotika
penghentian obat secara mendadak akan
menimbulkan gejala putus obat mengakibatkan
pasien menjadi irritable, bingung, gelisah, insomnia,
tremor, palpitasi, keringat dingin, konvulsi, dll.

You might also like