Professional Documents
Culture Documents
Definisi
Dermatitis seboroik (DS) merupakan salah satu bentuk dermatosis yang paling
sering ditemukan, khususnya pada bayi. Kondisi ini dikarakterisasi oleh plak
eritema, serta sisik (scaling) yang muncul di area dimana kelenjar sebaseus sangat
aktif, seperti wajah dan kulit kepala, area presternal, serta kulit di area seboroik
(Gambar x.x) (Wolff K, Johnson RA, dan Saavedra AP, 2013).
Perjalanan
patogenesisnya
penyakit
ini
sendiri
belum
melibatkan
inflamasi
sepenuhnya
kronis,
dipahami.
hanya
Beberapa
saja,
peneliti
insidensi puncaknya adalah pada dekade ketiga hingga keempat masa kehidupan.
Adapun Estimasi prevalensi untuk populasi lanjut usia secara konsisten lebih
tinggi
dibandingkan
estimasi
prevalensi
pada
populasi
secara
umum
oleh
obat-obatan
neuroleptik
dengan
efek
ekstrapiramidal
beberapa minggu atau bulan. Dalam suatu studi prospektif, bayi dengan dermatitis
seboroik diperiksa kembali 10 tahun kemudian. Secara keseluruhan, 85%
dinyatakan bebas penyakit kulit pada saat follow up, 8% lainnya dinyatakan
menderita DS persisten, namun demikian, hubungan antara dermatitis seboroik
pada bayi dan dewasa masih belum jelas hingga saat ini. Sebagai tambahan, 6%
anak
pada
studi
ini
kemudian
didiagosis
dengan
atopik
dermatitis,
Dermatitis Seboroik
Biasanya 3 bulan pertama
Dermatitis Atopik
Setelah 3 bulan pertama
Perjalanan
kehidupan
Sembuh dengan sendirinya,
kehidupan
Berespon terhadap terapi,
penyakit
Distribusi
popok
Pruritus
Jarang
Biasa muncul
Diadaptasi dari Williams ML. Differential diagnosis of seborrheic dermatitis.
Pediatr Rev. 1986;7(7):205.
Tatalaksana untuk dermatitis seboroik pada bayi didasarkan pada usia pasien
dan penyebaran penyakitnya. Pendekatan terapeutik yang dilakukan pada kulit
kepala umumnya konservatif. Pada kasus ringan, emollient seperti petrolatum
putih atau minyak mineral dapat digunakan untuk melembutkan lesi sisik,
sehingga sisik tersebut dapat dilepaskan saat disikat secara lembut. Lapisan kerak
yang terbentuk direndam setiap malam menggunakan minyak hangat, yang
kemudian dicuci di pagi hari. Sampo bayi (sebaiknya yang kandungannya tidak
iritatif) dapat digunakan pada awal terapi, jika menyikat sisik dengan sikat gigi
bayi ingin dilakukan. Jika sampo sejenis itu tidak membantu, dapat digunakan
sampo dengan kandungan ketokonazol 2%. Sampo dengan kandungan coal tar
sebaiknya dihindari mengingat kandungan tersebut memiliki efek karsinogenesis.
Krim pelembab dengan kandungan kortikosteroid dapat digunakan untuk
meringankan lesi eritema pada kulit kepala. Sampo yang mengandung asam salisil
tidak boleh digunakan, mengingat dermatitis seboroik pada anak merupakan
kontraindikasi penggunaan sampo tersebut. Penggunaan sampo ini pada kasus DS
akan meningkatkan absorbsi perkutaneus, dan hal ini dapat memicu asidosis serta
salisilism. Dermatitis seboroik yang terbentuk di area intertriginus sebaiknya
ditangani dengan perawatan kulit secara lembut yang disertai pengobatan topikal.
Penggunaan ketokonazol topikal atau nistatin tergolong aman, khususnya bila
dikombinasikan dengan kortikosteroid topikal (OConnor NR dan McLaughin
MR, 2008; Elish D, Silverberg NB, 2006).