Professional Documents
Culture Documents
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
NURUL KHOMARIYAH
NIM 2011122010442
:
Artinya :
"Tidaklah seorang anak terlahir melainkan dalam keadaan fitrah, kedua
orangtuanyalah yeng merubahnya menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi;
seperti hewan yang sehat dan tidak cacat melahirkan yang sehat, apakah
kalian mendapatkannya (melahirkan turunan) yang cacat." Dalam suatu
riwayat,"Hingga kamulah yang menjadikannya cacat."
Hadist ini menyatakan bahwa orangtua merupakan pemeran utama dalam
mendidik anak-anaknya. Perilaku anak sangat bergantung kepada pendidikan,
pengarahan, dan bimbingan orangtua. Seorang anak kecil yang belum mengerti
apa-apa ibarat sebuah kertas putih yang diatasnya bisa kita bubuhkan coretan
apapun yang kita mau. Para orangtua mempunyai tanggung jawab penuh atas
pendidikan anak-anaknya. Orangtua menjadi suri tauladan bagi anak-anaknya
dilingkungan keluarga dalam berbagai hal dari mulai ibadah, ucapan, sikap,
prilaku hingga etika sehari-hari. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan
yang pertama bagi anak-anak, karena dalam keluarga anak-anak pertama kali
akan mendapatkan bimbingan ibadah terutama ibadah shalat. Keluarga juga
1Al-Maghribi bin as-Said al-Maghribi, Begini Seharusnya Mendidik Anak (Jakarta: Darul Haq,
2004), 137.
akan sangat efektif bagi pembentukan pribadi anak. Anak lebih senang pada
contoh gerakan-gerakan dibandingkan dengan contoh-contoh verbal. Pada
masa ini kebiasaan dan pembiasaan pada anak sangat penting bagi keberhasilan
pendidikan bukan hanya terbatas pada massalah shalat saja, tapi juga masalahmasalah yang lain.
Rasulullah SAW memerintahkan agar para orangtua menyuruh anakanaknya
mengerjakan
shalat
tatkala
berumur
tujuh
tahun.
Sabda
RasulullahSAW4:
() .)
ibadah
shalat
kepada
anak-anaknya
sedini
mungkin
agar
setelahmereka dewasa nanti, benar-benar terampil dalam hal shalat itu dalam
segala seluk beluknya.
Ketika usianya mulai masuk sekolah atau bersekolah sampai usia dua belas
tahun, lebih dari delapan puluh persen (80%) waktunya dihabiskan juga dalam
komunitas keluarga. Oleh karena itu orangtua memiliki kewajiban untuk terus
mengarahkan dan membimbing anak-anaknya tentang tata cara shalat mulai
dari rukunnya, syaratnya, waktunya dan hal-hal yang merusak shalat, serta
membiasakan diri untuk mengerjakan shalat fardhu. Ajaklah anak pergi
kemasjid untuk shalat fardhu berjamaah dan mendengarkan ceramah-ceramah
agama. Pendidikan ibadah shalat pada masa ini dilakukan dengan penuh
4Moh. Rifai, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2010), 33.
...
Artinya : " dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah
dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar".(QS. Al-Ankabut (29) : 45).
Amalan yang pertama kali dihisab Allah pada hari kiamat adalah ibadah
shalat, dan shalat merupakan cermin sikap dan penentu nasib kehidupan
seseorang di dunia dan di akhirat. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW
yang dikutip dari HM. Masykuri Abdurrahman7:
,
,
Artinya: "Perkara yang pertama kali dihisab dari seorang hamba padahari
kiamat adalah shalat, jika shalatnya baik maka akan baik seluruh
amalnya,jika shalatnya rusak maka akan rusak seluruh amalnya". (HR.
Bukhori Muslim)
Shalat sebagai sarana untuk membentengi anak dari kehancuran moral dan
akhlak dan shalat juga sebagai bentuk syiar agama yang harus ditegaskan oleh
setiap orang muslim.
Setiap orang islam yang akil baligh berkewajiban melaksanakan shalat
fardhu tepat pada waktunya dengan waktu yang telah ditentukan, sebagaimana
firman Allah SWT8
Artinya: "Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa, sesungguhnya
shalat itu adalah suatu kewajiban yang ditentukan waktunya atas orangorangyang beriman". (QS. An Nisa (11) : 103).
Oleh karena itu, dari ayat diatas kita mengambil kesimpulan dalam konteks
mendidik anak bahwa Seorang anak yang di didik shalat oleh orangtuanya jelas
7 Masykuri Abdurrahman, Shalat Versi Kitab Salaf (Sidogiri: Pustaka Sidogiri,
2006), 3.
8 Al-Quran, 11(An Nisa), 103.
akan berbeda dengan seorang anak yang biasa diajarkan menonton film, music
atau sepak bola. Kenyataan membuktikan, bahwa anak-anak yang masa
kecilnya tidak dilatih dan tidak dibiasakan untuk mengerjakan shalat fardhu
dalam kehidupan keluarga, maka tatkala dewasa mereka itupun akan malas
mengerjakan shalat. Adalah suatu kesia-siaan apabila orangtua mengabaikan
waktu anak-anaknya hanya dengan membiarkan anak-anak bermain-main,
menonton televisi tanpa terus mendidik dan memotivasi anak untuk rajin
mengerjakan ibadah shalat fardhu dan segala aktifitas keagamaan. Orangtua
harus mengontrol anaknya agar selalu mengerjakan ibadah shalat fardhu baik
di rumah maupun di luar rumah. Serta orangtua juga harus sering berinteraksi
dengan anaknya, karena dengan interaksi anak tidak sukar atau merasa tidak
diabaikan / tidak dipedulikan sama orangtua sehingga anak dengan mudah
menjalankan peraturan yang dibuat oleh keluarga. Dan satu hal lagi, ketika
orangtua membuat peraturan sang anak harus diajak untuk berdiskusi
menentukan
peraturan
tersebut
supaya
anak
juga
mudah
untuk
B. Identifikasi Masalah
1. Pola asuh orangtua belum bisa mempengaruhi anak untuk melaksanakan
ibadah shalat fardhu
2. Kurangnya interaksi orangtua dengan anak dalam membimbing dan
mendidik untuk shalat fardhu
3. Usaha orangtua belum bisa membawa hasil dalam memotivasi anak untuk
melaksanakan shalat fardhu
4. Sering kali tidak ada kerjasama yang baik antara orangtua dengan anak
untuk memotivasi agar anak rajin shalat
5. Kurangnya motivasi anak untuk melaksanakan ibadah shalat fardhu
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pola asuh orangtua terhadap pengaruh pelaksanaan ibadah shalat
fardhu anak usia SMA di Desa Geger Kecamatan Geger Kabupaten
Bangkalan tahun 2015?
2. Adakah pengaruh pola asuh orangtua terhadap pelaksanaan ibadah shalat
fardhu anak usia SMA di Desa Geger Kecamatan Geger Kabupaten
Bangkalan tahun 2015?
3. Seberapa besar pengaruh pola asuh orangtua terhadap pelaksanaan ibadah
shalat fardhu anak usia SMA di Desa Geger kecamata Geger Kabupaten
bangkalan tahun 2015?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pola asuh orangtua terhadap pengaruh pelaksanaan
ibadah shalat fardhu anak usia SMA di Desa Geger Kecamatan Geger
Kabupaten Bangkalan tahun 2015.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pola asuh orangtua terhadap
pelaksanaan ibadah shalat fardhu anak usia SMA di Desa Geger Kecamatan
Geger Kabupaten Bangkalan tahun 2015.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pola asuh orangtua terhadap
pelaksanaan ibadah shalat fardhu anak usia SMA di Desa Geger Kecamatan
Geger Kabupaten Bangkalan tahun 2015.
E. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
sumbangan
ilmu
H. Definisi Oprasional
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu : Pola Asuh Orangtua (X) dan
Pelaksanaan Ibadah Shalat fardhu (Y).
1. Pola Asuh Orangtua
Pola asuh orangtua adalah kepemimpinan, cara pengasuhan anak dan
keseluruhan interaksi orangtua dengan anak merupakan kegiatan dalam usaha
memelihara, membimbing, dan membina anak baik berupa perintah maupun
larangan atau dalam bentuk motivasi maupun sanksi untuk kelangsungan
hidup, perkembangan dan pertumbuhan yang serasi, selaras dan seimbang baik
fisik maupun mentalnya. Peranan orangtua sangat penting bagi perkembangan
anak, meliputi: tingkat control orangtua terhadap anak, tuntutan orangtua
kepada anak untuk menjadi matang dan kejelasan komunikasi orangtua dan
anak.
Dari definisi operasional diatas peneliti memperoleh sejumlah indicator
dari variabel pola asuh orangtua: a) Penerapan peraturan b) Bimbingan c)
Pemberian/belajar bertanggung jawab d) Memberikan kesempatan untuk
mandiri e) Keterbukaan dalam hubungan dengan anak f) Bersedia menjelaskan
larangan dan perintah g) Pemenuhan kebutuhan, dan h) Cara memberikan
dorongan.
2. Melaksanakan Ibadah Shalat Fardhu
Melaksanakan ibadah shalat fardhu adalah suatu hasrat, keinginan, dan
minat sehingga timbul semangat dalam mendekatkan diri kepada Allah,
memohon kebijakan dan pujian, serta mengingat dan mengagungkan
kebesaran-Nya dengan beberaapa ucapan dan perbuatan ibadah yang tersusun
sedemikian rupa dengan syarat-syarat dan rukun tertentu serta merupakan suatu
kewajiaban. Dari definisi operasional diatas ditentukan indikator variabel
melaksanakan ibadah shalat fardhu: a) senang menjalankan shalat fardhu b)
ketekunan dalam menjalankan shalat c) kerelaan meninggalkan tugas lain d)
kesadaran melakukan e) merasakan pentingnya shalat f) taat dan patuh g)
bersemangat dan bergairah dalam shalat, dan h) lebih senang shalat berjamaah.
I. Metodologi Penelitian
1. Tempat dan waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Geger Kecamatan Geger
kabupaten Bangkalan tahun 2015. Adapun waktu yang digunakan peneliti
untuk mengumpulkan dan mengelola data. Terhitung dilaksanakan pada
bulan Februari 2015.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hal ini sejalan
dengan tujuan penelitian yang penulis lakukan, yang memfokuskan
permasalahan pada pembuktian tentang pengaruh antara pola asuh orangtua
terhadap motivasi melaksanakan ibadah shalat. Untuk memperoleh data-data
yang dibutuhkan, maka peneliti menggunakan deskriptif analisis, untuk
mendapatkan data nyata atas hal-hal yang dialami dan dirasakan responden
untuk membahas hubungan Antara variabel bebas yaitu pola asuh orangtua
dengan variabel terikat yaitu motivasi melaksanakan ibadah shalat fardhu.
Berdasarkan konsep, teori dan pandangan dari berbagai ahli, dalam
setiap variabel penelitian telah dibangun konstruk dan indikator yang juga
berfungsi sebagai dasar penyusunan instrument penelitian dalam bentuk
kuesioner. Sedangkan jenis pendekatan yang digunakan adalah metode
korelasional. Metode ini digunakan karena untuk mencapai tujuan yang
ingin dicapai yaitu untuk mengetahui signifikan pengaruh Antara pola asuh
orangtua terhadap motivasi melaksanakan ibadah shalat fardhu.
3. Populasi dan Sampel
Menurut sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan9.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi obyek dalam penelitian adalah
seluruh anak usia SMA di Desa Geger Kecamatan Geger kabupaten
9 Sugiyono, Metode Pemelitian Kombinasi (Bandung: Alfabet, 2011), 119.
Bangkalan tahun 2015 yang berjumlah 96 anak. Dan sampel kelak yang
akan menjadi reponden adalah semua anggota populasi karna jumlah
populasi kurang 100.
Tabel
Daftar anggota di setiap dusun
No
Dusun
1
2
3
4
5
6
Jumlah
anak
9
9
19
28
11
20
96
Sumber pocok
Laok gunung
Raas
Langiyur
Tenjui
Kembang sempal
Jumlah
Sampel adalah bagian dari populasi atau wakil populasi yang diteliti.
Dinamakan
penelitian
sampel
apabila
kita
bermaksud
untuk
untuk
memperoleh
informasi
dari
nara
sumber
(terwawancara)11.
b. Observasi
10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2010), 173.
11 Ibid., 198
c. Metode deskriptif
metode deskriptif ini menggunakan teknik pengumpulan data seperti
Angket, yaitu teknik pengumpul data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya13. Peneliti memberikan pertanyaan dan
pernyataan secara tertulis kepada responden (anak didik) untuk dijawab
dengan menggunakan skala likert.
Pengumpulan data untuk penelitian ini mencakup 2 variabel penelitian
yaitu: variabel pola asuh orangtua (X) dan variabel motivasi melaksanakan
ibadah shalat fardhu (Y). pegukuran kedua variabel dilakukan dengan
menggunakan instrument berbentuk kuesioner yang dikembangkan oleh
peneliti. Kuesioner yang telah disiapkan disebarkan kepada responden yang
di sertai dengan sejumlah alternative jawaban. Setiap jawaban yang
dikembangkan akan disusun kedalam 5 optimal (paling tinggi). Jika item
angket berorientasi positif maka penyekorannya a=5, b=4, c=3, d=2, e=1
dan jika item angket berorientasi negatif maka penyekorannya a=1, b=2,
c=3, d=4, e=5.
5. Definisi Operasional dari Variabel dan Kisi-Kisi Instrumen
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu: Pola Asuh Orangtua (X)
dan Pelaksanaan Ibadah Shalat fardhu (Y).
a) Pola Asuh Orangtua
12 Ibid., 199
13 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Bandung: Alfabet, 2011),192.
Dimensi
1. Hasrat
Indikator
Nomor Butir
Jumla
Pertanyaan
1,4,10,18
h
4
6,7,17
2,5,21
Motivasi
2.Keingina
fardhu
a.Kerelaan meninggalkan tugas
lain
melaksanaka
15,16,22
n ibadah
fardhu
a. Merasakan pentingnya shalat
19,20,23
8,9,24
3,14
3
2
11,12,13,25
fardhu
4.Semanga
N XY ( X )( Y )
rxy =
[ N X ( X ) ][ N Y ( Y ) ]
2
3. Sistematika Pembahasan
Sistematika Pembahasan penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab pertama ini memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan
masalah,
perumusan
masalah,tujuan
penelitian,
manfaat
Pada bab ini membahas tentang deskripsi data, pengujian persyaratan analisis,
pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini hanya memaparkan kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maghribi bin as-Said al-Maghribi, 2004. Begini Seharusnya Mendidik Anak ,
Jakarta: Darul Haq
Arikunto, Suharsimi, prof, Dr., 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek . Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Departement Agama Republik Indonesi, Alquran dan terjemah.
Hasan, Maimunah, 2011. Pendidikan Anak Usia Dini, Jogjakarta : DIVA Press
H. Ramayulis, Prof. Dr., 2012. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia
Masykuri Abdurrahman, HM., 2006. Shalat Versi Kitab Salaf, Sidogiri: Pustaka
Sidogiri
Rifai, Moh.Drs, 2010. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, Semarang: PT. Karya
Toha Putra
Sugiyono, Prof. Dr, 2011. Metode Penelitian Kombinasi, Bandung: Alfabeta
Sudijono,Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers