Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Maria Ulfah
145040201111200
Fajar Bagus S
145040201111282
Maulana Aditya
145040209111001
Kelompok
Kelas: Q
: Ubi Jalar (Q3)
Disetujui Oleh :
Asisten Kelas,
Asisten Lapang,
Risky A. Puspitasari
Wahyu Setyaningsih
NIM. 15604020011007
NIM. 125040201111254
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas karunia yang diberikan oleh Allah SWT yang selalu
memberikan kenikmatan iman dan islam serta nikmat dalam menikmati kehidupan
di dunia ini. Shalawat dan salam tercurahkan selalu kepada baginda Besar
Muhammad SAW,yang membawa umatnya dari zaman kebodohan ke zaman ilmu
pengetahuan ini.
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada asisten
yang selama ini membimbing kami selama ini. Penyusun menyadari berbagai
kelemahan, kekurangan, dan keterbatasan yang ada, sehingga tetap terbuka
kemungkinan terjadinya kekeliruan dan kekurangan dalam penulisan. Oleh karena
itu, jika benar terjadi kesalahan, penyusun meminta untuk kritik dan saran dari
kakak asisten. Agar kami bisa mengetahui bagaimana cara menulis sebuah laporan
yang baik dan benar.
Akhirnya ucapan terima kasih kami ucapkan kepada kakak asisten yang
sudah membagikan ilmu dan membimbing penyusun dalam suksesnya
penyusunan laporan ini. Terima kasih juga kepada rekan-rekan yang sudah bekerja
sama pada saat praktikum berlangsung. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
terutama untuk penyusun.
DAFTAR ISI
No
Teks
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR TABEL
iv
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Produksi Tanaman Ubi Jalar di Indonesia
2.2 Botani Tanaman Ubi Jalar
11
12
14
DAFTAR PUSTAKA 14
DAFTAR GAMBAR
No
Teks
Halaman
DAFTAR TABEL
No
Teks
Halaman
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
2. Untuk mengetahui tingkat produksi dari tanaman ubi jalar varietas Beta I
dengan varietas Beta 2.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Produksi Tanaman Ubi Jalar di Indonesia
2.1.1 Potensi Produksi di Indonesia
Indonesia merupakan negara penghasil ubi jalar nomor empat di dunia sejak
tahun 1968. Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Irian Jaya dan Sumatera Utara. Komoditas ubi jalar ditempatkan
sebagai salah satu dari 7 (tujuh) komoditas utama tanaman pangan (padi, jagung,
kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar) yang perlu terus
dikembangkan (Departemen Pertanian, 2009).
Berikut merupakan tabel produksi tanaman ubi jalar yang di produksi oleh
Indonesia, yang didata oleh Badan Pusat Statistika:
Tabel 1. Produksi Ubi Jalar di Indonesia (ton), th 2010-2015 (Badan Pusat
Statistika, 2015)
Provinsi
INDONE
2010
2051046
2011
2196033
2012
2483460
2013
2386729
2014
2382658
2015
2218992
SIA
.12
.00
.00
.00
.00
.00
Sampai saat ini jumlah produksi tanaman ubi jalar cukup tinggi dan belum
termanfaatkan secara optimal. Pada tahun 2007 produksi ubi jalar Indonesia
mencapai 1.875.416 ton dengan luas panen sebesar 176.066 hektar (Angka
Sementara BPS) yang menempatkan Indonesia di urutan ke-4 dari negara-negara
penghasil ubi jalar dunia. Dari segi budidaya, tanaman Ubi jalar sangat potensial
untuk lebih dikembangkan secara nasional mengingat iklim dan kondisi Indonesia
sangat mendukung. Ubi jalar tumbuh dengan baik di iklim tropis. Ubi jalar dapat
diusahakan pada berbagai jenis tanah dengan hasil terbaik bila dibudidayakan
pada lahan persawahan. Beberapa varietas unggul seperti Cilembu, Sari,
Cangkuang dan lain-lain yang memiliki produktivitas antara 15-30 ton/hektar
sudah banyak dikenal petani Indonesia.
Ubi jalar juga sangat cocok digunakan sebagai bahan baku agroindustri
tepung, mengingat: (1) Tanaman ubi jalar berumur pendek, jangka waktu
penanaman sampai panen kurang lebih hanya memakan waktu 4-5 bulan; (2)
Jumlah produksi per hektar relatif tinggi (15 30 ton/hektar); (3) Belum terlalu
banyak dimanfaatkan untuk industri (Destialisma.2010).
2.1.2 Teknologi Budaya Terbaru
Ubi jalar menyukai cahaya, tetapi ada beberapa varietas toleran terhadap
naungan hingga 30-50%, terutama yang berdaun lebar. Ubi jalar menghendaki
tanah gembur dengan aerasi cukup untuk pertumbuhan umbi. Ubi jalar tidak tahan
genangan. Adanya genangan mengakibatkan akar pensil kembali menyerabut,
4
kentang
menunjukkan
adanya
penurunan
tinggi
tanaman,
waktu
pembentukan umbi (tuberization), bobot kering akar dan batang, dan jumlah
batang per luas areal dan adanya peningkatan bobot kering daun, bobot kering
umbi-umbian dan hasil umbi pada dosis paclobutrazol 0,045 dan 0,09 g /l liter air.
Sementara itu hasil penelitian Kusumawati (2010) pada kacang tanah,
konsentrasi paclobutrazol 0,2 g yang diaplikasikan 2 kali memberikan hasil
terbaik pada bobot polong, produktivitas dan indeks panen. Selain itu yang tak
kalah pentingnya untuk peningkatan produksi adalah dengan menggunakan pupuk
organik dan anorganik secara berimbang. Pemupukan yang efektif adalah
menambahkan unsur hara yang tersedia ke dalam tanah sesuai dengan kebutuhan
tanaman sehingga dapat dimanfaatkan tanaman secara optimal. Selain pemupukan
lewat tanah, pemupukan juga dapat dilakukan lewat daun.
2.2 Botani Tanaman Ubi Jalar
2.2.1 Klasifikasi Ubi Jalar
Ubi Jalar merupakan jenis tanaman dari kindom plantae, yang masih
merupakan bagian dari Magnoliopsida termasuk ordo Solaneseae dan masih
famili dengan Convulvulaceae jenis Ipomea L. atau Ipomea batatas L.
2.2.2 Morfologi Ubi Jalar
Pada bagian batang tanaman ubi jalar berbentuk bulat, tidak berkayu,
berbuku-buku dan tumbuh dengan merambat. Panjang batang tanaman ubi jalar 23 m. Sedangan ukuran pada batang yaitu tergantung varietes misalya besar, sedang
dan kecil, serta memiliki warna batang hijau tua dan ada juga yang berwarna
keunguan. Tanaman ubi jalar sendiri memiliki bentuk umbi yang bulat tidak rata
dan kadang juga berbentuk lonjong. Berat ubi yang ideal yaitu 200-300 gram/ubi.
Dan memiliki warna putih, kuning dan juga warna keunguan, dan memiliki kulit
yang sangat lah tipis.
Sedangkan pada bagian daun tanaman ubi jalar sendiri berbentuk bulat dan
juga lonjong dengan tepi yang rata dan memiliki lekukan yang sangat dalam. Pada
bagian ujung daunnya umbi jalar memiliki bagian yang sangat tajam. Daun
biasanya memiliki warna hijau tua dan juga kekuning-kuningan.Bunga ubi jalar
memiliki bentuk terompet tersusun dengan lima helai daun mahkota, lima helai
daun bunga dan satu helai putik. Mahkota bunga berwarna putih, bunga ubi jalar
mekar pada pagi jika terjadi penyerbukaan maka akan terjadi buah.Buah ubi jalar
sendiri berbentu bulat berumbi, dan berkulit (Hardoko dkk, 2010).
2.2.3 Stadia Tanaman Ubi Jalar
Siklus perkembangan dari bibit ditanam sampai umbi siap dipanen
berlangsung 100-150 hari, tergantung varietas dan lingkungan tumbuh. Kurun
waktu pembentukan umbi dapat dibedakan atas tiga fase tumbuh, yaitu fase awal
pertumbuhan, fase pembentukan umbi, dan fase pengisian umbi. 1. Fase awal
pertumbuhan Fase ini berlangsung sejak bibit setek ditanam sampai dengan umur
4 minggu. Ciri-cirinya, setelah bibit ditanam, pertumbuhan akar muda
berlangsung cepat, sedangkan pembentukan batang dan daun masih lambat. 2.
Fase pembentukan umbi Fase pembentukan umbi berlangsung sejak tanaman
berumur 4-8 minggu.
Rata-rata fase ini berlangsung antara 4-6 minggu setelah tanam, tergantung
varietas ubi jalar dan keadaan lingkungan tumbuh. Pada saat umur 7 minggu
paling tidak 80% umbi telah terbentuk. Ciri pembentukan umbi mulai berlangsung
yaitu pertumbuhan batang dan daun berlangsung cepat. Pada saat ini batang
tanaman tampak paling lebat. 3. Fase pengisian umbi Fase ini berlangsung sejak
tanaman berumur 8-17 minggu. Diantara 8-12 minggu, tanaman berhenti
membentuk umbi baru karena mulai membesarkan umbi yang sudah ada. Ciri
pembentukan dan pengisian umbi berlangsung cepat yaitu pertumbuhan batang
dan daun berkurang. Pengisian zat makanan dari daun ke umbi berhenti saat
tanaman berumur 13 minggu. Sementara mulai umur 14 minggu daun tanaman
mulai menguning dan rontok. Tanaman dapat dipanen umbinya saat berumur 17
minggu (Sarwono, 2005).
2.3.1
vegetatif berupa stek batang atau stek pucuk. Perbanyakan tanaman secara
generatif hanya dilakukan pada skala penelitian untuk menghasilkan varietas baru.
Penyiapan bibit memilih tanaman ubi jalar yang sudah berumur 2 bulan atau
lebih, pertumbuhannya sehat dan normal tidak terlalu subur. Stek dipotong
sepanjang 25-30 cm atau 3-4 ruas, diambil dari ujung batang atau cabang dan
maksimal 3 stek untuk setiap cabang atau batang bagian tanaman bibit,
pemotongan menggunakan pisau yang tajam, dan dilakukan pada pagi. Setelah
dipotong, bibit direndam dalam larutan fungisida dengan konsentrasi 2 g/L larutan
selama 5 menit.
2.2.2 Pengolahan Lahan
Ubi jalar dapat ditanam ditegalan atau sawah. Penyiapan lahan ditujukan
untuk menciptakan media tumbuh yang gembur dan subur. Tanah dan diolah dan
dibuat guludan dengan lebar 40 60 cm dan tinggi 25- 30 cm. Jarak antar guludan
80-100 cm. Pada tanah berat(berlempung) untuk membuat guludan yang gembur
perlu ditambah 10 ton bahan organic/ha. International Institute of tropical
Agriculture (IITA), bekerjasama dengan para petani Nigeria, telah memulai
percobaan lapangan dari suatu teknik baru dalam perbanyakan ubi jalar. Tenik
baru yang dikembangkan ini menggunakan potongan kayu tipis yang ditanam
dalam carbozed vice husk (CRH). CRH adalah sutau media pertumbuhan yang
dapat diperoleh petani dengan murah, jika tidak gratis. Teknologi itu
menghilangkan penggunaan ubi sebagai benih, sehingga akan lebih banyak ubi
jalar yang tersedia untuk makanan dan dijual. Hal ini juga meminimalisir infestasi
nematode penyebab utama rendahnya hasil pada ubi jalar, serta mendorong
multiplikasi lebih cepat dan lebih baik serta kualitas tanaman lebih seragam
(ITTA, 2005).
2.2.3
Penanaman
Penanaman ubi jalar di lahan kering dilakukan pada awal musim hujan
(Oktober), atau awal musim kemarau (Maret) bila keadaan cuaca normal. Dilahan
sawah, waktu tanam yang paling tepat adalah segera setelah padi rendengan atau
padi gadu, yakni pada awal musim kemarau. Penanaman stek dilakukan pagi hari,
setelah direndam dalam larutan fungisida, stek sebaiknya searah ( menghadap ke
timur ) agar pertumbuhan tanaman menjadi searah. Stek ditanam miring pada
guludan, dengan 1/2-2/3 bagian masuk ke dalam tanah. Jarak tanam 30-40 cm.
Pada tiap bedengan ditanam 2 deretan dengan jarak kira-kira 30-40 cm.Petani
papua umumnya menerapkan pola tanam wen mina hipere atauwen tinak yang
artinya pola tanam ubi dengan ikan. Pola ini terdiri atas bedengan dengan lebar 3
m, panjang 5-20 m dan tinggi 1-1,5 m dari dasar parit. Lebar parit 0,6-2 m,
ketinggian air dalam parit 0,4-0,7 m dari permukaan bedengan. Air dalam parit
berfungsi mempertahankan kelembaban tanah diatas bedengan (Jermia dan
Alberth, 2007).
2.2.4 Pemeliharaan Tanaman
1. Penyulaman
Selama 3 (tiga) minggu setelah ditanam, penanaman ubi jalar harus
diamati kontinu, terutama bibit yang mati atau tumbuh secara abnormal. Bibit
yang mati harus segera disulam. Cara menyulam adalah dengan mencabut
bibit yang mati, kemudian diganti dengan bibit yang baru. Penyulaman
sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, pada saat sinar matahari tidak
terlalu terik dan suhu tidak terlalu panas. Bibit (setek) untuk penyulaman
sebelumnya dipersiapkan atau ditanam ditempat yang teduh.
2. Penyiangan
Pada sistem tanam tanpa mulsa jerami, lahan biasanya mudah ditumbuhi
rumput liar (gulma) yang merupakan pesaing dalam pemenuhan kebutuhan
akan air, unsur hara, dan sinar matahari. Oleh karena itu, gulma harus segera
disiangi. Bersamaan dengan penyiangan dilakukan pembumbunan, yaitu
menggemburkan tanah guludan, kemudian ditimbunkan pada guludan
tersebut.Pengendalian gulma dilakukan secara manual menggunakan kored
dan cangkul pada umur 2 minggu setelah tanam (MST), 5 MST, dan 8 MST
atau dilakukan tergantung dari keadaan rumput
3. Pemupukan
bulan. Pada periode pembentukan dan perkembangan ubi, yaitu umur 2-3
minggu sebelum panen, pengairan dikurangi atau dihentikan.
2.4 Perlakuan Varietas Pada Tanaman Ubi Jalar
Kegiatan
Pengolahan lahan dan Pembuatan
guludan
Penanaman dan Pemupukan 1(Urea,
SP-36)
Perawatan(Penyiangan gulma dan
Penyiraman)
Pemupukan 2 dan Perawatan(Urea,
SP-36, KCl)
11
26 Oktober 2015
02 November 2015
09 November 2015
Alat yang digunakan pada saat praktikum adalah cangkul yang digunakan
untuk pengolahan tanah, penggaris digunakan sebagai alat ukur tinggi dan
panjang tanaman, meteran digunakan untuk mengukur panjang lahan/bedengan,
plastik mika di gunakan sebagai takaran pupuk, timbangan analitik digunakan
untuk menimbang berat pupuk, gembor digunakan untuk menyiram tanaman,
tugal digunakan untuk menugal saat penanaman dan pemberian pupuk.
Sedangkan bahan yang dibutuhkan pada saat praktikum adalah Ubi jalar
varietas beta 1 sebagai objek pengamatan, pupuk urea digunakan untuk
mememnuhi kebutuhan unsur hara nitogen yang berguna untuk mempercepat
pertumbuhan tanaman, pupuk SP36 berguna untuk memenuhi kebutuhan unsur
hara fosfat, pupuk NPK untuk memenuhi Kebutuhan unsur hara (N, P, K), yang
terakhir adalah pupuk kandang digunakan untuk memperbaiki tanah sebelum
lahan digunakan untuk kegiatan menanam. Agen hayati berguna untuk
pengendalian hama dan penyakit serta menambah organisme organisme dalama
tanah guna menyuburkan tanah. Air berfungsi sebagai pelarut untuk melarutkan
agen hayati dan digunakan pada waktu penyiraman yang berguna untuk
melembabkan suhu tanah.
3.3 Cara Kerja
3.3.1
Persiapan Lahan
Hal pertama yang di lakukan saat akan menyiapkan lahan, yaitu
proses pembentukan akar menjadi lebih banyak. Kemudian tutup lagi lubang
tanamnya.
3.3.3 Perawatan
Perawatan pertama yaitu penyiraman. Tanaman yang sudah ditanam
sebaiknya disiram agar tidak layu. Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari
untuk menghindari laju penguapan yang tinggi. Penyiraman dilakukan tiap
hari.Perawatan yang kedua adalah pemupukan. Pemupukan dilakukan dengan cara
ditugal.
Sebelum melakukan pemupukan, hal pertama yang dilakukan adalah
menimbang pupuk sesuai takaran. Kemudian membuat lubang pupuk dengan cara
ditugal. Jarak tanaman dengan lubang pupuk yaitu sekitar 5cm. Pupuk yang
diberikan yaitu KCl, SP36 dan Urea dengan takaran 2,3gr/tanaman ini di lakukan
sebagai nutrisi awal bagi tanaman.
Perawatan yang ketiga yiatu pembumbunan. Pembumbunan dilakukan
dengan cara mengambil tanah disekitar buludan lalu tanah tersebut diletakkan di
buludan agar buludan mrnjadi lebih tinggi dan menutupi akar ubi jalar.Perawatan
yang keempat adalah penyiangan gulma. Penyiangan gulma dilakukan dengan
cara mecabuti gulma yang ada hingga bersih agar tidak ada persaingan unsur hara.
3.4 Parameter Pengamatan
Pengamatan pada komoditas ubi jalar dilakukan untuk mengetahui
prtumbuhan dan perkembangan komoditi tersebut. Pada praktikum ini, parameter
yang diamati antara lain yaitu panjang tanaman, jumlah daun, serta intensitas
serangan penyakit.
3.4.1
Tinggi Tanaman
Pengamatan tinggi tanaman ini dilakukan agar mengetahui pertumbuhan
pada tanaman ubi jalar. Pengamatan ini dilakukan pada minggu ke 3 setelah tanam
dengan cara diukur dengan bantuan penggaris atau meteran dari permukaan tanah
sampai bagian tanaman yang paling tinggi.
3.4.2 Panjang Sulur
Pengamatan panjang sulur dilakukan dengan cara mengukur dari pangkal
sulur sampai ujung pucuk sulur ubi jalar dengan bantuan penggaris atau meteran.
Pengamatan panjang sulur ini dilakukan pada minggu ke 5 setelah tanam.
3.4.3
Jumlah Daun
13
tingkat serangan atau tingkat kerusakan tanaman yang disebabkan oleh organisme
pengganggu tanaman. Pengamatan ini dilakukan pada minggu ke 3 setelah tanam
dengan mengunakan metode skoring. Dengan nilai skoring yang digunakan
adalah:
0 = sehat
1 = 0 25 % kerusakan pada daun
2 = 25, 1 50 % kerusakan pada daun
3 = 50,1 75 % kerusakan pada daun
4 = 75,1 100 % kerusakan pada daun
Skoring dilakukan dengan cara mengamati satu persatu daun pada setiap
tanaman, kemudian
500cm
14
100cm
Gambar 2. Denah Petak Lahan Kelas Q3
Gambar di atas adalah gambar denah petak praktikum kelas Q komoditas
ubi jalar dengan perlakuan varietas beta-1. Luas bedengan yang digunakan adalah
100cm x 500cm kemudian bedengan dibagai menjadi 2 guludan dengan masingmasing luasnya adalah 50cm x 500cm dan tinggi bedengan adalah 30cm.
Kemudian terdapat delapan tanaman dalam satu guludan. Jadi dalam dua guludan
terdapat 16 tanaman ubi jalar varietas beta-1 dengan jarak tanam 50x50 cm.
Tanaman yang diberi warna merah adalah sempel tanaman yang akan diamati
yang berjumlah 5 tanaman ubi jalar.
15
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2015. Produksi Ubi Jalar Menurut Provinsi (ton), 1993-2015.
http://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/883.
Diakses
2010.
Pemanfaatan
Ubi
Jalar.
Departemen
Pertanian.
Esmaielpour S., Saeid H., Parisa J., and Ghobad S. 2011. The
investigation of paclobutrazol effects on growth and yield of two
potato(Solanum
tuberosum)
cultivars
under
different
plant
16
Khaterin E. 2010. Pertumbuhan dan hasil ubi jalar (Ipomoea batatas. L) dengan
pemberian pupuk kalium dan paklobutrazol (Tesis). Medan: Universitas Sumatera
Utara.
Kusumawati
A.
2010.
Efektivitas
pemberian
paclobutrazol
terhadap
17