You are on page 1of 19

MODUL REPRO

LBM 4
STEP 1

Bishop score :
digunakan untuk scoring kapan memberi induksi ( memperkuat
HIS ). Syarat untuk persalinan pervaginam & induksi, score
bishop >5

KPD (Ketuban Pecah Dini) :


Kapan?
Ketuban pecah sebelum persalinan. Dibagi menjadi 2, bila
selaput ketuban pecah > 37 minggu mengalami ketuban pecah
90% dalam 24 jam ( aterm ) , tapi kalau kurang dari 37minggu
persalinan 1 minggu setelah ketuban pecah ( ketuban pecah dini
preterm).
Dalam keadan normal biasanya mengalami KPD aterm

STEP 2
1. Bagaimana fisiologi persalinan ?
2. Mengapa didapatkan cairan menggenang di fornix posterior dan
vagina yang tidak berbau, tes lakmus menjadi biru ?
3. Apa etiologi KPD?
4. Bagaimana patofisiologi dari KPD ?
5. Bagaimana penegakan diagnosis KPD ?
6. Bagaimana cara menghitung bishop score?
7. Apa pemeriksaan lab dan penunjang dari KPD ?
8. Bagaimana penatalaksanaan KPD ?
9. Apa komplikasi dari KPD ?

STEP 3
1. Bagaimana fisiologi persalinan ?
Persalinan ada aktivitas otot uterus , dan sebelum persalinan ada
perkembangan janin di dalamnya. Karena adanya perkembangan
janin yang semakin membesar otot akan menegang
kontraksi semakin teratur menjelang aterm. Setelah post partum
akan semakin menghilang.
Kala I ( normal 13-14 jam ) , ditandai dengan kontraksi uterus,
keluar lendir dan darah, dilatasi servix
Primigravida (icm/jam) multigravida (2cm/jam), melihat tanda2
P10(KU, TV( TTD, Naadi, Suhu, RR) His, DJJ, PPV, tanda2 bundle ring,
tanda kala II)
Ada 2 fase,
a. Fase laten : pada pembukaan 1 sampai 3 , sering terjadi
perubahan jadi susah untuk diprediktif
b. Fase aktif : pada pembukaan 4 sampai 10, dibagi menjadi 3
fase lagi ,
-

Fase akselerasi : pada kurva friedmann akan naik , untuk


prediktif persalinan apakah ada partus macet atau tidak.
Bila terjadi tidak ada kenaikan ada kemungkinan partus
macet ( bisa karena panggul sempit, janin besar, dll)
( selama 2 jam )

Fase lereng maksimum : puncak kurva friedmann ( 2jam )

Fase deselerasi : disini kurva akan stagnan ( 2jam )

Kala II ( primigravida 2 jam, multigravida 1 jam ) Pembukaan


10 , vulva dan anus terbuka, perineum menonjol, his teratur dan
adekuat sampai janin lahir

Pemeriksaan APGAR
Kapan dilakukan IMD?? pada kala III
Kala III ( 15- 30 menit )perhatikan tonus uteri ( bila kurang baik
di injeksi oksitosin ), bila ada pendarahan post partum injeksi
ergometrin, adanya laserasi atau tidak, melahirkan plasenta
Kala IV ( 2 jam ) pemeriksaan tanda vital ( 1 jam pertama
dilakukan tiap 15 menit, 1 jam seterusnya tiap 30 menit )
2. Faktor yang mempengaruhi persalinan serta komponen apa saja
didalamnya?
Power : kekuatan ibu ( kuat mengejan ), apa saja komponen
power ? his masuk mana ?
Passage : jalan lahir , bagaimana keadaan panggul sempit atau
tidak?
Passanger : kondisi bayi? Posisi bayi? Jumlah bayi ?
Penolong : dilakukan dengan benar dan baik

3. Mengapa didapatkan cairan menggenang di fornix posterior dan


vagina yang tidak berbau, tes lakmus menjadi biru ( basa ) ?
Tidak berbau bila adanya bau adanya indikasi infeksi
mikroorganisme ,
Kertas lakmus biru pH normal vagina adalah asam ( 4,5)
namun ph air ketuban basa 7,1Pada fornix postior adanya tanda air ketuban atau ketuban sudah
pecah
4. Apasaja tanda klinis dari KPD ?
-

Keluar tanda persalinan

Pada inspekulo

Usg : adanya tanda oligohidroamnion

Janian dapat teraba

Disertai demam pada infeksi ( gejala )

5. Definisi dan kapan terjadinya KPD ?


6. Apa etiologi KPD?
-

Dikarenakan uterus mengalami kontraksi perubahan


biokimia ketuban rapuh

Pengaruh yang melemahkan ketuban infeksi

Over distensi pada hidroamnion, kelahiran ganda, letak


sungsang, lintang, CPD

Defisiensi asam askorbat ( vit.C )

7. Bagaimana patofisiologi dari KPD ?


Sselaput ketuban terdiri dari 3 lapisan
1. Lapisan amnion
2. Lapisan korion
3. Lapisan desidua lapisan yang menyambung pada mio
metriom
Terjadi adanya perubahan biokimia dari kolagen
( mempertahankan serabut2 plasenta ) dipengarhi oleh MMT
( untuk degradasi kolagen ) TIMP1 MMT meningkat TIMP 1
menurun menghambat degenerasi kolagen akan rapuh
Infeksi mikroorganisme masuk kedalam celah amnion
dengan korion dan korion dengan desidua , akan
meningkatkan apoptosis ketuban rapuh
8. Bagaimana penegakan diagnosis KPD ?
1. Anamnesis

Penderita mengalami keluar cairan vagina ?

Berapa umur kehamilan?

Apakah sudah ada tanda inpartu? ( keluarnya darah dan


lendir, )

Bau atau tidak?


HIS ?

2. Inspeksi
-

Bentuk vagina

Cairan keluar ( warna, bau, jumlah?)

3. Pemeriksaan dalam
-

Spekulum mengejan lalu apakah ada cairan di fornix


posterior atau tidak

VT : mengetahui KK sudah pecah atau belum

4. Px. Lab
-

Kertas lakmus : Ph cairan

Leukosit darah : adanya infeksi atau tidak

USG : melihat jumlah amnion masih atau tidak, melihat


kesejahteraan janin

9. Bagaimana cara menghitung bishop score?


Parameter yang harus dinilai
1. Pembukaan servix
0 : belum ada pembukaan
1: pembukaan 1-2cm
2: pembukaan 3-4
3: >= 5cm

2. Pendataran servix
0: 0 30 effacement
1: 40-50
2: 60-70%
3: >= 80%
3. Penurunan kepala ( stastion )
0: -3
1: -2
2: -1 dan 0
3: +1 dan +2
4. Konsistensi servix
0 : keras
1: sedang
2 : lunak
5. Posisi servix
0 : kebelakang
1 : searah jalan lahir
2 : kedepan
Interpretasi BISHOP SCORE dilakukan pada multigravida dan
kehamilan >= 36 minggu
0-4 : angka keberhasilan induksi persalinan 50-60%
5-9 : keberhasilan 80-90%
>9 : keberhasilan mendekati 100%
Berhasil bila score APGAR lebih dari 6

KAPAN DIBERI INDUKSI ????


10.

Apa pemeriksaan lab dan penunjang dari KPD ?

11.

Bagaimana penatalaksanaan KPD ?

KPD

RS, ANTIBIOTIK, PX. Dalam

hamil preterm 37-37mgg


Air ketuban berhenti keluar <32-34mgg hamil aterm 38-40mgg

BISHOP SCORE
Rawat jalan

Observasi :
Fetal distress

Induksi oksitosin

Tanda infeksi
Beri kortikosteroid

Secsio sesaria

Gagal
Fase laten dan aktif memanjang
Fetal distress
Ruptur uteri iminens

Kelainan obstetri
Sungsang
Multipara
Riwayat obstetri buruk

Berhasil

12.

Apa komplikasi dari KPD ?


-

Infeksi : korioamnionitis ( ibu ) sepsitikemia dan pneumonia


( bayi )

Sindrom deformitas janin

Hipoksia karena oligohidroamnion

Persalinan prematur : aterm ( persalinan dalam 24 jam ),


<26 minggu persalinan dalam 1 minggu , 28-34minggu
persalinan dalam 24 jam

STEP 4
STEP 7
1. Bagaimana fisiologi persalinan ?
Persalinan ada aktivitas otot uterus , dan sebelum persalinan ada
perkembangan janin di dalamnya. Karena adanya perkembangan
janin yang semakin membesar otot akan menegang
kontraksi semakin teratur menjelang aterm. Setelah post partum
akan semakin menghilang.
Rahim dibagi menjadi 2 :

Segmen atas bag ian yang lebih aktif. Akan berkontraksi


retraksi mendorong bayi keluar
Segmen bawah bagian yang diregangkan normal lebih pasif.
Cervix dilatasi bayi dapat keluar.
Ketuban pecah normal spontan pada persalinan aktif. Normal
cairan sedikit keruh, hampir tidak berwarna dengan jumlah
bervariasi.

Fase 1
Pelunakan cervix, Tekanan uterus turun 5mmhg dari normal 4060 mmhg , bukan his sebenarnya ( braxton his)
Fase 2 partus ( persiapan persalinan )
Mengalami perubahan miometrium , mengaktifkan reseptor
kontraktil ( reseptor oksitosin dan prostaglandin ), pematangan
servix ( mengalami remodelling )
Fase 3 persalinan :
Kala I ( normal 13-14 jam ) , ditandai dengan kontraksi uterus,
keluar lendir dan darah, dilatasi servix, bentuk uterus berubah dari
avoid jadi memanjang
Primigravida (icm/jam) multigravida (2cm/jam), melihat tanda2 P10
(KU, TV( TTD, Naadi, Suhu, RR) His, DJJ, PPV, tanda2 bundle ring,
tanda kala II)
Ada 2 fase,
a. Fase laten : pada pembukaan 1 sampai 3 , sering terjadi
perubahan jadi susah untuk diprediktif
b. Fase aktif : pada pembukaan 4 sampai 10, dibagi menjadi
3 fase lagi ,

Fase akselerasi : pada kurva friedmann akan naik , untuk


prediktif persalinan apakah ada partus macet atau tidak.
Bila terjadi tidak ada kenaikan ada kemungkinan partus
macet ( bisa karena panggul sempit, janin besar, dll)
( selama 2 jam )

Fase lereng maksimum : puncak kurva friedmann ( 2jam )

Fase deselerasi : disini kurva akan stagnan ( 2jam )

Kala II ( primigravida 2 jam, multigravida 1 jam ) Pembukaan


10 , vulva dan anus terbuka, perineum menonjol, his teratur dan
adekuat sampai janin lahir
Pemeriksaan APGAR
Kapan dilakukan IMD?? pada kala III
Kala III ( 15- 30 menit )perhatikan tonus uteri ( bila kurang baik
di injeksi oksitosin ), bila ada pendarahan post partum injeksi
ergometrin, adanya laserasi atau tidak, melahirkan plasenta
Kala IV ( 2 jam ) pemeriksaan tanda vital ( 1 jam pertama
dilakukan tiap 15 menit, 1 jam seterusnya tiap 30 menit )
2. Faktor yang mempengaruhi persalinan serta komponen apa saja
didalamnya?
Power : kekuatan ibu ( kuat mengejan ), his adekuat ( salah satu
kekuatan ibu yang menyebabkan servix membuka dan
mendorong janin kebawah),
Passage : jalan lahir , bagaimana keadaan panggul sempit atau
tidak ( pada VT , promontorium menonjol, spina ischiadica kanan
dan kiri menonjol, arcus pubis membentuk sudut 90, ujung os.
Coccygeus menonjol, linea terminalis teraba lebih dari 1/3
curiga panggul sempit )

VT mengukur conjugata diagonalis ( jarak antara


promontorium sampi tepi bawah symphisis pubis 1,5cm >
diameter anteroposterio (+- 11cm))
Passanger : kondisi bayi, Posisi bayi, Jumlah bayi ( gemeli ) , misal
pada CPD ( di periksa menggunakan osborn test , > 2jari dari
symphisis = (+) berarti curiga CPD) menghambat persalinan,
Penolong : dilakukan dengan benar dan baik

3. Mengapa didapatkan cairan menggenang di fornix posterior dan


vagina yang tidak berbau, tes lakmus menjadi biru ( basa ) ?
Tidak berbau bila adanya bau adanya indikasi infeksi
mikroorganisme ,
Kertas lakmus biru pH normal vagina adalah asam ( 4,5)
namun ph air ketuban basa 7,1Pada fornix postior adanya tanda air ketuban atau ketuban sudah
pecah
4. Apasaja tanda klinis dari KPD ?
-

Keluar tanda persalinan

Pada inspekulo

Usg : adanya tanda oligohidroamnion

Janian dapat teraba

Disertai demam pada infeksi ( gejala )

5. Definisi dan kapan terjadinya KPD ?


-

Bila selaput ketuban pecah sebelum ada tanda inpartu


( kontraksi teratur , adanya darah dan lendir) setelah 1 jam
tidak diikuti dengan proses inpartu

Pasien usia kemahamilan > 37 minggu mengalami pecah


ketuban , dibagi menjadi 2 yaitu KPD aterm dan KPD
preterm.

6. Apa etiologi KPD?


-

Dikarenakan uterus mengalami kontraksi perubahan


biokimia ketuban rapuh

Pengaruh yang melemahkan ketuban infeksi

Over distensi pada hidroamnion, kelahiran ganda, letak


sungsang, lintang, CPD

Defisiensi asam askorbat ( vit.C )

Asap rokok : mempunyai zat oksidan dalam tubuh


diubah menjadi kotinin akan menghambat pertumbuhan
protein dna ( untuk pematanga sel mudahnya kematian
sel dalam amnion

Pertumbuhan lipid dan asam askorbat akan menurun


sintesis kolagen menurun selaput plasenta akan mudah
ruptur

Olihidraamnion cairan amnion sekitan 500- 1500 ml


meningkatkan tekan amnion selaput mudah pecah

7. Bagaimana patofisiologi dari KPD ?


Sselaput ketuban terdiri dari 3 lapisan
1. Lapisan amnion
2. Lapisan korion
3. Lapisan desidua lapisan yang menyambung pada mio
metriom

Terjadi adanya perubahan biokimia dari kolagen


( mempertahankan serabut2 plasenta ) dipengarhi oleh MMT
( untuk degradasi kolagen ) TIMP1 MMT meningkat TIMP 1
menurun menghambat degenerasi kolagen akan rapuh
Infeksi meningkatkan apoptosis dalam sel amnion pada
selaput ketuban
peningkatkan apoptosis protein bax dan protein 53
meningkatkan apoptosis tidak seimbang antara penyokong
dan apoptosis ketuban rapuh
mikroorganisme masuk kedalam celah amnion dengan korion
dan korion dengan desidua ketuban rapuh
8. Bagaimana penegakan diagnosis KPD ?
5. Anamnesis
-

Penderita mengalami keluar cairan vagina ?

Berapa umur kehamilan?

Apakah sudah ada tanda inpartu? ( keluarnya darah dan


lendir, )

Bau atau tidak?


HIS ?

6. Inspeksi
-

Bentuk vagina

Cairan keluar ( warna, bau, jumlah?)

7. Pemeriksaan dalam
-

Spekulum mengejan lalu apakah ada cairan di fornix


posterior atau tidak

VT : mengetahui KK sudah pecah atau belum

8. Px. Lab

Kertas lakmus : Ph cairan

Leukosit darah : adanya infeksi atau tidak

USG : melihat jumlah amnion masih atau tidak, melihat


kesejahteraan janin

9. Bagaimana cara menghitung bishop score?


Parameter yang harus dinilai
6. Pembukaan servix
0 : belum ada pembukaan
1: pembukaan 1-2cm
2: pembukaan 3-4
3: >= 5cm
7. Pendataran servix
0: 0 30 effacement
1: 40-50
2: 60-70%
3: >= 80%
8. Penurunan kepala ( stastion )
0: -3
1: -2
2: -1 dan 0
3: +1 dan +2
9. Konsistensi servix
0 : keras
1: sedang

2 : lunak
10.

Posisi servix

0 : kebelakang
1 : searah jalan lahir
2 : kedepan
Interpretasi BISHOP SCORE dilakukan pada multigravida dan
kehamilan >= 36 minggu
0-4 : angka keberhasilan induksi persalinan 50-60%
5-9 : keberhasilan 80-90%
>9 : keberhasilan mendekati 100%
Berhasil bila score APGAR lebih dari 6
KAPAN DIBERI INDUKSI ????
Tujuan :
o Untuk indikasi induksi ( kesiapan servix untuk
diinduksi)
o untuk memprediksi hasil induksi persalinan
<= 4 : cervix unfavourable , belum bisa diinduksi harus
dimatangkan dahulu ( dimatangkan terlebih dahulu dengan
pemberian prostaglandin )
FARMAKOLOGIS

Pemberian tergantung kontraindikasi


a. asma
b. glaucoma

c. tekanan intra okuler tinggi

E1 : tablet peroral & pervaginam , misoprostol


E2 : dinoproston , sediaan ada 2 prepidil ( gel ) dan servidil
( bentuk persegi panjang dimasukan pervaginam)
Efek amping :
Takisisto uterus di lakukan secsio caesar
MEKANIS
Penggunaan kateter trans servikal ( kateter foley)
Diantaranya boleh dilakukan induksi ( >= 5 )
>= 9 : tingkat keberhasilan tinggi
10.

Apa pemeriksaan lab dan penunjang dari KPD ?

Px. Lab
-

Kertas lakmus : merah biru Ph cairan pada KPD ( 7,1


7,3 )

Leukosit darah : adanya infeksi atau tidak

USG : melihat jumlah amnion masih atau tidak, melihat


kesejahteraan janin

Px. Urin : mengetahui adanya bakteri atau tidak. Biasanya


ditemukan clamydia trachomatis ( bakteri obligat penyebab
tersering KPD ) untuk indikasi terapi antibiotik

Inspekulo

Ada tidaknya infeksi , suhu ibu > 38C dan air ketuban
keruh dan bau

Mikroskopis ( tes pakis ) : meneteskan air ketuban di glass


object , dikeringkan lalu amati di atas mikroskop

11.

Bagaimana penatalaksanaan KPD ?

Konservativ
Dilihat dari usia kehamilan < 32-34 minggu dirawat sampai air
ketuban berhenti
o <32-37 minggu dan belum inpartu dan tidak ada
infeksi pemberian dexametason
o 32-37 minggu sudahh inpartu dan tidak ada infeksi
pemberian tokolitik dan induksi setelah 24 jam
o 32-37 minggu ada infeksi beri antibiotik dan
induksi
Keterangan tambahan :
o Tokolitik bila diberikan <= 34 minggu untuk
membantu pematangan paru
o Bila umur 32-37 minggu steroid untuk membantu
pematangan paru paru dan periksa kadar lesitin dan
spingomielin
Aktiv
Kehamilan > 37 minggu diinduksi oksitosin bila gagal lakukan
SC , bisa juga diberikan misoprostol 25-50ug intra vagina setiap 6
jam , maks 4x

KPD

RS, ANTIBIOTIK, PX. Dalam

hamil preterm 37-37mgg


Air ketuban berhenti keluar <32-34mgg hamil aterm 38-40mgg

BISHOP SCORE
Rawat jalan

Observasi :
Fetal distress

Induksi oksitosin

Tanda infeksi
Beri kortikosteroid

Secsio sesaria

Gagal

Berhasil

Fase laten dan aktif memanjang


Fetal distress
Ruptur uteri iminens

Kelainan obstetri
Sungsang
Multipara
Riwayat obstetri buruk

12.

Apa komplikasi dari KPD ? pada KPD aterm dan KPD preterm?

Infeksi : korioamnionitis ( ibu ) sepsitikemia dan pneumonia


( bayi )

Sindrom deformitas janin

Hipoksia karena oligohidroamnion

Persalinan prematur :
aterm ( persalinan dalam 24 jam ), <26 minggu persalinan
dalam 1 minggu , 28-34minggu persalinan dalam 24 jam.

Pada preterm :
Pengawasan air ketuban sampai habis. Bila ada tanda fetal
distress harus segera diakhiri persalinan.
PERIODE LATEN (diketahui dari pembukaan < 3cm) pada
KPD : waktu terjadinya ruptur sampai periode persalinan.
Semakin muda usia gestasi , periode laten akan semakin
panjang
Misal pada usia persalinan cukup bulan ( persalinan dalam
24 jam ), <26 minggu persalinan dalam 1 minggu , 2834minggu persalinan dalam 24 jam, >37 minggu lebih dari
72 jam.
Tanda fetal distress
a. DJJ Selisih >1
b. Keluarnya mekonium

You might also like