You are on page 1of 50

KERATITIS

HERPETIKA
Disusun oleh:
Erdika Satria
1102009098
Fahada Indi
1102007106
Fatia Nurfatiatin
1102008103
Laras Wiyardhani
1102010148
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. I RADEN
SAID SUKANTO PERIODE 16 NOVEMBER
2015 18 DESEMBER 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI

PENDAHULUAN
Keratitis

ditandai
dengan rasa
yang sangat
nyeri

Peradangan kornea
yang
disebabkan
oleh bakteri, virus,
dan jamur.
berkembang
menjadi
fotofobia

PENDAHULUAN
Diklasifikasikan menurut lapisan
kornea yang terkena
Keratitis Superfisialis
Keratitis
Profunda/Interstisiali
s

Apabila mengenal
lapisan epitel atau
bowman
Apabila mengenai lapisan
stroma

disebut juga keratitis parenkimatosa


Dalam Referat ini akan
membahas

Keratitis Herpetika

PENDAHULUAN
KERATITIS
HERPETIK
A
Virus
Herpes
Simpleks

Virus
Herpes
zooster

PENDAHULUAN
Infeksi pada kornea
yang
disebabkan
oleh Virus Herpes
Simpleks tipe 1
atau
tipe 2.dapat terjadi
Keratitis herpes
simplek

Keratitis
Herpes
Simpleks

sepanjang tahun, kasus pada laki laki


kurang lebih dua kali perempuan

PENDAHULUAN
Keratitis
Herpes
Zooster

peradangan
pada
kornea
yang
disebabkan
karena
infeksi virus variselazooster (VZV)

Seseorang dengan usia berapapun dapat


menderita zoster, namun insidensnya
meningkat seiring dengan usia akibat
menurunnya kekebalan

PENDAHULUAN
Virus Herpes Simpleks

Virus ini menempati manusia


sebagai host, dan merupakan
parasit intraselular obligat, yang
ditandai dengan adanya infiltrasi
sel radang & edema pada lapisan
kornea manapun.

PENDAHULUAN
Virus Herpes Zooster

Memiliki morfologi yang identik


dengan virus Herpes Simpleks.
Lesi mata umumnya berupa lesi
cacar di palpebra dan tepian
palpebra

PENDAHULUAN
Tatalaksana
Keratitis Herpes Simpleks

Keratitis Herpes Zooster

Epitelial:
Pengobatan terhadap virus dan
pembelahan dirinnya

Pengobatan tidak spesifik dan


hanya simptomatik

Stromal:
Pengobatan terhadap virus dan
reaksi radangnya

Pengobatan dengan memberikan


asiklovir dan pada usia lanjut
dapat diberi steroid

PENDAHULUAN
Tujuan referat ini:
adalah untuk mengetahui bagaimana
diagnosis keratitis herpetika yang disertai
definisi,
epidemiologi,
etiologi,
patofisiologi, klasifikasi, komplikasi serta
prognosis

ANATOMI KORNEA

Kornea

Selaput
bening
mata, bagian selaput
mata yang tembus
cahaya, merupakan
lapis jaringan yang
menutup bola mata
sebelah depan dan
terdiri atas beberapa
lapis

KORNEA TERDIRI DARI 5


LAPISAN
1.
2.
3.
4.

Epitel
Membran Bowman
Stroma
Membran
Descemet
5. Endotel

Dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama


berasal dari
saraf siliar longus,
saraf nasosiliar,
saraf ke V saraf siliar longus berjalan
suprakorois, masuk ke dalam stroma kornea,
menembus membran Bowman melepaskan
selubung Schwannya.

Bersifat avaskuler, maka sumber-sumber nutrisi


kornea berasal dari pembuluh-pembuluh darah
limbus, humor aquaeus dan air mata.
Limbus kornea adalah batas antara sclera dan
kornea

HERPES VIRUS

Termasuk family Herpesviridae merupakan virus


DNA
intranukleus
besar
yang
mempunyai
kecenderungan kuat untuk menimbulkan infeksi
laten.

Ciri : Inti, Kapsul, Tegument & Envelope


Virion
: bulat, diameter 120-200 nm.
Genom : DNA untai ganda, linear
Protein : > 35 protein dlm virion
Selubung : mengandung glikoprotein, reseptor Fc
Replikasi di nukleus, bertunas dari membran nukleus

Herpes zoster

Varicella zoster

HERPES

Tipe 1
Herpes
simpleks

herpes virus
hominis (HVH)
Tipe 2

KERATITIS
HERPETIKA
Keratitis yang disebabkan oleh
Virus Herpes
Simpleks
Virus Herpes
Zooster

KLASIFIKASI KERATITIS
HERPES SIMPLEKS
BERDASARKAN WAKTU

infeks
i
prime
r

Infeksi pada seseorang yang tidak memiliki antibodi


terhadap HSV
Usia 6 bulan 6 tahun
Kelainan pada mata :
Vesikel di margo palpebra
Konjungtivitis folikularis
Keratitis pungtata superfisialis yang berkembang
menjadi liniaris, fasikularis dan dendritikus

infeks
i
rekur
en

Infeksi pada seseorang yang telah memiliki antibodi


terhadap HSV, dan muncul kembali akibat adanya
triger mechanism.
Kelainan pada mata (kelainan epitel dan stroma)
Ulkus dendrtikus, ulkus geografik
Keratitis interstisial
Keratitis disiformis
Uveitis

infeksi primer

infeksi rekuren

KLASIFIKASI KERATITIS HERPES


SIMPLEKS BERDASARKAN LOKASI
epitelia
l

akibat
pembelahan
virus di dalam
sel epitel yang
mengakibatkan
kerusakan pada
sel epitel dan
membentuk
ulkus kornea
yang superfisial

stromal
terjadi suatu reaksi
imunologik tubuh
terhadap virus yang
menyerang yaitu reaksi
antigen-antibodi yang
menarik sel radang ke
dalam stroma. Sel
radang ini mengeluarkan
bahan proteolitik untuk
merusak virus, tetapi
juga akan merusak
jaringan stroma di
sekitarnya

MANIFESTASI KERATITIS HERPES SIMPLEKS:

Keratitis Epitelial
keratitis epitel ditandai dengan
vesikel kornea, bisul dendritik,
dan bisul geografis.
Dalam beberapa jam, kornea
vesikel ini menyatu menjadi
pola dendritik.
Jika
ulkus
membesar,
bentuknya tidak lagi linear. Hal
ini kemudian disebut sebagai
ulkus geografis.

Ulkus dendritik

Ulkus geografis

MANIFESTASI KERATITIS HERPES SIMPLEKS:

Keratitis Stroma
Dibagi menjadi dua bentuk,
keratitis
disciform
dan
keratitis interstitial.
Keratitis
disciform berupa
edema
stroma
berbentuk
lonjong
biasanya
disertai
infiltrat ringan

Keratitis Stroma

Keratitis discirofm

INFEKSI VIRUS HERPES ZOOSTER

infeksi
primer
(Varicel
la)

Lesi mata umumnya pada kelopak dan tepian


kelopak.
Jarang ada keratitis

infeksi
rekuren
(Zooste
r)

Relatif banyak dijumpa, kerap kali disertai


keratouveitis

Patofisiologi Keratitis Herpes Simpleks


Setelah infeksi
primer, virus
herpes simpleks
menyebar dari sel
epitel yang
terinfeksi ke dekat
ujung saraf
sensorik
diangkut sepanjang
akson saraf ke sel
tubuh yang terletak
di ganglion
trigeminal.

Infeksi primer ini


mengenai cabang
kranial N.V salah
satunya mata.

Pada stroma terjadi


reaksi imunologik
tubuh

Reaksi antigen
antibody menahan
sel radang dalam
stroma

menyebar ke iris
dan badan siliar
dengan melalui
membran
descemet dan
endotel kornea.

Sel radang ini


mengeluarkan
bahan proteolitik
untuk merusak
virus.

terjadi infiltrat,
kerusakan epitel,
yang menyebar di
stroma

Virus menjadi
inaktif dalam
neuron sensorik
atau ganglion
otonom yang
sewaktu waktu
bisa aktif kembali

Patofisiologi Keratitis Herpes Zooster


Infeksi Primer (respiratori bagian atas)
Replikasi di nasofaring
Infiltrasi RES
Aliran darah (viremia) / sistemik
Varicella
VZV melewati lesi pada permukaan kulit dan mukosa
Saraf ending sensoris yang berdekatan dan pindah secara
sentripetal ke atas serabut sensoris pada ganglion sensoris
(ganglion dorsalis)

Virus laten

Kontak
Kontak langsung
langsung atau
atau tidak
tidak
langsung
langsung dengan
dengan penderita
penderita
herpes
herpes zoster
zosterGanglion sensoris trigeminal
Cabang oftalmikus (n. V1)
Herpes Zoster Oftalmikus
Cabang nasosiliaris
Cabang ciliaris longus

Keratitis herpes zoster

Reaktivasi
Reaktivasi virus
virus
laten
laten

MANIFESTASI KLINIS
KERATITIS HERPES SIMPLEKS
Keratitis HSV primer
Demam
Limfadenopati
preaurikuler
Blefarokonjungtiviti
s vesikular
Fotofobia
Lakrimasi
Gangguan
penglihatan

Keratitis HSV
rekuren
Demam
Ulkus kornea
Pajanan sinar UV
>>
Trauma
Imunosupresi

MANIFESTASI KLINIS HERPES ZOOSTER


Herpes zoster oftalmika :
Stadium prodromal (1 4 hari): nyeri lateral
sampai mengenai mata, demam, malaise,
dan sakit kepala
Vesikel keruh krusta mengering
jaringan parut (Erupsi herpetik unilateral)
Nyeri pada mata
Edema palpebra
Lakrimasi
Penurunan visus
Mata merah unilateral

DIAGNOSIS
Keratitis Herpes Simpleks
Anamnesis
Terdapat keluhan epifora, fotofobia, injeksi
perikornea, penglihatan kabur
Pemeriksaan Fisik
Tampak kornea infiltrat mengelilingi daerah
stroma yang edema dan dijumpai adanya
neovaskularisasi

DIAGNOSIS
Pemeriksan penunjang
oUji Fluoresein
oUji Fistel
oUji Placido
oUji Sensibilitas Kornea
oMikroskop cahaya
oKultur Visus
oMikroskop elektron
oPemeriksaan antigen langsung
oSerologi

DIAGNOSIS
Keratitis Herpes Zooster
Anamnesis
Nyeri lateral sampai mengenai mata,
demam, malaise dan sakit kepala,
dermatitis, nyeri pada mata, lakrimasi,
penurunan visus, mata merah unilateral
Pemeriksaan Fisik
Ditemukan pada kelopak akan terlihat
vesikel dan infiltrat pada kornea

DIAGNOSIS
Pemeriksaan penunjang
1.Mikroskopik
Percobaan Tzanck : Kerokan pada
palpebral diwarnai dengan Giemsa
Sel Dantia berinti banyak
2.Immunofloresensi direk
3.PCR ( Polymerase Chain Reaction )
Isolasi dan identifikasi virus

Diagnosis
Banding
Diagnosis banding keratitis herpes
simpleks adalah
Ulkus kornea
Keratokonjungtivitis

Diagnosis banding keratitis herpes zooster


adalah keratitis herpes simpleks.

Penatalaksanaan Herpes
Simpleks
KERATITIS EPITELIAL

Antiviral topikal
Antiviral topikal
mata
mata
Antibiotik topikal
Antibiotik topikal
Debridement
Debridement

KERATITIS STROMAL

Steroid topikal,
Steroid topikal,
Antiviral topical
Antiviral topical
Bila terjadi iritis perlu
Bila terjadi iritis perlu
diberikan steroid oral
diberikan steroid oral
20-30mg selama 7-10
20-30mg selama 7-10
hari
hari

Penatalaksanaan Herpes
Simpleks
Lensa kontak Rigid Gas Permeable untuk Silindris tidak
teratur akibat keratitis stroma kronis
Pembedahan

Keratoplasty
Pada Pasien dengan kekeruhan kornea visual
yang signifikan atau perforasi kornea

Penatalaksanaan Herpes
Zooster

A. Terapi sistemik :

1. Obat antivirus oral


Acyclovir dosis 800 mg, 5 x sehari
selama 10 hari
Valasiklovir dengan dosis 1 g, 3 x sehari
selama 10 hari
famciclovir, 500 mg/ 8 jam selama 7-10
hari

2. Analgetik
3. Steroid sistemik

B. Terapi lokal

1. Keratitis zoster :
Tetes mata steroid 4 kali sehari.
Cyclopegics (Cyclopentolate)
Salep mata acyclovir 3% diberikan 5
kali sehari selama 2 minggu

2. Antibiotik topikal.

3. Glaukoma sekunder
Timolol 0,5 % atau Betaxolol 0,5%
Acetazolamide

4. Ulkus kornea Tarsorrhaphy


lateral.
5. Kerusakan epitel yang menetap
digunakan :
Tetes air mata buatan
Soft contact lens bandage

6. Keratoplasti

Komplikasi
KERATITIS HERPES
SIMPLEKS

Komplikasi yang
Komplikasi yang
tersering dan
tersering dan
menyebabkan
menyebabkan
morbiditas yang paling
morbiditas yang paling
tinggi adalah
tinggi adalah
hilangnya penglihatan
hilangnya penglihatan
akibat sikatriks pada
akibat sikatriks pada
kornea
kornea

KERATITIS HERPES
ZOOSTER

Penyulit yang terjadi


Penyulit yang terjadi
adalah uveitis, parase
adalah uveitis, parase
otot penggerak mata,
otot penggerak mata,
glaucoma, dan neuritis
glaucoma, dan neuritis
optic
optic

Prognosis
Keratitis Herpes Simpleks
Bila diobati sedinidininya dengan pengobatan yang
baik,prognosisbaik,tetapidapatkambuhkembali
Keratitis Herpes Zooster
Prognosabaikkarenapemberianasikloviryangdapat
mencegahkomplikasisampaikearahpenurunanvisus.
Tingkatkesembuhanumumnyatinggipadadewasadan
anakanakdenganperawatansecaradini

KESIMPULAN
1. Keratitis merupakan peradangan kornea.
Kondisi ini seringkali ditandai dengan rasa
yang sangat nyeri dan kemudian dapat
berkembang menjadi fotofobia atau rasa silau
bilaterkenacahaya
2. Keratitis Herpes Simpleks merupakan radang
kornea yang disebabkan oleh infeksi Virus
HerpesSimplekstipe1maupuntipe2.

KESIMPULAN
3. BentukinfeksikeratitisHerpesSimpleksdapat
berupakeratitisepithelialdanstromal.
4. Keratitis Herpes Simpleks dapat bersifat
infeksiprimermaupuninfeksirekuren.Infeksi
rekuren dibagi menjadi keratitis superficial,
profundadankeratouveitis.

KESIMPULAN
5. Gejala subjektif yang ditimbulkan akibat
keratitis Herpes Simpleks dapat berupa
epifora, fotofobia, injeksi perikornea, dan
penglihatankabur.
6. Keratitis Herpes Zoster adalah peradangan
pada kornea yang disebabkan karena infeksi
virusvariselazoster(VZV).

KESIMPULAN
7. Antiviralyangdapatdigunakanantaralain
idoxuridine,trifluridine,vidarabine,dan
asyclovir.

Keratitis Herpes
Simpleks

Keratitis Herpes
Zooster

Sifat

Bilateral

Unilateral

Usia

Usia anak-anak dan


dewasa

Usia dewasa

Virus herpes simpleks tipe


1&2

Virus herpes zooster

Virus menyerang mata


(kornea)

Virus dorman diganglion


dorsalis

Test Sensibilitas
Kornea

Menurun/ hilang

Hilang

Lesi khas

Ulkus dendritik

Pseudodendritik

Acyclovir 4 x 400 mg

Acyclovir 5x 800 mg

Sikatriks

Post herpetic neuralgia

Penyebab
Target Organ

Terapi
Komplikasi

You might also like