Professional Documents
Culture Documents
DERMATOFITOSIS
Eko Riyanto
Sub. Dep. DERMATO VENEROLOGY
dr. RAMELAN NAVAL HOSPITAL
Surabaya
BATASAN
BATASAN
Dermatofitosis ( = Tinea, Ringworm)
Adalah
infeksi
jamur
dermatofit
(spesies Microsporum, Trichophyton
dan Epidermophyton) yang menyerang
epidermis bagian superfisialis (stratum
korneum), kuku dan rambut
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
- Antropofilik
3 penularan :
- Zoofilik
- Geofilik
1.
3.
FAKTOR PREDISPOSISI
1.
2.
3.
4.
5.
GEJALA
GEJALA KLINIS
KLINIS
Ada 9 bentuk :
- Tinea kapitis
- Tinea korporis
- Tinea kruris
- Tinea pedis
- Tinea barbae
Tinea favosa
Tinea imbrikata
Tinea unguium
Tinea manuum
TINEA KAPITIS
b.
Kerion ( Zoofilik )
a)
Karena M. canis
- Keradangan berat
- Lampu Wood (+) hijau terang
b)
2.
Infeksi endothrik
Miselium menjadi arthokonidia didalam
batang rambut
Selalu antropofilik ( T.violaceum )
Lesi mutipel, banyak, terpencar, tidak
semua rambut di lesi terkena alopesia
Black dot : rambut putus tepat di
orifisium folikel rambut
Kronis dapat sampai dewasa
Lampu Wood : (-)
TINEA KORPORIS
TINEA IMBRIKATA
TINEA KRURIS
TINEA UNGUIUM
2.
2.
3.
4.
Diskromia
perubahan warna kuku
permulaan putih/kuning hitam/coklat
Onikolisis
lepasnya lempeng kuku dari dasar kuku
Hipertropia unguium
penebalan lempeng kuku
Subungual hiperkeratosis
= Subungual debris khas T. unguium
TINEA PEDIS
Intertriginosa kronis
tersering
kulit mengelupas, maserasi dan pecah-pecah
tersering pd antara jari kaki IV & V dan III & IV
tertutup epidermis dan debris mati, putih,
maserasi
meluas ke telapak kaki, tumit & dorsum pedis
Khas hiperhidrosis dan bau khas tidak enak
2.
3.
Bentuk vesikular
Khas lesi vesikula, vesikulo pustula
dan dapat bulla
Jarang pada tumit dan daerah depan
Sepeti erisipelas
Sering + reaksi id
4.
TINEA MANUUM
( = Ringworm of the hand )
adalah infeksi dermatofit pada daerah
interdigitalis, permukaan palmar dan dorsum
manus
ada 5 bentuk :
1. Hiperkeratosis difusa tersering
2. Cresentic exfoliating skin = Tinea pedis
3. Bercak batas jelas dan vesikula
4. Papula kemerahan dan bercak folikuler
yang teratur
5. Skuama kemerahan
Unilateral, dapat + 1 atau 2 kaki terkena
Kuku tidak / dapat terkena
TINEA BARBAE
adalah infeksi dermatofit daerah janggut
pada muka dan leher terbatas pada
laki-laki dewasa
2 bentuk :
1.
Superfisialis ringan
seperti Tinea korporis, dapat alopesia
2.
TINEA INKOGNITO
Infeksi dermatofit yang berubah karena
kortikosteroid sistemik atau topikal yang
diberikan karena kelainan yang telah ada
atau salah diagnosis tinea.
DERMATOFITOSIS REKALSITRAN
Dapat diketahui dengan adanya keradangan
atau hiperkeratosis yang cukup jelas, proses
skwuama menyeluruh pada kulit yang terus
menerus atau sering kambuh-kambuh
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
Anamnesis dan gejala klinis khas
2. Laboratorium :
2.1. Pemeriksaan langsung dengan KOH 10-20% /
dapat + tinta Parker
2.1.1. Dari kerokan kulit / skuama / kuku terlihat:
a. Hifa bersepta
gambaran double contour ( 2 garis
lurus sejajar, transparan ) bersepta /
sekat dan dikhotomi (cabang dua-dua)
b. Arthrokonidia / arthrospora.
spora berderet, merupakan pecahanpecahan ujung hifa
1.
2.1.2.
2.1.3.
Hasil negatif
Tidak menyingkirkan diagnosis
dermatofitosis
2.2.
Kultur
dengan media :
1. Sabourauds Dextrose Agar (SDA) +
khloramfenikol + sikloheksamid
(Actidion) : Mycobiotik - Mycosel.
Tumbuh rata-rata 10-14 hari
2. Dermatophyte Test Media (DTM)
Tumbuh tampak perubahan warna merah
dalam 2 hari
3. Cornmeal agar / Potato dextrose agar
(differential media - sporalation media)
2.3.
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
BANDING
BANDING
Tergantung lokasi kelainannya
1. Dermatitis
2. Pyoderma
3. Kandidiasis
4. Erythema anulare sentrifugum
5. Erythema intertrigo
6. Morbus Hansen MB
7. Psoriasis vulgaris
8. Pityriasis rosea
9. Alopesia
10. Trichotillomania
11. Onykholysis
12. Distrofik unguium
PENYULIT
PENYULIT
Tergantung lokasi yang terkena
1.
2.
3.
4.
5.
Infeksi sekunder
Alopesia
Reaksi id
Kekambuhan
Hiperpigmentasi
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
1.
2.
Obat topikal
2.1. Indikasi
Lesi tidak luas pada Tinea korporis, Tinea
kruris, Tinea manuum dan Tinea pedis
ringan
2.2.
Obat
2.2.1.
2.2.2.
2.2.3.
2.2.4.
2.2.5.
2.2.6.
Salep Whitfield
( =AAV I asidum salisilikum 3%
+ asidum bensoikum 6% ) 2x / hari
Salep 2-4 / 3-10
( asidum salisilikum 2-3% + sulfur
presipitatum 4-10% ) 2x / hari
Campuran undesilenik 2x / hari
Tolsiklat / Tolnaftat
2x / hari
Siklopiroksolamin
2x / hari
Haloprogen
2x / hari
2.2.7.
Imidasol
a. Dioleskan 2x/hari
Klotrimasol, Mikonasol, Isokonasol
b. Dioleskan 1x/hari
Ketokonasol, Tiokonasol, Bifonasol,
Sulkonasol dan Sertakonasol
2.2.8.
Alilamin / Bensilamin
a. Naftifin
2x/hari
b. Terbinafin 1x/hari
c. Butenafin 1x/hari
Kelompok obat fungisidal untuk dermatofit
2.2.9.
Fungsi kortikosteroid
menghentikan proses infeksi dan
alergi / keradangan
mempercepat aktivitas obat anti
jamur pada stadium awal
Aktivitas anti pruritus lebih jelas
b.
2.2.
Obat
2.2.1.
2.2.2.
2.2.3.
2.2.4.
2.2.5.
2.2.6.
Salep Whitfield
( =AAV I asidum salisilikum 3%
+ asidum bensoikum 6% ) 2x / hari
Salep 2-4 / 3-10
( asidum salisilikum 2-3% + sulfur
presipitatum 4-10% ) 2x / hari
Campuran undesilenik 2x / hari
Tolsiklat / Tolnaftat
2x / hari
Siklopiroksolamin
2x / hari
Haloprogen
2x / hari
2.2.7.
Imidasol
a. Dioleskan 2x/hari
Klotrimasol, Mikonasol, Isokonasol
b. Dioleskan 1x/hari
Ketokonasol, Tiokonasol, Bifonasol,
Sulkonasol dan Sertakonasol
2.2.8.
Alilamin / Bensilamin
a. Naftifin
2x/hari
b. Terbinafin 1x/hari
c. Butenafin 1x/hari
Kelompok obat fungisidal untuk dermatofit
2.2.9.
Fungsi kortikosteroid
menghentikan proses infeksi dan
alergi / keradangan
mempercepat aktivitas obat anti
jamur pada stadium awal
Aktivitas anti pruritus lebih jelas
b.
d.
Indikasi :
a). Infeksi jamur + inflamasi berat
b). Intertrigo
c). Napkin rash
d). Dermatitis atopi
e). Dermatitis seborrhoik daerah fleksor
f). Jangan dipakai untuk diagnosis tak jelas
3.
Obat oral
3.1. Indikasi :
3.1.1. Tinea kapitis, Tinea imbrikata, Tinea
unguium dan Tinea barbae
3.1.2. Tinea korporis / kruris / pedis /
manuum yang berat / luas / sering
kambuh / tidak sembuh dengan
obat topikal
3.2. Cara
3.2.1. Tergantung obat oral yang dipakai,
lokasi dan penyebab
3.2.2. Lamanya
a. Obat fungistatik : 2-4 minggu
b. Obat fungisidal : 1-2 minggu
3.3.
Obat oral
3.3.1. Griseofulvin
anak
: 10 mg/kgBB/hari ( microsize )
5,5 mg/kgBB/hari (ultra microsize)
dewasa : 500-1000 mg/hari
3.3.2. Ketokonasol
anak
: 3-6 mg/kgBB/hari
dewasa : 1 tablet ( 200mg )/hari
3.3.3. Itrakonasol
anak
: 3-5 mg/kgBB/hari
dewasa : 1 kapsul ( 100mg )/hari
3.3.4. Terbinafin
anak
: 3-6 mg/kgBB/hari
10-20kg : 62,5 mg (1/4 tablet)/hari
20-40kg : 124 mg (1/2 tablet )/hari
dewasa : 1 tablet ( 250mg )/hari
4.
Keadaan khusus
4.1.
4.1.1. Penatalaksanaan
a.
b.
c.
d.
terapi denyut
Tinea korporis
200 mg ( 2x1 kapsul)/hari 1 minggu
Tinea pedis / Tinea manuum
400 mg (2x2 kapsul)/hari 1 minggu
Tinea kapitis
3-5 mg/kgBB/hari selama 1 minggu
3 minggu istirahat / 1siklus,diulang 2-3 siklus
Tinea unguium
400mg (2x2 kapsul)/hari untuk 1 minggu
istirahat 3 minggu / siklus
- kuku tangan : 2 siklus
- kuku kaki
: 3-4 siklus
4.2.
Tinea kapitis
4.2.1. Obat oral
a. Griseofulvin ( gold standard )
20 mg/kgBB/hari (microsize)
15 mg/kgBB/hari (ultra microsize)
6-12 minggu
b. Terbinafin
3-6 mg/kgBB/hari 4 minggu
(M. canis : 6-8 minggu )
c. Itrakonasol
a) terapi denyut ( 4.1.1.c)
b) 3-5 mg/kgBB/hari 4-6 minggu
4.2.2.
Ajuvan
a.
c.
4.3.
Tinea unguium
4.3.1. Obat topikal
a. Indikasi
a) SWO
dikerok dulu
b) DLSO terbatas pd kurang 2/3 bagian
distal ( terbaik 1/3 bagian distal )
dan yg terkena tak lebih dari 3 kuku
c) Kombinasi obat oral
d) Pencegahan kambuh
b.
Amarolfin 5% lacquer
dioleskan 1-2 x / minggu
tangan
: 4-6 bulan
kaki
: 9-12 bulan
b)
Ciclopirox 8% lacquer
- 1 x / minggu 6 bulan
- Bulan I : 3 x / minggu
Bulan II : 2 x / minggu
Bulan III : 1 x / minggu
4.3.2.
Obat oral
a.
b.
Itrakonasol
a) 2 kapsul / hari
tangan : 6 minggu
kaki
: 12 minggu
b) Terapi denyut (4.1.1. d)
4.3.3.
Bedah kuku
a.
Curettage
a) SWO
b) Subungual debris mengurangi
beban kuku yang harus diobati oral
b.
4.4.
4.5.
Dermatofitosis rekalsitrant
4.5.1. Obat topikal
a. Pada infeksi ringan - sedang, obat oral
tidak dapat diberikan
b. Krim terbinafin 2x/hari 4 minggu
c. + pelembab (urea) / keratolitik (salisilik
asid) 1/2 jam sebelum terbinafin dioleskan
4.5.2. Obat oral
a. Lesi luas / Tx topikal gagal
b. Terbinafin 250mg/hari 2-4 minggu
c. Itrakonasol 100 mg/hari 4 minggu
atau 400 mg/hari 1 minggu
d. + pelembab/keratolitik (4.5.1. c)
PENCEGAHAN
PENCEGAHAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kegagalan
Kegagalan pengobatan
pengobatan
dipikirkan
dipikirkan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
dan selamat
bertanya.