You are on page 1of 41

OBAT GAGAL JANTUNG

KLASIFIKASI
New York Heart Association (NYHA) Functional
Class:
Kelas I :
Tidak ada limitasi aktivitas fisik.
Sesak napas (-) dengan aktivitas fisik biasa.

Kelas II :

Sedikit limitasi aktivitas fisik.


Timbul rasa lelah, palpitasi, dan sesak napas dengan
aktivitas fisik biasa,
tetapi nyaman sewaktu istirahat.

Kelas III :

Aktivitas fisik sangat terbatas.


Aktivitas fisik kurang dari biasa sudah menimbulkan
gejala,
tetapi nyaman sewaktu istirahat.

Kelas IV :

Sesak napas waktu istirahat

Patofisiologi

Udem paru

Beban
Jantung
Low Cardiac
output
SRAA

Retensi
Air/Na+
Udem
tungkai

Simpatis
Vasokonstriksi

HR
Cardiac
output

Afterload

TUJUAN PENGOBATAN
Fase akut:
Mengurangi gejala gagal jantung
Kurangi overload cairan: diuretik
Turunkan resistensi perifer: ACE-I dan
vasodilator lain
Tingkatkan kontraktilitas miokard: obat
inotropik
Lindungi miokard: -blocker

Fase kronik:

Mencegah memburuknya fungsi jantung

Batasi remodelling miokard: ACE-inhibitor, blocker, antagonis aldosteron,

Terapi Non Farmakologi


Istirahat (gagal jantung akut)
Olahraga ringan dan teratur (gagal
jantung kronik)
Batasi asupan garam (2-3 g/hari) dan
cairan
Hindari tempat tinggi, terlalu panas,
atau lembab dan penerbangan jarak
jauh
Berhenti merokok

Terapi Farmakologi
Gagal jantung Akut
1.
2.
3.
4.

Diuretik
ACE-inhibitor dan ARB
Inotropik: Digoksin dan Inotropik lain
B-blocker

Gagal jantung Kronik


5.
6.
7.
8.
9.
10.

ACE-inhibitor dan ARB


Diuretik
-bloker
Vasodilator lain (Hidralazin + nitrat organik)
Inotropik: Digoksin dan inotropik lain
Antagonis aldosteron

DIURETIK
Diuretik kuat: Furosemid

Obat utama untuk gagal jantung akut


Gagl jantung kronik dengan udem/retensi
cairan
Dalam kombinasi dengan ACE-I

Golongan tiazid: HCT, indapamid

Dapat digunakan pada gagal jantung kronik


Dalam kombinasi dengan Diuretik kuat

Antagonis aldosteron: spironolakton

Digunakan dalam jangka panjang


Mencegah fibrosis miokard
Mengurangi risiko hipokalemia akibat
furosemid

ACE-inhibitor
Akut: Obat lini kedua setelah diuretik
Kronik: Obat lini pertama
Efek jangka pendek:
Menurunkan afterload / resistensi perifer
Mengurangi aldosteron (retensi cairan )

Efek jangka panjang:


Angiotensin II Mencegah remodelling
(hipertrofi dan fibrosis) miokard
Aldosteron cegah remodelling
Mengurangi apoptosis (kematian) sel miokard

Antagonis Angiotensin II (ARB)


Sebagai alternatif penghambat ACE
pada pasien yang tidak dapat
mentoleransi ACE-I
Kombinasi dengan penghambat
ACE pada pasien yang masih
simtomatik

-blocker
Dulu: Kontraindikasi
Sekarang: Indikasi (CHF kronik, stabil)
CHF akut dan kronik yang sudah stabil (NYHA
class II-III)

Mekanisme:

mengurangi rangsangan simpatis pada


jantung
Mengurangi produksi renin di sel
jukstaglomeruler

Obat yang dipakai:

Carvedilol ( blocker),
-blocker selektif (bisoprolol, metoprlol)
(Bersama dengan diuretik dan ACE-inhibitor)

VASODILATOR LAIN
Hidralazin-isosorbid dinitrat
Bila tidak toleran terhadap ACE-I/ARB
Atau masih simtomatik setelah mendapat ACEI, ARB, dan antagonis aldosteron

Nitrat iv
Na nitroprusid
Nitrogliserin

Nesiritid
Merupakan rekombinan Brain Natriuretic
Peptide (BNP)
Efek: diuresis dan natriuresis

DIGITALIS
Asal:
Digitalis purpurae digitalis (digoksin,
digitoksin)
Strophantus gratus ouabain

Prototipe: Digoksin
Farmakodinamik:

Inotropik positif
Kronotropik dan dromotropik negatif
Mengurangi aktivitas simpatis
Aritmogenik

Mekanisme Efek Inotropik


Positif
Menghambat Na/K-ATPase

Na intrasel

Kanal Ca++
terbuka

Na+/Ca++
exchanger

Ca intrasel

KONTRAKTILITAS

Sarcoplasmic
reticulum

Efek langsung pada jantung


Memperpendek masa refrakter di atrium,
ventrikel, dan Purkinje (meningkatkan
otomatisitas ) aritmogenik
Menurunkan konduktivitas terutama di
nodus AV
Memperpanjang masa refrakter di nodus
AV
Kronotropik dan dromotropik negatif
Efek pada nodus AV mendasari penggunaan
digoksin pada pengobatan fibrilasi atrium.

Efek tak langsung


Efek vagal: nyata pada nodus SA dan
AV
Meningkatkan tonus vagal
Meningkatkan sensitivitas jantung
terhadap asetilkolin kronotropik negatif

Efek simpatis:
Menurunkan tonus simpatis
Menurunkan sensitivitas jantung
terhadap NE
Mengurangi impuls eferan simpatis (dosis
<)
kronotropik negatif

Pada dosis besar/toksik bersifat


aritmogenik
Denyut prematur, VES, bigemini, Fibrilasi

Efek Farmakodinamik
1. Efek langsung:
Inotropik positif
Perbaikan kontraktilitas
Curah jantung
Bendungan paru
sesak napas berkurang

2. Efek tak langsung


Tonus simpatis
Denyut jantung dan resistensi perifer
afterload beban jantung

Perbaikan sirkulasi ginjal


Aktivitas SRA resistensi perifer
Aldosteron retensi air/garam udem
Perbaikan fungsi jantung

Efek Pada Flutter / Fibrilasi Atrium


Memperpanjang masa refrakter nodus
AV
Frekuensi atrium / Frekuensi ventrikel

sebagian impuls dari atrium


tidak diteruskan ke ventrikel

Mencegah penularan fibrilasi ke


vetrikel

INDIKASI

Fibrilasi/flutter atrium
Takikardi supraventrikel paroksismal
gagal jantung dengan fibrilasi atrium
gagal jantung dengan ritme sinus yang
disertai takikardia,

Kontraindikasi
Blokade AV
Bradikardi
Wolf-Parkinson-White (WPW) syndrome
Sick sinus syndrome
Takikardi ventrikel, fibrilasi ventrikel
Kardiomiopati hipertropik obstruktif
Gagal ginjal (digoksin: perlu penyesuaian
dosis)
Hipotiroidisme

Short PR interval

Sick Sinus Syndrome

INTERAKSI
Kuinidin, verapamil, amiodaron (menghambatan Pglikoprotein) meningkatkan kadar plasma
digoksin
rifampisin menginduksi transporter Pglikoprotein di usus menurunkan kadar
plasma digoksin.
aminoglikosida, siklosporin, amfoterisin B
mengganggu fungsi ginjal kadar plasma
digoksin .
kolestiramin, kaolin-pektin, antasida: adsorpsi
digoksin absorpsi digoksin menurun.
diuretik tiazid, furosemid: risiko hipokalemia
meningkatkan toksisitas digoksin.
b-bloker, verapamil, diltiazem:
memperlambat konduksi AV;
Inotropik negatif mengurangi efek inotropik digoksin.

Farmakokinetik
Digoksin

Digitoksin

Ouabain

40-90%
Dipengaruhi
makanan

90-100%
Tidak dipengaruhi
makanan

Bervariasi
Dipengaruhi
makanan

Mula kerja
Oral
IV

1,5 - 6 jam
5 - 30 menit

3 - 6 jam
0,5 - 3 jam

Efek maksimal
Oral
IV

4 - 6 jam
1,5 - 3 jam

6 - 12 jam
4 - 6 jam

0,5 - 2 jam

1,5 hari

4-7 hari

< 1 hari

Ginjal

Hati

ginjal

Dosis digitalisasi
Oral
IV

1,25 1,50 mg
0,7 1 mg

0,7 1,2 mg
1 mg

0,3 0,5 mg

Dosis rumatan

0,125 0.5 mg

0.1 mg

Abs. Oral

Masa paruh
Ekskresi

INOTROPIK LAIN
I. Agonis 1-adrenergik

DOPAMIN

1 inotropik (+), takikardi


Dosis kecil: reseptor D1 di gijnal dan
mesenterium vasodilatasi
Dosis besar: stimulasi reseptor
vasokonstriksi
Sintesis NE vasokonstriksi
Indikasi: Syok kardiogenik, Gagal jantung
refrakter

DOBUTAMIN
Reseptor 1 inotropik (+)
Efek takikardi lebih ringan dari Dopamin
Indikasi = Dopamin

INOTROPIK LAIN

II. Penghambat fosfodiesterase (PDE)


(Amrinon, Milrinon)

cAMP /cGMP
5-AMP /5-GMP
PDE-inhibitor

Menghamat degradasi cAMP Ca++ influx


Menghambat degradasi cGMP vasodilatasi

You might also like