You are on page 1of 7

Hambatan Penerapan Demokrasi di Hongkong

Disusun Oleh:
Desi Indah Larasati
Dewi Masitoh
Rizka Nurina Amalina
Fariz Abdul Aziz
Adhityo Jordi Ramado
M. Nursalim Hakim
Rana Sausan

14323002
14323006
14323007
14323012
14323017
14323030
14323015

1408 Kata

Program Studi Hubungan Internasional


Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta
2014

Pendahuluan
Demokrasi merupakan bentuk atau sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut
serta memerintah dengan perantaraan wakilnya yaitu pemerintahan rakyat 1. Demokrasi
dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua sistem organisasi politik
dan sosial yang diperjuangkan oleh pendukung-pendukung yang berpengaruh.2
Tetapi pada kenyataannya, di sebagian negara sistem demokrasi tidak berjalan dengan
baik. Seperti adanya pembatasan hak politik di Hong Kong, yang dimana masyarakat tidak
mendapat hak istimewa seperti yang dijanjikan ketika diserahterimakan dari Inggris pada
tahun 1997. Saat diserahkan ke Tiongkok, pemerintah pusat menjanjikan hak politik yang
lebih luas, namun hak itu tidak kunjung diberikan. Selain itu, ketidakpercayaan masyarakat
Hong Kong kepada pemerintah pusat di Beijing yang menjanjikan perbaikan ekonomi,
namun yang terjadi adalah perbedaan antara kelompok borjuis dan proletar. Tulisan ini
dimaksudkan untuk membahas permasalahan demokrasi di Hong Kong serta upaya
penyelesaian yang di lakukan oleh pemerintahan Hong Kong. Topik ini menjadi sangat
penting untuk dibahas karena dari tahun 2004 hingga sekarang belum ada kebijakan
pemerintah dalam upaya penyelesaian kasus ini. Selain itu, dengan adanya pembatasan hak
politik pada masyarakat akan menghilangkan peran masyarakat dalam partisipasi di suatu
negara, contohnya pada pemilihan umum (PEMILU). Dimana pemilihan umum (PEMILU)
merupakan implementasi dari salah satu ciri demokrasi dimana rakyat secara langsung
dilibatkan dan diikutsertakan dalam menentukan arah kebijakan politik. Sehingga
kesejahteraan dan kemakmuran suatu negara akan tercipta dengan berlakunya sistem
demokrasi yang baik dan benar.
Tulisan ini akan dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, akan membahas tentang latar
belakang permasalahan demokrasi yang terjadi di Hong Kong. Pada bagian kedua, akan
membahas mengenai konflik yang terjadi di Hong Kong serta upaya dalam menyelesaikan
kasus tersebut. Dan pada bagian ketiga, akan menyimpulkan argumen akhir tulisan ini.

Hong Kong dan Awal Mula Masalahnya


1 http://kbbi.web.id/demokrasi
2 Miriam Budiardjo, 2008, Dasar-dasar Ilmu Politik, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, p. 105.
2

Hong Kong pernah menjadi wilayah jajahan Inggris sejak 20 Januari 1841. Pada 1 juli
1997 Inggris menyerahkan Hong Kong kepada Tiongkok dan menjadi wilayah administratif
khusus pertama di Tiongkok. Hong Kong dipimpin seorang Kepala Eksekutif namun hanya
sebatas wilayah Hong Kong saja seperti urusan luar negeri atau pertahanan militer itu
dikendalikan langsung oleh Tiongkok. Pemerintah Hong kong berperan aktif dalam urusan
ekonomi yang berada di internal negaranya. Hong Kong menjadi daerah industri dan pusat
keuangan dunia sejak tahun 1990.3 Indonesia pun memiliki kerja sama dengan Hong Kong
tujuannya agar memperkuat atau memaksimalkan hubungan dagang dengan Hong kong.
Ekspor Indonesia ke Hong Kong terdiri dari atas komoditi yang berasal dari sumber daya
alam dan manufaktur. Seperti benang tenun, kain tekstil, dan olahan bahan plastik. Sedangkan
Indonesia mengekspor ikan, kerang, kopi, teh, coklat, dan rempah-rempah.4
Namun Hong Kong sendiri bukanlah wilayah yang bebas konflik. Sebagai sebuah
wilayah administratif yang diberikan oleh Inggris kepada pemerintah Tiongkok, tentu Hong
Kong ingin memiliki berbagai kebijakan sendiri untuk wilayahnya, tetapi banyak hambatanhambatan yang dialami oleh Hong Kong karena banyaknya aturan-aturan yang diberikan oleh
pemerintah Tiongkok. Adapun hambatan demokrasi di Hong Kong dipicu oleh pemerintah
Tiongkok yang melarang masyarakatnya untuk memberi hak suara dalam memilih Kepala
Badan Eksekutif dan Badan Legislatif.5 Dan juga di latarbelakangi keresahan atau
kekhawatiran warga Hong Kong akan kebijakan-kebijakan kepemerintahan Tiongkok yang
mengeluarkan keputusan kontroversial, sehingga warga Hong Kong tidak berhak memilih
pejabat pengganti Tung Chee Hwa yang saat ini menjabat sebagai Kepala Eksekutif Hong
Kong yang ditunjuk oleh pemerintah Tiongkok, setelah masa jabatan Tung habis pada tahun
20076. Dan warga Hong Kong juga dinyatakan tidak memiliki hak untuk memilih anggota
3 ASM. Romli, Profil Hong Kong [online] http://www.ddhongkong.org/data-hong-kong/profil-hongkong retrieved in 14 Desember 2014
4 Indonesia-Hongkong perkuat kerjasama ekonomi [online]
http://www.kabarbisnis.com/global/2810445Indonesia_Hongkong_perkuat_kerjasama_ekonomi_.html
5 Congyue Dai, Hong Kong: Perjuangan Untuk Pemilu yang Sejati, 01 October 2014
http://www.marxist.com/hong-kong-perjuangan-untuk-pemilu-yang-sejati.htm
6 Shafiah F. Muhibat, Hong Kong, Taiwan, dan Demokrasi [online] http://csis.or.id/post/hong-kongtaiwan-dan-demokrasi
3

parlemen Hong Kong pada pemilihan 2008 mendatang sehingga pelajar, mahasiswa dan
masyarakat Hong Kong menuntut dan berunjuk rasa kepada pemeritahan Tiongkok yang
melibatkan aktivis prodemokrasi. Dikarenakan Tiongkok menganut sistem sosialis komunis
yang mana sistem sosialis komunis ini sistem yang memilih kepala pemerintahan secara tidak
langsung atau bukan dengan cara pemilihan langsung (PEMILU).
Walaupun para demonstran terus berunjuk rasa kepada pemerintah atau penguasa
Tiongkok, penguasa Tiongkok tetap bersikeras tidak akan melayani serta memenuhi apa-apa
yang dituntut dan diinginkan oleh para demonsran yakni pemilihan secara langsung (dipilih
oleh masyarakat) karena menurut Tiongkok mereka mempunyai kendali dalam memilih
kandidat pemimpin Hong Kong yang akan dipilih oleh komisi pencalonan.
Pada tanggal 31 Agustus 2014 pemerintahan Tiongkok telah resmi menolak semua tuntutan
pemilahan secara langsung atau secara terbuka, sehingga masyarakat harus rela menerima,
berlapang dada dan taat pada apa-apa yang telah di perintahkan oleh pemerintah Tiongkok,
dan masyarakat boleh memilih para calon pemimpin mereka sendiri namun nama calon dan
kadidatnya mereka harus disetujui oleh pemerintahan Tiongkok. Seperti yang di katakan
Presiden Tiongkok Xi Jinping :
Kami tak akan memberi kelongggaran sedikit pun kepada tuntutan demokrasi. Kebijakan
Beijing terhadap Hong Kong terutama terkait pemilihan pemimpin eksekutif tidak berubah,
dan tak akan pernah berubah yakni rakyat Hongkong hanya boleh memilih para calon
pemimpin yang ditunjuk oleh kaum loyalis Beijing.7

Walaupun pemerintah teleh menetapkan kebijakan mereka yakni penolakan pemilihan


langsung, semangat para demonstran tetap untuk berunjuk rasa (demo) tambah semakin kuat
dikarenakan para pemerintah tidak merespon apa-apa yang demonstran inginkan dan berjanji
akan menutup seluruh akses pusat ekonomi di kota jika pemerintah gagal melakukan
reformasi pemilihan umum (PEMILU) demokrasi yang tidak sesuai dengan standar
internasional. Kekerasan yang terjadi pada saat demonstrasi pun kerap terjadi karena sikap
represif dari aparat Hong Kong. Menurut Anson Chan, sekretaris pemerintahan Hongkong
pada era pra dan pasca-1997, sikap aparat tersebut merupakan wajar karena aparat tersebut
merupakan kepanjangan tangan Tiongok.8 Keputusan yang dibuat oleh pemerintahan
Tiongkok diatas banyak mengundang kecaman dan sorotan dunia internasional termasuk
7Chusnan Maghribi, [online], http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/demokrasi-di-hong-kong/ retrieved 13
Desember 2014

Indonesia, Amerika Serikat (USA), serta melanggar kesepakatan mereka yang mana pada
pada tahun 1997 Hong Kong akan memperoleh otonomi terbatas selama 50 tahun.
Kebijakan-kebijakan baru yang dibuat pemerintah Tiongkok yang selalu mengabaikan
otonomi politik Hong Kong memicu keresahan warga Hong Kong untuk melakukan demo
kepada pemerintahan Tiongkok.9 Hal itu dipicu karena Tiongkok tercatat telah 169 kali
membuat kebijakan yang melanggar hak warga Hong Kong untuk menentukan kebijakan.
Padahal Bab 1 Pasal 5 Konstitusi Hong Kong menyebutkan, "Sistem sosialis dan kebijakan
tidak akan diterapkan di wilayah administrasi khusus Hong Kong, dan sistem kapitalis dan
cara hidup akan tetap tidak akan berubah untuk 50 tahun." 10
Kesimpulan
Makalah ini berpendapat bahwa kasus yang terjadi di Hong Kong merupakan sebuah
penyelewangan hak karena pada saat penyerahan Hong Kong kepada pemerintah di Beijing,
pemerintah Tiongkok saat itu Deng Xiaoping memberikan hak otonomi kepada pemerintah
Hong Kong seperti pada sistem hukum, mata uang, bea cukai, imigrasi, peraturan jalan yang
tetap berjalan di jalur kiri.11 Tetapi faktanya saat ini pemerintah Tiongkok justru mengekang
kebebasan berpendapat bagi Hong Kong meskipun hanya melalui pemilu.
Menurut ahli sejarah Inggris, Lord Acton, kekuasaan pemerintah harus dibatasi karena
manusia mempunyai banyak kelemahan. Dalilnya yang terkenal adalah: Manusia yang
mempunyai kekuasaan cenderung untuk menyalahgunakan kekuasaan itu, tetapi manusia
yang mempunyai kekuasaan tak terbatas pasti akan menyalahgunakan kekuasaan itu, tetapi

8 AMI, Terkungkung Demokrasi Cacat, Hongkong Menggugat [online]


http://www.jawapos.com/baca/artikel/7761/Terkungkung-Demokrasi-Cacat-Hongkong-Menggugat
9 Shafiah F. Muhibat, 10 July 2004 (online), http://csis.or.id/post/hong-kong-taiwan-dan-demokrasi
retrieved 14 Desember 2014
10 Adrianus Mandey, Hong Kong Coba Membangkang dari China Soal Pilkada [online]
http://fokus.news.viva.co.id/news/read/543148-hong-kong-coba-membangkang-dari-china-soalpilkada retrieved 14 Desember 2014
11 http://www.catatansejarah.com/2012/01/sejarah-awal-berdiri-negara-hongkong.html retrieved 14
Desember 2014
5

manusia yang mempunyai kekuasaan tak terbatas pasti akan menyalahgunakannya secara tak
terbatas pula (Power tends corrupt, but absolute power corrupts absolutely).12
Hal ini telah terjadi dan dibuktikan oleh pemerintah Tiongkok yang menggunakan
kekuasaannya dengan melarang rakyat Hong Kong untuk memilih calon pemimpin dari
kalangan mereka tetapi rakyat Hong Kong boleh memilih calon pemimpin yang telah
ditetapkan oleh pemerintah Tiongkok13. Ada pula larangan kepada negara asing yang ingin
menyelidiki penerapan sistem demokrasi di Tiongkok. 14 Tentu saja ini sangat menghambat
proses demokrasi di Hong Kong jika masih ada intervensi dari pihak lain.
Menurut buku Miriam Budiarjo negara turut bertanggung jawab atas kesejahteraan
rakyat dan karena itu harus aktif berusaha untuk menaikkan taraf kehidupan warga
negaranya.15 Lalu bagaimana pemerintah Hong Kong bisa bertanggung jawab mengurusi
negaranya jika pemimpinnya sendiri tidak dipilih oleh rakyatnya sendiri
Sehingga, paper ini menyimpulkan bahwa terhambatnya demokrasi di Hong Kong
disebabkan karena interfensi dari Tiongkok yang dengan seenaknya merubah perjanjiannya
dengan Inggris pada saat penyerahan Hong Kong ke pemerintahan Tiongkok.

12 Lord Acton, Letter to Bishop Mandell dikutip dari Buku Miriam Budiardjo, 2008, Dasar-dasar
Ilmu Politik, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, p. 107.
13 Haryo Wisanggeni, Perjuangkan Demokrasi, Mahasiswa Hong Kong Turun Turun ke Jalan
https://www.selasar.com/politik/perjuangkan-demokrasi-mahasiswa-hong-kong-turun-turun-ke-jalan
14 Amanda Puspita Sari, Pejabat Inggris Dilarang Memasuki Hong Kong
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20141201164250-120-15031/pejabat-inggris-dilarangmemasuki-hong-kong/
15 Miriam Budiardjo, 2008, Dasar-dasar Ilmu Politik, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, p.108
6

Daftar Pustaka
Acton, Lord., Letter to Bishop Mandell dikutip dari Buku Miriam Budiardjo, 2008, Dasardasar Ilmu Politik, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, p. 107.
AMI, Terkungkung Demokrasi Cacat, Hongkong Menggugat [online]
http://www.jawapos.com/baca/artikel/7761/Terkungkung-Demokrasi-Cacat-HongkongMenggugat retrieved 14 Desember 2014
Budiardjo, Miriam., 2008, Dasar-dasar Ilmu Politik, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
p. 105, 108
Dai, Congyue., Hong Kong: Perjuangan Untuk Pemilu yang Sejati, 01 October 2014 [online]
http://www.marxist.com/hong-kong-perjuangan-untuk-pemilu-yang-sejati.htm retrieved 13
Desember 2014
http://www.catatansejarah.com/2012/01/sejarah-awal-berdiri-negara-hongkong.html retrieved
14 Desember 2014
http://kbbi.web.id/demokrasi retrieved 14 Desember 2014 retrieved 14 Desember 2014
Indonesia-Hongkong perkuat kerjasama ekonomi [online]
http://www.kabarbisnis.com/global/2810445Indonesia_Hongkong_perkuat_kerjasama_ekonomi_.html retrieved 12 Desember 2014
Maghribi, Chusnan., [online], http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/demokrasi-di-hongkong/ retrieved 13 Desember 2014
Mandey, Adrianus., Hong Kong Coba Membangkang dari China Soal Pilkada [online]
http://fokus.news.viva.co.id/news/read/543148-hong-kong-coba-membangkang-dari-chinasoal-pilkada retrieved 14 Desember 2014
Muhibat, Shafiah F., 10 July 2004 [online] http://csis.or.id/post/hong-kong-taiwan-dandemokrasi retrieved 14 Desember 2014 retrieved 13 Desember
Romli, ASM., Profil Hong Kong [online] http://www.ddhongkong.org/data-hong-kong/profilhong-kong retrieved in 14 Desember 2014
Sari, Amanda Puspita, Pejabat Inggris Dilarang Memasuki Hong Kong
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20141201164250-120-15031/pejabat-inggrisdilarang-memasuki-hong-kong/
Wisanggeni, Haryo., Perjuangkan Demokrasi, Mahasiswa Hong Kong Turun Turun ke Jalan
https://www.selasar.com/politik/perjuangkan-demokrasi-mahasiswa-hong-kong-turun-turunke-jalan

You might also like