Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing :
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
Uretritis non spesifik ( UNS ) banyak
ditemukan pada orang dengan keadaan
sosial ekonomi lebih tinggi, usia lebih tua,
dan aktivitas seksual yang tinggi
Pria lebih banyak daripada wanita
Golongan heteroseksual lebih banyak
daripada golongan homoseksual.
ETIOLOGI
PATOGENESA
Chlamydia Trachomatis
Kontak
Seksual
Mukosa
Penghancuran Sel
Mukosa
Peradangan :
- Mukosa edema
- Sel lekosit
Fase 1 :
Fase non infeksiosa.
Fase 2 :
Fase
penularan.
Trichomonas vaginalis
T.Vaginalis
Invasi ke epitel
dan sub epitel
Peradangan
dinding saluran
urogenital
Granulasi
Nekrosi
s
Ureaplasma urealyticum
D
Ditemukan pada orang yang sehat,
terutama
terutama pada pria
pria yang mempunyai
mempunyai
banyak
banyak partner seks.
seks. Bagaimana terjadinya
infeksi
infeksi belum diketahui dengan jelas.
jelas.
Candida albicans
Spora C. albicans
Kerusakan sel
MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi 1sampai 4 minggu
Infeksi pada pria
Gejala klinis:
Koitus suspektus, yang biasanya terjadi 1 sampai 5 minggu
Keluarnya duh tubuh uretra seropurulen pada pagi hari ( morning
drops ).
Disuria
Nokturia.
Gatal pada ujung kemaluan.
Polakisuria.
Keluhan lain: demam, pembesaran dan nyeri kelenjar getah bening
inguinal.
Pemeriksaan klinis:
Muara uretra tampak edema dan eritema .
Sekret seropurulen.
Komplikasi:
prostatitis, vesikulitis, epididimitis dan striktur uretra.
DIAGNOSA
GEJALA KLINIS
Keluhan yang dijumpai :
Sekret pada uretra
Disuri
Gatal
Polakisuri
LABORATORIUM
Bahan:
Urin pagi hari
Sekret uretra
Hapusan endouretral: forniks posterior, portio, serviks
Pemeriksaan kuman :
Chlamydia trachomatis
Pembiakan:
Biakan monolayer Mc Coy
Mikroskop langsung
Metode penentuan antigen:
Imunofluoresensi dengan antibodi monoklonal
ELISA
RNA DNA Hybridization:
PCR dan LCR
Serologi:
MIF
Kultur sel
DFA
Trichomonas vaginalis
Sediaan basah
Pembiakan:
Biakan media Feinberg atau
Kubferberg
Pewarnaan:
Giemsa, Papanicolau, Leishman,
Gram atau Acridine orange
Tes imunofluoresen
Candida albicans
Sediaan basah dengan KOH 20 %
Sediaan Taschdijan
Sediaan gram
TERAPI
Tetrasiklin Hcl
atau
TINDAK LANJUT
Dalam pengobatan harus dipertimbangkan untuk
melakukan pemeriksaan dan pengobatan terhadap
mitra seksual penderita. Penderita dinyatakan
sembuh, bila kontrol setelah pengobatan dilakukan
setiap 7 hari sampai 3 kali berturut-turut tidak
ditemukan adanya keluhan dan pemeriksaan
laboratorium menjadi negatif.
PROGNOSA
Kadang-kadang tanpa pengobatan, penyakit
lambat laun berkurang dan akhirnya sembuh
sendiri ( 50-70 % dalam waktu kurang lebih 3 bulan
). Setelah pengobatan kurang lebih 10 % penderita
akan mengalami eksaserbasi atau rekurens.
Tamat