You are on page 1of 22

Uretritis nOn Spesifik

Pembimbing :

Dr. Autunno Sumitro, SpKK


oleh:
Ratih Widyawati ( 98-63 )
Nurhayati Indah M.( 98-65 )
Agus Jati W. ( 98-53 )

DEFINISI

Uretritis non spesifik adalah penyakit yang


ditularkan melalui hubungan seksual, ditandai
oleh peradangan pada uretra yang disebabkan
kuman nonspesifik.
Kuman spesifik misalnya gonokok, Candida
albicans, Trichomonas vaginalis dan Gardnerella
vaginalis.

EPIDEMIOLOGI
Uretritis non spesifik ( UNS ) banyak
ditemukan pada orang dengan keadaan
sosial ekonomi lebih tinggi, usia lebih tua,
dan aktivitas seksual yang tinggi
Pria lebih banyak daripada wanita
Golongan heteroseksual lebih banyak
daripada golongan homoseksual.

ETIOLOGI

Chlamydia trachomatis ( 30-50 % )


Ureaplasma urealyticum ( 10-40 % )
Lain-lain ( 20-30 % ) :
1. Mycoplasma hominis
2. Trichomonas vaginalis
3. Gardnerella vaginalis
4. Candida albicans
5. Ragi
6. Virus
7. Haemophilus sp
8. Bacteroides ureolyticus
9. Bakteri lain:
Staphilococcus
Corynebacterium genitalium
10.Alergi

PATOGENESA
Chlamydia Trachomatis
Kontak
Seksual

Mukosa

Penghancuran Sel
Mukosa

Peradangan :
- Mukosa edema
- Sel lekosit

Fase 1 :
Fase non infeksiosa.

Fase 2 :
Fase
penularan.

Trichomonas vaginalis
T.Vaginalis
Invasi ke epitel
dan sub epitel

Peradangan
dinding saluran
urogenital
Granulasi
Nekrosi
s

Ureaplasma urealyticum
D
Ditemukan pada orang yang sehat,
terutama
terutama pada pria
pria yang mempunyai
mempunyai
banyak
banyak partner seks.
seks. Bagaimana terjadinya
infeksi
infeksi belum diketahui dengan jelas.
jelas.

Candida albicans
Spora C. albicans

Melekat pada lapisan sel mukosa

Kerusakan sel

MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi 1sampai 4 minggu
Infeksi pada pria
Gejala klinis:
Koitus suspektus, yang biasanya terjadi 1 sampai 5 minggu
Keluarnya duh tubuh uretra seropurulen pada pagi hari ( morning
drops ).
Disuria
Nokturia.
Gatal pada ujung kemaluan.
Polakisuria.
Keluhan lain: demam, pembesaran dan nyeri kelenjar getah bening
inguinal.
Pemeriksaan klinis:
Muara uretra tampak edema dan eritema .
Sekret seropurulen.
Komplikasi:
prostatitis, vesikulitis, epididimitis dan striktur uretra.

Infeksi pada wanita


Gejala klinis
Tidak khas ( asimptomatis )
Duh tubuh vagina yang kekuningan
Disuria ringan
Polakisuria
Disparenia
Pemeriksaan klinis:
Tanda-tanda servisitis
Eksudat serviks mukopurulen
Erosi serviks disertai microfollicles yang mudah
berdarah.
Komplikasi:
Bartholinitis, proktitis, salpingitis dan sistitis.

DIAGNOSA
GEJALA KLINIS
Keluhan yang dijumpai :
Sekret pada uretra
Disuri
Gatal
Polakisuri

LABORATORIUM
Bahan:
Urin pagi hari
Sekret uretra
Hapusan endouretral: forniks posterior, portio, serviks
Pemeriksaan kuman :
Chlamydia trachomatis
Pembiakan:
Biakan monolayer Mc Coy
Mikroskop langsung
Metode penentuan antigen:
Imunofluoresensi dengan antibodi monoklonal
ELISA
RNA DNA Hybridization:
PCR dan LCR
Serologi:
MIF
Kultur sel
DFA

Trichomonas vaginalis
Sediaan basah
Pembiakan:
Biakan media Feinberg atau
Kubferberg
Pewarnaan:
Giemsa, Papanicolau, Leishman,
Gram atau Acridine orange
Tes imunofluoresen
Candida albicans
Sediaan basah dengan KOH 20 %
Sediaan Taschdijan
Sediaan gram

TERAPI

Tetrasiklin Hcl
atau

: 4x500 mg sehari selama 1 minggu

4x250 mg sehari selama 2 minggu


Oksitetrasiklin
: 4x250 mg sehari selama 2 minggu
Doksisiklin
: 2x100 mg sehari selama 7 hari
Eritromisin
: 4x500 mg sehari selama 1 minggu
atau
4x250 mg sehari selama 2 minggu
Sulfa-trimetoprim : 2x2 tablet sehari selama 1 minggu
Azitromisin
: 1 gram dosis tunggal
Spiramisin
: 4x500 mg sehari selama 1 minggu
Ofloksasin
: 2x200 mg sehari selama 10 hari

TINDAK LANJUT
Dalam pengobatan harus dipertimbangkan untuk
melakukan pemeriksaan dan pengobatan terhadap
mitra seksual penderita. Penderita dinyatakan
sembuh, bila kontrol setelah pengobatan dilakukan
setiap 7 hari sampai 3 kali berturut-turut tidak
ditemukan adanya keluhan dan pemeriksaan
laboratorium menjadi negatif.
PROGNOSA
Kadang-kadang tanpa pengobatan, penyakit
lambat laun berkurang dan akhirnya sembuh
sendiri ( 50-70 % dalam waktu kurang lebih 3 bulan
). Setelah pengobatan kurang lebih 10 % penderita
akan mengalami eksaserbasi atau rekurens.

Tamat

You might also like