You are on page 1of 33

INFLUENZA

Influenza penyakit infeksi saluran


nafas tersering pd manusia
penyakit menular
disebabkan oleh virus RNA dari famili
Orthomyxoviridae

9-20% balita terjangkit influenza setiap


tahun
Negara tropis angka kejadian terjadi
sepanjang tahun
Anak < 2th berisiko mengalami
komplikasi 12x >> usia 5- 17th
Mortalitas tertinggi pd usia < 6bl
=

Famili Orthomyxoviridae
Virus RNA (untai tunggal, besar, dibungkus selaput
berisi lipid)
2 protein permukaan utama : H & N
Dibagi mjd 3 : Tipe A, B, C
Tipe A & B influenza primer dan epidemi
Tipe C sporadik mendominasi ISPA atas
Influenza A yg menyerang manusia: H1, H2, H3
serta N1, N2
Penyebab flu burung virus influenza A subtipe H5N1
atau disebut vrus (H5 N1), Highly Pathogenic Avian
Influenza

Dlm air sampai 4 hari pada suhu 22 oC , 35


hari pada suhu 4 oC dan > 30 hari pada suhu 0
oC
Dlm tinja unggas dan dlm tubuh unggas sakit
dapat hidup lama
Virus mati pada pemanasan 60 oC selama 30
menit atau 56 oC selama 3 jam atau 80 oC
selama 1 menit. Pada telur ayam mati pada
suhu 64 oC selama 4,5 menit
Virus mati dgn deterjen, desinfektan (formalin,
cairan yg mengandung iodin atau alkohol)
Salah satu ciri penting virus influenza: mampu
mengubah antigen permukaan (H & N) secara
cepat/ lambat

Pekerja peternakan/ pemrosesan unggas


Pekerja lab yang memproses sample
Pengunjung peternakan/ pemrosesan unggas
dlm 7 hari terakhir
Pernah kontak dgn unggas sakit atau mati
mendadak yg belum diketahui penyebabnya
dan atau produk mentahnya dlm 7 hari terakhir
Pernah kontak dgn pasien AI konfirmasi
Catatan: di Indonesia sebagian besar kasus
bukan risti

Penularan pada manusia melalui:


1.
2.

3.

Binatang : kontak langsung dgn


unggas atau produk unggas yang sakit
Lingkungan : udara atau peralatan
yang tercemar virus tsb yang berasal
dari tinja atau sekret unggas yang
terserang AI
Manusia: sangat terbatas dan tidak
effisien (kasus dlm kelompok/cluster)

Masa inkubasi : 48-72 jam


Virus influenza saluran napas mell droplet menempel
dan menembus sel epitel di trakea dan bronkus mell
hemaglutinin masuk ke vakuola scr endositosis tjd fusi
pd membran endosom yg melepaskan RNA ke sitoplasma
RNA dipindahkan ke nukleus dan direkam RNA baru yg
disintesis dikirim ke sitoplasma dan dibentuk mjd protein yg
dipindahkan ke membran sel
Pd manusia, siklus replikasi hanya di epitel saluran nafas.
Infeksi primer replikasi virus berlanjut 10-14 hari
Terbentuk Ab lokal dan humoral
Hemagglutination inhibition Ab menetralisasi virus.
Ab thdp neuroaminidase menurunkan beratnya penyakit
dan mengurangi penularan dari manusia ke manusia.
Ab terhadap nukleokapsid dan matriks protein efek
melindungi serta mengubah perjalanan penyakit

Influenza A pd anak : sakit mendadak

demam 2-4 hari (s/d 38,9 oC), menggigil


batuk kering
faringitis
konjungtivitis
coryza
diare (gastric flu)
disertai anoreksia; nyeri kepala, tenggorok,
perut, otot; mual, muntah, pembesaran kel
servikal

Influenza B & C gejala sama << ringan,


tdk lama

Diagnosis pasti influenza :

isolasi virus dari sekresi sal nafas


kenaikan bermakna titer Ab serum pd masa
konvalesens

Diagnosis banding :

parainfluenza virus
respiratory syncytial
rhinovirus
adenovirus

Lab krg berperan dlm menegakkan diagnosa


Hematologi : leukopeni, limfositopeni atau
limfositosis relatif dan trombositopeni
Kimia : penurunan albumin, peningkatan
SGOT dan SGPT, peningkatan ureum dan
kreatinin, peningkatan keratin kinase,
analisa gas darah dapat normal atau
abnormal
Kelainan lab sesuai dengan perjalanan
penyakit dan komplikasi yang ditemukan
Foto toraks PA : gambaran infiltrat di paru
yang menunjukkan kasus pneumonia
Uji serologik : ELISA (Ab thd Hemaglutinin
influenza)

Infeksi bakteri :

pneumonia
otitis media
sinusitis

Miositis akut
Sindrom Reye dan ensefalopati

Simptomatik
Anti viral :

Amantadin hidroklorida
dosis : 5mg /kgBB selama 3-5 hari
Oseltamivir
dosis : 2mg /kgBB, 2x1 selama 5 hari
Zanamivir

Vaksin influenza

bentuk inactivated
mengandung virus subtipe A & B
diberikan 0,5 ml subkutan atau im

Influenza tanpa penyulit prognosis


sangat baik
dengan penyulit prognosis kurang
baik

1. Kasus suspek AI
Seseorang menderita demam/panas 380C
disertai 1 atau lebih gejala dibawah ini :
- batuk
- sakit tenggorokan
- pilek
- sesak napas
dan diikuti satu atau lebih
a. pernah kontak dgn unggas sakit/ mati
mendadak atau produk mentahnya dlm 7 hari
terakhir sebelum timbul gejala
b. pernah tinggal/ berkunjung di daerah yang
terdapat kematian unggas yg tidak biasa dlm
7 hari terakhir sebelum timbul gejala

c. pernah kontak dgn pasien AI konfirmasi dlm 7 hari

terakhir sebelum timbul gejala


d. pernah kontak dgn pasien AI H5N1 dlm 7 hari
terakhir
sebelum timbul gejala ( kerja di lab )
e. Ditemukan leukopeni 5000/ul
f. Titer antibodi terhadap H5 dgn uji H1 menggunakan
eritrosit kuda atau uji ELISA untuk influenza A tanpa
subtipe
g. Foto toraks pneumonia yg cepat memburuk pada
serial foto
ATAU
Kematian akibat ARDS yg tak diketahui penyebabnya
dgn
salah satu keadaan dibawah ini:
a. Leukopeni atau limfositopenia dgn atau tanpa
trombositopenia (< 150.000/l)
b. Foto toraks menggambarkan pneumonia atipikal
atau infitrat di kedua sisi paru yang meluas pada
serial foto

2. Kasus Probabel AI

Kasus suspek ditambah satu atau lebih


keadaan dibawah ini:
a. Kenaikan titer antibodi terhadap H5
minimal 4 kali dgn uji menggunakan
eritrosit kuda atau uji ELISA
b. Hasil lab terbatas untuk influenza H5
menggunakan uji netralisasi

3. Kasus konfirmasi Influenza A / H5N1


Kasus suspek atau probabel dgn satu
atau lebih keadaan ini :
a. Biakan virus influenza A/ H5N1 positif
b. PCR influenza A/ H5N1 positif
c. Uji IFA positif
d. Kenaikan titer antibodi spesifik
influenza A/H5N fase konvalesen dgn
uji netralisasi, 4 Kali nilai awal
(akut).

Diagnostik

Uji Konfirmasi :
a. Biakan dan identifikasi virus Influenza A subtipe
H5N1
b. Uji RT-PCR (Real Time Polymerase Chain Reaction)
utk H5
c. Uji Serologi :
Uji Immunofluorescence Assay (IFA): ditemukan
antigen (positif) dengan menggunakan antibodi
monoklonal influenza A subtipe H5N1
Uji netralisasi: didapatkan kenaikan titer antibodi
spesifik
Influenza A subtipe H5N1 sebanyak 4 kali, pada paired
serum dengan uji netralisasi

Umum :
Pasien

Suspek AI, probabel, dan konfirmasi


dirawat di Ruang Isolasi
Pasien suspek dengan riwayat kontak yang
tidak jelas diobservasi
Petugas triase memakai APP, kemudian segera
mengirim pasien ke ruang pemeriksaan
Petugas yang masuk ke ruang pemeriksaan
tetap menggunakan APP dan melakukan
kewaspadaan standar
Pemeriksaan rutin (hematologi dan kimia)
diulang setiap hari, sedangkan HI diulang pada
hari kelima dan pada waktu pasien pulang

Penatalaksanaan di ruang rawat inap


Klinis
1. Perhatikan :
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda vital (tekanan darah, nadi, frek napas,
suhu)
Bila fasilitas tersedia, pantau saturasi oksigen
dengan alat pulse oxymetry
2. Terapi suportif : terapi oksigen, terapi cairan, dll

3. Antiviral diberikan secepat mungkin (48


jam I) :
Dewasa
atau anak > 13 thn dosis
Oseltamivir 2 x 75mg /hari selama 5 hari
Anak
> 1 tahun dosis oseltamivir 2
mg/kgBB, 2x1 selama 5 hari
Dosis oseltamivir dapat diberikan sesuai
dengan BB:
> 40 kg : 75mg 2x /hari
23 40 kg : 60mg 2x /hari
15 23 kg : 45mg 2x /hari
< 15 kg : 30mg 2x /hari

4. Antibiotik spektrum luas yang


mencakup kuman tipikal dan atipikal
(petunjuk penggunaan antibiotik)
5. Metilprednisolon 1- 2mg/ kgBB IV
diberikan pada pneumonia berat, ARDS
atau pada syok sepsis yang tidak
respons terhadap obat-obat vasopresor
6.
Terapi
lain
seperti
terapi
simptomatik, vitamin, dan makanan
bergizi
7. Rawat di ICU sesuai indikasi

Kriteria pneumonia berat, jika dijumpai


salah satu di bawah ini :

Frekuensi napas > 30 menit.


PaO2 / FiO2 < 300
Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus
Tekanan sistolik < 90 mmHg
Tekanan diastolik < 60 mmHg
Membutuhkan ventilasi mekanik
Infiltrat bertambah > 50%
Membutuhkan vasopresor > 4 jam (septik syok)
Serum kreatinin > 2 mg/dl

Kriteria perawatan di ruang rawat intensif


(ICU)
a. Gagal napas atau
b. bila terdapat satu atau lebih keadaan
klinis berikut ini :
c.

d.
e.

f.
g.

Foto toraks paru menunjukkan kelainan


pneumonia bilateral
PaO2 / FiO2 < 300
Tekanan darah sistolik < 90 mmHg (dewasa),
pada anak TAR (tekanan arteri rata-rata) < 50
mmHg atau adanya tanda-tanda sindrom syok
Membutuhkan ventilasi mekanik
Membutuhkan inotropik/ vasopresor > 4 jam

Kriteria pindah rawat ruang isolasi ke


ruang perawatan biasa :
Terbukti bukan kasus AI
Untuk kasus PCR positif dipindahkan
setelah PCR negatif
Setelah tidak demam 7 hari
Pertimbangan lain dari dokter

Kriteria kasus yang dipulangkan dari


perawatan biasa :
a. Tidak panas 7 hari dan hasil laboratorium
dan radiologi menunjukkan perbaikan
b. Pada anak < 12 tahun dengan PCR
positif, 21 hari setelah awitan (onset)
penyakit
c. Jika kedua syarat tak dapat dipenuhi
maka dilakukan pertimbangkan klinik
oleh tim dokter yang merawat

Transpor Pasien AI
Dalam

memindahkan (merujuk) pasien AI dari


satu tempat ke tempat lain harus tetap
mengikuti prinsip-prinsip isolasi yang meliputi :
1.
Pasang masker pada pasien
2.
Petugas kesehatan menggunakan alat
perlindungan perorangan (APP) lengkap
3.
Menjaga kontak seminimal mungkin
dengan pasien
4.
Mencuci tangan dengan baik dan benar
5.
Untuk merujuk pasien, RS yang akan
merujuk harus menghubungi petugas
triase RS rujukan guna mempersiapakan
segala sesuatu dalam rangka penerimaan
pasien tersebut

Follow Up
1.Pasien

yang sudah pulang ke rumah


diwajibkan kontrol di poliklinik Paru/
Penyakit Dalam/ Anak RS terdekat
2.Kontrol dilakukan satu minggu setelah
pulang
yaitu
foto
toraks
dan
laboratorium dan uji lain yang ketika
pulang masih abnormal
3.Jika muncul kembali gejala dan tanda AI
: segera ke sarana pelayanan kesehatan

You might also like