Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Abad 21 merupakan abad yang sering kita sebut era globalisasi
kurang
berbakat.
Nah,
mengapa
orangorang
Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
para ahli?
Jelaskan beberapa dimensi kualitas kehidupan kerja?
Jelaskan tentang kompensasi (Upah atau gaji)?
Jelaskan tentang Partisipasi karyawan?
Jelaskan tentang Restrukturisasi kerja?
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
Kualitas Kerja.
Menjelaskan pengertian kualitas kehidupan kerja menurut para ahli.
Menjelaskan tentang dimensi kualitas kehidupan kerja
Menjelaskan tentang kompensasi (upah atau gaji).
Menjelaskan tentang partisipasi karyawan.
Menjelaskan tentang restrukturisasi kerja.
Manfaat
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
(QWL) is the degree to which individuals are able to satisfy their important
personal need (e.g. need for independent) while imployed by the firm.
yaitu tingkat individu-individu yang merasa puas atas kebutuhankebutuhan penting mereka seperti kebutuhan untuk bebas- dimana
mereka bekerja dalam suatu perusahaan. Dari definisi tersebut dapat
dipahami bahwa kualitas kehidupan kerja ditentukan oleh bagaimana
pekerja merasakan perannya dalam setiap organisasi. Peran disini
diartikan sebagai bagian dari cara yang sistematis dimana karyawan
berpartisipasi didalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut
masalah sikap dan terkait dengan pekerjaan, kegiatan, dan organisasi
mereka, sehingga peran tersebut mampu memberikan rasa tanggung
jawab dan merasa memiliki (sense of belonging) terhadap setiap
pekerjaan yang muncul dari kesepakatan dan keputusan bersama
(Wheter dan davis, 1996:502).
Sedangkan menurut French (dalam Arifin, 1999:1) mengartikan
kualitas kehidupan secara sempit yaitu teknik manajemen yang mencakup
gugus kendali mutu, pengayaan pekerjaan (job enrichment), suatu
pendekatan
untuk
bernegosiasi
dengan
serikat
pekerja,
upaya
selanjutnya
adalah
kualitas
kehidupan
kerja
sumberdaya menusia memerlukan komunikasi yang terbuka dalam batasbatas wewenang dan tanggungjawab masing-masing.
2.
4.
Di
lingkungan
suatu
perusahaan,
setiap
pegawai
perlu
Di
lingkungan
suatu
perusahaan,
setiap
pegawai
harus
komponen-komponen
utama
didalam
kualitas
Pay (upah)
2.
care, dental care, and relirement)/ masalah yang terkait dengan karyawan
seperti jaminan kesehatan dll.
3.
4.
5.
Job stress
Dampak dari kualitas kehidupan kerja yang buruk salah satu
pada
umumnya
berhubungan
dengan
ancaman
finansial,
emosional, mental, dan sosial. Oleh karena itu pimpinan suatu organisasi
perlu mengelola stress agar karyawan mampu bekerja produktif sehingga
kinerja organisasi dapat dicapai secara maksimal (Anwar Prabu
Mangkunegara, 2003 : 179).
Menurut Szilagyi (1990) stress adalah pengalaman yang bersifat
internal yang menciptakan adanya ketidakseimbangan pisik dan psikis
dalam diri seseorang sebagai akibat dari faktor lingkungan eksternal
organisasi atau orang lain. Stress kerja merupakan perasaan yang
menekan
atau
merasa
tertekan
yang
dialami
karyawan
dalam
menghadapi pekerjaan. Stress kerja ini tampak dari simpton antara lain
emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur,
merokok yang berlebihan, tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup,
tekanan darah meningkat dan mengalami gangguan pencernaan.
Penyebab stress kerja antara lain beban kerja yang dirasakan terlalu
berat, waktu kerja yang mendesak, kualitas pengawasan kerja yang
rendah, iklim kerja yang tidak sehat, autoritas kerja yang tidak memadai
yang berhubungan dengan tanggung jawab, konflik kerja, perbedaan nilai
antar karyawan dengan pimpinan yang frustasi dalam kerja.
Stress yang terjadi berlarutlarut dapat menyebabkan karyawan
mengalami burn out. Menurut Sulistyantini (dalam Lailani, dkk, 2005),
stress dan tekanan kerja dapat mengalami pasang surut dan berubahubah. Dengan kata lain , hari ini individu mengalami stress, esok harinya
bisa kembali normal. Sedangkan burn out terjadi secara perlahan melalui
proses waktu cukup lama. Atau stress merupakan proses adaptasi
sementara terhadap tekanan lingkungan sehingga bersifat fluktuatif dan
tidak menetap, serta tidak disertai perubahan sikap dan perilaku. Burnout
merupakan tahap akhir dari ketidakmampuan individu untuk beradaptasi
dengan tekanan lingkungan, dimanan proses terjadinya berjalan perlahan
dan waktu yang lama, serta terjadi perubahan sikapperilaku yang negatif
pada orang lain dan pekerjaannya. Burnout bukanlah kondisi yang bersifat
Sikap
negatif
dalam
hubungan
interpersonal
seperti
dapat
memperburuk
kualitas
kerja
(Chermis
dan
10
11
a.
setiap keputusan)
b.
c.
Profit sharing
d.
B.
Program
kompetitif
dengan
mempertimbangkan
berbagai
b.
pencegahan tindakan yang diskriminatif, perlakuan pekerja dengan caracara yang manusiawi dan ketentuan sistem imbalan upah minimum.
12
c.
dan
gaji,
keselamatan
kerja,
dan
penyelesaian
pertikaian
perlakuan
manajemen
terhadap
karyawan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan.
Dari berbagai definisi dan karakteristik Kualitas Kehidupan Kerja di
atas, yang selanjutnya oleh Arifin (1999:3) disimpulkan bahwa Kualitas
Kehidupan Kerja mempunyai empat (4) dimensi yang perlu diterapkan
oleh manajemen untuk mencapai kinerja yang unggul dan produktifitas
kerja karyawan, yaitu.
1.
Lingkungan kerja
Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk
13
pengaruh
melaksanakan
proses
langsung
produksi
terhadap
tersebut.
para
karyawan
Lingkungan
kerja
yang
yang
14
15
1.
Lingkungan
yang
langsung
berhubungan
dengan
karyawan
lingkungan
kerja
yang
mempengaruhi
kondisi
manusia,
misalnya
16
iklim
dan
suasana
kerja
yang
bisa membangkitkan
rasa
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
C.
18
membuat
anggota
berbuat
sesuai
dengan
keinginan
orang-orang
yang
berkualitas
untuk
bergabung
dengan
berarti
bahwa
karyawan
harus
merasa
bahwa
dengan
19
tingkatannya,
misalnya
untuk
kebanggaan,
penghargaan,
serta
c.
Upah
tidak
langsung
dikenal
sebagai
employee
benefit
keuntungan bagi karyawan terdiri dari barang-barang jasa non cash item
atau services yang secara langsung memuaskan sejumlah kebutuhan
spesifik karyawan, seperti jaminan keamanan pendapatan (income
security) termasuk asuransi jiwa, perlindungan kesehatan termasuk
medical & dental plan dan pensiun.
21
Menurut
Mondy,
bentuk
dari
kompensasi
yang
diberikan
Direct
Financial
compensation
(kompensasi
finansial
langsung)
finansial
tidak
langsung
adalah
termasuk
semua
22
23
berhubungan
kompensasi
karyawan.
dengan
pertimbangan
untuk
menentukan
Tingkat
besar-kecilnya
kompensasi
sangat
Partisipasi karyawan
Pandangan dari pemecahan masalah secara partisipatif melibatkan
anggota-anggota
organisasi
pada
berbagai
tingkatan.
Manajemen
kerja
tidak
dapat
didelegasikan
secara
sepihak
oleh
24
untuk
berpartisipasi
mempengaruhi
mereka.
tanggungjawab
dan
dalam
Dimana
peranan
pengambilan
pihak
keputusan
manajemen
pengambilan
yang
melepaskan
keputusan.
Hal
ini
E.
Restrukturisasi kerja
Perhatian selanjutnya dalam konteks Kualitas kehidupan kerja
25
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian bahasan Kualitas Kerja dapat disimpulkan
bahwa:
26
sarana
terpenting
dalam
membentuk
perilaku
dan
mempengaruhi kinerja.
4. Manajemen partisipasi karyawan adalah suatu sistem dimana
anggota-anggotanya dilibatkan dalam pelaksanaan operasional
atau kegiatan bisnis di bawah arahan dari penyelia.
5. Restrukturisasi kerja merupakan sistem kerja yang mencakup
pengawasan,
penetapan
kerja
terutama
prosedur
dalam
27
DAFTAR PUSTAKA
Alex S. Nitisemito (2000). Manajemen Personalia: Manajemen Sumber
Daya Manusia, Ed. 3, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Arifin, Nur. Aplikasi konsep Quality of Worklife (QWL) dan Upaya
Menumbuhkan Motivasi Karyawan berkinerja Unggul. Usahawan
No. 10 Th. XXVIII. Oktober. 1999.
Bernadin and Russel, Joice E.A. 1993. Human Resources Management,
An Experiential Approach. By McGraw-Hill, Inc. Newyork, USA.
Cascio, Wayne F. 1989. Managing Human Resource. Productivity, Quality
of Worklife, Profit. Second Edition. McGraw-Hill, Inc. Singapura.
28
29
30