Professional Documents
Culture Documents
AQIDAH
Oleh :
PAI 70
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012
PENDAHULUAN
DAFTAR ISI
Pendahuluan ..........................................................
Daftar Isi .................................................................
Aqidah .....................................................................
1.Pengertian ....................................................
..
2.Tujuan mempelajari
Aqidah ............................
3.Aqidah sebagai kebutuhan
manusia ................
4.Ruang Lingkup
Aqidah .....................................
Daftar Pustaka .........................................................
AQIDAH
1. PENGERTIAN AQIDAH
1. Pengertian aqidah secara etimologi
Kata aqidah diambil dari kata dasar al-aqdu. Aqidah artinya ketetapan yang
tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah
dalam agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti
aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. Jadi kesimpulannya, apa yang
telah menjadi ketetapan hati seorang secara pasti adalah aqidah; baik itu benar ataupun
salah.
2. Pengertian aqidah secara terminologi
Yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi
tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh
dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.
Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu
keraguan apapun pada orang yang menyakininya. Dan harus sesuai
dengan kenyataannya; yang tidak menerima keraguan atau
prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada singkat keyakinan
yang kokoh, maka tidak dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah,
karena orang itu mengikat hatinya diatas hal tersebut.
Perkataan iman, harus diikuti dengan perkataan amanah, kedua perkataan tersebut
muara akhirnya (tujuannya) adalah menjadi Aman (hidup sejahtera/bahagia). Jadi iman
itu bukan sekedar percaya, akan tetapi konsekwensinya adalah melaksanakan amanah
(kepercayaan) ketuhanan (amal shaleh). Perpaduan dan kesatuan iman dan amanah itu
akan menyebabkan diri manusia merasa aman, merasa Islam (ketenangan dan
kedamaian). Lihat padanan Istilah dibawah ini:
Iman + Amanah = Aman
Iman + Islam = Ihsan
Iman yang demikian itu terkandung pengertian sikap atau pandangan hidup
kepasrahan menyandarkan diri (tawakal) kepada Tuhan dan kembali (ruju atau inabah)
kepada-Nya. (Q.S. (39:54), (89:28). Memang salah satu wujud rasa iman adalah sikap
hidupa yang memandang Tuhan sebagai tempat menyandarkan diri, menggantungkan
harapan, berdoa, berdzikir, bersyukur dan lain sebagainya. Karena Allah ash shamad
(Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (Q.S. 112:2)
Contohnya:: kalau kita ingin sukses belajar, tidak perlu pergi ke dukun, tidak perlu
meramalkan nasib. Kita harus mengikuti hukum kesuksesan (belajar, bekerja, dan
berdoa). Jangan sampai kita berdoa tanpa keja.
Oleh karena itu konsistensinya iman ialah khusnuzhzan (khusnal zhanzz, baik sangka
yakni sikap optimis) kepada Tuhan (Q.S. (12:87), (3:153)), serta kemantapan kepada-Nya
sebagai Yang Maha Suci, Maha Kasih dan menyayangi seluruh ciptaanya-Nya tanpa
diskriminasi. Justru sifat rahmah (keramahan dan kerahiman), disamping pengetahuan
(ilm) adalah sifat Tuhan yang paling komprehensif dan serba meliputi, (QS. (6:12),
(7:156), (40:7)).
Contohnya orang yang beriman dan tidak beriman oleh Allah juga diberi kehidupan dan
diberi rizki melaui usahanya. Binatang dari yang kecil, yang besar serta yang bermanfaat
dan yang dilarang dimakan juga diberi kehidupan. Ini semua menunjukkan sifat
keramahan Allah lebih besar.
Misalnya jika permohonan doa kita belum terkabulkan, jangan menuduh yang
macam-macam kepada Tuhan mungkin cara berdoa kita kurang benar, kurang serius
serta melebihi kapasitas diri. Kalau permohonan kita dikabulkan sedangkan kita tidak
siap menerimanya maka akan berimplikasi negatif. Bukankah Tuhan Maha Mengetahui
dan mengabulkan setiap permohonan.
Keimanan merupakan suatu yang inhern pada manusia, dengan kata lain secara
alamiah bahwa manusia itu cenderung kepada kebenaran Allah, karena setiap calon
manusia di kala masih berada dalam kandungan telah mengadakan perjanjian premodial
untuk mengakui Allah sebagai Tuhannya (Q.S. 7:172). Fitrah adalah sesuatu yang ada di
dalam diri manusia. Fitrah itu membuat manusia itu berkeinginan suci dan secara kodrati
cenderung kepada kebenaran (Hanief).
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); tetaplah
atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui. (Q.S. 30:30).
Jadi iman itu harus dipertahankan melalui perjuangan yang sungguh-sungguh, sebab
iman bisa bertahan, bertambah, berkurang dan bisa lepas (hilang) dari diri seseorang.
Dan mereka yang berjuang dijalan Ku (kebenaran), maka pasti aku tunjukkan
jalannya (mencapai tujuan) sesungguhnya Tuhan itu cinta kepada orang-orang yang
selalu berbuat baik. (Q.S. 30:30).
Dengan demikian kita semakin tahu dan mengeri betapa pentingnya mempertahankan
harkat dan martabat kita dengan memiliki aqidah Islamiah, agar tidak jatuh kelembah
yang hina, nista dan kehilangan fitrah kemanusiaan. Aqidah itulah yang menjadikan
manusia sempurna, manusia utuh, manusia yang tidak memiliki kepribadian yang pecah
dalam menatap kehidupan.
3. Ibadah.
Ibadat atau Ibadah adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa
Arab. Arti kata ini adalah perbuatan atau penyataan bakti terhadap Allah
yang didasari oleh peraturan agama (syar`i).
Ibadah dapat dibagi menjadi 2(dua), yaitu
1. Ibadah Mahdhah
Berarti peribadatan yang sudah ditetapkan tata cara serta
aturan-aturannya yang meliputi syarat, rukun, sunat dan hal-hal
yang dimakruhkan serta membatalkan.
Urgensi Ibadah :
ibadah adalah wujud cinta dan bentuk kepatuhan hamba kepada al-khaliq
ibadah merupakan implementasi rasa syukur hamba kepada allah
ibadah membawa hamba kepada ketenangan hidup (pikir, batin dan memberi
kepuasan dari dahaga spiritual dg jalan yg benar)
ibadah adalah upaya mencari cinta allah dan terlepas dari murka-nya.
Agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Islam memiliki arti
"penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: ,
Allh).
Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti
"seorang yang tunduk kepada Tuhan", atau lebih lengkapnya adalah Muslimin
bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan.
Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada
manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan
sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang
diutus ke dunia oleh Allah.
Bagi seorang muslim, keharusan memiliki akidah yang benar merupakan sesuatu
yang tidak bisa ditawar lagi. Baginya, akidah yang benar kedudukannya seperti kepala
bagi jasad. Di atas akidah yang benar inilah akan dibangun segala amal perbuatannya,
yang nantinya akan menentukan bermanfaat atau tidak amalan tersebut di hadapan Allah.
Kerusakan terbesar yang menodai kesucian fitrah setiap insan adalah
penyimpangan di dalam aqidah. Kerusakan inilah yang menjadi tujuan akhir dari setiap
gerakan setan, yang berlayar dan berlabuh di atas kesucian fitrah manusia dengan senjata
yang sulit tertandingi kecuali oleh orang-orang yang mendapat rahmat dan taufik .serta
hidayah dari Allah
Dua senjata ampuh setan dalam merusak fitrah manusia adalah syubhat dan syahwat.
Dengan syubhat yang disebarkan setan, sesuatu yang haq bisa menjadi samar-samar
bahkan menjadi batil dan sebaliknya yang batil bisa menjadi haq dalam pandangan orang
yang terfitnah. Dengan syubhatnya pula, tauhid bisa menjadi syirik dan sebaliknya syirik
bisa menjadi tauhid. Pun dengan syubhatnya, sunnah bisa menjadi bidah dan bidah bisa
menjadi sunnah. Demikian seterusnya.
Adapun syahwat, maka dengannya semua keharaman akan mudah dilakukan dan
menjadi sesuatu yang membahagiakan dan mendatangkan kepuasan hidup; mencuri,
berzina, berjudi, minum khamr, membunuh, mencaci maki, menyakiti, berbuat sihir dan
segala bentuk keharaman lainnya.
Bila umat berkubang dalam kerusakan fitrah dan aqidah, maka tidak ada
penyebabnya selain syubhat dan syahwat. Oleh karena itu, Allah mengatakan di dalam Al
Quran:
Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah kami ketika mereka sabar dan mereka meyakini ayat-ayat Kami. (AsSajdah: 24)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan: Dengan kesabaran dan keyakinan
akan didapatkan kepemimpinan dalam agama di muka bumi ini.
As-Sadi dalam Tafsir-nya (hal. 656) mengatakan: Derajat yang tinggi ini mereka
peroleh dengan kesabaran dalam belajar dan mengajar, , bersabar terhadap gangguan di
jalan Allah,berdakwah di jalan Allah dan menahan diri-diri mereka untuk berlabuh dalam
lautan maksiat dan lautan syahwat.
Mereka yakin dengan ayat-ayat Kami artinya dengan keimanan mereka terhadap
ayat-ayat Allah, mereka sampai ke derajat yakin yaitu ilmu yang sempurna yang
menuntut amal. Mereka sampai ke derajat yakin karena mereka belajar dengan benar dan
mengambil ilmu tersebut dengan dalil-dalilnya yang menghasilkan keyakinan. Mereka
mempelajari terus-menerus ilmu dengan dalil-dalilnya sehingga mengantarkan mereka ke
derajat yakin. Maka dengan kesabaran dan keyakinan akan diperoleh kepemimpinan
dalam agama.
memberikan pelajaran besar bahwa untuk Dalam ayat ini Allah mematahkan kedua
senjata iblis tersebut adalah dengan cara mempelajari ilmu dan bersabar. Dengan ilmu
akan terpatahkan segala wujud dan bahaya syubhat, dan dengan kesabaran akan bisa
terpadamkan kobaran api syahwat.
Aqidah yang benar adalah aqidah yang terambil dari Al Quran dan As . dan
Rasul-Nya Sunnah sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Allah Aqidah inilah yang
menjadi pondasi Islam dan yang menjadi asas diterimanya seluruh amalan. Inilah makna
ucapan Al-Imam Asy-Syafii ketika beliau menyatakan, Aku beriman kepada Allah dan
(kepada) apa-apa yang diutus-Nya sesuai dengan apa yang dimaukan-Nya. (Ar-Risalah,
hal. 7, Majmu Fatawa, 4/182-184, dan Ijtima Al-Juyusy, hal. 164-165)
Aqidah yang Rusak
Aqidah yang rusak adalah lawan aqidah shahihah. Yaitu aqidah yang terambil dari
peninggalan nenek moyang (taqlid), dari fanatisme golongan, jamaah, atau individu, dan
yang terambil dari akal. Tentang menjelaskan di dalam firman-Nya:aqidah yang rusak
ini Allah
Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi
peringatan pun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri
itu berkata: Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama
dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka. (Rasul itu) berkata:
Apakah kamu akan mengikuti mereka, sekalipun aku membawa untuk kalian (agama)
yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak-bapakmu
menganutnya? Mereka menjawab: Sesungguhnya kami mengingkari yang kamu diutus
untuk menyampaikannya. (Az-Zukhruf: 23-24)
Bahaya Kerusakan Aqidah
DAFTAR PUSTAKA
http://wanitamuslimah2010.blogspot.com/2010/01/aqidah-adalah-kebutuhanmanusia.html
http://banggoro.blogspot.com/2009/03/bahaya-penyimpangan-aqidah.html
http://guruaqidahakhlakmenulis.blogspot.com/2011/06/ruang-lingkup-aqidah.html