You are on page 1of 17

PROMOSI KELUARGA SADAR GIZI (PRO-KADARZI) SEBAGAI

UPAYA PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA DI DESA


KEBANGGAN KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS

Oleh :
Kelompok Desa Kebanggan
Wilda Intan Sari
Rizky Maulani
Siti Khotimahtul C
Ayon Friday Yonaza
Hidayat Pulungan
Anggita Purnamasari
M. Iqbal Agung P
Linggih Indriani
Natasya Dea P

G1B012029
G1B012030
G1B012033
G1B012045
G1B012060
G1B012085
G1B012096
G1B012097
G1B012099

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2015

BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan yang bertujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan mayarakat yang setinggitingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi
bangsa Indonesia baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah. Tercapainya
tujuan ditandai oleh penduduk yang hidup dalam lingkungan dengan perilaku
hidup sehat serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata di seluruh wilayah Republik
Indonesia serta dapat mewujudkan bangsa yang mandiri, maju, dan sejahtera
(Depkes RI, 2013).
Laporan data Profil Dinas Kesehatan (Dinkes) Propinsi Jawa Tengah
(2012), masalah kesehatan utama di Jawa Tengah antara lain : kasus balita gizi
buruk 1.131 kasus, angka kematian ibu 675 kasus, angka kematian bayi 6.235
kasus, tingginya prevalensi berbagai penyakit menular seperti Demam Berdarah
Dengue (DBD) sebesar 19,29 per 100.000 penduduk, Acute Flacid Paralyse
(AFP) sebanyak 198 kasus, penyakit TB sebesar 18.280 kasus, pneumonia sebesar
24,74%, HIV/AIDS sebanyak 797 kasus, Diare sebanyak 42,66%, kusta sebanyak
1.308 kasus, malaria sebanyak 2.420 kasus, filariasis sebanyak 10 penderita,
leptospirosis 129 kasus, campak 416 kasus, difteri sebanyak 32 kasus, tetanus
sebanyak18 kasus. Visi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yaitu menjadi
institusi terdepan dalam mewujudkan Jawa Tengah Sehat. Akan tetapi visi tersebut
belum tercapai hal itu karena masih banyak ditemukan permasalahan kesehatan
tersebut (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2012).
Status gizi adalah keadaan kecukupan asupan makanan seseorang yang
mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh, keadaan gizi sangat
mempengaruhi daya ketahanan tubuh, bila keadaan kekurangan gizi secara terus
menerus dapat mengakibatkan kematian, terutama pada bayi dan Balita (Dinkes,
2013). Sedangkan salah satu contoh lainnya adalah Status gizi balita merupakan
salah satu indikator yang menggambarkan tingkat status gizi masyarakat. Salah
satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan pengukuranantopometri yang

menggunakan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U), Berat Badan per Tinggi
Badan (BB/TB), dan Tinggi Badan per Umur (TB/U). Tinggi rendahnya
prevalensi gizi buruk dan kurang, mengindikasikan ada tidaknya masalah gizi
pada balita tetapi tidak mengindikasikan apakah masalah gizi tersebut bersifat
kronis atau akut. Untuk mengetahui status gizi yang sifatnya kronis biasanya
menggunakan indikator TB/U dan untuk mengetahui masalah gizi akut
menggunakan indikator BB/TB (Dinkes Jombang, 2009).

BAB II
TAHAP PERENCANAAN
A. Analisis Situasi
1. Gambaran Umum Wilayah Desa Kebanggan
Desa Kebanggan, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas
terdiri dari 4.149 penduduk. Desa Kebanggan memiliki batas-batas
administratif sebagai berikut.
a. Sebelah Utara
: Desa Banteran
b. Sebelah Barat
: Sungai Pangkon dan Desa Kawungcarang
c. Sebelah Timur
: Desa Sumbang
d. Sebelah Selatan
: Desa Tambaksogra
Desa Kebanggan Kecamatan Sumbang memiliki luas wilayah
181,34 Ha yang secara administratif terbagi dalam 3 dusun, 7 dukuh 4
RW, dan 22 RT. Desa Kebanggan Kecamatan Sumbang terdiri dari empat
Rukun Warga (RW) yang terdiri dari RW 01, RW 02, RW 03, dan RW 04,
sedangkan Rukun Tetangga terdiri dari 22. RW 01 terdiri dari lima Rukun
Tetangga (RT) 245 KK, RW 02 yang terdiri dari 300 KK, RW 03 terdiri
dari 249 KK, dan RW 04 terdiri dari 263 KK.
2. Gambaran Kesehatan Desa Kebanggan
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh, keadaan kesehatan
penduduk di Desa Kebanggan adalah sebagai berikut.
a. Sepuluh Besar Penyakit
Tabel 2.1. Sepuluh Besar Penyakit yang Diderita Penduduk Desa
Kebanggan Periode Januari-Juli Tahun 2014
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Jenis Penyakit

Jumlah
50
1
8
40
109
0
0
0
0
0
208

ISPA
Anemia
Dermatitis
Gastritis
Antritis Rheumatoid
Hipertensi
Thypoid
Varicella (cacar air)
TB
Pharingitis
Jumlah

Sumber : Data Sekunder PKD Kebanggan 2014


Berdasarkan tabel 2.1, sepuluh besar penyakit yang diderita
penduduk Desa Kebanggan periode Januari hingga Juli meliputi ISPA
sebanyak 50 kasus, anemia 1 kasus, dermatitis 8 kasus, gastritis 40
kasus, antritis rheumatoid 109 kasus, sedangkan hipertensi, thypoid,

varicella, TB, dan pharingitis kasus yang terjadi tidak tercatat di PKD
Kebanggan.
b. Sarana Kesehatan
Demi menunjang kualitas kesehatan masyarakat desa setempat,
disedikan pelayanan kesehatan yaitu sebuah posyandu dan sebuah
puskesmas. Sarana kesehatan yang ada di Desa Kebanggan yaitu 1 unit
PKD, 5 unit Posyandu Balita, 4 unit Posyandu Lansia yang berada di
tiap-tiap RW, dan 1 Bidan Desa.
c. Jumlah Balita
Berdasarkan Laporan Bulanan Gizi (F III) Puskesmas 1 Sumbang
tahun 2015, jumlah balita di Desa Kebanggan pada usia 0-5 bulan
sebanyak 31 balita, usia 6-11 bulan sebanyak 27 balita, 12-24 bulan
sebanyak 46 balita, dan usia 25-59 bulan sebanyak 137 balita.
d. Status Gizi
1) Balita dengan Gizi Buruk
Data bulan Agustus tahun 2015 menunjukan jumlah balita yang ada
sebanyak 241, dari jumlah data tersebut yang datang dan ditimbang
(D) 215 balita (89.21%) dengan rincian yang naik berat badannya,
(N) 135 balita (56.02%) dan balita yang berada di garis merah
sebanyak 0 balita (0.00%) dan balita gizi buruk sebesar 0 balita
(0.00%). Standar Cakupan Minimal untuk indikator SKDN adalah
80% sedangkan di Desa Kebanggan jumlah balita yang mengalami
kenaikan berat badan hanya mencapai 56.02%. hal tersebut
menunjukkan bahwa kenaikan berat badan balita masih merupakan
permasalahan gizi di Desa Kebanggan.
2) Persentase balita yang mendapat Vitamin A 2 kali
Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi pada balita dilaksanakan
oleh kader sebayak 2 kali dalam setahun. Persentase balita
mendapat Vitamin A 2 kali bulan Agustus tahun 2015 telah
mencapai 100%
3) Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe
Pemberian tablet besi atau Fe merupakan salah satu unsur
pelayanan

antenatal care dan seorang ibu hamil selama

kehamilannya seharusnya memperoleh minimal 90 tablet Fe. Untuk


bulan Agustus tahun 2015 persentase ibu hamil yang mendapatkan
tablet Fe telah mencapai 100%.

4) Persentase Anemia pada Ibu Hamil


Berdasarkan Laporan Bulanan Gizi bulan Agustus tahun 2015,
jumlah ibu hamil di Desa Kebanggan yang mengalami anemia
sebesar 0%.
5) Persentase KEK pada Ibu Hamil
Berdasarkan Laporan Bulanan Gizi bulan Agustus tahun 2015,
jumlah ibu hamil di Desa Kebanggan yang mengalami KEK sebesar
0%.
6) Persentase Ibu Nifas yang Mendapatkan Kapsul Vitamin A 2 Kali
Berdasarkan Laporan Bulanan Gizi bulan Agustus tahun 2015,
jumlah ibu nifas di Desa Kebanggan yang mendapatkan kapsul
vitamin A 2 kali telah mencapai 100%.
B. Identifikasi Masalah
1. Sebanyak 43,98 % balita tidak mengalami kenaikan berat badan dari 241
balita yang terdaftar di Posyandu Desa Kebanggan pada bulan Agustus
2015.
2. Sebanyak 37,21 % balita tidak mengalami kenaikan berat badan dari 215
balita yang ditimbang di Posyandu Desa Kebanggan pada bulan Agustus
2015.
C. Penentuan Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah dilakukan menggunakan Teknik Kriteria
Matriks (Matrix Criteria Technique) dengan rumus P = I x T x R, dimana :
P = Prioritas masalah
I = Pentingnya masalah (Importance)
T = Kelayakan teknologi (Technology)
R = Sumber daya yang tersedia (Resources)
Masing-masing kriteria permasalahan diberi nilai/skor antara 1 sampai 5.
Kemudian dilakukan perankingan, dan dilihat masalah yang memiliki
nilai/skor paling tinggi dijadikan sebagai prioritas masalah.
Tabel 2.2. Penentuan Prioritas Masalah dengan Teknik Kriteria Matriks
No.
1.
2.

Masalah
N/S
N/D

I
3
4

R
3
4

T
3
3

Total
27
48

Keterangan:
N/S = balita yang mengalami kenaikan berat badan dibandingkan dengan
seluruh balita yang ada di Posyandu.

N/D = balita yang mengalami kenaikan berat badan dibandingkan dengan


balita yang ditimbang di Posyandu.
Berdasarkan tabel 2.2, diperoleh bahwa N/D (cakupan bayi yang
ditimbang mengalami kenaikan berat badan) menjadi prioritas masalah di
Desa Kebanggan.
D. Penetapan Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan berat badan balita di Desa Kebanggan hingga mencapai
standar (80 %) dalam periode bulan Januari hingga Maret 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan keluarga dengan balita di Desa Kebanggan
tentang pentingnya memonitoring kenaikan berat badan balitanya
sebanyak 75% setelah dilakukannya intervensi.
b. Meningkatkan sikap keluarga dengan balita di Desa Kebanggan
tentang pentingnya memonitoring kenaikan berat badan balitanya
sebanyak 75% setelah dilakukannya intervensi.
c. Meningkatkan persentase balita datang ke Posyandu di Desa
Kebanggan hingga mencapai 80 % dalam periode bulan Januari-Maret
2016.
d. Meningkatkan persentase balita yang mengalami kenaikan berat badan
di Posyandu Desa Kebanggan hingga mencapai 80% dalam periode
bulan Januari-Maret 2016.
e. Menentukan alternatif upaya pemecahan masalah gizi di Desa
Kebanggan.
E. Penetapan Alternatif Intervensi
1. Pengadaan kegiatan arisan keluarga dengan balita di posyandu dalam
rangka meningkatkan cakupan kunjungan ibu balita ke posyandu.
2. Pro-Kadarzi (Promosi Keluarga Sadar Gizi).
3. Pengadaan pelatihan kewirausahaan dalam rangka peningkatan pendapatan
masyarakat.
4. Pendidikan mengenai gizi terhadap balita di PAUD.
5. Penggalakan pemanfaatan lahan pekarangan untuk penanaman sayur dan
buah.

F. Penetapan Prioritas Intervensi


Prioritas masalah yang telah ditentukan kemudian dicari solusi untuk
memecahkannya melalui penentuan alternatif intervensi yang paling tepat.
Penentuan intervensi yang paling tepat dilakukan dengan menggunakan
Solution Priority Method. Metode ini menggunakan dua kriteria yaitu
efektivitas dan efisiensi. Efektivitas dilihat dari tiga hal yaitu Magnitude (M)
yang menunjukkan besarnya masalah dapat diatasi apabila jalan keluar
dilaksanakan, Importancy (I) yang menunjukkan pentingnya jalan keluar
dalam mengatasi masalah serta Vunerability (V) yang menunjukkan
sensitivitas dalam mengatasi masalah. Sedangkan efisiensi ditentukan oleh
banyaknya Cost (C). Pemberian angka efektivitas dan efisiensi yaitu dengan
angka 1 (paling rendah) dan angka 5 (paling tinggi).
Alternatif intervensi yang telah diusulkan kemudian dilakukan penentuan
prioritas intervensi dengan menggunakan metode sebagai berikut:

Tabel 2.3. Penentuan Alternatif Intervensi Masalah Kenaikan Berat Badan


Balita yang Ditimbang di Posyandu
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Efektivitas

DaftarAlternatif
Intervensi
Pengadaan kegiatan arisan
ibu balita di posyandu
Pro-Kadarzi
Pelatihan kewirausahaan
Pendidikan gizi balita PAUD
Penggalakkan pemanfaatan
lahan pekarangan

Efisiensi

Jumlah
MxIxV
C

18

5
2
4

4
3
4

5
3
3

4
3
2

25
6
24

Berdasarkan hasil di atas maka keputusan yang diambil untuk intervensi


adalah Pro-Kadarzi (Promosi Keluarga Sadar Gizi).

BAB III
TAHAP PELAKSANAAN
A. Rencana Kegiatan
Pro-Kadarzi (Promosi Keluarga Sadar Gizi) adalah suatu program berupa
upaya promotif terkait untuk menggerakkan kembali terbentuknya Keluarga
Sadar Gizi (Kadarzi) di masyarakat. Kadarzi adalah suatu keluarga yang
mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya.
Suatu keluarga disebut Kadarzi apabila telah berperilaku gizi yang baik yang
dicirikan minimal dengan:
1. Menimbang berat badan secara teratur.
2. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur
enam bulan (ASI eksklusif).
3. Makan beraneka ragam.
4. Menggunakan garam beryodium.
5. Minum suplemen gizi sesuai anjuran.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, Pro-Kadarzi dalam kegiatan ini meliputi
beberapa ciri berikut,
1. Menimbang berat badan secara teratur.
Kegiatan menimbang berat badan balita dilakukan secara teratur setiap
sebulan sekali di Posyandu. Adanya kegiatan ini bertujuan untuk
memantau kenaikan berat badan balita sebagai indikator pertumbuhan
balita, sehingga status gizi balita pun dapat ikut terpantau.
2. Makan beraneka ragam.
Mengkonsumsi satu jenis makanan tidak cukup untuk memnuhi seluruh
kebutuhan gizi balita. Oleh karena itu, dianjurkan makan beraneka ragam
makanan agar kebutuhan gizi balita dapat terpenuhi.
3. Konsumsi taburia
Suplemen taburia diberikan kepada balita yang tidak mengalami kenaikan
berat badan. Pemberian suplemen taburia ini dilakukan selama 90 hari
berturut-turut. Penelitian oleh Muslim dkk (2012) menunjukkan hasil
bahwa 46 responden yang diberikan perlakuan yaitu diberikan suplemen
makanan taburia selama 1 bulan terakhir, terdapat 40 (87%) responden
yang mengalami kenaikan berat badan, ditandai dengan kenaikan grafik
pada Kartu Menuju
Sehat (KMS) responden, disusul dengan 6 (13%) responden yang tidak
mengalami kenaikan berat badan.
Tahapan perencanaan adalah sebagai berikut:

1.

Persiapan
Persiapan terdiri dari:
a.

Pembentukan Organisasi Tim Pelaksana.

b.

Pendataan seluruh keluarga dengan balita di Desa Kebanggan.

c.

Menjalin

kemitraan

dengan

melibatkan

Kepala

Desa,

Puskesmas, Bidan Desa dan Posyandu.


d.

Sosialisasi kegiatan terhadap keluarga dengan balita di Desa


Kebanggan.

2.

Pelaksanaan
a.

Penyuluhan kepada perwakilan keluarga


dengan balita mengenai Pro-Kadarzi.
1) Tujuan:
a) Meningkatkan pengetahuan keluarga dengan balita di Desa
Kebanggan tentang pentingnya memonitoring kenaikan berat
badan balitanya sebanyak 75% setelah dilakukannya intervensi.
b) Meningkatkan sikap keluarga dengan balita di Desa Kebanggan
tentang pentingnya

memonitoring kenaikan berat badan

balitanya sebanyak 75% setelah dilakukannya intervensi.


c) Meningkatkan persentase balita datang ke Posyandu di Desa
Kebanggan hingga mencapai 80 % dalam periode bulan JanuariMaret 2016.
d) Meningkatkan persentase balita yang mengalami kenaikan berat
badan di Posyandu Desa Kebanggan hingga mencapai 80%
dalam periode bulan Januari-Maret 2016.

2) Kegiatan :
a) Penyuluhan dilakukan di tiap-tiap Posyandu dan bersamaan
dengan saat berlangsungnya kegiatan Posyandu pada Bulan
Desember 2015.
b) Diskusi mengenai materi disampaikan oleh Tim Pelaksana.
b.

Pemberian Suplemen Taburia

1) Tujuan
Meningkatkan jumlah balita yang mengalami kenaikan berat badan
mencapai standar SKDN sebesar 80%.
2) Kegiatan
Memberikan suplemen taburia kepada balita yang belum
mengalami kenaikan berat badan
B. Organisasi Tim Pelaksanaan
Ketua

: Moh. Iqbal Agung Prabowo

Sekretaris

: Anggita Purnamasari

Bendahara

: Siti Khotimahtul C.

Tim Pelaksana

: Wilda Intan Sari, Rizky Maulani, Ayon Friday,


Natasya Dea, Linggih, Hidayat Pulungan.

C. Jadwal Kegiatan
Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan PRO-KADARZI
Bulan
No

Kegiatan

1.

Advokasi kepada Kepala Desa,


Puskesmas, Bidan Desa dan
Posyandu
Sosialisasi ke Keluarga dengan
balita
Penyuluhan kepada perwakilan
keluarga dengan balita mengenai
Pro-Kadarzi
Monitoring pemberian suplemen
taburia

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nov
2015

Monitoring kunjungan balita ke


posyandu
Evaluasi kegiatan penyuluhan
berupa pengetahuan dan sikap
Evaluasi kenaikan berat badan
balita setelah diberi taburia

10

Des
2015

Jan
2016

Feb
2016

Mar
2016

BAB IV
TAHAP MONITORING EVALUASI
A. Monitoring
1. Kegiatan yang dimonitor
a. Penyuluhan
1) Input
Materi penyuluhan terkait Pro-Kadarzi yang diberikan kepada
perwakilan keluarga dengan balita.
2) Proses
Kegiatan penyuluhan kepada perwakilan keluarga dengan balita
terkait Pro-Kadarzi disertai dengan diskusi.
3) Output
a) Kehadiran perwakilan keluarga dengan balita pada acara
penyuluhan di Posyandu mencapai 80%.
b) Diskusi berjalan dua arah, dimana berarti terjadi tanya jawab
dari peserta penyuluhan.
c) Seluruh tim pelaksana melaksanakan tugas sesuai rencana.
b. Pemberian Suplemen Taburia
1) Input
Suplemen Taburia yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Banyumas.
2) Proses
Pemberian suplemen taburia tiap bulan pada kegiatan Posyandu
untuk jangka waktu konsumsi 90 hari.
3) Output
a) Kehadiran perwakilan keluarga dengan balita pada acara
pemberian taburia di Posyandu mencapai 80%.
b) Pemberian taburia kepada seluruh balita yang tidak mengalami
kenaikan berat badan.
c) Seluruh tim pelaksana melaksanakan tugas sesuai rencana.
2. Cara memonitor dengan cara observasi. Instrumen monitoring yang
digunakan yaitu form monitoring.
3. Tim Pemantau
Penanggung jawab : Ketua kegiatan
Pelaksana
: Anggita Purnamasari, Siti Khotimahtul C., Wilda
Intan Sari, Rizky Maulani, Ayon Friday Y.,
Natasha
Dea, Linggih Indriani, dan Hidayat Pulungan.
4. Waktu Monitoring
11

Monitoring dilaksanakan setiap sebulan satu kali selama tiga bulan, yakni
bulan Januari, Februari, dan Maret 2016.
B. Evaluasi
1. Kegiatan yang di evaluasi
a. Penyuluhan
1) Input
Kegiatan penyuluhan terkait Pro-Kadarzi yang diberikan kepada
perwakilan keluarga dengan balita.
2) Proses
Evaluasi

kegiatan

penyuluhan terkait Pro-Kadarzi pada

perwakilan keluarga dengan balita dilakukan


antusiasme

peserta

penyuluhan

dan

dengan

evaluasi

melihat

peningkatan

pengetahuan dan sikap melalui lembar pre test dan post test.
3) Output
a) Peningkatan pengetahuan keluarga dengan balita di Desa
Kebanggan tentang pentingnya memonitoring kenaikan berat
badan

balitanya

sebanyak

75%

setelah

dilakukannya

penyuluhan.
b) Peningkatan sikap keluarga dengan balita di Desa Kebanggan
tentang pentingnya memonitoring kenaikan berat badan
balitanya sebanyak 75% setelah dilakukannya penyuluhan.
4) Impact
a) Peningkatan persentase balita datang ke Posyandu di Desa
Kebanggan hingga mencapai 80 % dalam periode bulan JanuariMaret 2016.
b) Peningkatan persentase balita yang mengalami kenaikan berat
badan di Posyandu Desa Kebanggan hingga mencapai 80%
dalam periode bulan Januari-Maret 2016.
b. Pemberian Suplemen Taburia
1) Input

12

Pemberian suplemen taburia yang diperoleh dari Dinas Kesehatan


Kabupaten Banyumas kepada balita yang tidak mengalami
kenaikan berat badan.
2) Proses
Evaluasi kegiatan pemberian suplemen taburia kepada balita yang
tidak mengalami kenaikan berat badan dilakukan dengan cara wali
balita

mengumpulkan

bekas

kemasan

taburia

yang

telah

dikonsumsi balita kepada kader setiap bulan pada kegiatan


Posyandu.
3) Output
Terdistribusinya suplemen taburia setiap bulan pada saat kegiatan
Posyandu kepada setiap balita yang tidak mengalami kenaikan
berat badan.
4) Impact
Peningkatan persentase balita yang mengalami kenaikan berat
badan di Posyandu Desa Kebanggan hingga mencapai 80% dalam
periode bulan Januari-Maret 2016.
2. Tim Evaluasi
a.

Penanggung jawab

b.

Pelaksana

: M. Iqbal Agung P
:

1) Anggita Purnamasari
2) Siti Khotimahtul C
3) Wilda Intan Sari
4) Rizky Maulani
5) Ayon Friday Y
6) Natasha Dea
7) Linggih Indriani
8) Hidayat Pulungan
3. Waktu Evaluasi
Evaluasi dilakukan diawal kegiatan dan diakhir kegiatan berlangsung
selama tiga bulan kegiatan Pro-Kadarzi dilakukan.

13

BAB V
PENUTUP
Demikianlah proposal kegiatan ini kami buat, semoga kegiatan yang telah
disusun dapat terlaksana dengan baik. Oleh karena itu kami mohon bantuan dan
dukungan dari semua pihak agar kegiatan ini dapat terlaksana. Sebelumnya kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu kami atas persetujuan, dukungan serta partisipasi sejak persiapan
hingga terlaksananya kegiatan ini. Kritik dan saran sangat kami harapkan bagi
proposal yang jauh dari sempurna ini sebagai bahan evaluasi untuk kegiatan kami
berikutnya.

14

You might also like