You are on page 1of 25

Batuan Sedimen

Identifikasi Batuan

BAGIAN IV
BATUAN SEDIMEN
Pengertian umum mengenai batuan sedimen adalah batuan yang
terbentuk akibat lithifikasi bahan rombakan batuan asal, maupun hasil
denudasi atau dari hasil reaksi kimia maupun hasil kegiatan organisme.
Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan
ketebalan dari beberapa cm sampai beberapa km. Juga ukuran butirnya dari
sangat halus sampai sangat besar dan beberapa proses yang penting lagi
yang termasuk ke dalam batuan sedimen.
Material hasil rombakan batuan diatas permukaan bumi akibat prosesproses eksogen, pelapukan dan erosi, merupakan material atau bahan yang
sifatnya urai. Terdiri dari fragmen batuan, mineral dan berbagai material lainnya
yang berasal dari atas permukaan bumi.
Material urai ini tertransport oleh air, angin dan gaya gravitasi ketempat
yang lebih rendah cekungan. dan diendapkan sebagai endapan atau sedimen
dibawah permukaan air. Sedimen yang terakumulasi tersebut mengalami proses
litifikasi atau proses pembentukan batuan. Proses yang berlangsung adalah
kompaksi dan sementasi, mengubah sedimen menjadi batuan sedimen. Setelah
menjadi batuan sifatnva berubah menjadi keras dan kompak.
Proses kompaksi pada umummya akibat beban sedimen yang ada
diatasnya. menyebabkan hubungan antar butir menjadi lebih lekat dan juga air
yang dikandung dalam pori-pori terperas keluar. Sementasi adalah proses dimana
butiran-butiran sedimen direkat oleh material lain yang terbentuk kemudian.
dapat berasal dari air tanah atau pelarutan mineral-mineral dalam sedimen itu
sendiri. Material semennya dapat merupakan karbonat. silika atau oksida (besi).
Dibandingkan dengan batuan beku, batuan sedimen hanya merupakan
tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen hanya merupakan 5% dari
seluruh batuan-batuan yang terdapat di kerak bumi. Dari jumlah 5% ini,
batulempung adalah 80%, batupasir 5%, dan gamping kira-kira 5%.
GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-1

Batuan Sedimen

Identifikasi Batuan

Hukum Pengendapan Pada saat sedimen diendapkan mengikuti hukum alam,


misalnya material yang berat akan terendapkan lebih dahulu dibandingkan yang
lebih ringan.
Kecepatan pengendapan material sedimen bergantung pada besar butirnya,
menurut hukum Stoke, v = C.r z cm/s,

dimana v adalah kecepatan

pengendapan, C suatu konstanta dan r garis tengah butiran.


Pada pertengahan abad 17 Nicolas Steno memperhatikan bahwa
sedimen terkumpul oleh proses pengendapan melalui suatu medium, air atau
angin. Endapan ini membentuk lapisan-lapisan mendatar atau horizontal, yang
tertua

berada

dibawah

dan

yang

termuda

ada

di

atas.

Berdasarkan

pengamatannya ini, pada tahun 1969 ia mencetuskan tiga prinsip dasar yang
lebih dikenal dengan Hukum Steno , tiga prinsip dasar tersebut adalah sebagai
berikut :
Hukum super posisi, yang menyatakan bahwa dalam urutan batuan
yang belum mengalami perubahan (dalam keadaan normal), batuan yang
tua ada dibawah dan yang muda berada di atas.
Hukum horizontalitas, pada awalnya sedimen diendapkan sebagai
lapisan-lapisan mendatar. Apabila dijumpai lapisan yang miring, berarti
deformasi, terlipat atau tersesarkan.
Hukum kemenerusan lateral (lateral continuity), mengatakan bahwa
pengendapan lapisan batuan sedimen menyebar secara mendatar, sampai
menipis atau menghilang pada batas cekungan dimana ia diendapkan.
Ketiga prinsip dasar ini sangat membantu dalam mempelajari atau menentukan
urutan umur lapisan-lapisan batuan sedimen.

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-2

Batuan Sedimen

Identifikasi Batuan

Material sedimen dapat berupa :


1. Fragmen dari batuan lain dan mineral-mineral, seperti kerikil di sungai.
pasir di pantai dan lumpur di laut.
2. Hasil penguapan dan proses kimia, garam di danau payau dan kalsium
karbonat di laut dangkal.
3. Material organik seperti terumbu koral di laut, vegetasi di rawa-rawa.
Dibandingkan batuan beku dan metamorf, batuan sedimen paling banyak
tersingkap diatas permukaan bumi, sebesar 75 % luas daratan.

4.1 Klasifikasi Batuan Sedimen


Oleh karena keragaman pembentukan (genesa), tekstur, komposisi dan
penampilan batuan sedimen, maka dasar klasifikasinyapun ada bermacam-macam. Pengelompokan batuan sedimen yang ideal berdasarkan ukuran butir,
bentuk dan komposisi material pembentuknya.

4.1.1. Penggolongan Menurut RP.Koesoemasdinata


Penggolongan

oleh R.P. Koesoemadinata, 1980, mengemukakan ada

enam golongan utama batuan sedimen yaitu:


1.) Golongan detritus kasar : batuan sedimen ini diendapkan dengan
proses mekanis. Termasuk dalam golongan ini antara lain Breksi,
Konglomerat dan Batupasir. Lingkungan tempat diendapkannya batuan
ini dapat di lingkungan sungai, danau atau laut.
2.) Golongan detritus halus : batuan yang termasuk golongan ini pada
umumnya diendapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut
dalam. Termasuk golongan ini Batulanau, Serpih, Batulempung dan
Napal.
GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-3

Batuan Sedimen

Identifikasi Batuan

3.) Golongan Karbonat : batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan
cangkang moluska, algae, foraminifera atau lainnya yang bercangkang
kapur. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali jenisnya tergantung dari
material penyusunnya, mis : batugamping terumbu.
4.) Golongan Silika : proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan
antara

proses

organik

dan

proses

kimiawi

untuk

lebih

menyempurnakannya. Termasuk golongan ini Rijang (Chert), Radiolaria


dan tanah. diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan
terbatas sekali.
5.) Golongan Evaporit : pada umumnya batuan ini terbentukdi lingkungan
danau atau laut yang tertutup, dan untuk terjadinya batuan sedimen ini
harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Yang
termasuk golongan ini adalah : Gipsum, Anhidrit, Batugaram, dll.
6.) Golungan Batubara : batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur
organik yaitu dari tumbuh-tumbuhan, dimana sewaktu tumbuhan tersebut
mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebal di atasnya
sehingga tidak memungkinkan untuk terJadinya pelapukan. Lingkungan
terbentuknya batubara adalah khusus sekali.

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-4

Batuan Sedimen

Identifikasi Batuan

Gambar 4.1. Penggolongan batuan sedimen utama


pembentukannya (Kusumadinata, 1980)
4.1.2. Penggolongan (pengelompokan) secara genetis

serta proses

(Pettijohn, 1975

dan W.T.Huang, 1962):


Pengelompokan Secara genetis dalam batuan sedimen adalah dua
kelompok besarf yaitu :
A. Batuan sedimen klastik, terbentuk dari fragmen-fragmen batuan lain.
B. Batuan sedimen nonklastik, atau kimiawi dan organik terbentuk oleh
proses kimia atau proses biologi.

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-5

Batuan Sedimen

Identifikasi Batuan

4.1.2.1. BATUAN SEDIMEN KLASTIK


Batuan sedimen klasiik atau disebut juga batuan sedimen detritus,
dikelompokkan berdasarkan ukuran butir komponen materialnya. Untuk itu
diperlukan satu acuan besar butir, dan telah dibuat oleh Wentworth, dikenal
sebagai skala Wentworth:
Boulder

256 mm

Cobble

64 - 256 mm

Pebble

4 - 64 mm

Granule

2 - 4 mm

Sand

1/16 - 2 mm

Silt

1/256 - 1/16 mm

Clay

<_ 1/256 mm

Boulder dan Cobble dapat diartikan sebagai bongkah, pebble sama


dengan kerakal, granule seukuran dengan kerikil, sand sama dengan pasir,
sedangkan silt dan clay adalah lempung.
Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus
atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf
dan sedimen. Fragmentasi batuan asal tersebut dimula dari pelapukan
mekanis (disintegrasi) maupun secara kimiawi (dekomposisi), kemudian tererosi
dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan.
Setelah

pengendapan

berlangsung,

sedimen

mulai

mengalami

diagenesa, yakni proses perubahan-perubahan yang berlangsung pada


temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama dan sesudah lithifikasi
terjadi (W.T. Huang, 1962). Lithifikasi ini merupakan proses yang mengubah
suatu sedimen menjadi batuan keras. Yang masuk dalam proses diagenesa
adalah :
1.) Kampaksi sedimen : yaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap
yang lain akibat tekanan dari berat beban diatasnya. Disini volume
GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-6

Batuan Sedimen
Identifikasi Batuan
sedimen berkurang dan hubungan antar butir yang satu dengan yang
lainnya menjadi rapat.
2.) Sementasi : yaitu turunnya material-material diruang antar butir
sedimen dan secara kimiawi mengikat butir-butir sedimen satu dengan
yang lain. Sementasi makin efektif biia derajat keiurusan larutan
(permeabilitas relatif) pada ruang antar butir makin besar.
3.) Rekristalisasi : yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu
larutan kimia yang berasal dari pelarutan material sedimen selama
diagenesa atau jauh sebelumnya. Rekristalisasi sangat umum terjadi
pada pembentukan batuan karbonat.
4.) Autigenesis : yaitu terbentuknya mineral baru dilingkungan diagenetik,
sehingga adanya mineral tersebut merupakan partikel baru dalam suatu
sedimen. Mineral autigenik ini yang umum diketahui sebagai berikut:
karbonat, silika, klorit, illite, gipsum dan lain-lain.
5.) Metasomatisme : yaitu pergantian mineral sedimen oleh berbagai
mineral

autigenik,

tanpa

pengurangan

volume

asal.

Contohnya

dolomitisasi, sehingga dapat merusak bentuk suatu batuan karbonat


atau fosil.
Batuan sedimen klastik terdiri dari butiran-butiran. Butiran yang besar
disebut fragmen dan "diikat" oleh massa butiran-butiran yang lebih halus, matriks.
Batuan

sedimen

klastik

yang

dikelompokkan

berdasarkan

besar

butir

materialnya, sebagai konglomerat, batupasir, serpih dan batu lempung. Jenis


dari batuan sedimen klastik diantaranya adalah :
1.) Konglomerat mempunyai fragmen berukuran bongkah yang bentuknya
membulat. Apabila fragmennya memudut (tidak membulat) dinamakan
breksi (Gambar 4.1 A dan B). Konglomerat atau breksi yang fragmennya

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-7

Batuan Sedimen
Identifikasi Batuan
terdiri berbagai macam dinamakan konglomerat atau breksi polimik.
Sedangkan yang terdiri dari hanya satu macam disebut monomik.
2.) Batu pasir terdiri dari material yang berukuran pasir (1/16 sampai 2
mm).
3.) Serpih, mempunyai besar butir lebih kecil dari pasir (1/16 sampai 1/256
mm).
4.) Batu lempung berbutir sangat halus, lebih kecil dari 1/16 mm. Pada
umumnya untuk menelitinya tidak dapat dipergunakan mikroskop biasa,
tetapi dengan mikroskop elektron yang mempunyai daya perbesaran
sangat tinggi.

Gambar 4.2. Konglomerat (A) dan Breksi (B).

4.1.2.1.1. PEMERIAN BATUAN SEDIMEN KLASTIK


Pemerian batuan sedimen klastik terutama didasarkan pada tekstur, komposisi mineral dan stuktur.

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-8

Batuan Sedimen
A. Tekstur

Identifikasi Batuan

Tekstur adalah suatu kenampakkan yang berhubungan dengan ukuran dan


bentuk butir serta susunannya (PettiJohn, 1975). Butiran tersusun dan terikat oleh
semen dan masih adanya rongga diantara butirnya. Pembentukannya dikontrol oleh
media dan cara transportasinya (Jackson, 1970; Reineck dan Singh, 1975).
Pembahasan tekstur meliputi :

1). Ukurun Butir (Grain Size)


Pemerian ukuran butir didasarkan pada skala Wentworth,1922, adalah sebagai
berikut :
NAMA BUTIR
Bongkah

(boulder)

Brangkal
Krakal
Pasir sgt. kasar
Pasir kasar
Pasir sedang
Pasir halus
Pasir sgt. halus
Lanau
Lempung

(couble)
(pebble)
(very coarse sand)
(coarse sand)
(medium sand)
(fine sand)
(very fine sand)
(silt)
(clay)

Besar butir
(mm)
256
256-64
64- 4
4-2
2-1
1-1/2
1/2-1/4
1/4-1/8
1/16-1/256
1/256

Tabel 4.1. Skala Wentworth


2). Pemilahan (sorting)
Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun
batuan sedimen, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya
maka pemilahan semakin baik.
Dalam pemilahan dipakai batasan-batasan sebagai berikut:
o Pemilahan baik (well sorted)
GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-9

Batuan Sedimen
o Pemilahan sedang (moderate sorted)

Identifikasi Batuan

o Pemilahan buruk (poorly sorted)

3). Kebundaran (roundness)


Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya butiran dimana
sifat ini hanya bisa diamati pada batuan sedimen klastik kasar. Kebundaran
dapat dilihat dari bentuk batuan yang terdapat dalam batuan tersebut.

Terdapat banyak sekali variasi dari bentuk batuan, akan tetapi untuk
mudahnya dipakai perbandingan sebagai berikut:
1.) Wellrounded (sangat membundar) :
Semua permukaan konveks, hampir equidimensional, sferoidal.
2.) Rounded (membundar) :
Pada umumnya permukaan-permukaan bundar, ujung-ujung dan tepitepi butiran bundar.
3.) Sub rounded (membundar tanggung) :
Permukaan umumnya datar dengan ujung yang membundar.
4.) Sub angular (menyudut tanggung) :
Permukaan pada umumnya datar dengan ujung-ujungnya tajam.
5.) Angular (menyudut):
Permukaan konkaf dengan ujungnya yang tajam.

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-10

Batuan Sedimen

Identifikasi Batuan

a. pemilahan baik ; b. pemilahan sedang ; c. pemilahan buruk


Gambar 4.3 Pemilahan Pada Batuan Sedimen

A.menyudut ;

B. menyudut tanggung ; C. membulat tanggung;

D. membulat ; E. sangat membulat.


Gambar 4.4. Derajat pembundaran
4). Kemas (Fabric)
Didalam batuan sedimen klastik dikenal dua macam kemas, yaitu :
- Kemas Terbuka
Butiran tidak saling bersentuhan (mengambang didalam matrik).
- Kemas Tertutup
Butiran saling bersentuhan satu sama lainnya.

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-11

Batuan Sedimen

Identifikasi Batuan

B . S t r u k t u r S e di m e n
Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal dari
batuan sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan
energi pembentuknya. Pembentukkanya dapat terjadi pada waktu pengendapan maupun segera setelah proses pengendapan/primary sedimentary
structure (Pettijohn & Potter, 1964; Kusumadinata, 1981).

Dengan kata lain, struktur sedimen adalah kenampakan batuan sedimen


dalam dimensi lebih besar. Studi struktur paling baik dilakukan di lapangan
(PETTIJOHN, 1975).
Berdasarkan asalnya struktursedimen yang terbentuk dapat dikelompokkan menjadi tiga buah, yaitu :

Struktur sedimen primer


Terbentuk

karena

proses

sedimentasi

dengan

demikian

dapat

merefleksikan mekanisasi pengendapannya. Antara lain: perlapisan, gelembur


gelombang, perlapisan silang siur, konvolut, perlapisan bersusun dll.
Struktur sedimen sekunder
Terbentuk sesudah sedimentasi, sebelum atau pada waktu diagenesa.
Juga merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan misalnya keadaan
dasar, lereng dan lingkungan organisnya. Antara lain: cetak beban, rekah
kerut, jejak binatang dll.
Struktur organik
Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme seperti molusca, cacing
atau binatang lainnya. Antara lain: kerangka, laminasi pertumbuhan dll.
GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-12

Batuan Sedimen

Identifikasi Batuan

A. Struktur Sedimen Primer


Struktur batuan sedimen struktur primer tidak banyak yang dapat dilihat
dari contoh-contoh batuan di laboratorium. Macam-macam struktur batuan
sedimen yang penting antara lain adalah struktur perlapisan dimana
struktur ini merupakan sifat utama dari batuan sedimen klastik yang
menghasilkan bidang-bidang sejajar sebagai hasil dari proses pengendapan.
I. Faktor-faktor yang mempengaruhi kenampakan adanya struktur
perlapisan.
a) Adanya perbedaan warna mineral
b) Adanya perbedaan ukuran besar butir
c) Adanya perbedaan komposisi mineral
d) Adanya perubahan macam batuan
e) Adanya perubahan struktur sedimen
f) Adanya Perbedaan Kekompakan.

II. Macam-macam Perlapisan


a). Masif
Bila tidak menunjukkan struktur dalam (Pettijohn & Potter,1964 atau
ketebalan lebih dari 120 cm (Mc.Kee & Weir, 1953).
b). Perlapisan sejajar
Bila bidang perlapisan saling sejajar.
c). Laminasi
Perlapisan sejajar yang ukurannya/ketebalannya lebih kecil dari 1 cm.
Terbentuk dari suspensi tanpa energi mekanis.
d). Perlapisan pilihan
Bila perlapisan disusun atas butiran yang berubah teratur dari halus ke
kasar pada arah vertikal, terbentuk dari arus pekat.
GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-13

Batuan Sedimen
e). Perlapisan silang- siur

Identifikasi Batuan

Perlapisan yang membentuk sudut terhadap bidang lapisan yang


berada diatas atau dibawahnya dan dipisahkan oleh bidang erosi,
terbentuk akibat intensitas arus yang berubah-ubah.

Pada Bidang Perlapisan


Terbentuknya dapat oleh akibat penggerusan, pembebanan atau oleh
penguapan. Macam-macamnya yang penting :

Gelembur gelombang
Terbentuknya sebagai akibat pergerakan air atau angin

Rekah kerut
Rekahan pada permukaan bidang perlapisan sebagai akibat proses
penguapan.

Cetak suling
Cetakan sebagai akibat penggerusan media terhadap batuan dasar.

Cetak beban
Cetakan beban akibat pembebanan pada sedimen yang masih plastis.

Bekas jejak organisme


Bekas rayapan, rangka, maupun tempat berhenti binatang.

a. Rekah kerut (mud crack)

b. Cetak Beban / Load cast

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-14

Batuan Sedimen

Identifikasi Batuan

c. Gelembur gelombang (ripple mark)

e.Geode

d. Septaria

f. Stylotit

Gambar 4.5. Macam-macam stuktur sedimen


Selain itu Mc. Kee & Weir, 1953, secara kuantitatif memerikan perlapisan
sebagai berikut :
Penggolongan lapisan menurut ketebalan (Mc.Kee & Weir, 1953)
Ketebalan (cm)
120
60

Penamaan
Lapisan sangat tebal
Lapisan tebal

5
1
0,2
< 0,2

Lapisan tipis
Lapisan sangat tipis
Laminasi
Laminasi tipis

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-15

Batuan Sedimen
C.

Identifikasi Batuan

KOMPOSISI MINERAL
Komposisi mineral dari batuan sedimen klastik dapat dibedakan yaitu :

1). FRAGMEN
Fragmen adalah bagian butiran yang ukurannya paling besar dan dapat
berupa pecahan-pecahan batuan , mineral, dan cangkang-cangkang fosil atau
zat organik lainnya.
2). MATRIK
Matrik adalah bagian butiran yang ukurannya lebih kecil dari fragmen
dan terletak diantara fragmen sebagai massa dasar. Matrik dapat juga berupa
batuan, mineral, atau fosil.
3). SEMEN
Semen bukan butir, tetapi material pengisi rongga antar butir dan bahan
pengikat diantara fragmen dan matrik. Biasanya dalam bentuk amorf atau
kristalin. Bahan-bahan semen yang lazim adalah :
1. semen karbonat (kalsit, dolomit)
2. semen silika (kalsedon, kwarsa )
3. semen oksida besi (limonit, hematit, siderit)

Gambar 3.5. Sebuah batuan sedimen yang memperlihatkan susunan dari


matrik, semen,pori dan butiran
GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-16

Batuan Sedimen

Identifikasi Batuan

4.1.2.2. BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK


Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga
dari hasil kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi
langsung atau reaksi organik (penggaraman unsur-unsur laut, pertumbuhan
kristal dari agregat kristal yang terpresipitasi dan replacement). Lihat juga
klasifikasi diskriptif oleh Pettijohn, 1975, Folk, 1954, Shepard, 1954.
Batuan sedimen nonklastik yang banyak dijumpai adalah batu gamping
atau limestone. Terdiri terutama dari mineral kalsium karbonat, CaCO, yang
terjadi akibat proses kimia dan atau organik. Kalsium karbonat di ambil oleh
organisme dari air dimana ia hidup untuk membuat cangkangnya atau bagian
yang keras. Setelah organismenya mati tertinggal cangkangnya atau bagian
yang kerasnya dan terkumpul didasar laut. Lama kelamaan membentuk endapan
batu-gamping yang terdiri dari cangkang dan pecahan-pecahannya. Tebalnya
sampai ratusan meter dan beberapa kilometer persegi luasnya. Dalam air yang
tenang, terendapkan kalsium karbont dengan kristal-kristal berbentuk jarum,
beralaskan

lumpur

karbonat.

Endapan

ini

setelah

mengalami

kompaksi

mengkristai kembali menjadi batugamping mikro kristalin, dengan kristal-kristal


sangat halus, yang hanya dapat di lihat dengan mikroskop dengan perbesaran
sangat tinggi.
Selain batugamping, dijumpai juga endapan garam dan Gypsum, keduanva
merupakan hasil penguapan. Garam terdiri dari mineral halit, komposisinya NaCl,
dan Gypsum berkomposisi CaSO4.2HZ0. Keduanya terdapat sebagai lapisan-lapisan pada tempat yang terbatas.

A. PEMERIAN BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK


Pemerian batuan sedimen non klastik didasarkan pada :
1). Tekstur
Tekstur dibedakan menjadi dua macam :
GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-17

Batuan Sedimen

Identifikasi Batuan

a. Kristalin
Terdiri dari kristal-kristal yang interlocking, yaitu kristal-kristalnya saling
mengunci satu sama lain. Pemeriannya dapat memakai skala Wentworth
dcngan modifikasi sebagai berikut :
Nama Butir

Besar Butir (mm)

Berbutir kasar

Berhutir sedang

1/16

Berbutir halus

1/256

Berbutir sangat halus

< 1/256

b. Amort
Terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-kristal atau amorf (non
kristalin).
2 ). S tr uktur
Struktur batuan sedimen non klastik terbentuk dari proses reaksi kimia
ataupun kegiatan organik, macamnya antara lain yang penting :

a. Fossilliferous :
Struktur yang ditunjukkan oleh adanya fosil atau komposisi terdiri dari fosil
(sedimen organik).
b. Oolitik
Struktur dimana suatu fragmen klastik diselubungi oleh mineral non
klastik, bersifat konsentris dengan diameter berukuran lebih kecil2 mm.
c. Pisolitik
Sama dengan oolitik tetapi ukuran diameternya lebih besar dari 2 mm.
GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-18

Batuan Sedimen

Identifikasi Batuan

d. Konkresi
Kenampakkan struktur ini sama dengan struktur oolitik tetapi tidak
menunjukkan adanya sifat konsentris.
e. Cone in cone
Struktur pada batu gamping kristalin yang menunjukkan pertumbuhan
kerucut per kerucut.
f. Bioherm
Tersusun oleh organisme murni dan bersifat insite.
g. Biostrome
Seperti bioherm tetapi bersifat klastik. Bioherm dan Biostrome merupakan
struktur luar yang hanya tampak di lapangan.
h. Septaria
Sejenis konkresi tetapi mempunyai komposisi lempungan. Ciri khasnya
adanya rekahan-rekahan yang tidak teratur sebagai akibat penyusutan bahan
lempungan tersebut karena proses dehidrasi yang kemudian celah-celah yang
terbentuk terisi oleh kristai-kristal karbonat yang kasar.
i. Geode
Bayak dijumpai pada batuan gampiag, berupa rongga-rongga yang terisi oleh kristalkristal yang tumbuh kearah pusat rongga tersebut. Kristal bisa berupa kalsit ataupun
kwarsa.
j. Styolit
Merupakan hubungan antar butir yang bergerigi.

3). Komposisi Mineral


Komposisi mineral batuan sedimen non ktastik cukup penting dalam
menentukan penamaan batuan. Pada batuan sedimen jenis non ktastik biasanya

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-19

Batuan Sedimen
Identifikasi Batuan
komposisi mineralnya sederhana yaitu bisa terdiri satu atau dua macam mineral.
Sebagai contoh:
Batugamping

: kalsit, dolomit

Chert

: kalsedon

Gipsum

: mineral gipsum

Anhidrit

: mineral anhidrit

III.4. PEMERIAN BATUAN KARBONAT


Batuan karbonat adalah batuan sedimen dengan kumposisi yang dominan
(lebih dari 5O%) terdiri dari mineral-mineral atau garam-garam karbonat, yang dalam
prakteknya secara umum melipuci batugamping dan dolomit. Proses pembentukanaya
dapat terjadi secara insitu berasal dari larutan yang mengalami proses kimia maupun
biokimia dimana organisme turut berperan, dapat terjadi dapat terjadi dari butiran
rombakan yang mengalami transportasi secara mekanik dan diendapkan di tempat
lain dan dapat pula terjadi akibat proses diagenesa batuan karbonat yang lain.
Seluruh proses tersebut berlangsung pada lingkungan air laut, jadi praktis bebas
dari detritus asal darat.

Didalam praktikum ini disajikan klasifikasi sebagai berikut :


-

Batugamping klastik :

Adalah batugamping yang terbentuk dari pengendapan kembali detritat batu


gamping asal.
Contoh

: - Kalsirudit : butiran berukuran rudit (granule)


- Kalkarenit : butiran berukuran arenit (pasir)
- Kalsilutit

: butiran berukuran lutit (lempung)

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-20

Batuan Sedimen

Identifikasi Batuan

Batugamping non klastik :

Adalah batugamping yang terbentuk dari proses-proses kimiawi maupun organis.


Umumnya besifat mono mineral. Dapat dibedakan :
- Hasil biokimia

: bioherm, biostrome

- Hasil larutan kimia : travertin, tufa


- Hasil replacement : batu gamping fosfat, batugamping dolomit, batugamping
silika dan lainnya.

III.4.1. Pemerian Batugamping Klastik


Sistimatika diskripsi pada hakekatnya sama dengan sedimen klastik, yaitu
meliputi tekstur, komposisi mineral dan struktur.
1. Tekstur
Sama dengan pemerian pada batuan sedimen klastik, hanya berbeda
istilahnya saja, meliputi :
Nama Butir

Ukuran Butir (mm)

Rudite
Arenit

1
0,062

Lutite

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-21

Batuan Sedimen
2. Struktur

Identifikasi Batuan

Pemeriannya hampir sama dengan pemerian batuan sedimen klastik.


3. Komposisi
Juga terdapat pemerian fragmen, matrik, semen, hanya berbeda istilahnya
saja (Folk, 1954), komposisi ini meliputi :
A. Allochem :
Merupakan fragmen yang tersusun oleh kerangka atau butiran-butiran
klastik dari hasil abrasi batugamping yang sebelumnya ada. Macam-macam
Allochem :
- Kerangka organisme(skeletal) : merupakan fragmen yang tcrdiri alas
cangkang-cangkang binatang atau kerangka hasil pertumbuhan.
- Interclast : merupakan fragmen yang terdiri atas butiran-butiran dari hasil
abrasi batugamping yang sebelumnya telah ada.
- Pisolit

: merupakan butiran-butiran oolit dengan ukuran lebih besar


dari 2 mm.

- Pellet

: merupakan fragmen yang menyerupai oolit tetapi tidak


menunjukkan adanya struktur konsentris.

B. Mikrit :
Merupakan agregat halus berukuran 1-4 mikron, merupakan kristal-kristal
karbonat yang terbentuk secara biokimia atau kimiawi langsung dari presipitasi
air laut dan mengisi rongga antar butir.
C. Sparit
Merupakan semen yang mengisi ruang antar butir dan rekahan, berukuran butir
halus (0,02-0,1 mm), dapat terbentuk langsung dari sedimen secara insitu atau
dari rekristalisasi mikrit.

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-22

Batuan Sedimen

Identifikasi Batuan

III.4.2. Pemerian Butugamping Non Klastik


Pemeriannya

sama

dengan

batuan

sedimen

non

klastik

lainnya.
III.5. PENAMAAN BATUAN YANG DIPAKAI DI LABORATONIUM
A. Batuan Sedimen Klastik
Penamaan batuan

sedimen klastik

lebih ditekankan pada

ukuran dan

bentuk butir (skala Wentworth), dengan perincian sebagai berikut :


1. Untuk butiran yang sama atau lebih kecil dari pasir :
Batupasir

: butiran yang berukuran pasir

Batulempung : butiran yang berukuran lempung


Serpih

: batulempung yang menunjukkan struktur fisility(sifat belah)

2. Untuk butiran yang lebih besar dari pasir :


Konglomerat : jika butirannya berbentuk membulat
Breksi
Catatan :

: jika butirannya berbentuk runcing

Bila ada percampuran butiran dengan ukuran yang berbeda, maka


nama batuan sedimen klastik tersebut disesuaikan dengan klasifikasi
Gilbert,1982.

Pasir

50%

Lanau - Lempung

Contoh penamaan : Batupasir kerikilan, konglomeret lanauan, Lanau krikilan, dan


lain-lain.
GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-23

Batuan Sedimen

Identifikasi Batuan

Struktur Batuan Sedimen


Kebanyakan sedimen ditransport oleh arus yang akhirnya diendapkan,
sehingga ciri utama batuan sedimen adalah berlapis. Batas antara satu lapisan
dengan lapisan lainnya disebut bidang perlapisan. Bidang perlapisan dapat
terjadi akibat adanya perbedaan : warna, besar butir, dan atau jenis batuan
antara dua lapisan. Struktur sedimen lain yang umum dijumpai pada batuan
sedimen adalah lapisan bersusun atau graded bedding dan lapisan silang-siur
atau cross bedding, gelembur gelombang (riplemark) dan rekah kerut (mud
cracks), Gambar 3.2. Terjadinya struktur-struktur sedimen tersebut disebabkan
oleh mekanisme pengendapan dan kondisi serta lingkungan pengendapan
tertentu. Dengan mempelajari struktur sedimen yang dijumpai saat ini, dapat
diketahui mekanisme dan lingkungan pengendapan pada masa lampau saat
sedimen diendapkan.

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-24

Batuan Sedimen

Identifikasi Batuan

Gambar. 3.6. Struktur sedimen yang sering dijumpai pada batuan


sedimen: berlapis (A), lapisan bersusun (B), lapisan
silang-siur (C), rekah kerut (D) , dan gelembur
gelombang (E).

GengQ File

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

IV-25

You might also like