You are on page 1of 25

Tingkahlaku Meiosis Hibrid Poliploid Intra

dan Interspesifik pada Beberapa Spesies


Tropika

Anggota :
Afdhal Tisyan (Transalte+resume)
Murni Alman
(Hasil+PPT)
Nia Vardini
(Hasil+PPT)
Muhammad Algifarri
(Hasil)

Hibridisasi ??

G. Ledyard Stebbins pada tahun


1950 menjelaskan hibridisasi
adalah pertemuan antara material
genetik yang berbeda, baik itu
hibridisasi antara intra maupun
interspesies yang akan membentuk
variasi

Lanjutan..

Hibridi
sasi

membent
uk ulang
komposisi
genetik
suatu
populasi

menciptaka
n genotip
baru yang
memungkin
kan
bertahan
pada
lingkungan
baru

Hibridisasi

Interspesif
k

Intraspesif
k

Hibridisasi interspesifk
Pada abad ke-20 hibridisasi
interspesifk telah
dikembangkan untuk
mendapatkan hasil
pertanian yang unggul
yaitu dengan cara
mentransfer beberapa gen
yang terdapat pada
spesies non-kultivar dan
varietas kultivar

Akan tetapi terdapat


masalah pewarisan yang
menyebabkan
ketidakstabilan pada hibrid
seperti infertilitas,
segregasi non-mendel, dan
level pindah silang
intergenomik yang sangat
rendah dapat
menyebabkan
keterbatasan pada hibrid

Lanjutan..
Hibrid yang telah tumbuh
kenyataannya dapat menjadi steril
akibat perbedaan jumlah kromosom
parental
Maka dilakukanlah usaha manipulasi
sitogenetik untuk mendapatkan
gen-gen yang stabil dan campatible
di antara kromosom induk yang
berpasangan ketika meiosis

Studi interspesifk hibridisasi


Analisis fenotip
hibrid, seperti
simetri karakter
morfologi atau juga
viabilitas polen dan
biji Analisis tingkah laku
perpasangan
kromosom dan
abnormalitas
meiosis

yang dekat akan


menghasilkan
hibrid yang
kromosomnya
berpasangan
dengan teratur
sedangkan pada
hibrid yang
memiliki jarak
kekerabatan yang
lebih jauh akan
memiliki
ketidakteraturan
perpasangan
kromosom dan
umumnya steril

tingkah laku
meiosis
perkawinan
interspesifk
antara hibrid
tetraploid
Brachiaria
ruziziensis X
B. brizantha
dan pada
perkawinan
intraspesifk
hibrid

Brachiaria

Brachiaria adalah genus rumput yang berasal


dari Afrika, terdiri dari 100 spesies yang
terdistribusi luas pada daerah tropik dan sub
tropik.
Brachiaria brizantha memiliki viabilitas tinggi dan
resisten terhadap hama-serangga. B. decumbens
kurang resisten terhadap serangga, namun
teradaptasi dengan kondisi infertil dan keasaman
tanah
Spesies-spesies ini compatible jika disilangkan.
Namun pembiakan sulit terpenuhi karena perbedaan
jumlah kromosom yang kebanyakan turunan
persilangan bersifat tetraploid

Hibrid Interspesifik

a. Brachiaria ruziziensis (sexual,


artificial tetraploid) x B. decumbens
(apomictic,
natural tetraploid)
b. Brachiaria ruziziensis (sexual,
artificial tetraploid) x B. brizantha
(apomictic, natural tetraploid)
c. Brachiaria brizantha (sexual,
diploid) x B. decumbens (sexual,
diploid) Hibrid tetraploidisasi

turunan B.
decumbens dan B.
brizantha sebagai
pendonor polen

B.ruziziensis jantan
(sexual, artificial
tetraploid)
Turunan B. ruziziensis
yang dipolinasi oleh B.
decumbens disilangkan
dengan B. brizantha
namun menghasilkan
keturunan yang lambat
tumbuh.

Persilangan lain dilakukan


antara B. ruziziensis x B.
decumbens namun
kurang tahan terhadap
hama serangga.

B. decumbens betina
(apomictic,
natural tetraploid)

Persilangan
ini
ditinggalkan
karena
mengalami kerugian

B. ruziziensis (sexual,
artificial tetraploid)

B. brizantha
(apomictic, natural
tetraploid)

B. brizantha (sexual,
diploid) (B105)

B. decumbens (sexual,
diploid) (D004)

1. Tingkah laku miosis normal


dengan bantuan kolkisin pada
kultur jarinagn

2. Abnormalitas meningkat pada frekuensi


17,8 % pada diploid F1

3. Keabnormalitasan juga terlihat pada hibrid diploid


serta pada hibrid CH4-8 dan CH4-100, tetapi dengan
frekuensi yang lebih tinggi

Hibridisasi Intraspesifk

B. humidicola (sexual, natural


hexaploid) x B. humidicola
(apomictic, natural hexaploid)

B. humidicola (sexual,
natural hexaploid)
(H031) (Betina)

B. humidicola
(apomictic, natural
hexaploid) (cv. BRS
Tupi) (Jantan)

Ketidak
normalan miosis
16,3 %

Ketidak Normalan miosis


hibrid seksual dan
apomistik 15,8 % -98,3
%

Ketidak
Normalan
miosis
3,1%

Asosiasi Kromosom dan Introgresi Gen


Asosiasi kromososm multivalen saat
diakinesis akan menunjukkan afnitas
genom antara spesies parental, yang
mengesankan kemungkinan akan terjadi
introgesi gen.
Kemunculan quadrivalen pada persilangan
B. ruziziensis X B. Brizantha menunjukkan
bahwa spesies tersebut berkerabat dekat
dan gen pool mereka dapat saling bertukar

Afinitas Genom

Poliploid Buatan yang Diperoleh


Melalui Fusi Protoplasma (Passiflora)

P. edulis f. flavicarpa (E) x P. amethystina


(Am)

P. edulis f. flavicarpa (E) dan P. cincinnata (C).

Fusi protoplas
Fusi protoplas dapat dilakukan
dengan cara menggabungkan
seluruh genom intra-spesies, atau
antarspesies. Hal ini memungkinkan
diperolehnya hibrida-hibrida dengan
tingkat heterosigositas yang tinggi.

P. edulis f. flavicarpa (E)

P. amethystina (Am),

P. edulis f. flavicarpa (E)

P. cincinnata (C).

You might also like