You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kasus kematian ibu masih banyak terjadi dikarenakan perdarahan
yang dialami ibu pada masa kehamilan, persalinan maupun pada masa nifas.
Perdarahan dibagi menjadi tiga, yaitu perdarahan pada kehamilan muda,
perdarahan pada usia kehamilan lanjut dan perdarahan saat persalinan serta
perdarahan pasca persalinan. Perdarahan pada kehamilan muda disebabkan
oleh abortus, kehamilan ektopik, kehamilan mola hidatidosa (hamil anggur)
(Prawirohardjo, 2010).
Kasus abortus terjadi pada sekitar 10-15% dari kehamilan. Dalam
sebuah analiasis yang dilakukan oleh Hertig dan Sheldon terhadap 1000
kasus abortus spontan, ditemukan bahwa separuh kasus ini memperlihatkan
adanya Blighted Ovum, yang mana embrionya mengalami degenerasi atau
tidak ada (Cunningham dkk., 2012).
Blighted Ovum atau disebut juga kehamilan anembrionik atau
kehamilan kosong merupakan kehamilan patologi dimana mudigah tidak
terbentuk sejak awal walaupun kantong gestasi tetap terbentuk. Disamping
mudigah, kantong kuning telur juga tidak ikut terbentuk. Kelainan ini
merupakan suatu kelainan kehamilan yang baru terdeteksi setelah
berkembangnya ultrasosnografi (Prawirohardjo, 2010).
Diperkirakan di seluruh dunia Blighted Ovum merupakan 60%
sebagai penyebab kasus keguguran, di ASEAN mencapai 51%, di Indonesia
ditemukan 37% dari setiap 100 kehamilan (WHO, 2012).
Menurut Irma Wahyuni, angka kejadian Blighted Ovum di Rumah
Sakit Permata Hati Banda Aceh menunjukkan peningkatan selama 3 tahun
yaitu tahun 2010 sebanyak 6,02%, tahun 2011 meningkat 6,05%, dan pada
tahun 2012 meningkat 6,06%. Sedangkan di Rumah Sakit Ibu Dan Anak

pada tahun 2013 sebanyak 52 orang ibu hamil yang mengalami Blighted
Ovum dari 5.835 kehamilan normal.
Penyebab terjadinya Blighted Ovum hingga saat ini masih belum
diketahui secara pasti. Namun diperkirakan ada kaitannya dengan kelainan
kromosom pada janin. Sekitar 60% Blighted Ovum disebabkan kelainan
kromosom dalam proses pembuahan sel telur dan sperma (Andon, 2008).
Kelainan kromosom biasanya ada pada sel telur wanita. Sangat jarang
terjadi kelainan kromosom yang berasal dari sel sperma pria. Faktor usia
ibu yang diatas 35 tahun menyebabkan kualitas sel telur tidak lagi sebaik
usia muda dan ibu yang hamil di usia 40-45 tahun berisiko mengalami
keguguran sebesar 65% (Iskandar, 2010).
Berdasarkan penelitian Case Control dengan pendekatan retrospektif
yang dilakukan Irma Wahyuni (2014) di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu
dan Anak Banda Aceh. Dari 52 responden pada kelompok kasus memiliki
usia beresiko 59,6%, sedangkan dari 52 responden pada kelompok kontrol
memiliki usia tidak beresiko 67,3% dengan nilai OR (3,039) dan P value
(0,011). Kesimpulan dari penelitian ini ditemukan adanya hubungan antara
usia dengan kejadian Blighted Ovum.
Dengan keterangan diatas, maka peneliti tertarik untuk menganalisa
hubungan faktor usia ibu dengan kejadian Blighted Ovum di Bagian
Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
Penelitian ini menggunakan sampel rekam medik pasien abortus imminens
di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang periode Januari Desember 2013.

1.2.

Rumusan Masalah
Adakah hubungan faktor usia ibu dengan kejadian Blighted Ovum di
Bagian Obstetri dan Ginekologi di RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang periode Januari Desember 2013?

1.3.

Hipotesis Penelitian
H 0 : Tidak ada hubungan antara faktor usia ibu dengan kejadian Blighted
Ovum.
H 1 : Ada hubungan antara faktor usia ibu dengan kejadian Blighted
Ovum.

1.4.

Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan faktor usia ibu dengan kejadian Blighted Ovum
di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP Mohammad Hoesin periode
Januari Desember 2013.
1.4.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui angka kejadian Blighted Ovum di Bagian Obstetri dan
Ginekologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Januari
Desember 2013.
2. Mengetahui karakteristik pasien Blighted Ovum berupa usia ibu,
paritas dan status gravida di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP
Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Januari Desember 2013.

1.5. Manfaat Penelitian


1. Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan
penelitian

serta

berkontribusi

dalam

mengembangkan

ilmu

pengetahuan bagi peneliti dan mahasiswa FK Unsri.


2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan dasar dan acuan
bagi penelitian selanjutnya.

3. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk peningkatan mutu


pelayanan bagi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
1.6. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian
No

Penulis

Judul

Instansi

.
1.

Irma

Hubungan Usia Dan Paritas Universitas

Wahyuni

Dengan

Kejadian

Tahun
2014

Blighted Ubudiyah

Ovum (BO) Pada Ibu Hamil Banda Aceh


Di Rumah Sakit Ibu Dan
Anak Banda Aceh Tahun 2014

Sampai saat ini penelitian mengenai hubungan faktor usia ibu dengan
kejadian Blighted Ovum belum pernah dilakukan di RSUP Dr. Mohammad
Hoesin khususnya dan di Palembang pada umumnya.

You might also like