You are on page 1of 4

1.

Definisi Luka Bakar (Combustio)


Luka bakar (combustio)adalah kerusakan atau kehilangan jaringan
y a n g disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan
kimia, listrik,dan radiasi ( Moenajat, 2001).
2. Etiologi luka Bakar
1. Panas (Api, logam, cairan panas).
2. Listrik. Serupa dengan cedera remuk: menyebabkan nekrosis otot, rabdomiolisis,mioglobunuria.
3. Bahan Kimia
4. Luka Bakar radiasi
(Graber et al 1996).
3. stadium luka bakar
a. Klasifikasi luka bakar menurut kedalaman
1. Luka Bakar Derajat I :
Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (superficial )
Kulit kering, hiperemik berupa eritema
Tidak dijumpai bula
Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 5-10 hari (Moenadjat,2001)
2. Luka Bakar Derajat II:
Kerusakan terjadi pada seluruh lapisan epidermis dan sebagian lapisandermis, berupa reaksi
inflamasi disertai proses eksudasi.
Dijumpai bula
Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diataskulit normal(Moenadjat, 2001)
Pembentukan scar
Nyeri(Schwartset al,1999)
Dibedakan atas 2 (dua) :
a.Derajat II Dangkal (
Superficial )
Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis.
Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh.(Moenadjat,
2001)
Bula mungkin tidak terbentuk beberapa jam setelah cedera, danluka bakar pada
mulanya tampak seperti luka bakar derajat satu dan mungkin terdiagnosa sebagai derajat dua
superfisial setelah12 sampai 24 jam.
Ketika bula dihilangkan, luka tampak berwarna pink dan basah.
Jarang menyebabkanhypertrophic scar .
J i k a i n f e k s i d i c e g a h m a k a p e n y e m b u h a n a k a n t e r j a d i s e c a r a spontan kurang dari
3 minggu.(Schwartset al , 1999)
b.Derajat II Dalam (Deep)
Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis
Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian
besar masih utuh.
Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung biji epitel yang tersisa (Moenadjat, 2001).

J i k a i n f e k s i d i c e g a h l u k a b a k a r a k a n s e m b u h d a l a m 3 s a m p a i 9 minggu.
(Schwarts
et al , 1999)
3. Luka Bakar Derajat III (Full Thickness Burn):
Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis dan lapisan yang lebih dalam.
Tidak dijumpai bula
Apendises kuliit rusak
Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena kering, letaknyalebih rendah dibandingkan kulit
sekitar.
Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagaieskar.
Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf sensorik
mengalami kerusakan / kematian.
Penyembuhan terjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan dari dasar luka.
(Moenadjat, 2001)
b. klasifikasi berdasarkan luasnya
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan nama
rule of nine atau rule of wallace yaitu:
1. Kepala dan leher
: 9%
2. Lengan masing masing 9%
: 18%
3. Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%
4. Tungkai masing-masing 18%
: 36%
5. Genetalia perineum
: 1%

Total

: 100%

C. Berat Ringannya Luka Bakar


Untuk mengkaji beratnya luka bakar harus dipertimbangkan beberapa faktor antara lain:
1) Persentasi area (Luasnya) luka bakar pada permukaan tubuh.
2) Kedalaman luka bakar.
3) Anatomi lokasi luka bakar.
4) Umur klien.
5) Riwayat pengobatan yang lalu.
6) Trauma yang menyertai atau bersamaan.
American college of surgeon membagi dalam:
A. Parah critical:
a) Tingkat II : 30% atau lebih.
b) Tingkat III : 10% atau lebih.
c) Tingkat III pada tangan, kaki dan wajah.
d) Dengan adanya komplikasi penafasan, jantung,fraktur , soft tissue yang luas.
B. Sedang - moderate:
a) Tingkat II : 15 - 30%
b) Tingkat III : 1 - 10%
C. Ringan - minor:
a) Tingkat II : kurang 15%
b) Tingkat III : kurang 1%

4. patofisiologi luka bakar


Luka bakar suhu pada tubuh terjadi baik karena konduksi pa
n a s langsung atau radiasi elektromagnetik. Sel
s e l d a p a t m e n a h a n t e m p e r a t u r sampai 44C tanpa kerusakan bermakna, kecepatan
kerusakan jaringan
berlipatg a n d a u n t u k t i a p d e r a j a t k e n a i k a n t e m p e r a t u r . S a r a f d a n p e m b u l u h d
arahm e r u p a k a n s t r u k t u r y a n g k u r a n g t a h a n t e r h a d
a p k o n d u k s i p a n a s (Sabiston,1995). Kerusakan pembuluh da
r a h i n i m e n g a k i b a t k a n c a i r a n intravaskuler keluar dari lumen pembuluh
darah; dalam hal ini bukan hanyacairan tetapi juga plasma (protein) dan
elektrolit. Pada luka bakar ekstensif dengan perubahan permeabilitas yang
hampir menyeluruh, penimbunan
jaringanm a s i f d i i n t e r s i s i e l m e n y e b a b k a n k o n d i s i h i p o v o l e m i k
. V o l u m e c a i r a n intravaskuler mengalami defisit, timbul ketidakmampuan meny
elenggarakanproses transportasi oksigen ke jaringan. Kondisi ini dikenal dengan sebutan
syok(Moenadjat, 2001).

5. manifestasi klinis
-

Luka bakar derajat pertama superfisial ditandai oleh kemerahan dan nyeri. Dapattimbul lepuh setelah 24 jam dan
kemudian kulit mungkit terkelupas (Corwin 2007).

Luka bakar derajat kedua ketebalan parsial superficial ditandai oleh terjadinya lepuhdalam beberapa menit dan
nyeri hebat (Corwin 2007).

Luka bakar derajat kedua ketebalan parsial ditandai oleh lepuh, atau jaringan keringyang sangat tipis yang menutupi
luka yang kemudian terkelupas. Luka mungkin tidaknyeri. Dapat berupah menjadi ketebalan penuh apabila terkena
infeksi sekunder,trauma mekanik, atau thrombosis progesif (Corwin 2007).

Luka bakar derajat ketiga ketebalan penuh tampak datar, tipis, dan kering . Dapatditemukan koagulasi pembuluh
darah. Kulit mungkin tampak putih, merah atau hitamdan kasar (Corwin 2007).

Luka bakar listrik mungkin mirip dengan luka bakar panas, atau mungkin tampakseperti daerah keperakan yang
menjadi gembung. Luka bakar listrik biasanya timbuldi daerah kontak listrik. Kerusakan internal akibat luka bakar
listrik mungkin jauhlebih parah dari pada luka yang tampak di bagian luar (Corwin 2007).

Luka bakar radiasi pada awalnya Nampak hiperemik dan kemudian dapatmenyerupai luka bakar derajat ketiga.
Perubahannya dapat meluas profunda kedalam jaringan. Luka bakar akibat matahari merupakan jenis ini dan
dapatmenyebabkan superficial moderat (Graber etal 1996).

6 . penata laksanaan dengan diagnostik


Pemeriksaan diagnostic
1.LED: mengkaji hemokonsentrasi.
2.Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia. Initerutama penting untuk
memeriksa kalium terdapat peningkatan dalam 24 jampertama karena peningkatan kalium dapat
menyebabkan henti jantung.
3.Gas-gas darah arteri (GDA) dan sinar X dada mengkaji fungsi
pulmonal,khususnya pada cedera inhalasi asap.
4.BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal.

5.Urinalisis menunjukkan mioglobin dan hemokromogen menandakankerusakan otot pada luka bakar
ketebalan penuh luas.
6.Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.
7.Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat menurun pada lukabakar masif.
8.Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi asap
9.complete blood cell count (CBC)
10.blood urea nitrogen (BUN),
11.serum glucose
12.electrolite
13.arterial blood gases
14.serum protein
15.albumin
16.urine cultures
17.urinalysis
18.pembekuan darah
19.pemeriksaan servikal
20.kultur luka

Daftar pustaka
-

Graber etal ..1996. Buku Saku Dokter Keluarga. Jakarta : EGC

Corwin Elizabeth J. 2007. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta:EGC.

You might also like