You are on page 1of 13

BAB II PLEBOTOMI DAN PERAN PERAWAT

A. Pengertian Plebotomi
Flebotomi (bahasa inggris:phlebotomy) berasal dari kata Yunani phleb dan tomia. Phleb
berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti mengiris/memotong (cutting). Dulu dikenal
istilah venasectie(Bld), venesection atau venisection(Ing).
Sedangkan Flebotomist adalah seorang tenaga medic yang telah mendapat latihan untuk
mengeluarkan dan menampung specimen darah dari pembuluh darah vena, arteri atau kapiler.
Akhir-akhir ini dikenal lagi suatu teknik microcollection.
Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu :

melalui tusukan vena (venipuncture),

tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi.

Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah
phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture

B. Macam-macam Pengambilan Darah


Pengambilan Darah Vena
Agar dapat diperoleh spesimen darah yang memenuhi syarat uji laboratorium, maka prosedur
pengambilan sampel darah harus dilakukan dengan benar, mulai dari persiapan peralatan,
pemilihan jenis antikoagulan, pemilihan letak vena, teknik pengambilan sampai dengan
pelabelan.
Alat alat yang dipergunakan untuk pengambilan darah vena :
1. Spuit
Adalah alat yang digunakan untuk pengambilan darah atau pemberian injeksi intravena dengan
volume tertentu. Spuit mempunyai skala yang dapat digunakan untuk mengukur jumlah darah
yang akan diambil, volume spuit bervariasi dari 1ml, 3ml, 5ml bahkan ada yang sampai 50ml
yang biasanya digunakan untuk pemberian cairan sonde atau syring pump.
2. Tourniquet
Merupakan bahan mekanis yang fleksibel, biasanya terbuat dari karet sintetis yang bisa
merenggang. Digunakan untuk pengebat atau pembendung pembuluh darah pada organ yang
akan dilakukan penusukan plebotomy. Adapun tujuan pembendungan ini adalah untuk fiksasi,
13

pengukuhan vena yang akan diambil. Dan juga untuk menambah tekanan vena yang akan
diambil, sehingga akan mempermudah proses penyedotan darah kedalam spuit.
3. Kapas alkohol
Merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan dibasahi dengan antiseptic
berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas alkohol adalah untuk menghilangkan kotoran yang
dapat mengganggu pengamatan letak vena sekaligus mensterilkan area penusukan agar resiko
infeksi bisa ditekan.
4. Needle, Wing Needle
Ialah ujung spuit atau jarum yang digunakan untuk pengambilan secara vakum. Needle ini
bersifat non fixed atau mobile sehingga mudah dilepas dari spuit serta container vacuum.
Penggantian needle dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan besarnya vena yang akan diambil
atau untuk kenyamanan pasien yang menghendaki pengambilan dengan jaru kecil.
5. Vacuum Tube
Tabung vakum pertama kali dipasarkan dengan nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa
tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada
jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah
volume tertentu telah tercapai.
6. Blood Container
Tabung tempat penampungan darah yang tidak bersifat vakum udara. Ini biasa digunakan untuk
pemeriksaan manual, dan dengan keperluan tertentu misalnya pembuatan tampungan sendiri
untuk efisiensi biaya.
7. Plester
Digunakan untuk fiksasi akhir penutupan luka bekas plebotomi, sehingga membantu proses
penyembuhan luka dan mencegah adanya infeksi akibat perlukaan atau trauma akibat penusukan.
Pengambilan darah kapiler
Pengambilan darah kapiler dimaksudkan untuk pemeriksaan laboratorium dengan volume
yang lebih sedikit dari pengambilan melalui vena. Pengambilan ini umumnya digunakan untuk
pemeriksaan dengan jumlah dibawah 500 mikroliter.
Alat-alat yang digunakan untuk pengambilan kapiler :
1. Lancet
14

Merupakan jarum kecil disposable yang digunakan untuk pengambilan darah kapiler
dipermukaan kulit atau ujung jari pasien. Bisa berupa classic lancet yang terpisah dari
pemantiknya. Atau bisa berupa automatic lancet yang langsung bisa dipergunakan tanpa
pemantik lagi.
2. Kapas alkohol.
Merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan dibasahi dengan antiseptic
berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas alkohol adalah untuk menghilangkan kotoran yang
dapat mengganggu pengamatan letak vena sekaligus mensterilkan area penusukan agar resiko
infeksi bisa ditekan.
3. Obyek Glass
Merupakan gelas preparat yang akan digunakan untuk pemaparan sediaan darah atau
pemeriksaan lain yang akan diperiksa dengan mikroskop.
4. Deck Glass
Adalah penutup obyek glass, berbentuk persegi lebih kecil dan tipis karena dimaksudkan agar
bisa menutupi preparat tanpa mengganggu pemfokusan pengamatan dibawah mikroskop.
5. Tensimeter
Alat untuk mengukur tensi darah atau tekanan darah serta detak jantung manusia. Dalam
sampling tensi ini digunakan untuk memeriksa Bleeding time.
6. Kertas Saring
Kertas yang mempunyai kerapatan tertentu sehingga bisa digunakan untuk menyaring larutan.
Bisa digunakan untuk pemeriksaan Bleeding time.
7. Tabung kapiler
Merupakan tabung kecil dengan diameter 1mm sehingga memiliki daya kapilaritas atau
menyerap cairan darah yang akan diambil. Sehingga cukup dengan menempelkan salah satu
ujungnya, maka darah akan mengisi tabung sesuai kebutuhan. Tabung kapiler dengan
antikoagulan bertanda strip merah, sedangkan tanpa koagulan dengan strip biru.
8. Wax
Merupakan dempul atau penutup yang digunakan sebagai penahan dasar tabung hematokrit
sehingga disaat penyimpanan sampel darah atau pemutaran nilai hematokrit, darah bisa tertahan
didalam tabung.

15

Pengambilan darah vena


Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari vena
median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan
permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan,
vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Venipuncture pada vena
basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis
dan syaraf median.
Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah dapat
dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat
hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.
Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :

Lengan pada sisi mastectomy

Daerah edema

Hematoma

Daerah dimana darah sedang ditransfusikan

Daerah bekas luka

Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular

Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah
menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu.

Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum. Cara manual
dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara vakum dengan
menggunakan tabung vakum (vacutainer).
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :

Pemasangan turniket (tali pembendung)

pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan hemokonsentrasi
(peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan kadar substrat (protein total,
AST, besi, kolesterol, lipid total) melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan
hematoma

Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan


masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
16

Penusukan

penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga dapat
mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga berpotensi
menyebabkan hematoma.
tusukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor dengan
akibat hematoma

Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat
kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketika
dilakukan penusukan.

Pengambilan Darah Vena dengan Syringe


Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring) merupakan cara yang
masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan kesehatan.
Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah sebuah tabung
silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran jarum yang sering dipergunakan mulai dari
ukuran terbesar sampai dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G, 24G dan 25G.
Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan pasien dengan
vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).
Prosedur :

No

Prosedur

Rasional

.
1.

Lakukan penjelasan kepada

Mengurangi rasa cemas dan meningkatkan

penderita (tentang apa yang

kerjasama.

dilakukan terhadap penderita,

Mencegah hiperventilasi akibat ansietas, yang

kerjasama penderita, sensasi yang

menimbulkan perubahan sementara pada gas

dirasakan penderita, dsb).


Cari vena yang akan ditusuk

darah.
Meningkatkan kemudahan insersi jarum.

(superfisisal, cukup besar, lurus,

Memungkinkan perawat menempatkan jarum

2.

17

tidak ada peradangan, tidak

menjadi paralel dengan vena. Sehingga saat vena

diiinfus).

dipungsi, risiko menusuk vena sampai tembus ke


luar berkurang.
Vena yang diinfus harus dihindari karena
meningkatkan risiko bercampurnya cairan infuse
dengan sampel darah yang akan diambil yang

3.

Letakkan tangan lurus serta

dapat mengakibatkan hasil test tidak valid.


Memungkinkan dilatasi vena sehingga vena

ekstensikan dengan bantuan tangan

dapat dilihat.

kiri operator atau diganjal dengan


telapak menghadap ke atas sambil
4.

mengepal.
Lakukan desinfeksi daerah yang

Mengurangi risiko bakteri yang berada di kulit

akan ditusuk dengan kapas steril

memasuki tempat pungsi.

yang telah dibasahi alcohol 70%


5.

dan biarkan sampai kering.


a. Lakukan pembendungan pada

a. Meningkatkan dilatasi vena.

daerah proximal kira-kira 4-5 jari

Tourniquet harus menghambat aliran vena, bukan

dari tempat penusukan agar vena

aliran arteri. Aliran arteri yang terhenti mencegah

tampak lebih jelas (bila tourniquet

pengisian vena.

berupa ikatan simpul terbuka dan

b. Mencegah hemokonsentrasi dan hematoma.

arahnya ke atas)
b. Pembendungan tidak boleh
terlalu lama (maks. 2 menit, terbaik
6.

7.

8.

1 menit).
Ambil spuit dengan ukuran sesuai

Memastikan spuit cukup untuk jumlah darah

jumlah darah yang akan diambil,

yang diambil.

cek jarum dan karetnya.

Memastikan spuit tidak rusak dan dalam keadaan

Pegang spuit dengan tangan kanan,

baik.
Mencegah terlepasnya jarum dari spuit.

kencangkan jarumnya dan dorong

Mengeluarkan udara dalam spuit

penghisap sampai ke ujung depan.


Fiksasi pembuluh darah yang akan

Meningkatkan dilatasi vena.


18

ditusuk dengan ibu jari tangan kiri.


Tusukkan jarum dengan sisi

Mencegah bergesernya vena.


Memungkinkan perawat menempatkan jarum

menghadap ke atas membentuk

menjadi paralel dengan vena. Sehingga saat vena

sudut 15-30 sampai ujung jarum

dipungsi, risiko menusuk vena sampai tembus ke

masuk ke dalam vena dan terlihat

luar berkurang.

10.

darah dari pangkal jarum.


Fiksasi spuit dengan tangan kiri

Menghindari pergeseran jarum.

11.

dengan membentuk sudut.


Penghisap spuit ditarik pelan-pelan

Memastikan jumlah darah yang diambil sesuai

sampai didapatkan volume darah

dengan yang diinginkan.

yang didinginkan.
a. Kepalan tangan dibuka, lepaskan

a. Mengurangi aliran balik darah. Mencegah

bendungan.

hemokonsentrasi dan hematoma.

b. Letakkan kapas alcohol 70% di

Memperlancar aliran darah kembali.

9.

12.

atas jarum, cabut jarum dengan


menekan kapas menggunakan

b. Mencegah perdarahan.

tangan kanan pada bekas tusukan


selama beberapa menit untuk
mencegah perdarahan, plester,
tekan dengan telunjuk dan ibu jari
13.

penderita selama 5 menit.


Lepaskan jarum, alirkan darah

Mencegah terjadinya hemolisa.

dalam wadah melalui dindingnya


14.

supaya tidak terjadi hemolisa.


Tuangkan darah ke dalam botol

Mengamankan specimen untuk diantar ke

penampungan yang volumenya

laboratorium terkait.

sesuai (sesuai dengan jenis


15.

pemeriksaan yang diminta).


Jika menggunakan antikoagulan,

Mencegah terjadinya pembekuan darah.

kocok botol beberapa menit agar


antikoagulan tercampur dengan
darah dan tidak terjadi pembekuan.

19

Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum


Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD (Becton-Dickinson)
dibawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara,
terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk
ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.
Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan berulir.
Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior
ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga dapat
mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan
jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada jarum
posterior.
Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi sampel
darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa
tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan
kuman, cara ini juga lebih bagus karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam
tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan
sampel pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.
Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena tidak bisa
diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa
digunakan jarum bersayap (winged needle).
Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum kupu-kupu hampir sama dengan jarum
vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah, antara jarum anterior dan
posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang
menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah akan
kelihatan masuk pada selang (flash).
Prosedur :

Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tali pembendung
(turniket), plester, tabung vakum.

Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.


20

Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman
mungkin.

Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.

Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum
obat tertentu, tidak puasa dsb.

Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.

Minta pasien mengepalkan tangan.

Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.

Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk
memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki
dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku,
atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.

Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan
kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.

Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan tabung ke
dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung, maka
darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir.
Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan
tabung kedua, begitu seterusnya.

Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang
diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.

Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas
beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum
turniket dibuka.

C. Jenis Penampung Darah Dalam Tabung


Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek laboratorium klinik adalah
sebagai berikut :
21

Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah akan menjadi
beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank darah (crossmatching test)

Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/SST) yang
fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum akan berada di
bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan kimia darah, imunologi dan serologi

Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator (plasma separator tube/PST)
dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di bagian
atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan
kimia darah.

Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA. Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)

Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)

Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin, umumnya
digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia darah.

Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam, umumnya
digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper, mercury) dan toksikologi.

Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dan kalium oksalat,
digunakan untuk pemeriksaan glukosa.

Tabung tutup hitam ; berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan LED
(ESR).

Tabung tutup pink ; berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan


imunohematologi.

Tabung tutup putih ; potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan molekuler/PCR dan
bDNA.

Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi media biakan,
digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi aerob, anaerob dan jamur

Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :


22

Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan cara melepas
jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding tabung. Memasukkan darah
dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum, berpotensi menyebabkan
hemolisis. Memasukkan darah ke dalam tabung vakum dengan cara menusukkan jarum
pada tutup tabung, biarkan darah mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telah
terpenuhi.

Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara memutar-mutar


tabung 4-5 kali atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali dengan lembut. Mengocok
sampel berpotensi menyebabkan hemolisis.

Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah : pertama botol
biakan (culture) darah atau tabung tutup kuning-hitam kedua tes koagulasi (tabung
tutup biru), ketiga tabung non additive (tutup merah), keempat tabung tutup merah
atau kuning dengan gel separator atau clot activator, tabung tutup ungu/lavendet (EDTA),
tabung tutup hijau (heparin), tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat)

PENGAMBILAN DARAH KAPILER


Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang berarti proses
pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat yang digunakan untuk pengambilan
darah kapiler adalah :

Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga.

Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3 bagian tepi telapak kaki
atau ibu jari kaki.

Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran, seperti


vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti atau sianosis
setempat.

Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan sampel dengan volume
kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb, hematokrit (mikrohematokrit) atau
analisa gas darah (capillary method).
Prosedur

Siapkan peralatan sampling : lancet steril, kapas alcohol 70%.

23

Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering.

Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri
berkurang.

Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus diperasperas keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal ini
bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di atas
kulit sehingga susah ditampung dalam wadah.

Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas kering, tetes
berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.

Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-peras untuk
mencegah terbentuknya jendalan.

Pengambilan Darah Arteri


Pengambilan darah arteri umumnya menggunakan arteri radialis di daerah pergelangan
tangan. Jika tidak memungkinkan dapat dipilih arteri brachialis di daerah lengan atau arteri
femoralis di lipat paha. Pengambilan darah harus dilakukan dengan hati-hati dan oleh tenaga
terlatih.
Sampel darah arteri umumnya digunakan untuk pemeriksaan analisa gas darah.
Prosedur

Siapkan peralatan sampling di tempat/ruangan dimana akan dilakukan sampling.

Pilih bagian arteri radialis.

Pasang tali pembendung (tourniquet) jika diperlukan.

Lakukan palpasi (perabaan) dengan jari tangan untuk memastikan letak arteri.

Desinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering. Kulit yang
telah dibersihkan jangan dipegang lagi.

Tekan bagian arteri yang akan ditusuk dengan dua jari tangan lalu tusukkan jarum di
samping bawah jari telunjuk dengan posisi jarum tegak atau agak miring. Jika tusukan
berhasil darah terlihat memasuki spuit dan mendorong thorak ke atas.

24

Setelah tercapai volume darah yang dikehendaki, lepaskan/tarik jarum dan segera
letakkan kapas pada tempat tusukan lalu tekan kapas kuat-kuat selama 2 menit. Pasang
plester pada bagian ini selama 15 menit.

D. Peran perawat dalam pengambilan darah


1.Sebelumnya minta klien untuk BAB/BAK terlebih dahulu sebelumtindakan.
2.Atur klien posisi berbaring.
3.Evaluasi status hemodinamik, ukur tanda-tanda vital.
4.Lakukan tindakan antiseptic dan aseptic pada lokasi penusukan,dilanjutkan dengan
pembendungan vena dengan tensimeter padatekanan 60 mmHg.
5.Siapkan set donor sambungkan dengan botol/kantong penampungdarah.
6.Tusuk vena dengan kateter vena, bila telah masuk sambungkan setdonor untuk mengeluarkan
darah.
7.Umumnya klien dapat menerima pengeluaran darah sebanyak tiga unit(450 600 cc)
perminggu.
8.Setelah kantong darah penuh dan tercapai target pengobatannya(hematokrit antara 40 45%),
hentikan tindakan phlebotomy.
9.Tutup area penusukan dengan kasa betadin.
10.Rapikan alat-alat.
11.Evaluasi kondisi klien terhadap tindakan (pusing, berkunang-kunang,ukur tanda-tanda vital)

25

You might also like