Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT karena
diberikan kesempatan untuk menulis makalah ini. Kemudian penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada dosen Fisika Panas, yang terhormat Bapak Isom Mudzakir yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk memberikan tugas makalah ini yang berjudul
Fluidized Bed System. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada segala pihak
yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa makalah ini berjudul Fluidized Bed
System. Makalah ini berisi bagaimana salah satu sistem atau proses pembakaran dari batu
bara. Dijelaskan pula disini mulai dari jenis pembakaran batu bara, cara kerja proses
pembakaran ini hingga penggunaan dari proses pembakaran itu sendiri. Makalah ini juga
disertai dengan gambar-gambar untuk lebih menjelaskan proses dan cara kerja sistem
pembakaran Fluidized Bed.
Demikian satu dua kata yang disampaikan oleh penulis. Penulis berharap agar
nantinya makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Kemudia akhir kata penulis mengucapkan maaf sebesar-besarnya apabila ada
kesalahan penulisan dalam makalah ini. Penulis juga manusia yang tidak akan pernah lepas
dari kesalahan.
Terima kasih
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........1
BAB II PEMBAHASAN...2
I Definisi ........................................................2
II Karakteristik dan Sifat3
III Cara Kerja..............4
IV Penggunaan...........................................................................................7
BAB III KESIMPULAN...........9
REFRENSI............................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sejak zaman dahulu, manusia lebih sering melakukan proses pembakaran dengan
menggunakan bahan-bahan yang tidak bisa didaur ulang. Namun pada awalnya, setelah
manusia mulai berpaling dari alat pembakaran berupa kayu karena pengarus asapnya yang
terlalu banyak dan kurang efisien dalam prosesnya. Serta efek bagi lingkungan yang sangat
berbahaya. Kemudian manusia mulai berpindah kepada minyak bumi. Ternyata dengan
adanya minyak bumi yang sangat melimpah pada waktu itu, sistem pembakaran menjadi
lebih efisien. Panas yang dihasilkanpun lebih panas daripada kayu bakar. Minyak bumipun
dijadikan sebagai alat pembakaran utama pada masanya. Untuk industri maupun perumahan.
Kemudia pada tahun 1970an manusia mulai berpaling dari minyak bumi karena
ternyata minyak bumi semakin langka untuk didapat. Manusiapun untuk berpikir mencari
bahan bakar alternatif. Batu bara dipilih sebagai pengganti minyak bumi. Walaupun sampai
sekarangpun minyak bumi tetap digunakkan karena ada beberapa sistem pembakaran yang
tidak dapat digantikkan oleh batu bara dan hanya bisa dilakukan oleh minyak bumi, misalnya
bensin pada kendaraan bermotor.
Seiring berjalannya waktu, manusia mulai berpikir ternyata bahan bakar batu bara
tidak ramah lingkungan. Hasil pembakaran dari batu bara sangat mencemari udara
dilingkungan sekitarnya. Manusia menemukkan 3 teknik sistem pembakaran batu bara, yaitu
fluidized bed system, fix bed system, dan spouted bed system. Dari ketiga sistem pembakaran
ini, ternyata fluidized bed system yang merupaka sistem pembakaran yang paling efisien
untuk bahan bakar batu bara. Batu bara dapat dibakar sempurna sehingga panas yang
dihasilkan semakin banyak dan lebih efisien dalam hal ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Definisi
Sistem pembakaran batubara umumnya terbagi 2 yakni sistem unggun
terfluidakan (fluidized bed system) dan unggun tetap (fixed bed system atau grate
system). Disamping itu terdapat system ke-3 yakni spouted bed system atau yang
dikenal dengan unggun pancar. Namun yang akan dibahas disini adalah sistem
unggun terfluidakan atau sering disebut sebagai fluidized bed system.
Perlu kita ketahui dahulu bahwa Fixed bed system atau Grate system
adalah teknik pembakaran dimana batubara berada di atas conveyor yang berjalan
atau grate. Sistem ini kurang efisien karena batubara yang terbakar kurang
sempurna atau dengan perkataan lain masih ada karbon yang tersisa. Ash yang
terbentuk terutama bottom ash masih memiliki kandungan kalori sekitar 3000
kkal/kg. Di China, bottom ash digunakan sebagai bahan bakar untuk kerajinan
besi (pandai besi). Teknologi Fixed bed system banyak digunakan pada
industri tekstil sebagai pembangkit uap (steam generator). Komposisi fly ash dan
bottom ash yang terbentuk dalam perbandingan berat adalah : (15-25%)
berbanding (75-25%).
Sedangkan yang akan dibahas disini yaitu fluidized bed system atau disebut
juga dalam bahasa Indonesia teknologi unggun terfluida adalah sistem dimana
udara ditiup dari bawah menggunakan blower sehingga benda padat di atasnya
berkelakuan mirip fluida. Umumnya dipakai untuk proses yang membutuhkan
area yang luas untuk persentuhan antara partikel padat dan fluida. Cara ini terbukti
sangat efektif, dan biasa dipakai pada proses-proses kimia. Teknik fluidisasi dalam
pembakaran batubara adalah teknik yang paling efisien dalam menghasilkan
energi. Pasir atau corundum yang berlaku sebagai medium pemanas dipanaskan
terlebih dahulu. Pemanasan biasanya dilakukan dengan minyak bakar. Setelah
temperatur
pasir
mencapai
temperature
bakar
batubara
(300oC)
maka
diumpankanlah batubara. Sistem ini menghasilkan abu terbang dan abu yang
turun di bawah alat. Abu-abu tersebut disebut dengan fly ash dan bottom ash.
Teknologi fluidized bed biasanya digunakan di PLTU (Pembangkit Listruk
Tenaga Uap). Komposisi fly ash dan bottom ash yang terbentuk dalam
perbandingan berat adalah : (80-90%) berbanding (10-20%)
II.
2.
3.
4.
III.
Cara Kerja
Konsep dari sistem pembakaran fluidized bed adalah masuknya bahan bakar
padat secara turbulen ke dalam proses pembakaran, dan secara cepat
mempengaruhi proses perpindahan panas dan perpindahan massa. Mekanisme
inilah yag menyebabkan pembakaran pada sistem fluidized bed. Secara sederhana
Erlich (11) mendefinisikan fluidized bed sebagai partikel bed yang mendorong
dengan cara menaikkan aliran gas, bisa berupa udara, gas hasil pembakaran, atau
aliran gas lainnya. Dalam sistem fluidized bed, variabel yang terpenting adalah
kecepatan gas, yang secara umum disebut dengan istilah kecepatan superficial
(superficial velocity). Untuk memudahkan gambaran tentang fluidized bed, maka
ilustrasi gambar berikut dapat dilihat :
Dari
definisi tersebut ditambah dengan gambaran tentang system fluidized bed, maka
karakteristik umum dari system pembakaran fluidized bed dapat lebih mudah
diketahui.
Di dalam reactor terdapat sebuah bed yang biasanya berupa partikel inert
seperti pasir, abu sisa pembakaran, dan atau limestone (CaCO3). Sebagai udara
pembakaran dialiri gas dari windbox melalui plenum pendistribusi udara, yang
memberi bed fluida sehingga partikel terangkat dan menyebabkan bed seluruhnya
mengembang. Partikel bed bergerak akibat aliran arus udara, dan kemudian bahan
bakar mulai dimasukkan ke dalam reaktor (baik ke dalam bed ataupun ke atas
bed). ketika bahan bakar mulai memasuki daerah bed maka pembakaran mulai
terjadi. Panas dipindahkan ke partikel-partikrl bahan bakar melalui perantara
material inert bed, secara kontak langsung ataupun secara radiasi. Pada reactor
fluidized bed, terjadi reaksi oksidasi antara gas dengan gas (satu fase) dan gas
dengan solid (dua fase). Reaksi oksidasi tersebut seringnya terjadi pada daerah
freeboard yaitu daerah antara bed bagian atas dengan sauran keluar ruang bakar.
Di dalam pembakaran fluidized bed terjadi berbagai macam reaksi oksidasi, dan
reaksi pembakaran yang umum terjadi untuk sulfur dan klorin yang mengandung
hidrokarbon adaah sebagai berikut :
CaHNSeCl + N2 + CO2 + 0.5H2O + 0.1NO2 + SO2 + HCl + O2 + N2 + heat
Kemudian limestone di dalam bed terurai menjadi lime (CaO) dan CO 2,
berdasarkan persamaan reaksi berikut ini : CaCO3 + heat CaO + CO2 Dan lime
(CaO) di dalam bed bereaksi dengan SO 2 dan HCl untuk menangkap senyawa gas
asam berdasarkan reaksi berikut : CaO + SO 2 + 0.5O2 CaSO4 + heat Dan CaO +
2HCl CaCl2 + H2O + heat. Dalam pembakaran dengan system fluidized bed ini
tidak diperukan system untuk mengikat gas asam di akhir rangkaian proses
pembakaran. Filter fabric dan baghouse sudah cukup untuk keperluan APCS.
Dalam system fuidized bed, variasi pada kecepatan superficial dan variasi
tekanan pada operasi fluidized bed menjadi variabel membedakan jenis fluidized bed.
Jenis bubbling bed berusaha menjaga agar seluruh material padat berada pada fase
yang rapat di dalam bed, sehingga kecepatan superficial dijaga pada rentag 3.5 7.5
ft/sec, sementara circulating fluidized bed berusaha menghilangkan fase partikel solid.
Reaktor penyirkulasi fluida bed meniup media bed dan bahan bakar padat, dan
kemundian menagkapnya kembali pada bagian cyclone. Jenis circulating bed ini
memiliki kecepatan superficial antara 15 30 ft/sec (4.6 9.23 m/sec). Pressurized
fluidized bed bekerja pada rentang kecepatan gas yang hampir sama dengan bubbling
bed, tetapi tekanannya lebih besar yaitu sekitar 174 psia (12 atm). Secara singkat
perbedaan anatara masing-masing jenis tersebut dapat dilihat pada table berikut ini :
Perbedaan pada masing-masing jenis fluidized bed ini membawa pada perbedaan
pengaplikasian teknologi yang digunakan. Untuk dapat digunakan masing-masing
jenis teknologi tersebut, akan dipertimbangkan hal-hal, yaitu prinsip dasar
Penggunaan
1. Fly Ash / Bottom Ash
Fly ash/bottom ash yang dihasilkan oleh fluidized bed system berukuran 100200 mesh (1 mesh = 1 lubang/inch2). Ukuran ini relative kecil dan ringan,
sedangkan bottom ash berukuran 20-50 mesh. Secara umum ukuran fly
ash/bottom ash dapat langsung dimanfaatkan di pabrik semen sebagai
substitusi
batuan
trass
dengan
memasukkannya
pada
cement
mill
: 40%
Fly ash
: 10%
Pasir
: 40%
Semen :
10%
Fly ash/bottom ash yang berasal dari sistem pembakaran fluidized bed dapat
digunakan untuk :
1. Campuran semen tahan asam
2. Campuran asphalt (ready mix) dan beton
3. Campuran paving block/batako
2. Teknologi FBC (Fluidized Bed Combustion)
Dewasa ini telah dikembangkan sistim peralatan berteknologi tinggi yang
mampu mengurangi emisi polutan dalam gas buang yang dikeluarkan
cerobong, baik dari pusat pembangkit listrik maupun industri lainnya yang
membakar batubara. Berbagai upaya untuk memperbaiki reputasi batubara
terus dilakukan dengan mewujudkan clean coal technology, salah satunya
adalah dengan teknologi fluidized bed combustion (FBC). Teknologi ini di
samping mempunyai efisiensi pembakaran batubara yang tinggi, juga mampu
meredam secara drastis emisi gas-gas polutan seperti SOx dan NOx.
Emisi gas buang pada pembakaran batubara dengan teknik FBC bisa
ditekan menjadi lebih rendah karena suhu operasi pembakaran batubaranya
relatif rendah. Pada teknologi FBC, suhu operasinya sekitar 750-9500C,
sehingga batubara dapat terbakar secara efisien, tidak meleburkan abu serta
sisa pembakaran lainnya. Pada suhu pembakaran 8000C, emisi NOx dapat
dikurangi hingga 33 Karena prestasinya itu, teknologi FBC mampu menggeser
teknologi pembakaran batubara cara kuno yang telah berumur lebih dari satu
abad, yang dikenal dengan pulverised coal combustion (PCC). Pada teknologi
PCC, karena suhu pembakarannya lebih tinggi, maka emisi gas NOx juga
tinggi.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasa fluidized bed system ini dapat diambil kesimpulan adalah penggunaan
fluidized bed system :
1. Merupakan sistem pembakaran batu bara yang efisien dan efektif
2. Salah satu sistem yang berteknologi tinggi yang mampu mengurangi
polusi udara
3. Sistem pembakaran yang banyak dipakai di industri-industri saat ini
REFERENSI
1.
2.
3.
4.
http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1065979078&10
http://www.ccitonline.com/mekanikal/tiki-read_article.php?articleId=65
http://b3.menlh.go.id/3r/article.php?article_id=6
http://www.iptek.net.id/ind/?mnu=8&ch=jsti&id=215