Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obesitas maternal adalah obesitas selama dalam kehamilan dengan indeks
massa tubuh >30 kg/m2 (IOM, 2009). Obesitas dalam kehamilan dapat
meningkatkan risiko terjadinya komplikasi obstetri baik bagi ibu maupun janin
yang berdampak pada meningkatnya morbiditas dan mortalitas maternal
maupun janin (Catalano & Ehrenberg, 2006). Selain itu menurut Li et al (2003)
adanya obesitas dalam kehamilan dapat meningkatkan morbiditas maternal baik
selama kehamilan, intrapartum maupun postpartum.
Berdasarkan data WHO (2011) epidemi obesitas di dunia barat terus
mengalami peningkatan yang mengkhawatirkan, dengan lebih dari 500 juta
orang dewasa dikategorikan sebagai obes pada tahun 2008 dan diperkirakan
akan mengalami peningkatan menjadi sekurang-kurangnya 700 juta pada tahun
2015. Demikian halnya dengan prevalensi obesitas dalam kehamilan yang terus
meningkat secara pesat dalam dua dekade terakhir (Flegal et al., 2012).
Heslehurst et al (2007) memprediksi bahwa proporsi obesitas dalam kehamilan
berpotensi meningkat dari 10% pada tahun 1990 menjadi 22% pada tahun 2010,
dengan asumsi tren ini akan terus berlanjut. Di Amerika Serikat, lebih dari
setengah wanita hamil mengalami obesitas (ACOG, 2013), sedangkan di UK
ditemukan satu dari lima ibu hamil mengalami obesitas selama menjalani
antenatal care ( Heslehurst et al., 2010). Menurut data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) pada tahun 2007, prevalensi nasional obesitas umum pada
penduduk berusia 15 tahun adalah 10,3% (laki-laki 13,9%, perempuan 23,8%)
(Depkes RI, 2009). Angka kejadian obesitas pada ibu hamil mengalami
peningkatan menjadi 16% dari total populasi seluruh Indonesia dari tahun 20002004 (Depkes RI, 2004).
Meningkatnya kejadian obesitas dalam kehamilan menjadi tantangan besar
dalam bidang obstetri dikarenakan semakin meningkatnya komplikasi obstetri
pada ibu hamil dengan obesitas. Menurut Confidential Enquiry into Maternal
and Child Health (CEMACH) tahun 2008, hipertensi dan diabetes gestasional
merupakan kondisi yang paling sering ditemukan pada wanita hamil dengan
BMI 35 kg/m2 , yaitu sekitar 9% dan 8%. Obesitas dalam kehamilan juga
berpengaruh pada proses persalinan. Berdasarkan data NHS Information Center
(2010), dari 98 % wanita dengan BMI 35 kg/m2 yang bersalin di unit obstetri,
sebanyak 47% menjalani persalinan spontan, 33% persalinan dengan induksi
dan 20% persalinan dengan sectio caesarea. Obesitas dalam kehamilan juga
berhubungan dengan peningkatan 2,6% risiko untuk terjadinya perdarahan
postpartum primer. Insidensi perdarahan postpartum primer pada wanita
dengan obesitas adalah 38 %, insidensi ini 4 kali lebih tinggi dibandingkan pada
populasi obstetri pada umumnya. Selain itu, risiko terjadinya komplikasi bagi
janin dari maternal yang obes meningkat dibandingkan populasi maternal pada
umumnya, diantaranya adalah meningkatnya risiko kematian janin intrauterin
dan makrosomia (CEMACH, 2009). Penelitian Chu et al (2007) menunjukkan
bahwa angka kematian janin intrauterin pada wanita dengan obesitas adalah 8,6
per 1000 kelahiran. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pada populasi umum,
yaitu 3,9 per 1000 kelahiran.
B. Perumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara obesitas dalam kehamilan dengan lama
persalinan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2014?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui dan menganalisis hubungan antara obesitas dalam kehamilan
dengan lama persalinan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
pada tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui lamanya proses persalinan pada wanita hamil dengan
obesitas di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo tahun 2014.
b. Mengetahui cara persalinan pada wanita hamil dengan obesitas di
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo tahun 2014.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
manfaat
untuk