You are on page 1of 6

CALUNG

Artikel ini disusun Untuk memenuhi tugas mata pelajaran SBK

Disusun Oleh :
Bahrul Alamsyah
Neng Yuli
Siti Nurani
Kelas : XI.IPA.2

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


MADRASAH ALIYAH NEGERI SURADE
2016

CALUNG
Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe (purwarupa) dari
angklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan,
cara menabuh calung adalah dengan memukul batang (wilahan, bilah) dari ruasruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik
(da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi
wulung (bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang
berwarna putih).
Pengertian calung selain sebagai alat musik juga melekat dengan sebutan seni
pertunjukan. Ada dua bentuk calung Sunda yang dikenal, yakni calung rantay dan
calung jinjing.
Calung adalah alat musik yang berasal dari tanah sunda yang telah berkembang
sejak lama di daerah Jawa Barat. Calung biasanya dimainkan bersama dengan alat
musik lainnya yaitu angklung yang juga merupakan alat musik khas masyarakat
sunda.
Sama seperti angklung yang terbuat dari bambu pilihan, calung terbuat dari
bambu berjenis awi wulung dan awi temen. Namun yang membedakan calung
dengan angklung adalah cara memainkannya, apabila angklung dimainkan dengan
cara di goyangkan sedangkan calung dimainkan dengan cara dipukul.
Jenis calung dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu calung rantay dan calung
jinjing. Pada saat memainkan calung rantay pemain biasanya memainkan calung
rantay dengan duduk bersila sedangkan calung jinjing pemain menjinjing bambu
yang telah dideretkan dan memainkannya sambil berdiri.
Awal mulanya calung dipentaskan untuk mengiringi upacara-upacara adat sunda
sebagai ritual perayaan masyarakat Jawa Barat, namun dengan berkembangnya
zaman calung berubah fungsi menjadi alat musik yang manghibur masyarakat
dengan menghasilkan harmoni yang indah. [Riky/IndonesiaKaya].

JENIS - JENIS CALUNG


Pada umumnya Calung yang merupakan alat musik tradisional dari Jawa Barat ini
dibuat dari awi wulung atau bambu hitam. Masyarakat sunda mengenal 2 (dua)
jenis calung, yaitu calung rantay dan calung jinjing.
Calung rantay bilah tabungnya dideretkan dengan tali kulit waru (lulub) dari yang
terbesar sampai yang terkecil, jumlahnya 7 wilahan (7 ruas bambu) atau lebih.
Komposisi alatnya ada yang satu deretan dan ada juga yang dua deretan (calung
indung dan calung anak/calung rincik). Cara memainkan calung rantay dipukul
dengan dua tangan sambil duduk bersilah, biasanya calung tersebut diikat di
pohon atau bilik rumah (calung rantay Banjaran-Bandung), ada juga yang dibuat
ancak "dudukan" khusus dari bambu/kayu, misalnya calung tarawangsa di
Cibalong dan Cipatujah, Tasikmalaya, calung rantay di Banjaran dan
Kanekes/Baduy.
Calung jinjing berbentuk deretan bambu bernada yang disatukan dengan sebilah
kecil bambu (paniir). Calung jinjing terdiri atas empat atau lima buah, seperti
calung kingking (terdiri dari 12 tabung bambu), calung panepas (5 /3 dan 2 tabung
bambu), calung jongjrong(5 /3 dan 2 tabung bambu), dan calung gonggong (2
tabung bambu). Kelengkapan calung dalam perkembangannya dewasa ini ada
yang hanya menggunakan calung kingking satu buah, panempas dua buah dan
calung gonggong satu buah, tanpa menggunakan calung jongjrong Cara
memainkannya dipukul dengan tangan kanan memakai pemukul, dan tangan kiri
menjinjing/memegang alat musik tersebut. Sedangkan teknik menabuhnya antar
lain dimelodi, dikeleter, dikemprang, dikempyung, diraeh, dirincik, dirangkep
(diracek), salancar, kotrek, dan solorok.
SEJARAH & PERKEMBANGAN CALUNG
Popularitas alat musik dan kesenian calung dimulai ketika mahasiswa Universitas
Padjadjaran (UNPAD) yang tergabung dalam Departemen Kesenian Dewan
Mahasiswa (Lembaga kesenian UNPAD) mengembangkan bentuk calung ini
melalui kreativitasnya pada tahun 1961.

Menurut salah seorang perintisnya, Ekik Barkah, bahwa pengkemasan calung


jinjing dengan pertunjukannya diilhami oleh bentuk permainan pada pertunjukan
reog yang memadukan unsur tabuh, gerak dan lagu dipadukan.
Lalu perkembangan calung dilanjutkan pada tahun 1963, bentuk permainan dan
tabuh calung lebih dikembangkan lagi oleh kawan-kawan dari Studiklub Teater
Bandung (STB; Koswara Sumaamijaya dkk), dan antara tahun 1964 - 1965 calung
lebih dimasyarakatkan lagi oleh kawan-kawan di UNPAD sebagai seni
pertunjukan yang bersifat hiburan dan informasi (penyuluhan (Oman Suparman,
Ia Ruchiyat, Eppi K., Enip Sukanda, Edi, Zahir, dan kawan-kawan), dan grup
calung SMAN 4 Bandung (Abdurohman dkk).
Dari sinilah mulai bermunculan grup-grup calung di masyarakat Bandung,
misalnya Layung Sari, Ria Buana, dan Glamor (1970) dan lain-lain, hingga
dewasa ini bermunculan nama-nama idola pemain calung antara lain Tajudin
Nirwan, Odo, Uko Hendarto, Adang Cengos, dan Hendarso.
Perkembangan kesenian calung begitu pesat di Jawa Barat, bentuk kreativitas
dalam seni pertunjukan calung semakin bervariasi dengan menambahkan
beberapa alat musik dalam calung, misalnya kosrek, kacapi, piul (biola) dan
bahkan ada yang melengkapi dengan keyboard dan gitar. Unsur vokal menjadi
sangat dominan, sehingga banyak bermunculan vokalis calung terkenal, seperti
Adang Cengos, dan Hendarso.
Pada seni pertunjukan calung, Pemain calung sendiri bisa terdiri dari 5 atau lebih
pemain yang masing - masing memegang calung yang berbeda. Dipadukan
dengan pertunjukan dan dialog-dialog diantara pemainnya. Isi permainan calung
bisa berupa lawakan / humor, nasihat-nasihat atau sindiran atas kejadian yang ada
dan berkembang di masyarakat Indonesia yang diselingi dengan melantunkan
tembang sunda.

ISTILAH- ISTILAH DALAM MEMAINKAN CALUNG

Solorok

Dikelenter

Dimelodi

Dikemprang

Diraeh

Salancar

Dirangkep

Dikotrek

PROSES PEMBUATAN ALAT MUSIK CALUNG


IMG_4667 Dalam proses pembuatan calung hampir sama dengan proses
pembuatan angklung pada umumnya yaitu dari memulai memilah-milah bambu
samapi proses pengeringan dan pengasapan menggunakan api. Hanya saja dalam
proses terakhirnya yaitu penyusunan batang bambu disusun dan disatukan
menggunakan sebatang bambu yang disebut panir. Ujung batang dilubangi untuk
memasukan panir tersebut dan diberi sedikit spasi yang berguna untuk
memudahkan memegang alat music calung tersebut. Setelah tersusun secara
simetris setiap ujung panir ditunutup agar batang bambu tidak terlepas dari panir.
Setelah itu calung pun siap untuk dimainkan.
PEMENTASAN ALAT MUSIK CALUNG
Alat music calung biasanya dipentaskan dalam acara-acara hiburanpedesaan.
Pementasan calung ini dibarengi dengan kesenian lainnya seperti, pentas
jaipongan, kesenian degung, kesenian ronggeng dan kesenian dangdut. Di daerah
selatan Jawa Barat tepatnya di Pangandaran terdapat grup calung yang bernama
Caplin Grup. Mereka menyuguhkan pementasan calung disertai dengan humoran
humoran yang jenaka yang membuat para penontonnya tertawa terpingkal-pingkal
dan dalam setiap penampilannya juga terkandung nilai-nilai sosial yang dapat kita

pelajari. Pementasan calung ini biasanya diundang dalam acara perkawinan dan
gusaran.
PENUTUP
Kesimpulan
Indonesia merupakan Negara dengan banyak suku bangsa yang tersebar diseluruh
Nusantara. Indonesia memiliki 33 provinsi yang ,kesenian dan budaya tiap-tiap
daerah menunjukan identitas daerahnya masing-masing. Seperti Jawa Barat yang
memiliki alat music tradisional yaitu angklung dan calung. Angklung dan calung
terbuat dari bambu hitam yang disusun sesuai dengan tangga nada. Angklung
Sekarang angklung telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
Pengakuan ini sangatlah penting dikarnakan banyak budaya Indonesia yang dakui
oleh Negara lain.
Saran
Kesenian dan budaya Indonesia sangatlah beragam. Untuk itu kita sebagai
generasi baru dituntut untuk menjaga dan melestarikan budaya yang diwariskan
oleh leluhur kita. Salah satunya adalah angklung dan calung yang popularitas
semakin menurun. Dihimbau kepada pemerintah untuk menjaga dan melindungi
budaya yang ada di Indonesia karena banyak budaya dan kesenian Indonesia yang
telah di akui oleh Negara lain ini membuktikan bawha pemerintah telah lalai
dalam melindungi kebudayannya.

You might also like