You are on page 1of 38

TEST FUNGSI HATI

PENDAHULUAN
Hati terletak pada bagian atas
kanan abdomen .
Manusia dewasa normal, berat
hati 1400 sampai 1600 gram,
yang diperkirakan sekitar 2,5
% dari berat badan.
Mempunyai fungsi sangat
kompleks sebagai pusat
metabolisme tubuh yang
menempati sebagian besar
kuadran kanan atas abdomen.

SEL HATI
Secara mikroskopis didalam hati manusia terdapat 50.000-100.000
lobuli, setiap lobulus berbentuk heksagonal yang terdiri atas sel hati
berbentuk kubus yang tersusun radial mengelilingi vena sentralis.
Sebuah lobulus terdiri atas sel-sel epitel yang disebut sel-sel hati
atau hepatosit
Hati terdiri atas bermacam-macam sel
Hepatosit meliputi kurang lebih 60% sel hati
Sel-sel epithelial system empedu
Parenkimal yang termasuk di dalamnya : E
Endotolium
Sel kuffer merombak sel sel darah merah dan sel darah putih yang telah rusak,
bakteri-bakteri dan senyawa-senyawa beracun
Sel stellata yang berbentuk seperti bintang.

Hepatosit sendiri dipisahkan oleh sinusoid yang tersusun


melingkari efferent vena hepatica dan duktus hepatikus
Sinusoid-sinusoid bergantung pada pembuluh kapiler
berlapis-lapis dan dihubungkan langsung ke sebuah vena
pusat. Sel-sel ini mensekresikan cairan empedu.

FUNGSI HATI
1. Sekresi
Hati memproduksi empedu dibentuk dalam system retikulo endothelium
yang dialirkan ke empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absorpsi
lemak.
Menghasilkan enzim glikogenik yang mengubah glukosa menjadi glikogen
Ekskresi kolesterol dan bilirubin
2. Detoksifikasiti
Hati melakukan inaktivasi hormon dan detoksifikasi toksin dan obat dan
memfagositosis eritrosit dan zat asing yang terdisintegrasi dalam darah.
Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk diekskresi dalam empedu
dan urin (mendetoksifikasi).
3. Membentuk sel darah merah (selama 6 bulan masa kehidupan fetus yang
kemudian diambil alih oleh sumsum tulang belakang) dan
meenghancurkan sel-sel darah.

4. Metabolisme
a.

Karbohidrat
Hati berperan serta dalam mempertahankan homeostatik gula darah, menyimpan
glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubahnya kembali menjadi glukosa jika
diperlukan tubuh. Kelebihan karbohidrat diubah menjadi lemak untuk disimpan
sebagai lemak
b. Protein
Hati mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah yang rusak dan hasil
penguraian protein menghasilkan urea dari asam amino . Asam amino diperlukan
untuk pembentukan jaringan, membentuk protein darah (sintesis Plasma protein,
Protrombin dan fibrinogen)
Sel-sel jaringan yang dipakai dipecah untuk membentuk asam urat dan urea
Kelebihan protein dipecah dalam hati untuk membentuk :
a) Bahan bakar tubuh yang terdiri dari karbon, hydrogen, dan oksigen b) Urea
Kelebihan asam amino diubah menjadi ureum dikeluarkan dari darah oleh ginjal
dalam bentuk urin.
c. Lemak
Hati mensintesis lemak dari karbohidrat dan protein. Lemak yang disimpan dipecahpecah untuk membentuk energy: proses ini disebut desaturasi.

d.Obat-obatan dan racun


Obat-obatan dan racun di detoksifikasi
e. Vitamin
Vitamin A disintesis dari karoten
f. Pertahanan suhu tubuh
Hati membantu mempertahankan suhu tubuh sebab luasnya organ itu dan
banyaknya kegiatan metabolik yang berlangsung, mengakibatkan darah yang
mengalir melalui organ itu naik suhunya.
g. Pembentukan Antibodi dan antitoksin
5 Penyimpanan
. Hati menyimpan glikogen, lemak, vitamin A, D, E, K, dan zat besi yang disimpan
sebagai feritin, yaitu suatu protein yang mengandung zat besi dan dapat
dilepaskan bila zat besi diperlukan.
. Mengubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus dan disimpan untuk dibuat
sesuai dengan pemakaiannya di dalam jaringan.
. Sejumlah besar darah dapat disimpan didalam pembuluh darah hati. Volume darah
normal hati, meliputi yang didalam vena hati dan yang didalam jaringan hati
adalah 450mL, atau hampir 10% dari total volume darah tubuh.

KANDUNG EMPEDU
Merupakan kantong otot kecil yang
berfungsi untuk menyimpan empedu
(cairan pencernaan berwarna kuning
kehijauan yang dihasilkan oleh hati).
Kandung empedu memiliki bentuk
seperti buah pir dengan panjang 7-10
cm dan merupakan membran berotot.
Terletak didalam fossa dari
permukaan visceral hati.
Kandung empedu terbagi kedalam
sebuah fundus, badan dan leher

FUNGSI KANDUNG EMPEDU


1. Tempat menyimpan cairan empedu dan memekatkan cairan empedu
yang ada didalamnya dengan cara mengabsorpsi air dan elektrolit.
Cairan empedu ini adalah cairan elektrolit yang dihasilkan oleh sel
hati. Untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen
hasil pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta
membantu pencernaan dan penyerapan lemak.
2. Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol,
lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu
penyerapannya dari usus.
Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah
dirubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan
dibuang ke dalam empedu.

UJI FUNGSI HATI


Manfaat uji fungsi hati :
Membantu mendiagnosa gangguan hati apabila
terdapat dugaan gejala (seperti kuning). Pola hasil tes
darah dapat membantu menunjukkan gangguan mana
yang menyebabkan masalah. Contoh: tingginya kadar
enzim dapat menunjukkan gangguan tertentu.
Memantau aktivitas dan keparahan gangguan hati.
Tindakan pencegahan setelah menggunakan obat-obat
tertentu untuk memeriksa obat tersebut tidak
mengakibatkan kerusakan hati sebagai efek samping.

JENIS UJI FUNGSI HATI


1. Alanine aminotransferase (ALT)
2. Aspartate aminotransferase (AST)
3. Alkaline phospatase (ALP)
4. Albumin
5. Bilirubin
6. Blood clotting test
7. Prothrombin time (PT)
8. Platelet count
9. Gamma-glutamyl transferase (GGT atau Gamma GT)
10.Immunology
11.Serum protein elektrophoresis
12.Jenis lain protein dalam darah
13.Tes-tes lain

1. Alanine aminotransferase (ALT)/ Serum Glutamik Pyruvic


Transaminase(SGPT)

Merupakan enzim yang membantu memproses


protein.
Sejumlah besar ALT terdapat dalam sel hati,
disamping itu ditemukan juga pada jantung, otot dan
ginjal dalam jumlah kecil. .
Ketika ada gangguan hati atau inflamasi (seperti pada
hepatitis), kadar ALT darah biasanya meningkat.
Kadar ALT dapat berhubungan atau tidak dengan
tingkat kematian sel atau inflamasi.
ALT merupakan penanda sensitif kerusakan sel hati.

2. Aspartate aminotransferase (AST)/ Serum


Glutamic-Oxaloacetic Transaminase (SGOT)
Enzim ini juga menunjukkan kerusakan sel hati.
Meskipun kurang spesifik untuk penyakit hati, AST
akan naik bila ada gangguan pada hati, juga pada
kondisi lain seperti infark miokardial (serangan
jantung).
Meskipun AST tidak spesifik untuk hati seperti ALT,
rasio antara ALT dan AST digunakan dokter dalam
pemeriksaan etiologi abnormalitas enzim hati.

3. Alkaline phospatase (ALP)


Enzim ini umumnya terdapat dalam sel hati, tulang,
dan pada plasenta.
Kadar ALP darah meningkat pada beberapa jenis
penyakit hati dan tulang.
Kerusakan renal dan intestinal dapat juga
meningkatkan kadar ALP.
Etiologi ALP diperiksa dengan melakukan evaluasi
serologi yang disebut isoenzim.
Metode lain untuk memeriksa etiologi kenaikan ALP
adalah dengan melihat apakah GGT meningkat atau
hasil uji fungsi lain abnormal (seperti bilirubin).
ALP mungkin meningkat pada sirosis biliary primer,
hepatitis alkoholik, batu empedu pada
choledocholithiasis.

4. Albumin
Merupakan protein sintetik utama yang dibuat oleh hati, dan
bersirkulasi dalam aliran darah sebagai penanda kemampuan
hati untuk mensintesis protein.
Fungsi utamanya memelihara tekanan osmotic koloid pada ruang
vaskuler dan ekstravaskuler (seperti urin, cairan serebrospinal dan
cairan amniotic)
Kemampuan membuat albumin (dan protein-protein lain)
dipengaruhi oleh beberapa gangguan hati.
Kadar albumin darah rendah ketika hati rusak kronis. Hal ini
mengindikasikan fungsi sintesis hati telah berkurang.
Malnutrisi juga dapat menyebabkan kadar albumin rendah
(hipoalbuminemia) yang tidak berhubungan dengan penyakit hati.
Albumin merupakan salah satu sumber nutrisi dan juga bagian
dari system buffer.
Albumin digunakan untuk menilai status gizi, penyakit hati,
penyakit ginjal dengan proteinuria, luka bakar dan penyakit
kronik lain.

5. Bilirubin
Bilirubin dihasilkan dari penguraian hemoglobin dalam sel darah
merah memberi warna kuning/hijau pada empedu.
Selama degradasi sel darah merah oleh limpa, hemoglobin
dipisahkan dari besi dan komponen membran sel. Hemoglobin
dipindahkan ke hati dimana mengalami metabolisme lebih lanjut
dalam proses yang disebut konjugasi hemoglobin menjadi lebih
larut air dan bilirubin diekskresi ke dalam empedu yang kemudian
digunakan untuk mencerna makanan.
Sel hati mengambil bilirubin dan menambahkan molekul gula yang
disebut conjugated bilirubin yang dibawa ke dalam saluran
empedu.
Penting diketahui perbedaan antara bilirubin total, yang mengalami
konjugasi (yaitu metabolisme sel hati), dan bagian bilirubin yang
belum dimetabolisme. Kedua komponen ini disebut bilirubin total
dan bilirubin langsung

Perubahan kadar bilirubin


Bilirubin
Peningkatan bilirubin dalam serum terjadi ketika destruksi sel
darah merah yang berlebihan atau ketika hati tidak mampu
mengeksresikan jumlah normal bilirubin yang dihasilkan. Kadar
tinggi bilirubin dalam darah akan membuat jaundice (kuning).
Conjugated bilirubin
Kenaikan kadar conjugated bilirubin darah
terdapat pada berbagai kondisi hati dan saluran
empedu aliran empedu terhambat. Contohnya,
terhambat oleh batu empedu dalam saluran
empedu, atau oleh tumor di pankreas,hepatitis,
kerusakan hati, atau penggunaan alkohol dalam
waktu, kerusakan berlebihan sel darah merah.
Contohnya pada anemia hemolitik.

6. Blood clotting test


Hati membuat banyak protein yang dibutuhkan
untuk pembekuan darah (Protrombin)
Pada gangguan hati tertentu hati tidak dapat
membuat cukup protein-protein ini sehingga
darah tidak dapat membeku dengan baik.
Oleh karena itu, uji pembekuan darah dapat
digunakan sebagai penanda keparahan
gangguan hati tertentu.

7. Prothrombin time (PT)


Protrombin adalah protein yang dihasilkan hati untuk pembekuan
darah.
Produksi protrombin tergantung pada intake dan absorpsi vitamin
K
Protein ini berhubungan dengan penyatuan metabolit vitamin K
menjadi protein koagulasi normal (pembekuan darah).
Pada pasien yang mengalami gangguan hati, protrombin menurun
Pengukuran lain fungsi sintesis hati adalah prothrombin time.
PT dipengaruhi oleh sintesis protein oleh hati bukan merupakan
uji spesifik penyakit hati, konfirmasi uji hati abnormal lain adalah
penting
Penyakit seperti malnutrisi, dimana terdapat penurunan asupan
vitamin K, akan memberikan hasil pada PT yang diperpanjang.

8. Platelet count
Platelet adalah sel-sel yang membentuk mekanisme primer dalam
pembekuan darah.
Platelet juga merupakan sel darah terkecil.
Sel ini tidak berinti, struktur oval dan rata
Mereka dihasilkan dari sumsum tulang dari sel yang lebih besar yang
dikenal sebagai megakariosit.
Individu dengan penyakit hati membentuk limpa yang besar. Pada
proses ini pletelet terdapat pada sinusoid (jalur kecil dalam limpa)
limpa.
Keberadaan platelet adalah fungsi normal limpa, pada penyakit hati
platelet menjadi berlebihan karena pembesaran limpa (Splenomegali).
Dipengaruhi oleh :
Platelet count secara normal meningkat pada ketinggian, trauma, gembira dan
musim dingin.
Platelet count secara normal menurun sebelum menstruasi dan selama
kehamilan.
Kontrasepsi oral menyebabkan meningkat.

9. Gamma-glutamyl transferase
(GGT atau Gamma GT)
Merupakan enzim lain yang terdapat pada sel hati
yang dihasilkan oleh saluran empedu.
Kadar tertentu GGT sebagai penemuan terpisah,
merefleksikan bentuk penyakit hati yang jarang.
Pengobatan umumnya akan menyebabkan
peningkatan GGT.
Kadar tinggi enzim ini terutama dihubungkan dengan
peminum berat alkohol.

10. Immunology
Tes darah dapat digunakan untuk mendeteksi:
Virus dan antibodi virus
Berbagai infeksi virus dapat menyebabkan hepatitis
(inflamasi hati). Contohnya, virus hepatitis A, virus hepatitis
B, dll.
Auto-antibodi
Yaitu antibodi yang menyerang bagian tubuh sendiri dan
terdapat pada gangguan autoimun. Gangguan autoimun hati
yang paling umum adalah:
Sirosis biliary primer ( berhubungan dengan antibodi antimitokondrial).
Hepatitis autoimun (berhubungan dengan antibodi otot
halus).
Cholangitis sclerosing primer (berhubungan dengan
antibodi sitoplasmik antinuclear).

11. Serum protein elektrophoresis


Merupakan evaluasi jenis-jenis protein yang terdapat
pada serum pasien.
Dengan menggunakan gel elektroforesis, proteinprotein utama akan terpisahkan.
Hal ini memberikan hasil pada 4 jenis protein utama
yaitu albumin, alfa globulin, beta globulin, dan gama
globulin.
Uji ini dilakukan untuk mengevaluasi pasien yang
memiliki hasil uji fungsi hati abnormal dengan
melakukan kuantifikasi langsung pada berbagai
serum protein yang berbeda.
Jika fraksi gama globulin meningkat, mungkin terjadi
hepatitis autoimun.

12. Jenis lain protein dalam darah


Dapat menunjukkan penyakit liver spesifik.
Contohnya:
Ceruloplasmin berkurang pada penyakit Wilsons.
Kekurangan 1-antitrypsin merupakan penyebab
tidak umum dari sirosis.
Kadar tinggi ferritin merupakan penanda
hemokromatosis.

13. Tes-tes lain


Biopsi hati, ultrasound scan, scan jenis lain,
dll, mungkin dibutuhkan untuk menjelaskan
penyebab gangguan hati, dan/atau untuk
melihat kemajuannya.

INTERPRETASI HASIL UJI FUNGSI HATI

INTERPRETASI HASIL UJI FUNGSI HATI


Hasil Pemeriksaan
Menunjukkan

Pemeriksaan

Untuk Mengukur

Alkalin Fosfatase

Enzim yang dihasilkan di dalam


hati, tulang & plasenta;
yg dilepaskan ke hati bila
Penyumbatan saluran
terjadi cedera atau pada
empedu, cedera hati &
aktivitas normal tertentu, mis. beberapa kanker
pertumbuhan tulang atau
kehamilan

Alanin Transaminase
(ALT)

Enzim yang dihasilkan di hati,


Luka pada sel hati (mis.
yang dilepaskan ke dalam darah
hepatitis)
jika sel hati mengalami luka

Enzim yang dilepaskan ke


Aspartat Transaminase
dalam darah jika hati, jantung,
(AST)
otot atau otak mengalami luka

Luka di hati, jantung,


otot atau otak

INTERPRETASI HASIL UJI FUNGSI HATI


Pemeriksaan

Untuk Mengukur

Hasil Pemeriksaan
Menunjukkan

Bilirubin

Komponen dari cairan


pencernaan (empedu) yang
dihasilkan oleh hati

Penyumbatan aliran
empedu, kerusakan hati,
pemecahan sel darah
merah yg berlebihan

Gamma-glutamil
Transpeptidase

Enzim yg dihasilkan oleh hati,


pankreas & ginjal; dilepaskan
ke dalam darah hika organorgan tsb mengalami luka

Kerusakan organ,
keracunan obat,
penyalahgunaan alkohol,
penyakit pankreas

Laktik Dehidrogenase

Enzim yg dilepaskan ke
dalam darah jika organ
tertentu mengalami luka

Kerusakan hati, jantung,


paru-paru atau otak &
pemecahan sel darah
merah yg berlebihan

INTERPRETASI HASIL UJI FUNGSI HATI


Pemeriksaan

Untuk Mengukur

Hasil Pemeriksaan
Menunjukkan

Albumin

Protein yg dihasilkan oleh


hati & secara normal
dilepaskan ke dalam darah;
salah satu fungsinya adalah
menahan cairan dalam
pembuluh darah

Kerusakan hati

Waktu Protombin
(Protombin Time)

Waktu yg diperlukan darah


untuk membeku
(pembekuan memerlukan vit.
K & bahan-bahan yg dibuat
oleh hati

INTERPRETASI HASIL UJI FUNGSI HATI


Hasil Pemeriksaan
Menunjukkan

Pemeriksaan

Untuk Mengukur

Alkalin Fosfatase

Enzim yang dihasilkan di


dalam hati, tulang & plasenta;
yg dilepaskan ke hati bila
Penyumbatan saluran
terjadi cedera atau pada
empedu, cedera hati &
aktivitas normal tertentu, mis. beberapa kanker
pertumbuhan tulang atau
kehamilan

Alanin Transaminase
(ALT)

Enzim yang dihasilkan di hati,


yang dilepaskan ke dalam
Luka pada sel hati (mis.
darah jika sel hati mengalami hepatitis)
luka

Enzim yang dilepaskan ke


Aspartat Transaminase
Luka di hati, jantung, otot
dalam darah jika hati, jantung,
(AST)
atau otak
otot atau otak mengalami luka

PENYAKIT GANGGUAN FUNGSI HATI


1.Kongesti pasif : keadaan sekunder akibat gagal jantung kanan.
Terjadi pelebaran sinusoid, merusak hepatosit.
Temuan laboratorium berupa peningkatan ringan aktivitas AST dan ALT
yang diikuti oleh peningkatan kadar bilirubin dan ALP.
2.Kolestasis : gangguan aliran empedu, baik intra dan atau ekstra hepatik,
dengan atau tanpa adanya penyumbatan. Dapat dibedakan berdasarkan
morfologi dengan adanya deposit bilirubin di hepatosit dan saluran empedu,
klinis dengan retensi dalam darah dari zat-zat yang secara normal
diekskresikan dalam empedu, fungsional dengan gangguan aliran empedu
disebabkan gangguan pompa empedu atau saluran. Kolestasis yang lama akan
menyebabkan sirosis biliaris. Temuan laboratorium, pada tahap kolestasis
lokal intra hepatik didapatkan peningkatan aktivitas ALP dan GGT sedangkan
kadar bilirubin normal. Pada kolestasis yang lebih lama dan luas mungkin
didapatkan peningkatan kadar bilirubin, peningkatan aktivitas ALP dan GGT,
pemanjangan masa Protrombin, dan tinja akolik dan steatorea

3.

Perlemakan hati : keadaan penimbunan lemak


dalam hati, biasanya tanpa gejala atau sedikit
(minimal) gajala
Sebagian kasus dapat mengalami peradangan,
menjadi steatohepatitis sampai penyakit hati kronis
berat seperti sirosis hati.
Etiologinya mungkin alkohol, diabetes melitus,
obesitas, dll. Secara morfologik terdapat infiltrasi sel
lemak ke dalam hepatosit.
Temuan laboratorium berupa peningkatan ringan
aktivitas AST, ALT, ALP, GGT sedangkan kadar
albumin dan bilirubin biasanya normal.
Bila berkembang menjadi steatohepatitis ditandai
dengan peningkatan aktivitas transaminase ALT dan
AST.
Dapat memicu timbulnya karsinoma saluran empedu
(cholangiocarcinoma).
Temuan laboratorium sesuai dengan bentuk
klinisnya

4. Hepatitis akut
Suatu penyakit peradangan akut yang mengenai jaringan hati
Penyebab utama yang tersering adalah kelompok virus hepatitis (VH) yaitu
VH jenis A, B, C, D, E, G, TT, virus lain seperti sitomegalovirus (CMV),
Epstein-Barr (EB), HerpesVaricella, bakteri Salmonela, parasit, bahan toksik
seperti obat-obatan, otoantibodi (pada hepatitis otoimun).
Karena itu mungkin dijumpai gambaran klinis hepatitis akut tetapi tidak
dijumpai adanya penanda virus hepatitis. Pada penyebab kelompok VH juga
ada perbedaan antara satu jenis virus dengan yang lainnya. Modus penularan
dapat melalui makanan-minuman yang tercemar (fecaloral/water- borne)
yaitu pada VHA dan VHE, melalui cairan tubuh misalnya melalui alat suntik
yang tercemar, transfusi darah, kontak seksual, perinatal yaitu pada VHB,
pada VHC seperti VHB tetapi melalui cara perinatal masih diragukan
Temuan laboratorium pada tipe klasik ditandai oleh peningkatan aktivitas
transaminase dimana ALT>AST yang dimulai pada fase prodromal dan
mencapai puncaknya pada saat munculnya ikterus, disertai peningkatan
aktivitas ALP dan GGT; bilirubinuria dan tinja akolik sebelum munculnya
ikterus, diikuti oleh peningkatan kadar bilirubin darah (hiperbilirubinemia)
dan dapat dideteksi bilirubin dalam urin (bilirubinuria).

5.Hepatitis kronis
Keadaan dimana proses hepatitis berlangsung melampaui masa 6 bulan yang
dinyatakan dengan peradangan
Etiologi dapat VH, obat-obatan, metabolik dan otoimun.
Temuan laboratorium dengan peningkatan enzim hepatoselular transaminase
ALT dan AST yang berfluktuasi, mungkin juga disertai dengan peningkatan
ringan kadar bilirubin, peningkatan aktivitas enzim ALP dan GGT.
6.Sirosis hati
Keadaan kerusakan arsitektur hati, penimbunan jaringan ikat dengan
pembentukan nodul, baik mikronodul maupun makronodul yang dapat
dilihat pada pemeriksaan histopatologik dan pencitraan ultrasonografi serta
CT scan. Klinis dibedakan antara bentuk laten dan dekompensasi yang
memberikan pola hasil laboratorium yang berbeda. Temuan laboratorium
pada bentuk laten berupa peningkatan ringan enzim transaminase ALT dan
AST dimana biasanya AST> ALT, peningkatan GGT, peningkatan
urobilinogen urin yang menetap, kemungkinan peningkatan kadar asam
empedu 2 jam pasca makan, sedangkan kebanyakan UFH lain normal.

7. Hepatoma atau karsinoma hati primer :


merupakan suatu proses desak ruang (space
occupying lesion).
Faktor penyebab yang utama adalah VHB dan
VHC, dan juga aflatoxin.
Sering didapatkan sebagai lanjutan sirosis
hati.
Temuan laboratorium ditunjukkan dengan
terutama peningkatan enzim kolestatik ALP
dan GGT disertai peningkatan ringan enzim
hepatoselular transaminase ALT dan AST,
pemanjangan masa protrombin, peningkatan
g-globulin, peningkatan alfafetoprotein (AFP)
yang progresif sampai lebih dari 2000 ng/mL,
mungkin juga peningkatan CEA (tidak
spesifik), ferritin, dan vitamin B12.

8.Gagal hati : keadaan dimana fungsi hati mengalami gangguan berat berupa
kegagalan.
Pasien jatuh dalam koma, koma hepatik.
Temuan laboratorium berupa hiperbilirubinemia, bilirubinuria, peningkatan
kadar urobilinogen, peningkatan kadar amoniak, penurunan kadar albumin,
pemanjangan masa protrombin, peningkatan kadar asam amino aromatik, dan
penurunan asam amino rantai cabang (branched chain amino acids).
9.

Batu kandung empedu


Keadaan dijumpai terbentuknya batu dalam kandung empedu, biasanya banyak
(multiple).
Batu kandung empedu dapat berupa batu pigmen berwarna coklat mengandung
kalsium, berukuran kecil dan keras dan dikaitkan dengan hemolisis kronis.
Dapat pula berupa batu kolesterol yang berwarna putih atau kekuningan atau
batu campuran. Faktor-faktor yang berperan adalah susunan empedu, adanya
infeksi. Adanya batu dapat disertai keadaan klinis tenang (silent) tanpa suatu
keluhan, tetapi ada kemungkinan timbul kolestitis akut atau kronis. Bila batu
keluar dari kandung empedu dan masuk ke duktus koledokus, dapat terjadi
sumbatan (obstruksi) dengan ikterus. Sumbatan kronis dapat memicu timbulnya
karsinoma saluran empedu (cholangiocarcinoma).

10. Status muatan besi berlebihan (Iron overload states)


Keadaan penimbunan besi secara berlebihan di jaringan hati, yang
dapat dibedakan antara hemosiderosis dan hemokromatosis.
Hemosiderosis tidak disertai dengan kerusakan jaringan sedangkan
hemokromatosis disertai dengan proses fibrosis yang progresif dengan
kegagalan sistem organ, mengenai banyak jaringan selain hati, juga
mungkin di kulit, pankreas, testis dan lain-lain.
Pada pemeriksaaan histopatologik mungkin dapat dijumpai 3 jenis
pigmen, yaitu ferritin, haemosiderin, dan lipofusin. Berdasarkan
etiologinya dapat dibedakan hemokromatosis yang genetik / idiopatik
dan yang didapat / sekunder, misalnya thalassemia, transfusi darah
berulang, diet tinggi kadar besi, dan defisiensi transferin.
Temuan laboratorium dapat berupa gangguan ringan (minimal) UFH
sampai yang berat menyerupai sirosis hati.
Diagnosis ditegakkan dengan peningkatan kadar Fe, saturastransferin,
dan serum ferritin, serta dipastikan dengan biopsi untuk pemeriksaan
Histopatologik

TERIMAKASIH

You might also like