Professional Documents
Culture Documents
ANTIKOAGULAN
Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah
dengan cara mengikat kalsium atau dengan menghambat
pembentukan trombin yang diperlukan untuk mengkonversi
fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan .
Spesimen-antikoagulan harus dicampur segera setelah
pengambilan spesimen untuk mencegah pembentukan microclot.
Pencampuran yang lembut sangat penting untuk mencegah
hemolisis.
Setelah darah dimasukkan ke dalam tabung, segera lakukan
pencampuran/homogenisasi dengan cara membolak-balikkan
tabung dengan lembut sebanyak 6 kali untuk menghindari
penggumpalan trombosit dan pembentukan bekuan darah.
4. Heparin
merupakan asam mukopolisacharida yang bekerja dengan cara
menghentikan pembentukan trombin dari prothrombin sehingga
menghentikan pembentukan fibrin dari fibrinogen.
Ada tiga macam heparin: ammonium heparin, lithium heparin dan sodium
heparin. Dari ketiga macam heparin tersebut, lithium heparin paling
banyak digunakan sebagai antikoagulan karena tidak mengganggu analisa
beberapa macam ion dalam darah.
Heparin banyak digunakan pada analisa kimia darah, enzim, kultur sel,
OFT (osmotic fragility test). Konsentrasi dalam penggunaan adalah :
15IU/mL +/- 2.5IU/mL atau 0.1 0.2 mg/ml darah. Heparin tidak
dianjurkan untuk pemeriksaan apusan darah karena menyebabkan latar
belakang biru.
Setelah dimasukkan dalam tabung, spesimen harus segera dihomogenisasi
6 kali dan dicentrifuge 1300-2000 rpm selama 10 menit kemudian plasma
siap dianalisa. Darah heparin harus dianalisa dalam waktu maksimal 2 jam
setelah sampling.
HEMATOLOGI RUTIN
parameter
Hitung sel darah putih (x 103/L)
Hitung sel darah merah (x 106/L)
Hemoglobin (g/dl)
Hematokrit (%)
MCV (fL)
MCH (pg)
MCHC
RDW (%)
Hitung trombosit (x 103/L)
Laki-Laki
7.8 (4.411.3)
Perempuan
5.21 (4.525.90)
4.60 (4.105.10)
15.7 (14.017.5)
46 (4250)
88.0 (80.096.1)
30.4 (27.533.2)
34.4 (33.435.5)
13.1 (11.514.5)
311 (172450)
13.8 (12.315.3)
40 (3645)
HAEMOGLOBIN
Adalah molekul yang terdiri dari kandungan heme (Haem = Fe + protoporfirin
(mitokondria)) dan rantai polipeptida globin (Globin = rantai asam amino
(ribosom)) yang terdiri dari 141 molekul asam amino pada rantai alfa dan 146
molekul pada beta,gama, dan delta.
Kadar hemoglobin dapat dipengaruhi oleh tersedianya oksigen pada tempat
tinggal, misalnya Hb meningkat pada orang yang tinggal di tempat yang tinggi dari
permukaan laut(pada ketinggian 2 km dari permukaan laut, kadar hemoglobin kirakira 1 g/dl lebih tinggi) . Selain itu, Hb juga dipengaruhi oleh posisi pasien (berdiri
lebih tingg dari pada berbaring), variasi diurnal (tertinggi pagi hari).
No
Umur
Kadar Hb (g/dl)
13,6 19, 6
9,5 12,5
Pubertas
11,5 14,8
Dewasa laki-laki
13 16
Dewasa Perempuan
12 14
Hitung Eritrosit
Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter
darah
Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan isotonis
untuk memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis
N
o
1
2
3
4
5
6
Umur
Jumlah
INDEKS ERITROSIT
Mencakup parameter eritrosit, yaitu:
1.Mean cell / corpuscular volume (MCV) atau volume eritrosit rata-rata (VER)
MCV = Hematokrit (l/l) / Jumlah eritrosit (10 6/L) Normal 80-96 fl
2.Mean Cell Hemoglobin Content (MCH) atau hemoglobin eritrosit rata-rata (HER)
MCH (pg) = Hemoglobin (g/l) / Jumlah eritrosit (10 6/L) Normal 27-33 pg
3.Mean Cellular Hemoglobin Concentration (MCHC) atau konsentrasi hemoglobin
eritrosit rata-rata (KHER)
MCHC (g/dL) = konsentrasi hemoglobin (g/dL) / hematokrit (l/l) Normal 33-36
g/dL
4.Red Blood Cell Distribution Width (RDW)
RDW adalah perbedaan/variasi ukuran (luas) eritrosit. Nilai RDW berguna
memperkirakan terjadinya anemia dini, sebelum nilai MCV berubah dan sebelum
terjadi gejala. Peningkatan nilai RDW dapat dijumpai pada anemia defisiensi (zat
besi, asam folat, vit B12), anemia hemolitik, anemia sel sabit. Ukuran eritrosit
biasanya 6-8m, semakin tinggi variasi ukuran sel mengindikasikan adanya kelainan.
RDW = standar deviasi MCV / rata-rata MCV x 100 Nilai normal rujukan 11-15%
HEMATOKRIT
Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell
volume, PCV) adalah persentase volume eritrosit dalam darah yang
dimampatkan dengan cara diputar pada kecepatan tertentu dan
dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk
mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah.
Nilai normal HMT:
Anak
Laki-laki Dewasa
Perempuan Dewasa
: 33-38%
: 40-50%
: 36-44%
HITUNG LEUKOSIT
Terdapat dua metode yang digunakan dalam pemeriksaan hitung
leukosit, yaitu cara automatik menggunakan mesin penghitung sel
darah (hematology analyzer) dan cara manual dengan menggunakan
pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskop.
Cara automatik lebih unggul dari cara pertama karena tekniknya lebih
mudah, waktu yang diperlukan lebih singkat dan kesalahannya lebih
kecil yaitu 2%, sedang pada cara manual kesalahannya sampai
10%.
Nilai normal leukosit:
: 9000-30.000/ L
Bayi baru lahir
bayi umur 12 jam :13.000 - 38.000 /l
: 9000-12.000/ l
Bayi / anak
: 4500 - 11.000/l
umur 21 tahun
: 4000-10.000/ L
Dewasa
Leukositosis : jumlah leukosit lebih dari nilai rujukan, Leukositosis dapat terjadi
secara fisiologik maupun patologik. Leukositosis yang fisiologik dijumpai pada kerja
fisik yang berat, gangguan emosi, kejang, takhikardi paroksismal, partus dan haid.
Peningkatan leukosit menunjukan :
Adanya proses infeksi atau radang akut, misalnya pneumonia, meningitis, apendisitis,
tuberkolosis, tonsilitis, dll.
Penyakit : Miokard infark, sirosis hepatis, luka bakar, kanker, leukemia, penyakit kolagen,
anemia hemolitik, anemia sel sabit , penyakit parasit, dan stress karena pembedahan ataupun
gangguan emosi.
Obat-obatan, misalnya: aspirin, prokainmid, alopurinol, kalium yodida, sulfonamide, haparin,
digitalis, epinefrin, litium, dan antibiotika terutama ampicillin, eritromisin, kanamisin,
metisilin, tetracycline, vankomisin, dan streptomycin.
Leukopenia adalah keadaan dimana jumlah leukosit kurang dari 5000/L darah.
Karena pada hitung jenis leukosit, netrofil adalah sel yang paling tinggi persentasinya
hampir selalu leukopenia disebabkan netropenia.
Penurunan jumlah leukosit
Penderita infeksi tertentu, terutama virus, malaria, alkoholik, SLE, reumaotid artritis, dan
penyakit hemopoetik(anemia aplastik, anemia perisiosa).
Penggunaan obat terutama asetaminofen, sulfonamide, PTU, barbiturate, kemoterapi kanker,
diazepam, diuretika, antidiabetika oral, indometasin, metildopa, rimpamfin, fenotiazin, dan
antibiotika.(penicilin, cefalosporin, dan kloramfenikol)
Eosinofil
Neutrofil
Limfosit
Nilai normal
Leukemia limfositik,
anemia aplastik
2-8% : 200-600/L
Anak 4-9%
HITUNG TROMBOSIT
Trombosit adalah komponen sel darah yang dihasilkan oleh jaringan haemopoetik,
dan berfungsi utama dalam proses pembekuan darah.
Penurunan sampai di bawah 100.000/L berpotensi untukterjadinya perdarahan
dan hambatan pembekuan darah.
Jumlah normal : 150.000 400.000 /L
Penurunan Jumlah:
Penyakit : myeloma multiple, kanker (tulang, saluran gastrointestinal, otak), leukemia
(limfositik, mielositik, monositik), anemia aplastik, penyakit hati (sirosis, hepatitis aktif
kronis), SLE, DIC, eklampsia, penyakit ginjal, demam rematik akut.
Pengaroh obat : antibiotik (kloromisetin, streptomisin), sulfonamide, aspirin (salisilat),
quinidin, quinine, asetazolamid (Diamox), amidopirin, diuretik tiazid, meprobamat
(Equanil), fenilbutazon (Butazolidin), tolbutamid (Orinase), injeksi vaksin, agen
kemoterapeutik.
Peningkatan Jumlah:
Penyakit : Polisitemia vera, trauma (fraktur, pembedahan), paskasplenektomi, karsinoma
metastatic, embolisme pulmonary, dataran tinggi, tuberculosis, retikulositosis, latihan fisik
berat.
Pengaruh obat : epinefrin (adrenalin
Kelainan dan penyakit pada darah oleh faktor keturunan dan non keturunan.
1. Faktor Keturunan
Penyakit keturunan disebabkan oleh genetik, sbb :
a. Hemofilia Penyakit keturunan berupa darah yang keluar dari
pembuluh darah tidak dapat membeku.
b. Thalassemia Penyakit yang ditandai dengan bentuk sel darah merah
yang tidak beraturan. Akibatnya daya ikat terhadap oksigen dan karbon
dioksida kurang.
c. Sick Cell Anemia (SCA) Penyakit berupa kelainan sel darah merah
yang berbentuk seperti bulan sabit, akibatnya daya ikat terhadap oksigen
dan karbon dioksida berkurang.
2.
TALASEMIA
Thalassemia adalah suatu penyakit kelainan darah bawaan yang
menyebabkan sel darah merah pecah (hemolisis).
Penyakit thalassemia disebabkan oleh adanya
kelainan/perubahan/mutasi pada gen globin alpha atau gen
globin beta sehingga produksi rantai globin tersebut berkurang
atau tidak ada.
Akibatnya produksi Hb berkurang dan sel darah merah mudah
sekali rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal
(120 hari). Bila kelainan pada gen globin alpha maka
penyakitnya disebut thalassemia alpha, sedangkan kelainan pada
gen globin beta akan menyebabkan penyakit thalassemia beta
ANEMIA
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa
eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk
membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah
merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer,
2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah
merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells
(hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256).
Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau
penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit
atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis
ANEMIA
Klasifikasi Anemia Menurut morfologi Mikro dan Makro menunjukkan
ukuran sel darah merah sedangkan kromik menunjukkan warnanya.
Ada tiga klasifikasi besar yaitu :
Anemia Normositik Normokrom adalah Ukuran dan bentuk sel-sel darah merah
normal serta mengandung hemoglobin dalam jumlah yang normal ( MCV dan
MCHC normal atau rendah .
Anemia Makrositik normokrom adalah Ukuran sel-sel darah merah lebih besar dari
normal tetapi konsentrasi hemoglobin normal ( MCV Meningkat,MCHC normal)
Anemia Mikrositik HipokromUkuran sel-sel darah merah kecil mengandung
Hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal ( MCV maupun MCHC
kurang ).
ETIOLOGI ANEMIA
Menurut etiologinya, anemia dapat
diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu :
1. Gangguan produksi sel darah merah pada
sumsum tulang (hipoproliferasi),
2. Gangguan pematangan sel darah merah
(eritropoiesis yang tidak efektif),
3. Penurunan waktu hidup sel darah merah
(kehilangan darah atau hemolisis).
1.HIPOFLORIFERATIF
Hipoproliferatif merupakan penyebab anemia yang terbanyak.
Anemia hipoproliferatif ini dapat disebabkan karena:
a. Kerusakan sumsum tulang
Keadaan ini dapat disebabkan oleh obat-obatan, penyakit infiltratif (contohnya:
leukemia, limfoma), dan aplasia sumsum tulang.
b. Defisiensi besi
c. Stimulasi eritropoietin (EPO) yang inadekuat
Keadaan ini terjadi pada gangguan fungsi ginjal
d. Supresi produksi EPO yang disebabkan oleh sitokin inflamasi (misalnya: interleukin
1)
e. Penurunan kebutuhan jaringan terhadap oksigen (misalnya pada keadaan hipotiroid)
Pada jenis ini biasanya ditemukan eritrosit yang normokrom normositer, namun
dapat pula ditemukan gambaran eritrosit yang hipokrom mikrositer, yaitu pada
defisiensi besi ringan hingga sedang dan penyakit inflamasi. Kedua keadaan
tersebut dapat dibedakan melalui pemeriksaan persediaan dan penyimpanan zat besi
2. GANGGUAN PEMATANGAN
Pada keadaan anemia jenis ini biasanya ditemukan kadar retikulosit yang
rendah, gangguan morfologi sel (makrositik atau mikrositik), dan indeks
eritrosit yang abnormal. Gangguan pematangan dapat dikelompokkan menjadi
2 macam yaitu:
a. Gangguan pematangan inti
Pada keadaan ini biasanya ditmukan kelainan morfologi berupa makrositik.
Penyebab dari gangguan pematangan inti adalah defisiensi asam folat,
defisiensi vitamin B12, obat-obatan yang mempengaruhi metabolisme DNA
(seperti metotreksat, alkylating agent), dan myelodisplasia. Alkohol juga dapat
menyebabkan gangguan pematangan inti, namun keadaan ini lebih disebabkan
oleh defisiensi asam folat.
b. Gangguan pematangan sitoplasma
Pada keadaan ini biasanya ditmukan kelainan morfologi berupa mikrositik dan
hipokromik. Penyebab dari gangguan pematangan sitoplasma adalah defisiensi
besi yang berat, gangguan sintesa globin (misalnya pada thalasemia), dan
gangguan sintesa heme (misalnya pada anemia sideroblastik)
Hipokrom
Makrositik
Bintik basofil
Poikilositosis
Target sel
Gametosit
Ring Form
Aglutinasi
Sel Sabit
Sferosit
Akantosit
LEUKEMIA
Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel
darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow).
Leukemia tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya sumsum tulang
memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal.
Normalnya, sel darah putih me-reproduksi ulang bila tubuh memerlukannya
atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan
tanda/signal secara teratur kapan sel darah diharapkan be-reproduksi kembali.
Pada kasus Leukemia (kanker darah), sel darah putih tidak merespon kepada
tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak
terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di
dalam darah perifer atau darah tepi. Seseorang dengan kondisi seperti ini
(Leukemia) akan menunjukkan beberapa gejala seperti; mudah terkena
penyakit infeksi, anemia dan perdarahan.
TERIMAKASIH