You are on page 1of 8

Strategi Pelaksanaan Halusinasi

STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DENGAR
Nama klien
Hari/Tanggal
Pertemuan ke
A.
1.
a.
b.
2.
3.
a.
b.
c.
4.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

: Tn. S
: selasa/5-2-2013
:1

Proses Keperawatan
Kondisi klien
Data Objektif : klien terlihat lebih banyak menyendiri dan jarang berinteraksi dengan orang lain
Data subjektif : klien mengatakan dirinya sekarang sydah baik-baik saja dan tidak pernah
mendengar suara aneh-aneh lagi.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Dengar
Tujuan Khusus
Membina Hubungan Saling Percaya
Mengenal Halusinasi klien
Mengendalikan Halusinasi klien
Tindakan Keperawatan
Membina hubungan saling percaya
Mengidentifikasi jenis halusinasi klien
Mengidentifikasi isi halusinasi klien
Mengidentifikasi waktu halusinasi klien
Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien
Mengidentifikasi situasi halusinasi klien
Mengidentifikasi respon halusinasi klien
Mengendalikan Halusinasi klien dengan cara menghardik
Menganjurkan klien untuk memasukkan ke dalam jadwal harian klien

B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
Selamat pagi bapak! Perkenalkan nama saya Husein Makhrudy biasa dipanggil Husein, saya
mahasiswa dari mojokerto yang akan merawat bapak selama 2 minggu ini. Oh iya, nama bapak
siapa?biasanya di panggil apa?
bagaimana perasaan bapak hari ini?apa yang dirasakan bapak saat ini?
baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini bapak dengar?
dimana kita mau duduk?ya baiklah,kita disini saja, mau berapa lama kita ngobrolnya?bagaimana
kalau 15 menit?
2. Kerja

apakah bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya?apa yang dikatakan suara itu?
apakah bapak terus mendengar suara itu atau sewaktu-waktu?kapan bapak terakhir kali
mendengar suara itu?berapa kali sehari?pada waktu bapak sedang apa ketika suara itu muncul?
apakah ketika bapak sendiri?
apa yang bapak rasakan pada saat mendengar suara itu?apa yang bapak lakukan saat
mendengar suara itu?apakah dengan cara itu suaranya bisa hilang?bagaimana kalau kita belajar
cara-cara untuk mencegah suara itu muncul?
ada beberapa cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Tapi hari ini kita belajar 1 cara
dulu, yaitu dengan cara menghardik. Caranya adalah saat suara-suara itu muncul bapak langsung
menutup telinga dan bilang didalam hati pergi,pergi..saya tidak mau dengar!! Begitu diulangulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba sekarang bapak lakukan! Nah, begitu...bagus!
coba lagi! Nah bagus, bapak sudah bisa!
3. Terminasi
bagaimana perasaan bapak setelah memperagakan latihan lagi? Kalau suara-suara itu muncul
lagi, silahkan bapak coba cara tersebut
bagaimana kalau bapak besok belajar dan latihan mengendalikan halusinasi itu dengan cara
yang kedua?tapi sebelumnya mari kita masukkan latihan menghardik itu kedalam jadwal harian
bapak!
baiklah,dimana besok kita mau ngobrol-ngobrolnya?bagaimana kalau disini saja?
baiklah, sampai jumpa

STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DENGAR
Nama klien
Hari/Tanggal
Pertemuan ke
A.
1.
c.
d.
2.
3.
a.
b.
c.
4.
a.

: Tn. S
: rabu/6-2-2013
:2

Proses Keperawatan
Kondisi klien
Data Objektif : klien terlihat lebih banyak menyendiri dan jarang berinteraksi dengan orang lain
Data subjektif : klien mengatakan dirinya sekarang sydah baik-baik saja dan tidak pernah
mendengar suara aneh-aneh lagi.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Dengar
Tujuan Khusus
Mengevaluasi latihan menghardik halusinasi klien
Melatih mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
Menganjurkan klien untuk memasukkan ke dalam jadwal harian klien
Tindakan Keperawatan
Melatih pasien untuk bercakap-cakap dengan orang lain

5. Strategi Komunikasi
4. Orientasi
Selamat pagi pak S! Apakah masih ingat dengan saya?bagus, bagaimana perasaan bapak hari
ini?apakah suara-suaranya masih muncul?apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?
Berkurangkah suara-suaranya? Bagus! Sesuai dengan janji kita kemarin, saya akan melatih cara
kedua untuk mengendalikan halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan
latihan selama 15 menit ya pak?mau dimana?disini saja?
5. Kerja

Cara kedua untuk mengontrol halusinasi adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
jadi, kalau bapak mendengar suara-suara itu lagi, langsung saja bapak cari teman untuk diajak
mengobrol. Minta teman untuk mengobrol dengan bapak. Contohnya begini, tolong, saya mulai
mendengar suara-suara lagi. Ayo ngobrol dengan saya! Begitu pak. Sekarang coba bapak lakukan
seperti yang saya lakukan tadi. Ya begitu, bagus! Coba sekali lagi, nah bagus! Latih terus ya pak.
Disini bapak bisa mengajak ngobrol perawat atau teman bapak untuk diajak ngobro-ngobrol.
6. Terminasi
bagaimana perasaan bapak setelah memperagakan latihan lagi? Jadi, sudah berapa cara yang
sudah bapak pelajari untuk mencegah suara-suara itu muncul? Bagus, cobalah kedua cara itu
ketika bapak mendengar suara-suara aneh itu lagi. Bagaimana kalau kita masukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian bapak?
bagaimana kalau bapak besok belajar dan latihan mengendalikan halusinasi itu dengan cara
yang ketiga?
baiklah,dimana besok kita mau ngobrol-ngobrolnya?bagaimana kalau disini saja?
baiklah, sampai jumpa

STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DENGAR
Nama klien
Hari/Tanggal
Pertemuan ke
A.
1.
a.
b.

: Tn. S
: kamis/7-2-2013
:3

Proses Keperawatan
Kondisi klien
Data Objektif : klien terlihat lebih banyak menyendiri dan jarang berinteraksi dengan orang lain
Data subjektif : klien mengatakan dirinya sekarang sydah baik-baik saja dan tidak pernah

mendengar suara aneh-aneh lagi.


2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Dengar
3. Tujuan Khusus
a. Mengevaluasi latihan menghardik halusinasi klien
b. Melatih mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan aktivitas/kegiatan
c. Menganjurkan klien untuk memasukkan ke dalam jadwal harian klien
4. Tindakan Keperawatan
b. Melatih pasien untuk melakukan kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
Selamat pagi pak S! Apakah masih ingat dengan saya?bagus, bagaimana perasaan bapak hari
ini?apakah suara-suaranya masih muncul?apakah sudah dipakai 2 cara yang telah kita latih?

Bagaimana perasaan bapak? Bagus! Sesuai dengan janji kita kemarin, saya akan melatih cara
ketiga untuk mengendalikan halusinasi yaitu dengan kegiatan terjadwal. Kita akan latihan selama
15 menit ya pak?mau dimana?disini saja?baiklah
2. Kerja
apa saja yang biasa bapak lakukan?pagi-pagi apa kegiatannya? Terus apalagi jam
berikutnya?
wah banyak juga ya kegiatannya..nah mari kita latih 2 kegiatan pada hari ini. Bagus sekali,
bapak sudah bisa melakukannya.
kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara itu muncul. Kegiatan yang lain akan
kita latih lagi agar dari pagi sampai malam bapak ada kegiatan.
3. Terminasi
bagaimana perasaan bapak setelah memperagakan latihan lagi? Jadi, coba bapak sebutkan 3
cara yang sudah bapak pelajari untuk mencegah suara-suara itu muncul? Bagus, cobalah ketiga
cara itu ketika bapak mendengar suara-suara aneh itu lagi. Mari kita masukkan ke dalam jadwal
kegiatan harian bapak. Coba lakukan sesuai jadwal ya pak!
bagaimana kalau bapak besok belajar dan latihan mengendalikan halusinasi itu dengan cara
yang keempat yaitu tentang cara minum obat yang baik serta guna obat?
baiklah,dimana besok kita mau ngobrol-ngobrolnya?bagaimana kalau disini saja?
baiklah, sampai jumpa

BAB III RESUME KASUS HALUSINASI DENGAR


BAB III
RESUME KASUS
Tn. S berumur 29 tahun, berjenis kelamin laki-laki, rumah klien di desa Gunung Kidul DIY,
klien beragama islam, pendidikan klien hanya sampai sekolah dasar dan klien belum menikah.
Penanggung jawab klien adalah Tn.G sebagai Paman dari Tn. S yang juga beragama islam.
Pekerjaan Tn. P adalah pedagang, dengan alamat di desa Gunung Kidul DIY.
Tn. S dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Prof. DR. Soeroyo Magelang 7 November 2010, jam 09.30
WIB di ruang Unit Pelayanan Intensif. Tn. S masuk ruang P9 Wisma Gatotkaca pada tanggal 18
November 2010 jam 11.30 WIB dengan Nomor Register 2844884. Sebelumnya klien juga
pernah masuk RSJ pada tahun 2007. Saat ini klien di diagnosa oleh dokter yaitu F 20 (skizofren
tak terinci).
Pada saat pengkajian pada tanggal 20 November 2011 sampai dengan tanggal 23 November
2011. Pengkajian pertama didapatkan data subjektif sebagai berikut: klien mengatakan
mendengar suara-suara yang berisi ngapain kamu disini? Pulang saja! Percuma hidupmu sudah
hancur, menurut klien suara itu munculnya saat menjelang tidur dan saat klien menyendiri.

Dalam satu hari suara-suara itu munculnya lima sampai 10 kali sehingga klien merasa terganggu
dengan suara itu. Namun selain suara itu, ada suara yang menurut klien munculnya saat di kamar
mandi. Menurut klien suara itu mengajaknya bersetubuh. Menurut klien, klien sering melakukan
onani karena suara itu membuat nafsu seksualnya muncul. Menurut klien cara yang sudah
dilakukan untuk mengusir halusinasinya yaitu dengan menutup kedua telinganya. Namun suara
itu masih tetap terdengar. Selain itu klien juga mengatakan minder dan malu dengan tetangganya
karena kondisi dirinya. Klien mengatakan hidupnya tidak berguna lagi dan klien ingin cepat mati
saja supaya tidak merepotkan orang lain. Klien mengatakan jika waktu bisa diulang kembali,
klien tidak akan menjadi preman dan menurut dengan perintah ibunya. Klien mengatakan dirinya
adalah orang yang paling bodoh dan klien merasa orang yang paling jahat dan tidak patuh pada
kedua orang tua. Tn. S mengatakan sebelum masuk ke rumah sakit jiwa, dirumah klien sering
berkelahi dengan ayahnya bahkan klien juga sering mengamuk. Klien mengatakan pernah
melakukan aniaya fisik terhadap dirinya yaitu dengan membentur-benturkan kepalanya di
tembok, serta menyayat tangan kanannya. Selain itu klien mengatakan bahwa ia pernah
memperkosa saudara sepupunya. Data objektif : suhu 36,5 o C, nadi : 84 X/ menit, tekanan darah
: 110/80 mmHg, RR : 20X/ menit, berat badan : 60 Kg, tinggi badan : 165 cm. Saat klien
menyendiri klien sering seperti mendengarkan dengan memusatkan telinga pada suatu arah.
Klien tampak sering melamun, klien modar-mandir, saat beraktivitas mulut klien komat-kamit,
klien terlihat lesu dan tidak bersemangat, ada jejas pada perut dan ada tato pada punggung badan
klien. Hasil dari pengkajian fokus keperawatan didapatkan diagnosa: Perubahan Persepsi Sensori
; Halusinasi Dengar, Harga Diri Rendah dan Risiko Perilaku Kekerasan.
Berdasarkan masalah yang ditemukan pada saat pengkajian 20 November 23 November 2010,
penulis menyusun rencana intervensi sebagai berikut : a). Rencana Intervensi untuk mengatasi
halusinasi : Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip terpeutik ; bantu klien
mengenali halusinasinya ; ajarkan klien cara menghardik halusinasinya ; bantu klien cara
mengontrol halusinasinya ; manfaatkan sistem pendukung keluarga untuk mendukung klien
mengontrol halusinasinya. b). Rencana Intervensi untuk mengatasi harga diri rendah : bantu klien
mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki ; bantu klien menilai kemampuan
yang digunakan ; bantu klien membuat rencana kegiatan ; bantu klien melakukan kegiatan sesuai
kondisi sakitnya.
Implementasi yang dilakukan selama empat hari yaitu mulai tanggal 21 November 2011 sampai
24 November 2011 yaitu membina hubungan saling percaya dengan cara menyapa klien dengan
ramah baik verbal maupun non verbal ; memperkenalkan diri dengan sopan, menanyakan ulang
nama lengkap klien dan nama yang disukai klien; menjelaskan tujuan pertemuan. Setelah
melakukan percakapan selama 15 menit hubungan saling percaya telah dicapai ditunjukkan
dengan penerimaan klien terhadap tawaran untuk menyelesaikan masalah. Dan klien juga mau
untuk berkenalan. Selain itu, klien juga menerima tawaran kontrak pertemuan selanjutnya.
Pertemuan kedua yaitu membantu klien mengenali halusinasinya dengan menanyakan isi
halusinasi pasien, menanyakan kapan halusinasi itu muncul, menanyakan frekuensi halusinasi itu
muncul, menanyakan situasi yang menimbulkan halusinasi, menanyakan respon pasien terhadap
halusinasi, dan menanyakan cara yang sudah dilakukan klien untuk mengusir halusinasi yang
dialami klien dan mengajarkan pasien penghardik halusinasi, serta menganjurkan pasien untuk
memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian pasien. Setelah
melakukan percakapan selama 15 menit, klien mampu menyebutkan halusinasinya, klien mampu
menyebutkan waktu dimana halusinasi itu mucul, klien mampu menyebutkan frekuensi
muculnya halusinasi yang dialami, klien mampu menyebutkan situasi yang menyebabkan

halusinasi itu mucul, klien juga mampu mengungkapakn perasaanya saat halusinasi itu mucul.
Serta klien menyebutkan cara yang sudah dilakuakan untuk mengusir halusinasi yang
dialaminya. Klien juga mampu mendemonstrasikan ulang cara menghardik halusinasi yang telah
diajarkan.
Pertemuan ketiga yaitu mengajarkan klien cara mengontrol halusinasinya dengan melakukan
kegiatan ( bercakap-cakap dengan orang lain ) dan menganjurkan pasien memasukkan ke jadwal
kegiatan harian serta membantu pasien mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki. Setelah melakukan percakapan selama 25 menit klien mampu mengikuti dan
mendemonstrasikan mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
Menurut klien, cara menghardik halusinasi yang diajarkan pertama telah dilakukan namun suarasuara yang klien dengar belum hilang sepenuhnya ketika diusir. Suara-suara yang klien ceritakan
masih menggangu klien. Selain dapat mengikuti latihan cara mengontrol halusinasinya klien juga
dapat menyebutkan aspek positif yang dimilikinya yaitu klien suka olahraga sepakbola dan klien
suka main gitar.
Pertemuan keempat mengkaji ulang halusinasi yang dialami klien dan mengevalusai cara yang
sudah diterapkan klien untuk mengsuir halusinasinya serta mengajarkan klien mengendalikan
halusinasinya dengan cara melakukan kegiatan yang biasa dilakukan klien. setelah bercakapcakap. Setelah bercakap-cakap selama 20 menit, klien mengatakan masih mendengar suara-suara
yang berisi ngapain kamu disini? Pulang saja! Percuma hidupmu sudah hancur, suara itu
muncul saat klien mau tidur dan saat klien menyendiri. Dalam satu hari suara itu muncul tiga
sampai empat kali perhari. Cara yang sudah dilakukan untuk mengusir halusinasinya yaitu
dengan menghardik. Dari cara tersebut menurut klien dapat mengusir halusinasinya. Klien belum
mampu mengikuti latihan cara mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas sehari-hari
yang dilakukannya karena klien masih bingung dan belum mempunyai rutinitas yang pasti.
Pertemuan kelima membantu klien menilai kemampuan klien untuk melakukan sesuai dengan
aspek positif yang dimilki klien dan membuat rencana kegiatan yang akan dilakukan sesuai
dengan kondisi klien. Setelah berbincang-bincang selama 20 menit, klien menilai bahwa dirinya
masih mampu melakukan kemampuanya untuk main gitar dengan kondisinya sekarang. Saat
merencanakan kegiatan yang akan dilakukanya klien juga mau untuk membuat jadwal main gitar
di unit rehabiliasi.
Pertemuan keenam melakukan kegiatan yang telah direncanakan yaitu main gitar di ruang
rehabilitasi. Setelah dilakukan kegiatan, klien masih terlihat malu-malu dan tidak mau
berinteraksi dengan temannya.

You might also like