Professional Documents
Culture Documents
Judul
Nama
Stambuk
: 07 09 084
Koordinator
Pembimbing Utama
: Drs. Gazali,Apt
BAB I
PENDAHULUAN
berlomba-lomba
menciptakan
p e m a n i s - pemanis sintetik
tertentu
sudah
dilarang
karena
menurut
p e n e l i t i a n p e m a n i s t e r s e b u t b e r s i f a t k a r s i n o g e n i k . As p a r t a m
banyak digunakan pada industri pangan di Indonesia, khususnya untuk produk
makanan dan minuman diet yang merupakan b a h a n p e m a n i s u n t u k d i e t
y a n g t e r b u a t d a r i s e n y a w a pembentuk protein dan rendah kalori,selain
itu juga memberikan rasa manis yang sangat menyerupai rasa manis
gula. Penggunaannya dalam produk-produk minuman ringan, kue, dan
makanan l a i n n ya t e l a h a d a d i l e b i h d a r i 1 0 0 n e g a r a , n a m u n ,
h i n g g a s a a t i n i t i n g k a t k e a m a n a n aspartam masih diperdebatkan.1,2
Di Indonesia aspartam diatur melalui Departemen Kesehatan Republik
Indonesia dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
722/Menkes/Per/IX/1988 tidak menyebutkan jumlah aspartam yang boleh
ditambahkan ke dalam bahan pangan. Hal ini berarti bahwa aspartam masih
dianggap aman untuk dikonsumsi. Pada tahun 2004, penggunaan aspartam telah
diatur kembali melalui SNI 01-6993-2004 bahwa kadar maksimum aspartam
dalam minuman ringan adalah 600 mg/kg (ppm).
Penggunaan aspartam diperbolehkan dalam minuman ringan namun
kadarnya tidak boleh melebihi 600 ppm. Minuman serbuk yang beredar di kota
Palu yang menggunakan aspartam sebagai pemanis dapat dilihat pada komposisi
kemasannya.
Penjaminan mutu dan keamanan penggunaan aspartam pada minuman
serbuk dilakukan pemerintah dengan pengawasan tehadap produk tersebut melalui
pengawasan pre market dan post market. Pengawasan pre market bertujuan untuk
mengetahui keamanan produk sebelum dipasarkan sedangkan pengawasan post
market bertujuan untuk melihat konsistensi dan kepatuhan produsen.
Sesuai hasil survei dan wawancara dengan pihak terkait diketahui bahwa
tidak semua minuman serbuk yang beredar di kota Palu telah dilakukan
pengawasan post market (penelitian) mengenai kandungan aspartam. Penelitian
hanya dilakukan satu kali dalam setahun karena keterbatasan dana dan tenaga
sedangkan produsen dapat memproduksi lebih dari satu kali setahun, informasi
dapat dilihat melalui pengamatan pada kode produksi yang tertera pada kemasan.
Pemerintah melakukan penarikan semua produk minuman serbuk sesuai
dengan nomor kode produksi apabila dalam pengawasan post market (penelitian)
ditemukan penggunaan aspartam melebihi 600 ppm.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pemanis Buatan3,4,5,6,7
Zat pemanis berfungsi untuk penambah rasa manis pada makanan dan
minuman. Zat pemanis dikelompokkan menjadi dua, yaitu bahan pemanis
alami dan sintesis. Zat pemanis alami berfungsi juga sebagai sumber energi,
jika kita mengonsumsi pemanis alami secara berlebihan kita akan
mengalami resiko kegemukan. Adapun pemanis buatan atau sintetik tidak
dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai energi.
Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan
pemanis alami, walaupun pemanis buatan memiliki kelebihan dibandingkan
pemanis alami tetap perlu menghindari konsumsi yang berlebihan karena
dapat memberikan efek samping bagi kesehatan.
Pemanis buatan merupakan zat sintetik yang menawarkan rasa manis
gula dengan jumlah kalori yang lebih sedikit. Pemanis sintetik merupakan
zat yang dapat menimbulkan rasa manis atau dapat membantu mempertajam
penerimaan terhadap rasa manis tersebut, sedangkan kalori yang
dihasilkannya jauh lebih rendah daripada gula. Pemanis buatan, jauh lebih
manis dibandingkan gula. Karena itu, jumlah yang diperlukan juga lebih
sedikit. Produk-produk yang dibuat dengan pemanis buatan mengandung
kalori yang lebih rendah dibandingkan produk yang dibuat dengan gula.
Karena itu, pemanis buatan seringkali digunakan sebagai bagian dari diet
untuk menurunkan atau mengontrol berat badan.
Pengidap diabetes juga bisa menggunakan jenis pemanis ini karena bisa
memaniskan makanan tanpa menaikkan kadar gula darah. Tapi, bukan
berarti anda bisa mengonsumsi makanan sesuka hati. Beberapa produk yang
mengandung pemanis buatan, seperti yogurt bebas gula, masih bisa
mempengaruhi kadar gula karena kandungan karbohidrat dan protein di
dalamnya.
Beberapa
makanan
dengan
label
'bebas
gula',
kemungkinan
penggunannya.
Beberapa
jenis
pemanis
buatan
yang
diijinkan
dimethylbutyl)-L--aspartyl]-L-phenylalanine
1-methyl
ester
10
kalium,
dan
natrium
sakarin
dengan
rumus
kimia
11
12
2.2
13
14
Dewasa ini aspartam telah ada dalam berbagai bentuk, seperti cair,
granular, enkapsulasi dan juga tepung sehingga dapat digunakan dalam
berbagai bentuk dan jenis makanan maupun minuman. Bentuk enkapsulasi
bersifat tahan panas sehingga dapat digunakan untuk produk-produk yang
memerlukan suhu tinggi dalam pembuatannya.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 722
tahun 1988, Aspartam dan siklamat merupakan pemanis buatan yang
diizinkan untuk digunakan dalam pembuatan produk makanan. Berdasarkan
SNI 01-6993-2004, dan telah ditetapkan kadar maksimum aspartam dalam
minuman ringan adalah 600 mg/kg (ppm), dan Acceptable Daily Intake
(ADI) untuk aspartam adalah 50 mg/kg berat badan dengan nilai kalori 4
kkal/g atau setara dengan 1,67 kJ/g.
Keunggulan aspartam yaitu mempunyai energi yang sangat rendah,
mempunyai cita rasa manis mirip gula, tanpa rasa pahit, tidak merusak gigi,
menguatkan cita rasa buah-buahan pada makanan dan minuman, dapat
digunakan sebagai pemanis pada makanan atau minuman pada penderita
diabetes.
Aspartam digunakan dalam pemanis di meja dalam campuran kering
ramuan minuman dan dalam makanan yang diproses tanpa penggunaan
panas. Senyawa ini mengalami metabolisme dalam tubuh menjadi
fenilalanina, asam aspartat dan methanol. Faktor pembatas utama dalam
penggunaan aspartam ialah ketidakstabilannya terhadap panas.
15
karena
memiliki
"kelainan
bawaan"
dalam
hal
2.4
16
17
18
2.
3.
4.
19
1.
Solvent reservoit
Sesuai
dengan
namanya,
menampung fase gerak yang akan dialirkan kedalam kolom dengan bantuan
pompa. Solven reservoir biasanya terbuat dari gelas dengan volume yang
bervariasi bergantung dari jumlah atau volume fase gerak yang dibutuhkan,
untuk analisis yang sederhana yaitu cara analisis isokratik yang berarti dari
awal sampai akhir analisis komposisi fase gerak adalah sama cukup
diperlukan satu solven reservoir, sedangkan untuk analisis gradient yaitu
analisis yang memerlukan perubahan komposisi fase gerak, maka
diperlukan solven reservoir lebih dari satu bergantung pada jumlah
komposisi fase geraknya.
2.
Pompa
Fungsi pompa untuk mendorong fase gerak masuk kedalam kolom.
Tekanan pompa yang diperlukan harus cukup tinggi .karena kolom KCKT
berisi partikel partikel yang sangat kecil, pada dasarnya pompa KCKT
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
3.
1.
2.
3.
4.
5.
Injektor
20
Fungsi
untuk
2.
3.
4.
4.
Mudah digunakan
Kolom
Kolom pada sistem Kromatografi cair kinerja tinggi merupakan jantung
dari sistem tersebut, karena didalam kolomlah terjadi pemisahan komponen
komponen cuplikan, berhasil tidaknya suatu analisis tergantung kolom
yang digunakan, bagian penting yang ada pada kolom adalah pipa kolom
dan isi atau partikel yang berada didalam kolom yang disebut sebagai fasa
diam.
Penggunaan kolom haruslah secara berhati-hati supaya kolom dapat
berumur panjang gunakan kolom pengaman yang dipasang sebelum kolom
analitik , kolom pengaman ini berisi kemasan yang sama dengan kolom
analitik, namun dengan ukuran kolom lebih pendek dengan ukuran partikel
lebih besar, kolom umumnya terbuat dari stainlesteel dan biasanya
dioperasikan pada temperature kamar. Kolom setelah selesai digunakan
harus selalu dicuci tujuannya untuk menghilangkan pengotor pengotor
yang berasal dari cuplikan, selain itu perlu diperhatikan tentang
penyimpanan kolom yang tidak digunakan lagi tapi masih mempunyai
21
kondisi yang baik harus disimpan sebaik baiknya dengan cara kolom
dimasukkan dalam solven organik atau air disesuaikan dengan jenis
kolomnya dan dijaga jangan sampai kering supaya kinerja kolom tidak
terganggu, selain penyimpanan yang baik kolom harus dihindarkan dari
goncangan dan suhu yang tinggi.
5.
Detektor
Fungsi detektor dalam kromatografi cair kinerja tinggi adalah untuk
mendeteksi komponen komponen cuplikan hasil pemisahan kolom secara
kualitatif dan kuantitatif
KCKT yang baik harus mempunyai sensivitas yang cukup tinggi atau
mempunyai limit deteksi yang sangat kecil, sehingga dapat memberikan
perubahan sinyal yang besar pada perubahan konsentrasi komponen
cuplikan yang kecil. Detektor yang sensitive akan sangat membantu analisis
kuantitatif maupun kualitatif terutama untuk trace analysis
6.
Rekorder/Pencatatan
Sistem kromatografi cair kinerja tinggi memerlukan rekorder sebagai
sistem pencatatan yang berkualitas baik dan mampu menampilkan
kromatogram dengan jelas, tepat dan cukup peka.Alat tersebut harus mampu
menampilkan puncak puncak kromatogram dengan jelas dan tidak
terganggu dengan nois listrik.
Perkembangan alat
22
3.
4.
5.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
24
3.2
3.3
25
3.4
26
berikut:
Kolom
Fase gerak
Laju aliran
: 1,2 mL/menit
Detektor
Volume Penyuntikan : 20 L
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
28
Penelitian
ini
mengambil
sampel
minuman
serbuk
yang
373535
Waktu retensi
(menit)
5,158
15,1532
644688
5,172
30,3064
1283003
5,204
45,4596
1948505
5,176
60,6128
2564015
5,153
Luas Puncak
75,7660
3251903
5,111
Tabel 4.2 Hasil Analisis Kualitatif Pemanis Aspartam pada Minuman Serbuk
yang Beredar di Kota Palu
Kode Sampel
A1
5,284
A2
5,321
29
Tabel 4.3
A3
5,282
B1
5,302
B2
5,304
B3
5,312
C1
5,318
C2
5,304
C3
5,318
Kode
Sampel
Bobot
Sampel (g)
Fp
Area
Kadar
Pengulangan
(ppm)
A1
2,7779
1250
458183
325,68
A2
2,6540
1250
443722
329,62
A3
B1
2,5678
2,8424
1250
1250
437213
494914
335,45
197,14
B2
2,2856
1250
377186
184,66
B3
C1
2,7711
2,5269
1250
1250
472636
499857
192,72
313,70
C2
2,5743
1250
517025
318,95
C3
2,7711
1250
514989
295,08
Keterangan
Kadar
Ratarata
(ppm)
Ket
330,57
MS
190,90
MS
316,32
MS
Fp : Faktor pengenceran
MS : Memenuhi Syarat (sesuai dengan persyaratan SNI 01-6993-2004)
30
4.2
Pembahasan
Penelitian ini menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT), dimana fase diam adalah oktadesilsilan sedangkan fase gerak
adalah dapar natrium dihidrogen fosfat dan asetonitril, didasarkan pada
metode analisis yang umum digunakan untuk penetapan kadar aspartam
dalam sediaan pemanis buatan secara KCKT.
Fase gerak yang terdiri dari dapar fosfat dan asetonitril memberikan
hasil uji yang optimal dalam analisis aspartam karena selain dapat
melarutkan
aspartam,
tidak
merusak
kolom
juga
menghasilkan
kromatogram yang baik. Larutan baku atau baku pembanding dibuat sebagai
pembanding sampel dan untuk mengetahui area kerja dimana dari baku
induk, dibuat baku inter dan baku seri yang datanya akan dimasukkan dalam
kurva kalibrasi sehingga terbentuk area kerja. Pada pembuatan larutan uji,
dilakukan pengenceran terhadap sampel karena terdapat bias yang terlalu
jauh antara sampel dan baku seri sehingga tujuan dari pengenceran tersebut
agar larutan uji masuk di area kerja.
Prinsip dasar dari penelitian ini adalah aspartam sebagai analit, larut
dalam fase gerak yang di bawa oleh pompa dan memasuki kolom, kemudian
dengan adanya perbedaan kecepatan migrasi komponen komponen yang
masuk ke dalam kolom maka terjadi pemisahan yang kemudian akan
dideteksi oleh detector dan dikirim ke rekorder untuk memperoleh hasil
dalam bentuk kromatogram.
31
32
pada
umumnya.
Bagi
penderita
penyakit
keturunan
yang
33
negative
diantaranya
memicu
gangguan
jaringan
otak
manusia,
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis kadar pemanis aspartam pada minuman serbuk
yang berear di kota Palu dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi,
dapat disimpulkan bahwa :
34
1. Kadar pemanis aspartam rata rata pada sampel A adalah 330,57 ppm,
sampel B adalah 190,90 ppm dan sampel C adalah 316,32 ppm.
2. Kadar pemanis aspartam pada sampel minuman serbuk yang beredar di
kota Palu memenuhi syarat sesuai SNI 01-6993-2004.
5.2 Saran
1.
2.
Pemerintah
dalam
hal
ini
Balai
POM
berkewajiban
untuk
35