Professional Documents
Culture Documents
PSIKOLOGIS (DEPRESI)
A.
Latar Belakang
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan
upayapemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai
masa tua yang sehat, bahagia,berdaya guna dan produktif.
keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya
pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa
tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif.proses menua yang
dialami oleh lansia menyebabkan mereka mengalami berbagai perasan
sedih,cemas,kesepian, dan mudah tersinggung dan depresi. Jika lansia
mengaklami gangguan tersebut maka kondisi tersebut dapat menggangu
kegiatan sehari-hari lansia.mencegah dan merawat lansia dengan masalah
tersebut adalah hal yang sangat penting dlamupaya mendorong lansia
bahagia sejahtera di dalamkeluarga serta masyarakat.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
C.
Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
D.
Manfaat
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
mengenai lansia beserta bagian-bagian penting dan asuhan keperawatan
lansia dengan depresi. Dengan penyusunan makalah ini, juga diharapkan
dapat menjadi acuan untuk lebih mengetahui apa yang menjadi tujuan
penyusunan makalah ini.
E.
Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah asuhan keperawatan lansia dengan
depresi penulis menggunakan metode study pustaka, pengetikan dan
pengeditan serta browsing internet.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
A.
1.
Pengertian lansia
Menurut organisasi kesehatan adalah usia pertengahan (midlle
age) kelompok usia45-70 tahun usia lanjut (elders) antara 60-70 tahun
usia tua (old) antara 75-90thn usia dangat tua(very old) diatas 90
tahun.
Menurut prof koesmoto setyonegoro lanjut usia adalah orang
yg berumur 65 tahun keatas. Sebenarnya lanjut usia adalah suatu
proses alami yang tidakapat ditentukan oleh tuhan yang maha esa
(wahyudi nugroho,2000)
2. Batasan-batasan Lansia
World
Health
Organization
(WHO)
1.
Pengertian
Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tak
terhindarkan dengan karakteristik menurunnya interaksi antara lansia
dengan orang lain di sekitarnya. Individu diberi kesempatan untuk
mempersiapkan dirinya menghadapi ketidamampuan dan bahkan
kematia (Cox, 1984).
2.
sebagai
akibat
pencemaran
lingkungan
akan
imunlogi,
perubahan
jaringan
getah
bening
Tahap
III
Tahap inisiatip
Tahap
V
Tahap
VI
Tahap
VII
Tahap VIII
Demikian juga dengan teori Developmental Task yang
dikemukakan Havighurst (1972) bahwa masing-masing
individu melalui tahap-tahap perkembangan secara spesifik
dan terjadi variasi/perbedaan antara individu satu dengan
lainnya.
Tahap perkembangan ini harus dilalui dengan baik sehingga individu akan
merasakan kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup.
Peran Perawat pada klien lansia sesuai Proses Penuaan.
jumlah udara pernafasan yang masuk keparu mengalami penurunan, kalau pada
pernafasan yang tenang kira kira 500 ml.
4)
5)
Sistem persyarafan.
1)
2)
3)
4)
pencium & perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya
ketahanan terhadap dingin.
Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia.
1. Penglihatan
1) Kornea lebih berbentuk skeris.
2) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
3) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).
4)
tubulus
berkurang
akibatnya
kurangnya
kemampuan
4. Atropi vulva.
5. Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga
permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya
lebih alkali terhadap perubahan warna.
6. Daya sexual, Frekwensi sexsual intercouse cendrung menurun tapi
kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus.
Sistem endokrin / metabolik pada lansia.
1. Produksi hampir semua hormon menurun.
2. Fungsi paratiroid dan sekesinya tak berubah.
3. Pituitary, Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di
pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan
LH.
4. Menurunnya aktivitas tiriod BMR turun dan menurunnya daya
pertukaran zat.
5. Menurunnya produksi aldosteron.
6. Menurunnya sekresi hormon bonads : progesteron, estrogen, testosteron.
7. Defisiensi hormonall dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari
sumsum tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa
(stess).
Perubahan sistem pencernaan pada usia lanjut.
Perubahan kepribadian yang drastis keadaan ini jarang terjadi lebih sering
berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin oleh
karena faktor lain seperti penyakit-penyakit.
Kenangan (memory) ada dua; 1) kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai
berhari-hari yang lalu, mencakup beberapa perubahan, 2) Kenangan jangka
pendek atau seketika (0-10 menit), kenangan buruk.
Intelegentia Quation; 1) tidakberubah dengan informasi matematika dan
perkataan verbal, 2) berkurangnya penampilan,persepsi dan keterampilan
psikomotorterjadi perubahan pada daya membayangkan, karena tekanantekanan dari faktro waktu.
1. Perubahan Spiritual
Agama
atau
kepercayaan
makin
terintegarsi
dalam
kehidupannya
1. B.
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen
psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta
komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan
darah dan denyut nadi sedikit menurun.
Depresi adalah suatu kesedihan atau perasaan duka yang berkepanjangan dapat
digunakan untuk menunjukan berbagai fenomena, tanda, gejala, sindrom,
keadaan emosional, reaksi penyakit/ klinik.(stuart dan sundeer,1998)
dan
ketegangan
peran
telah
dilaporkan
mempengaruhi
Diantra
obat-obatan
termasuk
tersebut
terdapat
obat
1. Ciri-Ciri Depresi
Ciri-ciri tiga macam depresi (Tumlahaye,1998).
Kehilangan
semangatPatah
(ringan)
(serius)
Mental
semangat
Kritik
diri
Ragu-ragu
sendiri
Kemurkaan
Kemarahan
Kasihan diri
Kehilangan
Penolakan
diri
sendiri
sendiri
Kepahitan
Kasihan diri sendiri
nafsu
makan
Kelesuan
Pengungsian diri
Fisik
Kecemasan
Kepasifan
sulit
Kesedihan
Mudah tersinggung
kesepian
Skizophegenia
Penderita
Keadaan tertinggal
Kemarahan
akan
sabda-sabda tuhan
tuhan
nasehat
Mengeluh
terhadap tuhan
Tidak
terhadap tuhan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN DEPRESI
1. A.
Pengkajian
1. Identitas diri klien
2. Struktur keluarga : Genoogram
percaya
3. Riwayat Keluarga
4. Riwayat Penyakit Klien
Kaji ulang riwayat klien dan pemeriksaan fisik untuk adanya tanda dan gejala
karakteristik yang berkaitan dengan gangguan tertentu yang didiagnosis.
1. Kaji adanya depresi.
2. Singkirkan kemungkinan adanya depresi dengan scrining yang tepat,
seperti geriatric depresion scale.
3. Ajukan pertanyaan-pertanyaan pengkajian keperawatan
4. Wawancarai klien, pemberi asuhan atau keluarga.
1. Perilaku.
Bagaimana kemampuan klien mengurus diri sendiri dan melakukan
aktivitas hidup sehari-hari?
Apakah klien menunjukkan perilaku yang tidak dapat diterima secara
sosial?
Apakah klien sering mengluyur danmondarmandir?
Apakah
ia
menunjukkan
perseveration phenomena?
sundown
sindrom
atau
1. Afek
Labilitas emosi?
Depresi atauapatis?
lritabilitas?
Curiga?
Tidak berdaya?
Frustasi?
1. Respon kognitif
Bagaimana tingakat orientasi klien?
Apakah klien mengalamikehilangan ingatan tentang halhal yang baru
saja atau yang sudah lamaterjadi?
Sulit mengatasi masalah, mengorganisasikan atau mengabstrakan?
Kurang mampu membuat penilaian?
Terbukti mengalami afasia, agnosia, atau,apraksia?
Klasifikasi Data
o Data Subyektif
1. Lansia Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.
2. Sering mengemukakan keluhan somatic seperti ; nyeri abdomen dan
dada, anoreksia, sakit punggung,pusing.
3. Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan
hidup, merasa putus asa dan cenderung bunuh diri.
4. Pasien mudah tersinggung dan ketidakmampuan untuk konsentrasi.
Data Obyektif
1. Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk
dengan sikap yang merosot.
2. Ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan langkah yang
diseret.
3. Kadang-kadang dapat terjadi stupor.
4. Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering
menangis.
5. Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya kosong, konsentrasi
terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak
mempunyai daya khayal.
Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak
masuk akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi. Kadangkadang pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah
tersinggung (irritable) dan tidak suka diganggu. Pada pasien depresi juga
mengalami kebersihan diri kurang dan keterbelakangan psikomotor.
1. B.
Diagnosa Keperawatan
1. Mencederai diri berhubungan dengan depresi.
2. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping
maladaptif.
1. C.
DX I
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam lansia tidak
mencederai diri.
Kriteria Hasil:
1. Lansia dapat mengungkapkan perasaanya.
2. Lansia tampak lebih bahagia.
3. Lansia sudah bisa tersenyum ikhlas.
Intervensi
1. Bina hubungan saling percaya dengan lansia.
Rasional : hubungan saling percaya dapat mempermudah dalam mencari datadata tentang lansia.
1. Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap empati
dan Dengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar empati dan lebih
banyak memakai bahasa non verbal. Misalnya: memberikan sentuhan,
anggukan.
Rasional : Dengan sikap sabar dan empati lansia akan merasa lebih diperhatikan
dan berguna.
1. Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri. Jauhkan
dan simpan alat-alat yang dapat digunakan olch pasien untuk mencederai
dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan terkunci.
Rasional : Meminimalkan terjadinya perilaku mencederai diri
Intervensi :
1. Klien dapat meningkatkan harga diri
Tindakan:
1. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.
1. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping
minum obat).
Rasional : Untuk memberi pemahaman kepada lansia tentang obat
1. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat,
dosis, cara, waktu).
Rasional : Prinsip 5 benar dapat memaksimalkan fungsi obat secara efektif
1. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.
Rasional : Menambah pengetahuan lansia tentang efek efek samping obat.
1. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.
Rasional : Lansia merasa dirinya lebih berharga
Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang
pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi
sesuai dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila
keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai
realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
POHON MASALAH
Resiko mencederai diri
Akibat
mampu
mengutarakan
pendapat
dan
lambat
dengan
diseret.Kadang-kadang
langkah
yang
terjadi
stupor.
dapat
berpikir
terlambat,
seolah-olah
terdapat
perasaan
bersalah
yang
(hostility),
mudah
tersinggung
Obyektif
nampak
sedih,
mudah
marah,
sabar
pemyataan
empati
pasien
dan
dengan
lebih
banyak
singkat,
sederhana
dan
mudah
adanya
tanpa
dimengerti
6. Terima
pasien
apa
Data
Obyektifrongan
mengungkapkan
untuk
perasaannya
dan
mengatasi
sedih/menyakitkan
perasaan
pasien
mencari
berbagai
alternatif koping.
5. Beri Data Obyektifrongan kepada pasien
untuk memilih koping yang paling tepat
dan dapat diterima
6. Beri Data Obyektifrongan kepada pasien
untuk mencoba koping yang telah dipilih
7. Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif
lain dalam menyelesaikan masalah.
3. Klien terlindung dari perilaku mencederai diri
1. Tindakan:
1. Pantau
dengan
seksama
resiko
bunuh
mengidentifikasi
sumber-sumber
dan
manfaatkan
sumber-sumber
pelayanan
kesehatan,
kelompok
masa
lalu,
aktivitas
1. Tindakan:
1. Diskusikan
tentang
Obyektifsis,
obat
frekuensi,
(nama,
efek
dan
Data
efek
(benar
pasien,
obat,
Data
reinforcement
positif
bila
KEPERAWATAN
1.
PADA
KLIEN
Konsep
a.
DENGAN
DEPRESI
Dasar
Kasus
Pengertian
kegairahan
hidup.
(Hawari,
2001,
hal.
19)
Depresi adalah suatu mood sedih (disforia) yang berlangsung lebih dari empat
minggu, yang disertai perilaku dari perubahan tidur, gangguan konsentrasi,
iritabilitas, sangat cemas, kurang bersemangat, sering menangis, waspada
belebihan, pesimis, merasa tidak berharga, dan mengantisipasi kegagalan.
(DSM-IV-TR,
2000
dalam
Videback,
2008,
hal.388)
Depresi adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih
dan berduka berlebihan dan berkepanjangan. (Purwaningsih, 2009, hal.130)
Depresi adalah keadaan emosional yang ditandai dengan kesedihan, berkecil
hati, perasaan bersalah, penurunan harga diri, ketidakberdayaan dan
keputusasaan.
(Isaacs,
2004,
hal.121)
yang
terjadi
Rentang
adaptif
akibat
kesedihan
Respon
Respon
yang
panjang.
Emosional
Maladaptif
Responsif
Reaksi
Kepekaan
emosional
Supresi
Reaksi
kehilangan
yang
Mania/Depresi
kehilangan
wajar
yang
berkepanjangan
Reaksi
Emosi
Adaptif
Merupakan reaksi emosi yang umum dari seseorang terhadap rangsangan yang
diterima dan berlangsung singkat. Ada dua macam reaksi adaptif :
a)
Respon
emosi
yang
responsive
Keadaan individu yang terbuka dan sadar akan perasaannya. Pada rentang ini
individu
dapat
b)
berpartisipasi
Reaksi
dengan
dunia
kehilangan
eksternal
dan
internal.
yang
wajar
Merupakan posisi rentang yang normal dialami oleh individu yang mengalami
kehilangan. Pada rentang ini individu menghadapi realita dari kehilangan dan
mengalami proses kehilangan, misalnya bersedih, berhenti kegiatan sehari-hari,
takut
pada
diri
2)
sendiri,
berlangsung
Reaksi
tidak
Emosi
lama.
Maladaptif
Merupakan reaksi emosi yang sudah merupakan gangguan, respon ini dapat
dibagi
tingkatan,
yaitu
a)
Supresi
semua
Reaksi
aspek
perasaanya
kehilangan
terhadap
yang
lingkungan.
memanjang
bermusuhan,
sedih
berlebihan,
c)
rendah
diri.
Mania/Depresi
Merupakan respon emosional yang berat dan dapat dikenal melalui intensitas
dan
pengaruhnya
terhadap
fisik
individu
dan
fungsi
social.
c.
Patopsikologi
Penyebab
Terjadinya
Depresi
Penyebab utama depresi pada umumnya adalah rasa kecewa dan kehilangan.
Tak ada orang yang mengalami depresi bila kenyataan hidupnya sesuai dengan
keinginan
dan
harapannya.
a)
Kekecewaan
keputusasaan.
Kurang
Rasa
Harga
Diri
Ciri-ciri universal yang lain dari orang depresi adalah kurangnya rasa harga diri,
sayangnya kekurangan ini cenderung dilebih-lebihkan menjadi ekstrim, karena
harapan-harapan yang realistis membuat dia tidak mampu merestor dirinya
sendiri, hal ini memang benar khususnya pada individu yang ingin segalanya
sempurna yang tak pernah puas dengan prestasi yang dicapainya.
c)
Perbandingan
yang
Tidak
Adil
Setiap kali kita membandingkan diri dengan seseorang yang mempunyai nilai
lebih baik dari kita dimana kita merasa kurang dan tidak bisa sebaik dia maka
depresi
mungkin
terjadi.
d)
Penyakit
Beberapa faktor yang dapat mecetuskan depresi adalah organic contoh individu
yang mempunyai penyakit kronis kanker payudara dapat menyebabkan depresi.
e)
Orang
Aktivitas
yang
Mental
produktif
dan
aktif
yang
sering
Berlebihan
menyebabkan
f)
depresi
Penolakan
Setiap manusia butuh akan rasa cinta, jika kebutuhan akan rasa cinta itu tak
terpenuhi
maka
terjadilah
depresi.
(Anonymous,
2004).
kronis
Kematian
adalah
orang
yang
:
dicintai
kanker,
sakit
Parkinson)
c) Pengalaman satu atau lebih kejadian yang memicu (krisis dalam manajemen
penyakit, krisis berhubungan dengan stase perkembangan, kehilangan
kesempatan yang dapat meningkatkan perkembangan, norma social atau
personal)
d) Ketergantungan tak henti pada pelayanan kesehatan dengan mengingat
kehilangan.
2)
Gejala
Klinis
Depresi
Menurut Hawari (2001) secara lengkap gejala klinis depresi adalah sebagai
berikut
a) Aspek disforik, yaitu perasaan murung, sedih, gairah hidup menurun, tidak
semangat,
b)
c)
merasa
Perasaan
Nafsu
bersalah,
tidak
berdosa,
makan
berdaya.
penyesalan.
menurun
d)
Berat
e)
badan
Konsentrasi
dan
menurun
daya
ingat
menurun
menurun,
i)
Gangguan
j)
Pikiran-pikiran
3)
produktivitas
juga
seksual
tentang
(libido
kematian,
Tingkat
a)
bunuh
menurun.
menurun)
diri.
Depresi
Depresi
Ringan
dan
rasa
b)
(1)
tidak
Depresi
Afek
murung,
cemas,
nyaman.
Sedang
kesal,
marah,
menangis.
komunikasi
non
verbal
meningkat.
verbal
meningkat.
(4) Partisipasi social : menarik diri, tak mau bekerja/ sekolah, mudah
tersinggung
c)
Depresi
Berat
Gangguan
proses
piker
(3) Sensasi somatic dan aktivitas motorik : diam dalam waktu lama, tiba-tiba
hiperaktif, kurang merawat diri, tak mau makan dan minum, menarik diri, tidak
peduli
dengan
d.
lingkungan.
Penatalaksanaan
Depresi
Menurut Tomb (2003, hal. 61), semua pasien depresi harus mendapatkan
psikoterapi, dan beberapa memerlukan tambahan terapi fisik. Kebutuhan terapi
khusus bergantung pada diagnosis, berat penyakit, umur pasien, respon terhadap
terapi
sebelumnya.
1)
Terapi
Psikologik
mayor
yang
mengalami
remisi
tetapi
mempunyai
konflik.
Terapi Kognitif Perilaku dapat sangat bermanfaat pada pasien depresi sedang
dan ringan. Diyakini oleh sebagian orang sebagai ketidak berdayaan yang
dipelajari, depresi diterapi dengan memberikan pasien latihan keterampilan
dan memberikan pengalaman-pengalaman sukses. Dari perspektif kognitif,
pasien dilatih untuk mengenal dan menghilangkan pikiran-pikiran negative dan
harapan-harapan
negative.
Terapi
ini
mencegah
kekambuhan.
Deprivasi tidur parsial (bangun dipertengahan malam dan tetap terjaga sampai
malam berikutnya), dapat membantu mengurangi gejala-gejala depresi mayor
mekanisme
biologis
2)
yang
belum
dimengerti
dengan
Terapi
baik.
Fisik
Semua depresi mayor dan depresi kronis atau depresi minor yangtidak membaik
membutuhkan antidepresan (70%-80% pasien berespon terhadap antidepresan),
meskipun yang mencetuskan jelas terlihat atau dapat diidentifikasi. Mulailah
dengan SSRI atau salah satu anti depresan terbaru. Apabila tidak berhasil,
pertimbangkan antidepresan trisiklik, atao MAOI (terutama pada depresi
atipikal) atau kombinasi beberapa obat yang efektif bila obat yang ertama
tidak berhasil. Waspadalah terhadap efek samping dan bahwa antidepresan
dapat mencetuskan episode manic pada beberapa pasien bipolar (10% dengan
TCA, dengan SSRI lebih rendah, tetapi semua konsep tentang presipitasi
manic masih diperdebatkan). Setelah sembuh dari depresi pertama, obat
dipertahankan untuk beberapa bulan, kemudian diturunkan, meskipun demikian
pada beberapa pasien setelah satu atau lebih kekambuhan, membutuhkan obat
rumatan untuk periode panjang. Anitdepresan saja (tunggal) tidak dapat
mengobati
depresi
psikosis
unipolar.
Litium efektif dalam membuat remisi gangguan bipolar, mania dan mungkin
bermanfaat dalam pengobatan depresi bipolar akut dan beberapa depresi
unipolar. Obat ini cukup efektif pada bipolar serta untuk mempertahankan
remisi dan begitu pula pada pasien unipolar. Antikonvulsan juga tampaknya
sama baik dengan litium untuk mengobati kondisi akut, meskipun kurang
efektif untuk rumatan. Antidepresan dan litium dapat dimulai secara bersamasama dan litium diteruskan setelah remisi. Psikotik, paranoid atau pasien sangat
agitasi membutuhkan antipsikotik, tunggal atau bersama-sama dengan
antidepresan, litiun atau ECT- antidepresan antipikal yang baru saja terlihat
efektif.
ECT
mungkin
merupakan
terapi
terpilih
a) Bila obat tidak berhasil setelah satu atau lebih dari 6 minggu pengobatan,
b) Bila kondisi pasien menuntut remisi segera (missal, bunuh diri yang akut)
c)
Pada
beberapa
depresi
psikotik
d) Pada pasien yang tidak dapat mentoleransi obat (missal, pasien tua yang
berpenyakit
jantung).
Lebig
dari
90%
pasien
memberikan
respons.
Pengkajian
1)
Faktor
a)
Predisposisi
Faktor
Genetik
Teori
Agresi
Berbalik
pada
Diri
Sendiri
diri
sendiri.
Teori
Kehilangan
Individu
d)
tidak
berdaya
mengatsi
Teori
kehilangan.
Kepribadian
depresi
e)
atau
Teori
mania.
Kognitif
Teori
Belajar
Ketidakberdayaan
tidak
berupaya
mengembangkan
g)
respon
yang
Model
adaptif.
Prilaku
dengan
h)
lingkungan.
Model
Biologis
tidak
berfungsi
2)
endokrin
dan
hipersekresi
Faktor
kortisol.
Presipitasi
kehilangan
Perilaku
dan
pekerjaan.
Mekanisme
Koping
b.
1)
Analisa
Data
Data
Subyektif
2)
Data
Obyektif
Klien tampak sedih, murung lambat, lemah, lesu, tidak bergairah, cemas dan
marah.
c.
Daftar
1)
Sedih
2)
3)
masalah
Harga
Koping
kronis
diri
individu
rendah
tidak
efektif
Koping
d.
e.
keluarga
tidak
Pohon
Diagnosa
efektif
Masalah
Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang umum muncul pada klien dengan gangguan alam
perasaan
(depresi),
1)
yaitu
Sedih
2)
kronis
Harga
3)
diri
Koping
individu
rendah
tidak
efektif
Deficit
Resiko
perawatan
gangguan
7)
Gangguan
8)
Koping
f.
pola
EVALUASI
Gangguan
alam
tidak
perasaan:
mengalami
melemah
Keperawatan
TUJUAN
Kriteria
INTERVENSI/IMPLEMENTASI
Sedih
gangguan
Kronis
alam
TUK
Klien
nutrisi
istirahat/tidur
Tindakan
DIAGNOSA
KRITERIA
kebutuhan
keluarga
Rencana
TGL/JAM
Klien
pemenuhan
diri
TUM
perasaan
1
dapat
membina
Evaluasi
hubungan
saling
percaya.
Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau
berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau duduk
berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi 1.
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik
a.
Sapa
b.
:
klien
dengan
nama
baik
Perkenalkan
verbal
maupun
diri
non
dengan
verbal.
sopan.
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
d.
Jelaskan
e.
f.
tujuan
Jujur
Tunjukkan
dan
sikap
empati
pertemuan
menepati
dan
menerima
klien
janji
apa
adanya.
Klien
dapat
mengungkapkan
Kriteria
perasaanya.
evaluasi
apa
yang
dirasakan
pasien.
Bicarakan
hal-hal
yang
nyata
dengan
TUK
Klien
klien.
3
dapat
menggunakan
Kriteria
koping
evaluasi
adaptif
perasaan
kesal,
sedih,
dan
tidak
menyenangkan
Bersama
pasien
mencari
berbagai
alternatif
koping.
5. Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan
dapat
diterima
6. Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih
7. Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah.
TUK
Klien
terlindung
dari
perilaku
Kriteria
mencederai
evaluasi
diri.
:
Sikap klien tampak tenang dan dapat mengontrol emosinya. 1. Tempatkan klien
di tempat yang tenang, tidak banayak rangsangan, tidak banyak terdapat
peralatan.
2. Jauhkan dan simpan alat-alat yang dapat digunakan oleh pasien untuk
mencederai
dirinya
di
tempat
yang
amana
dan
terkunci.
Klien
dapat
melakukan
Kriteria
kegiatan
evaluasi
terarah
:
dll.
2. Beri kegiatan individual sederhana yang dapat dilaksanakan dengan baik oleh
klien.
3.
Berikan
4.
Bantu
5.
Beri
kegiatan
yang
klien
reinforcement
tidak
dalam
memerlukan
melaksanakan
atas
keberhasilan
kompetisi.
kegiatan.
pasien.
TUK
Klien
terpenuhi
kebutuhan
Kriteria
nutrinya.
evaluasi
dan
minum
bagi
kesehatan.
2. Ajak klien makan makanan yang telah disediakan, temani selama makan.
3. Ingatkan klien untuk minum setengah jam sekali sebanyak 100 cc.
4.
Sediakan
makanan
TUK
TKTP,
Klien
terpenuhi
mudah
cerna.
TUK
kebutuhan
Kriteria
tidur
7
dan
istirahatnya.
Evaluasi
Konjungtiva tidak pucat, klien tidak terbangun pada malam hari, klien tidak
mengeluhkan
1.
2.
susah
tidur
Diskusikan
Anjurkan
pentingnya
klien
untuk
dan
wajah
istirahat
tidur
pada
tampak
bagi
jam-jam
segar.
kesehatan
istirahat.
TUK
Klien
terpenuhi
kebersihan
dirinya
Kriteria
Evaluasi
Klien tampak rapi dan bersih, klien dapat berpakaian mandiri, dan dapat
toileting
sendiri.
1.
Diskusikan
manfaat
kebersihan
bagi
kesehatan.
2.
Bombing
dalam
3.
kebersihan
diri
(mandi,
Bimbing
4.
Beri
pujian
keramas,
gogok
pasien
bila
klien
gigi).
berhias
berhias
secara
wajar
TUK
Klien
dapat
memanfaatkan
obat
dengan
baik.
Kriteria
Evaluasi
a. Klien menyebutkan manfaat, kerugian, nama, warna, dosis, efek terapi dan
efek
b.
samping
Klien
mendemonstrasikankan
obat.
penggunaan
obat
dengan
benar
Pantau
Beri
pujian
klien
jika
saat
klien
penggunaan
menggunakan
obat
obat
dengan
benar
tidak
diinginkan.
DAFTAR
PUSTAKA
EGC
2005-2006.
Panduan
Diagnosa
Keperawatan.
Prima
Medika.