You are on page 1of 16

Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Permukiman Tradisional

POK

HASIL PENAJAMAN / ARAHAN PELAKSANAAN


SASARAN KEGIATAN

Tersusunnya masukan rencana dan program pembangunan fisik.


2. Tersusunnya Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada kawasan
berkarakter tradisional.
3. Teridentifikasinya bangunan-bangunan serta arsitektur tradisional sebagai
kekayaan cagar budaya.
4. Tersusunnya Desain Kawasan dan Detailed Architectural and Engineering
Design pada lokasi fisik prioritas pada kawasan permukiman tradisional
Kab/Kota
BENTUK PELAKSANAAN KEGIATAN
1.

1. Review dokumen-dokumen pengaturan terkait (RTRW, RDTR dll).


2. Menyiapkan format-format pendataan secara lengkap dan dapat
mengakomodir permasalahan lapangan.
3. Melakukan kajian dan evaluasi terhadap literatur.
4. Melakukan
kajian
dan
evaluasi
terhadap
Permukiman
Tradisional/bersejarah yang ada saat ini (eksisting), termasuk
pengelolaannya saat ini.
5. Melakukan pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dari sumber data
primer maupun sekunder sebagai bahan analisis.
6. Melakukan analisis data baik dari aspek kuantitatif maupun aspek
kualitatif yang dapat dipakai sebagai bahan untuk merumuskan masalah
sebagai dasar penyusunan Rencana Tindak Penanganan Lingkungan
Permukiman Tradisional/bersejarah.
7. Perumusan Potensi dan Masalah, berdasarkan analisa di lapangan perlu
dirumuskan potensi dan masalah yang pemecahannya dapat didekati
dengan analisis SWOT.
8. Menyusun RTBL Kawasan Tradisional yang terdiri dari:
a. Program Bangunan dan Lingkungan Kawasan Tradisional.

b. Rencana Umum dan Panduan Rancangan.


c. Rencana Investasi.
d. Ketentuan Pengendalian Rencana
e. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
9. Menyusun Rencana Tindak penataan Kawasan Tradisional yang terdiri
dari:
a. Penetapan Lokasi Prioritas
b. Desain Kawasan Tradisional lokasi prioritas
1. DAED lokasi prioritas
KELUARAN / PRODUK KEGIATAN

Menyusun RTBL Kawasan Tradisional yang terdiri dari:


a. Program Bangunan dan Lingkungan Kawasan Tradisional.
b. Rencana Umum dan Panduan Rancangan.
c. Rencana Investasi.
d. Ketentuan Pengendalian Rencana
e. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
Menyusun Rencana Tindak Penanganan Kawasan Tradisional yang
terdiri dari:
a. Penetapan Lokasi Prioritas
b. Desain Kawasan Penataan dan Revitalisasi lokasi prioritas
c. DAED lokasi prioritas
Penyajian dokumen dalam format A3
Detail Architectural Engineering Design (DAED) untuk lokasi prioritas,
yang minimal memuat:
a. Gambar perencanaan-perancangan detail
b. Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan Pekerjaan
c. Spesifikasi teknis

Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi Kawasan


POK

HASIL PENAJAMAN / ARAHAN PELAKSANAAN


SASARAN KEGIATAN

Tersusunnya masukan rencana, program, dan pengendalian


pembangunan.
2. Tersusunnya Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada kawasan
berkarakter pelestarian/revitalisasi.
3. Teridentifikasinya bangunan-bangunan serta arsitektur tradisional dan
bersejarah sebagai kekayaan cagar budaya.
Tersusunnya Desain Kawasan dan Detailed Architectural and
Engineering Design pada lokasi prioritas penataan dan revitalisasi
kawasan.
1.

BENTUK PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Review dokumen-dokumen pengaturan terkait (RTRW, RDTR, dll).
2. Menyiapkan format-format pendataan secara lengkap dan dapat
mengakomodir permasalahan lapangan.
3. Melakukan kajian dan evaluasi terhadap literatur.
4. Melakukan
kajian
dan
evaluasi
terhadap
Permukiman
Tradisional/bersejarah yang ada saat ini (eksisting), termasuk
pengelolaannya saat ini.
5. Melakukan pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dari sumber data
primer maupun sekunder sebagai bahan analisis.
6. Melakukan analisis data baik dari aspek kuantitatif maupun aspek
kualitatif yang dapat dipakai sebagai bahan untuk merumuskan masalah
sebagai dasar penyusunan Rencana Tindak Tindak Penataan dan
Revitalisasi Kawasan.
7. Perumusan Potensi dan Masalah, berdasarkan analisa di lapangan perlu
dirumuskan potensi dan masalah yang pemecahannya dapat didekati
dengan analisis SWOT.
8. Menyusun RTBL Kawasan PRK yang terdiri dari:

a.
Program Bangunan dan Lingkungan Kawasan PRK.
b.
Rencana Umum dan Panduan Rancangan.
c.
Rencana Investasi.
d.
Ketentuan Pengendalian Rencana
e.
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
9. Menyusun Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi Kawasan yang
terdiri dari:
a.
Penetapan Lokasi Prioritas
b.
Desain Kawasan Penataan dan Revitalisasi lokasi prioritas
2. DAED lokasi prioritas
KELUARAN / PRODUK KEGIATAN

Menyusun RTBL Kawasan PRK yang terdiri dari:


f. Program Bangunan dan Lingkungan Kawasan PRK.
g. Rencana Umum dan Panduan Rancangan.
h. Rencana Investasi.
i. Ketentuan Pengendalian Rencana
j. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
Menyusun Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi Kawasan yang
terdiri dari:
d. Penetapan Lokasi Prioritas
e. Desain Kawasan Penataan dan Revitalisasi lokasi prioritas
f. DAED lokasi prioritas
Penyajian dokumen dalam format A3
Detail Architectural Engineering Design (DAED) untuk lokasi prioritas,
yang minimal memuat:
d. Gambar perencanaan-perancangan detail
e. Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan Pekerjaan
f. Spesifikasi teknis

Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau


POK

HASIL PENAJAMAN / ARAHAN PELAKSANAAN


SASARAN KEGIATAN

Sasaran disusunnya Rencana Tindak Penanganan RTH adalahterpenuhinya


persyaratan minimal Ruang Terbuka Hijau sesuai dengan UU Tata Ruang No.
26 Tahun 2007 dan terwujudnya ruang-ruang kota yang lebih berkualitas,
indah, nyaman, tertata, sehat dan berkelanjutan
BENTUK PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Review
dokumen-dokumen
pengaturan
terkait
(RTRW,
RDTR,RTRK/RTK/RTBL dll).
2. Menyiapkan format-format pendataan secara lengkap dan dapat
mengakomodir permasalahan lapangan.
3. Melakukan kajian dan evaluasi terhadap literatur tentang ruang terbuka
hijau.
4. Melakukan kajian dan evaluasi terhadap perencanaan RTH yang ada
pada rencana tata ruang kota.
5. Melakukan kajian dan evaluasi terhadap penyediaan ruang terbuka hijau
yang ada saat ini (eksisting), termasuk pengelolaannya oleh pemerintah
daerah terkait.
6. Melakukan pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dari sumber data
primer maupun sekunder sebagai bahan analisis.
7. Melakukan analisis data baik dari aspek kuantitatif maupun aspek
kualitatif yang dapat dipakai sebagai bahan untuk merumuskan masalah
sebagai dasar penyusunan Rencana Tindak Penanganan Ruang Terbuka
Hijau.
8. Perumusan Potensi dan Masalah: berdasarkan analisa di lapangan perlu
dirumuskan potensi dan masalah yang pemecahannya dapat didekati
salah satunya dengan metode SWOT.
9. Menetapkan kawasan percontohan yang akan di-DED-kan.
10. Menyusun Rencana Tindak Penanganan Ruang Terbuka Hijau yang

sekurang-kurangnya terdiri dari:


a.
Rencana dan Program Ruang Terbuka Hijau di kawasan Kab/Kota
yang meliputi:

Kebutuhan RTH yang disyaratkan (berdasarkan justifikasi


tertentu).

Peta rencana ruang terbuka hijau di Kab/Kota sesuai dengan total


luasan yang disyaratkan.

Fungsi dari masing-masing ruang terbuka hijau disesuaikan


dengan kebutuhan.
b.
Panduan dan Pengendalian RTH di kawasan Kab/Kota yang
merupakan ketentuan-ketentuan tata bangunan dan rth, meliputi:

KDH (Koefisien Dasar Hijau)

KTB (koefisien tapak basement)

DHB (Daerah Hijau Bangunan)

Dan ketentuan-ketentuan lainnya.


c.
Ketentuan dan Pedoman Pengendalian Rencana (development
guidelines)
Untuk mengendalikan berbagai rencana, program maupun
kelembagaan serta tanggung jawab semua pemangku kepentingan
terkait pelaksanaan Rencana Tindak Penanganan Ruang Terbuka
Hijau.
11. Menyusun Program Investasi Pembangunan Ruang Terbuka Hijau untuk
lima tahun kedepan.
3. Menyusun DED kawasan percontohan ruang terbuka hijau berskala kota
di Kab/Kota.
KELUARAN / PRODUK KEGIATAN

Dokumen Rencana Tindak Penanganan Ruang Terbuka Hijau


yang terdiri dari:
a. Program dan Rencana Ruang Terbuka Hijau (skenario penanganan,
konsep, visi)
b. Gambaran Umum Existing yang dilengkapi dengan Peta Rencana

Ruang Terbuka Hijau di Kota/Kabupaten yang secara konseptual akan


terintegrasi dengan RTH diluar kawasan penataan pada skala kota.
c. Panduan dan Pengendalian RTH
d. Administrasi Pengendalian Program dan Rencana
Dokumen Program Rencana pembangunan dan investasi Jangka
Menengah (5 tahun).
DED Ruang Terbuka Hijau percontohan yang berskala kota yang memuat
sekurang-kurangnya : gambar Perencanaan; Rencana Anggaran Biaya
Pelaksanaan; Gambar Detail; Spesifikasi Teknis.
Rencana Tindak Penanggulangan Ruang Terbuka Hijau yang disusun
harus mendapat persetujuan oleh Bupati (atau instansi berwenang
seperti Kepala Bappeda, Kepala Dinas PU/Kimpraswil atau instansi yang
setingkat.)
Penyajian dokumen dalam format A3

Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Kawasan


POK

HASIL PENAJAMAN / ARAHAN PELAKSANAAN


SASARAN KEGIATAN

Pembangunan Fasilitasi Pariwisata, Seni, dan Budaya merupakan kegiatan


tindak lanjut dari kegiatan Detailed Architectural Engineering Design (DAED),
yang mempertimbangkan aspek teknis teknologis, manajemen Konstruksi dan
administratif yang dapat digunakan untuk kepentingan Pembangunan yang
akan memberi pelayanan Kawasan dan pemanfaatannya (paska konstruksi)
serta akan memberi dampak kepada peningkatan vitalitas ekonomi dan
estetika penataan / ruang Kota.
BENTUK PELAKSANAAN KEGIATAN
Tahapan Pelaksanaan Fisik:
1. Kegiatan Persiapan :
Melakukan survey lapangan, mengumpulkan data dan informasi
yang dibutuhkan untuk kegiatan pembangunan sesuai kebutuhan
Perencanaan.
Melakukan pengukuran lapangan lengkap atas kondisi batas batas
lahan pembangunan, kondisi topografi dan keteknikan lainnya yang
berpengaruh terhadap pelaksanaan fisik.
Mempelajari dan memahami Gambar dan RAB Perencanaan.
Menentukan tempat penyimpanan material dan alat bekerja.
Membuat spesifikasi teknis konstruksi dan bahan
Membuat rancangan metode pelaksanaan pekerjaan.
Membuat rancangan waktu pelaksanaan.
2. Tahap Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan
Adapun Jenis /Item pekerjaan yang akan dilaksanakan pada Penataan
Kawasan adalah sesuai dengan keluaran Detailed Architectural
Engineering Design (DAED), dan Dokumen Teknis yang dibuat oleh
Konsultan Perencana dengan disetujui oleh PPK Provinsi dan Instansi

terkait.
KELUARAN / PRODUK KEGIATAN
Tahap Persiapan
1. Pra Pelaksanaan Fisik :
- Gambar kerja dan dokumen Teknis sudah dipelajari berupa shop
drawing, meliputi : Time Schedulle, Metode Pelakasanaan,
peralatan, dan tenaga kerja.
- Uraian jenis pekerjaan dan volumenya (RAB).
2. Administrasi dan Koordinasi dengan pihak yang terlibat dan terkait untuk
pelaksaan kegiatan
- Telah memahami Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) terdiri :
penjelasan umum, penjelasan administrasi dan penjelasan teknis.
Tahap Pelaporan Proses Pelaksanaan Fisik
Laporan Pelaksanaan Harian.
- Laporan kegiatan harian dibuat oleh kontraktor yang diketahui oleh
Konsultan Pengawas, berupa jumlah tenaga kerja, peralatan yang
dipakai dan penggunaan meterial dalam pelaksanaan
pembangunan.
Laporan Mingguan.
- Laporan mingguan memuat perkembangan bobot pekerjaan jangka
waktu 7 hari (1 Minggu), serta kendala-kendala dan solusinya yang
telah didiskusikan dengan pihak yang terkait. Laporan ini juga
diketahiu oleh Konsultan Pengawas untuk diserahkan ke pemberi
tugas.
Laporan Bulanan.
Laporan bulanan memuat perkembangan bobot pekerjaan jangka
waktu 4 Minggu, serta kendala-kendala dan solusinya yang telah
didiskusikan dengan pihak yang terkait. Laporan ini juga diketahiu
oleh Konsultan pengawas untuk diserahkan ke pemberi tugas.
- Laporan ini dilengkapi dengan foto-foto pelaksanaan fisik, sesuai
dengan kondisi pembangunan yang berlangsung

Dukungan PSD Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/Bersejarah


POK

HASIL PENAJAMAN / ARAHAN PELAKSANAAN


SASARAN KEGIATAN

Tertatanya kembali lingkungan permukiman tradisional/bersejarah


sehingga mampu memberikan dukungan peningkatan taraf hidup dan
kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat yang berada di dalamnya dalam
rangka melestarikan budaya lokal sebagai aset nasional
Lokasi terjangkau dan dikenal oleh masyarakat setempat
(kota/kabupaten);
Memiliki nilai ketradisionalan dengan ciri arsitektur bangunan yang khas
dan estetis;
Memiliki kondisi sarana dan prasarana dasar yang kurang atau tidak
memadai;
Masyarakat cukup terbuka dan mau menerima masukan dan perubahan
dari luar;
Diusulkan oleh pemerintah pusat (bersifat khusus) dan daerah melalui
RPIJM
BENTUK PELAKSANAAN KEGIATAN
1) Merupakan lokasi permukiman Tradisional dan atau Bersejarah.
2) Pelaksanaan kegiatan di kawasan yang merupakan kawasan strategis
dan telah disusun RTRPnya
3) Implementasi mengacu pada Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL) yang telah ditindaklanjuti dengan Rencana Tindak Penataan
Lingkungan/Kawasan Permukiman Tradisional Dan Bersejarah;
4) Jika lokasi perencanaan kurang dari 10 Ha dapat langsung
ditindaklanjuti dengan Rencana Tindak Penataan Lingkungan/Kawasan

5)
6)

7)
8)
9)
10)

11)
12)
13)
14)

Permukiman Tradisional dan Bersejarah;


Prioritas pembangunan berdasarkan program investasinya;
Diutamakan pembangunan fasilitas umum/sosial atau ruang-ruang
publik yang menjadi prioritas masyarakat (kegiatan komunitas, kegiatan
adat, dll.);
Implementasi pembangunan harus disertai DDUPB;
Dukungan Pemerintah Pusat maksimum selama 3 tahun anggaran
Kabupaten atau Kota yang sedang berupaya melakukan penataan dan
perbaikan kawasan lingkungan permukiman tradisionil dan bersejarah.
Lokasi dapat berada atau tidak berada pada peruntukan perumahan
dalam RUTR/RDTR Kabupaten atau Kota, Dalam hal tidak pada
peruntukan perumahan perlu dilakukan review terhadap rencana tata
ruang atau rencana turunannya.
Masyarakat cukup kooperatif dan dapat menerima masukan, perubahan
sepanjang tidak mengganggu tradisi dan budaya setempat.
Dukungan dari Pemerintah Kabupaten dan atau Kota.
Pelaksanaan fisik dilakukan setelah disusun Rencana Tindak
Revitalisasi Permukiman yang disusun bersama masyarakat.
Bentuk kegiatan berupa:
Gerbang/Gapura

Balai karya

Balai pertemuan

Jalan Lingkungan/Jalan Setapak

Gorong-gorong

Saluran Lingkungan/Drainase

MCK Umum

Terminal Air/Hidran Umum/PS Air Bersih sederhana

Sarana persampahan

Sarana penunjang ruang terbuka hijau

Talud

Sumur gali/bor

Dermaga

Sarana dan prasarana lainnya yang terkait yang dihasilkan melalui


kesepakatan bersama masyarakat
KELUARAN / PRODUK KEGIATAN

Tersedianya prasarana dan sarana dasar mendukung penataan kembali


lingkungan permukiman tradisional/bersejarah sehingga mampu mendorong
masyarakat dalam peningkatan kemampuan perekonomian dan
kesejahteraanya.

Dukungan PSD Ruang Terbuka Hijau


POK

HASIL PENAJAMAN / ARAHAN PELAKSANAAN


SASARAN KEGIATAN

a. Diprioritaskan pada kota-kota Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Kawasan


Straegis Nasional (KSN) menurut Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
b. Kota dan/atau Kabupaten yang bersangkutan telah mempunyai Rencana Tata
Ruang Kota dan/atau Rencana Tata Ruang Kabupaten dan/atau Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan pada kawasan perencanaan;
c. Kawasan Perencanaan merupakan ruang terbuka hijau skala kota dan/atau
lingkungan dengan kategori RTH Publik, yaitu yang dimiliki dan dikelola oleh
pemerintah kota/ kabupaten dan digunakan untuk kepentingan masyarakat
secara umum;
d. Kota/kabupaten yang bersangkutan telah memiliki RPIJM dan mencantumkan
RTH sebagai program prioritas yang dibuktikan dengan pengalokasian DDUPB
(Dana Daerah Untuk Pembangunan Bersama) baik untuk pembangunan fisik
maupun untuk operasional dan pemeliharaan RTH terbangun.
e. Mendukung peningkatan kualitas lingkungan permukiman melalui
pembangunan percontohan ruang terbuka hijau lingkungan permukiman di
tingkat perkotaan di kabupaten/kota dengan berbagai fungsinya.
BENTUK PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Penyusunan Rencana Induk Sistem Ruang Terbuka Hijau (merujuk pada
Rencana Tata Ruang Kota dan/atau Rencana Tata Ruang Kabupaten dan/atau
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada kawasan perencanaan);
2. Koordinasi penetapan lokasi pembangunan ruang terbuka hijau bersama
instansi terkait di Kabupaten/Kota.

3. Lokasi dan rencana kegiatan serta pra DED hasil identifikasi prioritas RTH yang
telah dilakukan pada tahun 2007 diklarifikasi, dikordinasikan dan diterpadukan
dengan dukungan sharing pembiayaan pemda setempat untuk ditetapkan
kegiatan fisiknya.
4. Kegiatan yang dilaksanakan dalam bentuk fisik percontohan
peningkatan/pengembangan RTH yang telah ada, atau pembangunan baru
fisik RTH sesuai lokasi dan kegiatan hasil koordinasi diatas, yang dapat berupa
taman, taman bermain, sarana olah raga, atau lainnya, dengan luas area yang
ditanami minimal 40% dari luas RTH yang ditingkatkan atau dibangun (sesuai
model pembangunan RTH).
5. Pengembangan Sarana dan Prasarana Ruang Terbuka Hijau (merujuk pada
Rencana Tindak Ruang terbuka Hijau), luas atau besaran kawasan yang akan
dibangun :
No

Unit
Lingkungan

Tipe RTH

Luas
Minimal/Unit
(m2)
250

Luas
Minimal/Kapita
(m2)
1.0

250 jiwa

Taman RT

2
3

2500 jiwa
30.000 jiwa

Taman RW
Taman
kelurahan

1.250
9.000

0.5
0.3

120.000 jiwa

Taman
kecamatan

24.000

0.2

480.000 jiwa

Taman kota

144.000

0.3

Lokasi

di tengah lingkungan
RT
di pusat kegiatan RW
dikelompokan
dengan
sekolah/
pusat kelurahan
dikelompokan
dengan
sekolah/
pusat kecamatan
di pusat wilayah/kota

Pengadaan kontraktor pelaksana pekerjaan, termasuk penanganan untuk


pemeliharaan
KELUARAN / PRODUK KEGIATAN

Tersedianya ruang terbuka hijau permukiman di tingkat perkotaan yang telah


memenuhi syarat sesuai peraturan perundangan yang berlaku sebagai percontohan
yang dapat mendukung terciptanya kualitas lingkungan permukiman

KELUARAN / PRODUK KEGIATAN


A.

1.
2.
3.
B.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
C.

1.

2.

D.

Produk yang dihasilkan harus terdiri dari :


Review Dokumen Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi / Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang disusun sebelumnya,
mencakup:
Pengumpulan dan Kompilasi Data Kebutuhan Tahunan,
Daftar Prioritas dan Usulan Rencana,
Finalisasi dan Rencana Definitif (Program) Tahunan.
Dokumen Detailed Engineering Design (DED); terdiri dari:
Gambar Detail Arsitektur dan Gambar Kerja Arsitektur,
Rencana Ruang Luar/Terbuka dan Penataan Bangunan,
Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS),
Dokumen Bill of Quantity (BQ),
Dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan
Dokumen Estimate Engineering (EE).
Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat (Perencanaan
Komunitas); berupa laporan pelaksanaan penyiapan dan pendampingan
masyarakat dalam melaksanakan kegiatan baik fisik maupun non fisik,
mencakup:
Laporan Pelaksanaan Sosialisasi; yang dilakukan melalui suatu forum
diskusi yang diikuti oleh masyarakat dan pihak Pemerintah
Kabupaten/Kota.
Laporan Pembentukan dan Pelatihan Tenaga Pendamping/Penggerak
Masyarakat (TPM) yang bertugas sebagai penggerak dan
pendamping masyarakat pada saat pelaksanaan kegiatan fisik
maupun pada saat pemanfaatan hasil kegiatan selanjutnya.
Supervisi Pelaksanaan Konstruksi; berupa laporan (mingguan, bulanan,
akhir dan khusus bila diperlukan) mulai dari proses pengumuman
pelelangan pekerjaan fisik sampai dengan serah terima pekerjaan.

You might also like