Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
A.R.YULIA SUNARTI
ROZILAWATI NASRIL
NOLA ASRIL
ANDINA ARIESTA PUTRI
ALMIRA GANDHI
MAYA SYAFNI
SRI MARDHIAH PUTRI
MAHARANI Z
VIVI OKTASARI
FIRDA DAMBA
ASNEL SARTIKA
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2014
Sasaran
Tempat
Hari/tanggal
Waktu
A. Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya umur harapan hidup yang ditandai dengan
banyaknya lanjut usia (lansia) yang hidup di tahun 2000 sebanyak 9,99 % dari
22.277.700 jiwa penduduk Indonesia dan diperkirakannya umur harapan hidup tersebut
akan meningkat pada tahun 2020 bagi kelompok umur 65 70 tahun menjadi 11,09 %
dari 29.120.000 jiwa penduduk Indonesia.
Sesuai dengan program pemerintah yang menetapkan umur harapan hidup yaitu
65 tahun diharapkan lansia dapat tetap mempertahankan kesehatannya agar tetap
produktif dalam kehidupannya.
Secara individu, pada usia di atas 55 tahun terjadi proses penuaan secara
alamiah. Hal ini tentu saja menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan
psikologis. Dengan bergesernya pola perekonomian dari pertanian ke industri maka pola
penyakit juga bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular
(degeneratif ) (Nugroho, 2000).
Menurut (Applegate, 2002) terapi yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan
pada penderita hipertensi yang berusia lanjut adalah terapi nonfarmakologis, yaitu
dengan mengadopsi gaya hidup sehat, salah satunya yaitu dengan aerobik. Namun karena
keterbatasan fisik yang dimiliki, kebanyakan lansia mengatasi tingginya tekanan darah
dengan terapi farmakologis dan dengan banyak beristirahat saja. Padahal terapi
farmakologis tidak dianjurkan bagi lansia karena efek polifarmasi, sementara dari
penelitian ini dengan beristirahat saja ternyata tidak mampu merubah tekanan darah
lansia.
Di zaman modern ini, biaya pengobatan menjadi sangat mahal, apalagi untuk
penyakit yang berhubungan dengan stress, seperti penyakit jantung dan hipertensi.
Sebuah pengobatan yang direkomendasikan untuk lansia, yang mudah serta dapat
menghemat pengelaran biaya medis dan memperkuat sistem kekebalan, serta yang
memainkan peranan penting dalam pencegahan sejumlah besar penyakit adalah dengan
tertawa (Kataria, 2004).
Dari winshield survey yang dilakukan kelompok terhadap 22 keluarga yang ada
di RW IV Kelurahan Koto Tuo didapatkan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta
mampu melakukan
2. Sasaran/ target
a. Sasaran
Koto
Tuo
b. Target
di
Kelurahan Koto Tuo RW IV
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
d. Demonstrasi
4. Media dan alat
a.
Leaflet
b.
LCD
c.
Laptop
d.
PPT
e.
Hari
Jam
: 09.00 10.30
Tempat
6. Pengorganisasian
I.
Moderator
II.
Pemateri
III.
Fasilitator
Observer
7. Setting Tempat
P
M
O
Keterangan :
P
: Pembimbing
: Pemateri
: Moderator
: Peserta
: Fasilitator
: Observer
8. Uraian Tugas
1. Pemateri
Mempresentasikan materi
2. Moderator
a. Pada acara pembukaan
Membuka acara
b. Kegiatan Inti
Mengucapkan salam
3. Fasilitator
4. Observer
E. Kegiatan Penyuluhan
No
Kegiatan Penyuluh
Pembukaan
Kegiatan Audiens/Sasaran
5 mnt
memperkenalkan -
Menjawab salam
Mendengarkan dan memperhatikan
anggota penyuluh
- Moderator
Waktu
menejelaskan -
membuat -
Mengemukakan
(kalau ada)
Mendengarkan
permasalahan
20 mnt
Pelaksanaan
- Mengkaji
pengetahuan -
Mengemukakan pendapat
tentang -
pengertian hipertensi
- Memotivasi
audiens
untuk
mengulang kembali
-
kembali
penjelasan
mahasiswa
tentang
Mengulang
penyebab
hipertensi
- Memberi reinforcement (+)
hipertensi
- Mengkaji pengetahuan audien
- Mengemukakan pendapat
- Menjelaskan penatalaksanaan
hipertensi
- Mengkaji
audiens
pengetahuan tentang
Mengemukakan pendapat
ansietas
(kecemasan)
- Memberi reinforcement (+)
- Menjelaskan
pengertian
ansietas
- Mengkaji
pengetahuan -
Mengemukakan pendapat
ansietas
- Meanyakan
koping
mekanisme -
kecemasan
digunakan
Mengemukakan pendapat
yang
penderita
hipertensi
- Menjelaskan
koping
mekanisme -
kecemasan
digunakan
yang
penderita -
Mendemonstrasikan kembali
hipertensi
- Menjelaskan penatalaksanaan
kecemasan
pada
Mendemonstrasikan
penderita
hipertensi
- Menjelaskan cara mengurangi
kecemasan dengan teknik 5
jari
- Mendemonstrasikan
mengurangi
cara
kecemasan
peserta
untuk
mendemonstrasikan
cara
mengurangi
didemonstrasikan mahasiswa
kecemasan
reinforcement
Bertanya
Mennjwab pertanyaan
positif
- Memberi kesempatan audiens
untuk bertanya
- Menjawab pertanyaan
5 mnt
Penutup
- Meminta audiens mengulang
Mengulang
informasi
yang
masyarakat
Mendengarkan
menyimpulkan materi
Menjawab salam
F. Evaluasi
1) Evaluasi struktur
60 % atau lebih undangan menghadiri acara
Alat dan media sesuai dengan rencana
Peran dan fungsi masing masing sesuai dengan yang direncanakan
2) Evaluasi proses
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi
3) Evaluasi hasil
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 60 % masyarakat mampu :
Menyebutkan pengertian hipertensi
Menyebutkan penyebab hipertensi
Menyebutkan penatalaksanaan hipertensi
Menyebutkan pengertian ansietas (kecemasan)
Menyebutkan mekanisme koping adaptif kecemasan pada hipertensi
Mendemonstrasikan kembali cara pengurangan kecemasan dengan teknik 5
jari
MATERI
A. HIPERTENSI
1. Pengertian
Hipertensi (tekanan darah tinggi) atau sering dikenal dengan Silent Killer
adalah tekanan darah yang lebih tinggi dari normal.
Dimana tekanan darah normal antara 140/90 mmHg
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik
lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih
besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ). Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda,
paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari
Jadi, Hipertensi adalah Gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan
kenaikan tekanan darah diatas nilai normal.
2. Klasifikasi
- Hipertensi ringan
Sistole 140-160, diastole 90-95 mmHg
- Hipertensi Sedang
Sistole 160-179, diastole 100-109 mmHg
- Hipertensi Berat
Sistole , 180, diastole 110 mmHg
3. Penyebab
Penyebab hipertensi 90% tidak diketahui dengan pasti, tetapi biasanya dipengaruhi
oleh:
1.
Keturunan
Dari data statistik terbukti
bahwa
2. Kegemukan
Umumnya
akan
berdampak
pada
hiperinsulinemia
sehingga
dapat
Selain garam, lemak dan kolesterol apabila dikonsumsi secara berlebihan juga
dapat menyebabkan hipertensi karena dapat terjadi penimbunan lemak pada dinding
pembuluh darah sehingga pembuluh darah mengalami penyempitan.
Contoh makanan tinggi lemak : jeroan (hati, otak, ginjal), selai, makanan
tinggi garam ( ikan asin, telur asin, mentega atau margarin)
5. Stress
Stres adalah respon seseorang terhadap sesuatu hal yang menyebabkan stres
(stresor) yang melibatkan semua sistem tubuh, termasuk sistem kardiovaskuler
(jantung dan pembuluh darah), cenderung menyebabkan peningkatan tekanan
darah.
6. Sakit gula/kencing manis
7. Sakit ginjal
4. Tanda dan Gejala
Sebagian besar (lebih 60%) penderita hipertensi tidak mengeluh namun tanda dan
gejala umum yang sering ditemukan, yaitu:
1. Sakit kepala
2. Rasa berat di tengkuk
3. Mudah emosi/marah
4. Jantung berdebar-debar
5. Sesak napas
6. Keletihan
7. Mata berkunang-kunang
8. Sukar tidur
5. Akibat Lanjut
1. Payah Jantung
Sesak nafas setelah bekerja atau melakukan kegiatan, lekas lelah, kaki bengkak,
lama kelamaan akan menyebabkan penurunan curah jantung
2. Stroke
B. ANSIETAS
1. DEFINISI
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi.
Ketika merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau takut atau mungkin memiliki
firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang
mengancam tersebut terjadi. Tidak ada objek yang dapat diidentifikasi sebagai stimulus
ansietas (Corner, 1992). Ansietas merupakan alat peringatan internal yang memberikan
tanda bahaya kepada individu.
2. ETIOLOGI (PENYEBAB)
Keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami ansietas (Hawari,
2008), antara lain sebagai berikut :
a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung.
a. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
b. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
c. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
Respons emosional
- Perilaku otomatis
- Sedikit tidak sadar
- Aktivitas menyendiri
- Terstimulasi
- Tenang
b.
Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang benarbenar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi. Menurut Videbeck (2008), respons
dari ansietas sedang adalah sebagai berikut :
1) Respon fisik :
- Ketegangan otot sedang
2) Respons kognitif
- Lapang persepsi menurun
- Tidak perhatian secara selektif
- Fokus terhadap stimulus meningkat
- Rentang perhatian menurun
- Penyelesaian masalah menurun
- Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
3) Respons emosional
- Tidak nyaman
- Mudah tersinggung
- Kepercayaan diri goyah
- Tidak sabar
- Gembira
c.
Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan
respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas berat adalah
sebagai berikut :
1) Respons fisik
- Ketegangan otot berat
- Hiperventilasi
- Kontak mata buruk
- Pengeluaran keringat meningkat
- Bicara cepat, nada suara tinggi
- Tindakan tanpa tujuan dan serampangan
- Rahang menegang, mengertakan gigi
- Mondar-mandir, berteriak
- Meremas tangan, gemetar
2) Respons kognitif
- Lapang persepsi terbatas
Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya kontrol,
maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. Menurut Videbeck
(2008), respons dari panik adalah sebagai berikut :
1) Respons fisik
- Flight, fight, atau freeze
- Ketegangan otot sangat berat
- Agitasi motorik kasar
- Pupil dilatasi
- Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
- Tidak dapat tidur
- Hormon stress dan neurotransmiter berkurang
- Wajah menyeringai, mulut ternganga
2)
Respons kognitif
- Persepsi sangat sempit
- Pikiran tidak logis, terganggu
- Kepribadian kacau
- Tidak dapat menyelesaikan masalah
- Fokus pada pikiran sendiri
- Tidak rasional
- Sulit memahami stimulus eksternal
- Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
3) Respon emosional
- Merasa terbebani
- Merasa tidak mampu, tidak berdaya
- Lepas kendali
- Mengamuk, putus asa
- Marah, sangat takut
- Mengharapkan hasil yang buruk
- Kaget, takut
- Lelah
4. MEKANISME KOPING
Kemampuan individu menanggulangi kecemasan secara konstruksi merupakan faktor
utama yang membuat klien berperilaku patologis atau tidak. Bila individu sedang
mengalami kecemasan ia mencoba menetralisasi, mengingkari atau meniadakan
kecemasan dengan mengembangkan pola koping. Pada kecemasan ringan, mekanisme
koping yang biasanya digunakan adalah menangis, tidur, makan, tertawa, berkhayal,
memaki, merokok, olahraga, mengurangi kontak mata dengan orang lain, membatasi diri
pada orang lain (Suliswati, 2005). Mekanisme koping untuk mengatasi kecemasan sedang,
berat dan panik membutuhkan banyak energi. Menurut Suliswati (2005), mekanisme
koping yang dapat dilakukan ada dua jenis, yaitu :
1.
Task oriented reaction atau reaksi yang berorientasi pada tugas. Tujuan yang ingin
dicapai dengan melakukan koping ini adalah individu mencoba menghadapi
kenyataan tuntutan stress dengan menilai secara objektif ditujukan untuk mengatasi
masalah, memulihkan konflik dan memenuhi kebutuhan.
a. Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan
pemenuhan kebutuhan.
b. Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun psikologik untuk
memindahkan seseorang dari sumber stress.
c. Perilaku
kompromi
digunakan
untuk
mengubah
cara
seseorang
2. Ego oriented reaction atau reaksi berorientasi pada ego. Koping ini tidak selalu sukses
dalam mengatasi masalah. Mekanisme ini seringkali digunakan untuk melindungi diri,
sehingga disebut mekanisme pertahanan ego diri biasanya mekanisme ini tidak membantu
untuk mengatasi masalah secara realita. Untuk menilai penggunaan makanisme pertahanan
individu apakah adaptif atau tidak adaptif, perlu di evaluasi hal-hal berikut .
a. Perawat dapat mengenali secara akurat penggunaan mekanisme pertahanan klien.
b. Tingkat penggunaan mekanisme pertahanan diri terebut apa pengaruhnya terhadap
disorganisasi kepribadian.
c. Pengaruh penggunaan mekanisme pertahanan terhadap kemajuan kesehatan klien.
d. Alasan klien menggunakan mekanisme pertahanan
DAFTAR PUSTAKA
Sjaifoellah Noer. (1996). Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Jakarta: FKUI
Adib, M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan Stroke.
Dianloka. Yogyakarta.
Beevers,DG. Prof. 2002. Bimbingan Dokter Pada Tekanan Darah . Dian Rakyat. Jakarta.
Brunner & Suddart. 2001. Keperawatan Medikal Bedah.Vol 2. EGC. Jakarta.
Dalimarta, Setiawan. 2008. Care Your Self Hipertensi. Penebar plus. Jakarta.
Eharmayaku. 2008. Penatalaksanaan Hipertensi Terkini. Http://www. Blogspot. Com.