You are on page 1of 2

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Cedera sudah menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di seluruh

negara dan lebih dari dua per tiga dialami oleh negara berkembang. Kematian
akibat cedera diproyeksikan meningkat dari 5,1 juta menjadi 8,4 juta (9,2% dari
kematian secara keseluruhan) dan diestemasikan menempati peringkat ke tiga
disability life years (DALYs) pada tahun 2020. Masalah cedera memberikan
kontribusi pada kematian sebesar 15%, beban penyakit 25% dan kerugian
ekonomi 5% growth development product (GDP) (WHO, 2009).
Cedera bisa disebabkan oleh benturan dengan benda tumpul yang dapat
menimbulkan luka. Luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan
tubuh akibat kekerasan. Berdasarkan sifat serta penyebabnya, kekerasan dapat
dibedakan atas kekerasan yang bersifat mekanik, yaitu kekerasan oleh benda
tajam, kekerasan oleh benda tumpul, dan tembakan senjata api. Kekerasan yang
bersifat fisik yaitu suhu, listrik dan petir, perubahan tekanan udara, akustik dan
radiasi sedangkan yang besifat kimia yaitu asam dan basa kuat.
Luka yang terjadi akibat kekerasan benda tumpul yaitu dapat berupa luka
memar (Kontusio, hematom), luka lecet (ekskoriasi, abrasi) dan luka terbuka atau
robek (vulnus laceratum). Berdasarkan data RisKesDas 2013 presentasi luka
memar terjadi sekitar 49,0%, luka lecet sebesar 65,9%, dan luka terbuka 26,7%.
Memar adalah suatu perdarahan dalam jaringan bawah kulit atau kutis
akibat pecahnya kapiler dan vena yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul.
Luka memar kadang kala memberi petu njuk tentang bentuk benda penyebabnya,
misalnya jejas ban yang sebenarnya adalah suatu perdarahan tepi (marginal
hemoragik) (Riskesdas, 2013).

Letak, bentuk dan luas luka memar dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
besarnya kekerasan, jenis benda penyebab (karet, kayu, besi), kondisi dan jenis
jaringan (jaringan ikat longgar, jaringan lemak), usia, jenis kelamin, corak dan
warna kulit, kerapuhan pembuluh darah, penyakit (hipertensi, penyakit
kardiovaskuler, diathesis haemoragic). Umur luka memar secara kasar dapat
diperkirakan melalui perubahan warnanya.
Dari sudut pandang medikolegal, interpretasi luka memar dapat merupakan
hal yang penting, apalagi bila luka memar tersebut disertai luka lecet atau laserasi.
Dengan perjalanan waktu, baik pada orang hidup maupun mati luka memar akan
memberi gambaran yang makin jelas.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis perlu membahas tentang
mekanisme perubahan warna dan umur luka memar.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mengetahui jenis-jenis luka akibat kekerasan benda tumpul
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui tentang luka memar
2. Mengetahui mekanisme terjadinya luka memar
3. Mengetahui aspek medikolegal dari luka memar
1.3

Manfaat

1.3.1 Bagi Mahasiswa


Referat ini dapat digunakan sebagai informasi dan pengetahuan kepada mahasiswa
terutama bagian Ilmu Kedokteran Forensik.
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan
Referat ini dapat digunakan sebagai

bahan kegiatan penelitian dalam

mengembangkan serta mengaplikasikan keilmuan yang telah dimiliki terutama bagian


Ilmu Kedokteran Forensik.
1.4.3 Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi kepada masyarakat tentang luka
memar dan menentukan umur luka memar.

You might also like