Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
energi listrik terus meningkat. Namun hal ini belum mampu dipenuhi secara
optimal oleh PLN, oleh karena itu sejak diberlakukannya UU No. 15 Tahun
1985, PP N0. 10 Tahun 1989 dan Keputusan Presiden Nomor 37 Tahun 1992,
pemerintah memberikan ijin kepada pihak swasta untuk ikut berpartisipasi
dalam usaha ketenagalistrikan dibidang Pembangkit Transmisi dan Distribusi.
Salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang ketenagalistrikan adalah
PT. IPMOMI (PT. International Power Mitsui Operation and Maintenance
Indonesia).
Pada proses pembangkitan tenaga listrik diperlukan kontinuitas produksi
energi listrik, PT. IPMOMI merupakan salah satu Pembangkit Listrik swasta
yang menyuplai listrik untuk wilayah Jawa, Madura, dan Bali. Pada PT.
IPMOMI terdapat 2 unit pembangkit, yaitu unit 7 dan 8 mempunyai kapasitas
rata rata 615 MW net per unitnya yang diharapkan mampu memenuhi
kebutuhan listrik masyarakat wilayah Jawa, Madura, dan Bali. Dalam
mensuplai listrik untuk kebutuhan wilayah tersebut, kedua unit dilengkapi
dengan peralatan yang mendukung dalam sistem PLTU secara keseluruhan.
Peralatan di PT. IPMOMI mempunyai spesifikasi teknik dan fungsi yang baik,
serta bekerja dengan sistem general secara mekanik, fisika, maupun kimia.
Salah satu sistem yang penting adalah boiler. Di dalam proses pembakaran
pada
boiler
membutuhkan
pembakaran
sempurna,
arti
memperoleh
Oleh sebab itu penulis dalam Laporan Akhir ini membahas kebutuhan
excess air pada PLTU Paiton unit 7 terhadap meningkatkan efisiensi
pembakaran pada boiler untuk menghasilkan main steam
menggerakkan
1.4 Tujuan
Tujuan dari penulisan Laporan Akhir ini solusi diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan informasi tentang analisa kebutuhan excess air terpakai
dengan parameter yang ada pada boiler Paiton unit 7.
2. Mengetahui pemakaian excess air yang efisien dipakai secara optimal
terpakai dengan parameter yang ada pada boiler Paiton unit 7.
1.6 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan Laporan Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui analisa kebutuhan excess air terpakai dengan parameter yang
ada pada boiler Paiton unit 7.
2. Mengetahui pemakaian efisien excess air yang dipakai secara optimal
dari pada boiler Paiton unit 7.
3. Memberikan fungsi pemanfaatan perlakuan pembakaran khususnya
excess air dalam boiler Paiton unit 7.
PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan solusi
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang berbagai hal yang terkait dengan nilai excess
air, khususnya boiler dengan tipe drum baik itu yang berkaitan dengan definisi
excess air, kebutuhan pembakaran, sistem penyediaan pembakaran, kebutuhan
bahan bakar, sistem kebutuhan udara ke dalam pembakaran, parameter
parameter kontrol excess air yang diperlukan, parameter parameter yang harus
dikendalikan, hingga pemanfaatan pengaturan nilai excess air.
BAB III METODOLOGI
Bab ini menguraikan tentang metodologi kegiatan penyusunan Laporan Akhir
yang terdiri dari: studi literatur, pengambilan data, analisa data dan hasil analisa
data, serta kesimpulan dan saran. Serta metodologi analisa data yang terdiri dari:
BAB V
PENUTUP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 O2 Measurement
Unit 7 memiliki dua buah analyzers untuk mengukur kandungan oxygen
pada flue gas di daerah backpass boiler, yaitu BG-AT-562A & BG-AT-562B.
Fasilitas Transmitter Selector BGAI562A/B tersedia untuk memilih salah satu
atau harga rata-rata dari kedua analyzer tersebut. Range pengukuran masingmasing analyzer untuk kontrol adalah 0% - 25%. Jika kualitas sinyal yang dikirim
salah satu transmitter tidak baik (bad quality), secara otomatis transmitter
SELECTOR akan memilih transmitter yang baik. Jika kualitas sinyal kedua
transmitter tidak baik, maka sebuah alarm akan muncul dan menyebabkan
BGO2TRIM STATION transfer ke mode MANUAL. Sistem pengukuran tersebut
juga dilengkapi fungsi untuk memonitor perbedaan harga (deviasi) kedua
Selected O2 <10%
10
2. 2. 1 Stoikiometri Pembakaran
Stoikiometri pembakaran adalah kebutuhan reaksi pembakaran yang utuh
pada atau di atas kebutuhan udara stoikiometris untuk mencapai complete
combustion. Bahan bakar batubara memiliki unsur yang dapat menghasilkan
panas atau heat yaitu carbon, hydrogen, dan sulfur apabila bereaksi dengan
oksigen. Reaksi kimia sederhana bahan bakar dengan oksigen yaitu:
Carbon (C) + oxygen (O2)
CO2 + 3.76 N2
12 kg C + ( 32 kg O2 + 3.76 x 28 kg N2 )
1 kg C + 2.67 kg O2 + 8.84 kg N2
44 kg CO2 + 3.76 N2 x 28 kg N2
Jadi 1 kg zat karbon memerlukan udara sebanyak 11.51 kg. Bila dalam 1 kg bahan
bakar terdapat c kg C, memerlukan udara sebanyak 11.51 kg. Jika berat jenis
11
oksigen pada 0 0C dan 760 mm Hg adalah 1.429 kg/m3, maka volume O2 untuk
pembakaran c kg C adalah 2.67 c / 1.429 = 1.868 c kg O2.
Pembakaran hidrogen:
2H2 + ( O2 + 3.76 x N2 )
2H2O + 3.76 N2
4 kg H2 + ( 32 kg O2 + 3.76 x 28 kg N2 )
1 kg H2 + 8 kg O2 + 26.5 kg N2
36 kg H2O + 105.28 kg N2
9 kg H2O + 26.5 kg N2
SO2 + N2
32 kg S + 32 kg O2 + 105.28 kg N2
1 kg S + 1 kg O2 + 3.32 kg N2
64 kg SO2 + 105.28 kg N2
2 kg SO2 + 3.32 kg N2
2.67c 8h s 100
1.429
21
12
Pembakaran yang dapat membakar seluruh komponen bahan bakar dalam bahan
bakar secara baik (pas), disebut pembakaran sempurna (perfect combustion), dan
keperluan udaranya disebut keperluan udara stoikiometrik.
13
Klasifikasi ini mencakup batubara mulai dari keadaan metamorfosis yang paling
rendah, yaitu lignit sampai yang tertinggi yaitu antrasit (ASTM D 388).
Batubara diklasifikasikan antara lain:
-
14
Gambut (peat), berasal dari tumbuhan yang telah mati dan menumpuk
di atas tanah yang semakin lama semakin menebal. Gambut dianggap
sebagai langkah pertama pembentukan batubara dalam tahap geologi.
Gambut adalah bahan heterogen yang terdiri atas hasil dekomposisi
bahan tumbuhan dan bahan anorganik. Kandungan lembabannya
mencapai 90 %. Walaupun kurang cocok untuk bahan bakar utilitas,
bahan ini banyak terdapat di berbagai tempat di seluruh dunia. Gambut
digunakan sebagai instalasi pembangkit listrik dan pemanas daerah di
beberapa negara.
15
Antrasit
GOLONGAN
% VOLATILE
SPECIFIK
SIFAT
KARBON
MATTER
ENERGY Btu
FISIK
> 98
<2
Antrasit
92 98
28
Semi - antrasit
86 92
8 14
Metaantrasit
Non
Aglomerat
Bituminous Bituminous
Low volatile
78 86
14 22
> 14000
69 78
22 31
13000 14000
Biasa
ditemui
non
Bituminous
Medium volatile
< 69
> 31
High volatile A
bituminous
Sub
Sub bituminous
bituminous
11500 13000
aglomerat
10500 11500
Non
bituminous
High volatile B
bituminous
High volatile C
aglomerat
-
9500 10500
8300 9500
Sub bituminous
B
16
Sub bituminous
C
Lignit
Lignit A
6300 8300
Lignit B
< 6300
17
18
setinggi 220 m dan dibuang ke udara. Untuk memantau kadar polutan yang
terdapat di dalam emisi gas sisa pembakaran terdapat suatu instrument bernama
CEMS (Continous Emission Monitoring System) yang beroprasi secara kontinu
selama 24 jam yang terletak pada ketinggian 110 m dari stack.
19
Sebagai akibatnya akan terbentuk lidah api yang berbentuk pusaran, lidah
api bentuk ini sangat efektif untuk mencampur bahan bakar dan udara sekunder
disebabkan oleh turbelensi dan difusi. Oleh sebab itu, pembakaran sempurna
dapat terjadi di dalam furnace.
Pada proses pembakaran di dalam furnace dapat terbentuk oksida nitrogen
(NOx) yang berasal dari nitrogen di dalam batu bara atau berasal dari nitrogen
yang terdapat dalam udara atmosfer. Pembentukan oksida nitrogen tersebut hanya
dapat terjadi pada temperatur tinggi, yaitu pada temperatur di atas 1426.7 oC
(2600 oF).
Laju pembentukan NOx yang berasal dari atmosfer meningkat secara
eksponensial sejalan dengan meningkatnya temperatur pembakaran dan juga
berbanding lurus dengan akar kuadrat konsentrasi oksigen yang tersedia.
Mengurangi jumlah oksigen yang tersedia dan temperatur pembakaran adalah
metode yang efektif untuk mengontrol pembentukan NOx.
Sistem pembakaran tangensial ini didesain untuk membakar batubara
secara efisien serta mengurangi pembentukan NOx. Berdasarkan studi yang telah
dilakukan sistem pembakaran tangensial ini dapat mengurangi 50 % emisi NOx
dapat diminilisasi oleh sistem ini dengan cara mengontrol jumlah udara yang
20
masuk. Untuk membatasi pembentukan NOx yang berasal dari udara atmosfer
dilakukan penambahan udara pendingin di atas daerah pembakaran untuk
mendinginkan daerah daerah yang paling panas di dalam furnace. Teknik lain
yang digunakan untuk menghasilkan pembentukan NOx yang rendah adalah
desain yang memastikan terjadinya ignisi bahan bakar lebih cepat. Dengan
memulai titik pembakaran sangat dekat dengan nozzle bahan bakar akan
dihasilkan lidah api yang stabil yang akan lebih mudah dikontrol pada kondisi
stoikiometri.
Sistem penambahan dan pengontrolan yang masuk ke dalam sistem
pembakaran dikenal dengan sebutan Close Coupled Overfire Air (CCOFA) dan
Separated Overfire Air (SOFA). Kedua sistem tersebut diletakkan di sebelah atas
zona pembakaran primer dengan fungsi seperti yang telah disebutkan di atas.
Gambar 2.7 Overfire air port untuk mengendalikan temperatur furnace dan
menghindari emisi NOx
21
22
2. 2. 6 Sistem Windbox
Windbox adalah tempat keluarnya udara pembakaran dan bahan bakar baik
solar maupun batubara. Windbox didesain bersama dengan tangential firing
system untuk membakar bahan bakar dengan mereduksi NOx.
6 kompartemen berupa coal nozzles A, B, C, D, E, dan F selalu terhubung
dalam pengaturan fuel oil ke dalam furnace. Fuel air dari secondary air dirubah
ke porsi yang sesuai dengan perbandingan bahan bakar dalam firing bahan bakar.
3 kompartemen adalah elevasi A-B, C-D, dan E-F sebagai pemanasan awal
furnace yaitu oil guns atau pembakaran solar, HEA ignitions, dan flame scanners,
memiliki fuel air dampers sebagai pengatur posisi awal posisi burner.
Flame scanners ditempatkan diantara elevasi batubara B, C, dan D,
kemudian kompartemen di atas coal elevation E.
23
24
25
26
habis dipakai untuk menaikkan temperatur udara yang disuplai oleh FD Fan dan
PA Fan sehingga terjadi efisiensi dalam pembakaran.
2. 2. 8 Sistem Pemantik
Kebutuhan pembakaran pada bahan bakar memerlukan proses penyulutan
api yang dinamakan pemantikan atau disebut juga ignition. Bahan bakar dengan
udara primer dari PA fan dan udara sekunder dari FD fan yang dialirkan ke dalam
boiler / furnace tidak akan dapat terbakar tanpa adanya suatu sistem pemantikan
awal. Dengan adanya pemantik dan udara (oksigen) yang memadai, maka bahan
bakar yang disuplai akan terbakar dengan baik dan menghasilkan panas yang
tinggi. Panas ini akan mengubah air dari fase cair menjadi fase uap. Setelah
keadaan self firing dapat dicapai, maka sistem pemantik ini sudah tidak
diperlukan lagi dan dapat dimatikan.
27
28
sampel
terjadi
pada
stack
menggunakan
probe
29
b. Tekanan stack
c. Temperatur
Semua data yang dihasilkan oleh CEMS (Continuos Emission Monitoring
System) akan dilaporkan secara bulanan kepada DJLP, PT. Paiton Energy, dan
pemerintah Jawa Timur yang berwenang.
30
Minor devolatilization
Products of
combustion
Char
burn-out
(carbonaceous residue)
hc =
Dimana:
21 x (CO2 measured)
21 - O2 measured
31.3 C + 11.5 S
1.504 C + 3.55 H + 0.56 S + 0.13 N + 0.45 O
Syarat data:
31
= 100 x
O2 - [CO]/2
0.264 [N2] - {[O2] - [CO]/2}
Syarat data:
Flue gas komposisi dihitung: CO2, O2, dan CO (in % vol., dry)
Gambar 2.13 Excess Air as a Function of Flue Gas Composition (for coal)
32
33
34
Pendistribusian ke burner:
o Primary air flow terkontrol secara akurat sebesar 3%
o Primary air terhadap bahan bakar terkontrol secara akurat
meskipun sampai batas minimal.
o Kecepatan aliran bahan bakar minimal berkisar 3.300 ft/min.
o Jalur bahan bakar seimbang pada pengetesan udara bersih terhadap
2% dari perhitungan rata rata.
o Jalur bahan bakar seimbang pada pengetesan udara kotor terhadap
5% dari perhitungan rata rata.
o Jalur bahan bakar seimbang pada aliran bahan bakar terhadap 10%
dari perhitungan rata rata.
Pembakaran: over fire air harus terukur akurat dan terkontrol dengan 3%
keakuratan.
o Pembakaran ataupun pengoksidasian di dalam furnace adalah 3%
oksigen lebih baik.
o Toleransi mekanik dari burners dan dampers sebesar +1/4 inch.
o Kebutuhan secondary air pada windbox sebesar rata rata 5-10%.
35
bahwa dalam
segala kondisi, udara pembakaran dalam ruang bakar selalu lebih besar
dibandingkan jumlah bahan bakarnya.
Saat beban naik, fuel demand selalu mengikuti air demand, artinya bahan
bakar tidak akan naik terlebih dahulu sebelum adanya kenaikan udara.
Saat beban turun, air demand selalu mengikuti fuel demand, artinya udara tidak
akan turun terlebih dahulu sebelum adanya penurunan bahan bakar.
Functional logic CCS diimplementasikan dalam DCS. CCS menerima dan
mengirimkan sinyal status, sinyal monitoring, dan sinyal proteksi ke dan dari
FSSS. Dalam proses pembangkitan energi listrik, CCS merupakan satu kesatuan
dengan turbine governor control system dibawah koordinasi Unit Control.
36
37
Compensated Steam Flow < 10% (229.856 TPH, aktual setting di DCS =
248 TPH)
38
39
40
Udara pembakaran dihasilkan oleh dua buah axial flow Forced Draft Fans
(FD Fans). Jumlah udara yang dihasilkan tergantung dari besarnya sudut kipas
(blade pitch).
Airflow dari kedua FD fans dan Total Compensated Primary Airflow yang
merupakan total primary air yang mengalir pada tiap-tiap pulverizer. Harga Total
Compensated Airflow untuk kontrol (0-100%) adalah tidak linear seperti
ditunjukkan oleh gambar dibawah ini:
41
42
43
44
Gambar 2.21 FD Fan Control faceplate display pada DCS operator station
45
Gambar 2.22 FD Fan Allowable Maximum Blade Pitch yang merupakan fungsi
FD Fan Airflow
Jika
increase dan unit load block increase aktif yaitu kondisi dimana beban unit
ditahan agar tidak naik dan turun dengan kecepatan tertentu menuju 0 (rundown)
hingga FD Fan keluar dari kondisi stall. FD Fan Blade Pitch Demand runback ke
25.
46
Blade Pitch Demand adalah penjumlahan antara FD Fan Demand dengan harga
FD Fan Bias.
FD Fan Bias STATION transfer secara otomatis dari mode AUTO ke
mode MANUAL jika salah satu dari sinyal di bawah ini aktif :
Kualitas sinyal FD Fan Blade Pitch Demand Feedback tidak baik (bad
quality)
Posisi blade pitch tidak sesuai dengan demand, dimana deviasinya >10%
selama >10 detik.
47
48
49
50
51
ramp rate tertentu, sehingga posisi blade pitch ID fan juga turun. Setelah periode
tertentu furnace pressure control kembali bekerja normal dan inlet damper akan
kembali membuka. Harga ramp rate dan periode waktu tersebut diperoleh melalui
pengamatan yang cermat sebelum diterapkan, dan memerlukan percobaan untuk
mendapatkan harga yang sesuai dengan besarnya tekanan negatif yang dihasilkan
ketika terjadi MFT.
Saat terjadi kondisi stall, proteksi airflow demand block increase, dan unit
demand block increase aktif. Beban unit ditahan untuk tidak naik, dan unit control
52
akan memerintahkan boiler dan turbine untuk menurunkan beban hingga kondisi
stall tidak terjadi lagi.
diinginkan.
Pada
mode
AUTO,
fungsi
bias
digunakan
untuk
53
54
Auxiliary Air Dampers Control System terdiri dari sistem pengukuran untuk
mengetahui perbedaan tekanan windbox dengan tekanan dalam ruang bakar
(Windbox to Furnace dP Measurement), Auxiliary Air Dampers Controller, dan
Auxiliary Air Dampers Demand Station.
55
56
Jika dP bertambah besar, maka Aux Air Damper akan semakin membuka hingga
harga dP kembali sesuai setpoint. Dan sebaliknya, bila dP semakin turun, maka
Aux Air Damper juga akan semakin menutup hingga harga dP kembali sesuai
setpoint.
FSSS menghasilkan sinyal digital yang memerintahkan Auxiliary Air
Dampers membuka atau menutup penuh dalam kurun waktu tertentu. Ketika
boiler load >30%, Aux Air Dampers untuk elevasi A-A, B-C, D-E, dan E-F,
menutup secara berurutan dengan interval 10 detik bila feeder yang berdekatan
tidak beroperasi. Dan Aux Air Dampers untuk elevasi A-B, C-D, E-F, menutup
secara berurutan dalam interval 10 bila feeder dan fuel oil gun yang berdekatan
tidak beroperasi. Perintah untuk menutup Auxiliary Air Dampers dilakukan secara
berurutan dari elevasi tertinggi menuju elevasi terendah.
Auxiliary Air Dampers pada elevasi AB, CD, and EF secara otomatis akan
membuka ke 50% saat fuel oil gun yang bersangkutan sedang beroperasi.
Ketika beban boiler turun <30%, sinyal perintah dari FSSS untuk menutup
Auxiliary Air Dampers akan inaktif dan kontrol terhadap damper tersebut
dilakukan oleh kontroler untuk menjaga windbox to furnace dP sesuai dengan
setpoint. Hal ini terjadi dalam interval 10 detik, dimulai dari elevasi terendah
menuju elevasi tertinggi.
Semua elevasi Auxiliary Air Dampers diperintah untuk membuka penuh bila
salah satu sinyal di bawah ini aktif :
Sinyal Open All Aux Air Dampers dari FSSS (BM-ZY-150) aktif
57
Sebuah alarm akan muncul ketika station tersebut transfer ke mode MANual.
Fuel Air Damper dikontrol secara open loop dimana posisi damper ditentukan
oleh fungsi Coal Feeder Speed Demand seperti ditunjukkan pada gambar di
bawah :
58
Gambar 2.28 Fuel Air Damper Demand sebagai fungsi dari Coal Feeder Demand
Fuel Air Damper tidak memiliki STATION, sehingga operator tidak dapat
mengatur posisi damper tersebut secara manual.
Pada kondisi tertentu FSSS mengirimkan sinyal digital untuk membuka
atau menutup secara penuh Fuel Air Dampers. Bila sinyal tersebut tidak aktif,
Fuel Air Dampers dikontrol oleh DCS.
Semua Fuel Air Damper akan membuka secara penuh bila salah satu
kondisi dibawah ini terjadi :
59
dimana feeder sudah beroperasi selama > 50 detik), fuel air damper membuka
sesuai fungsi feeder speed. Ketika feeder beroperasi, Fuel Air Damper Demand
tidak pernah membuka < 50% karena minimum feeder speed adalah 25%. Ketika
feeder speed > 25% damper demand bertambah sesuai kenaikan feeder speed.
60
Gambar 2.29 CCOFA-A Damper Demand sebagai fungsi Total Airflow Demand
CCOFA-B
Selama Total Airflow Demand <40%, CCOFA-B Dampers Demand berada pada
kondisi konstant 10%. Ketika Total Airflow Demand >40%, CCOFA-A Dampers
Demand bertambah sesuai kenaikan Total Airflow Demand. Dan ketika Total
Airflow Demand >90% (sampai dengan 100%) CCOFA-B Dampers Demand
membuka penuh.
Gambar 2.30 CCOFA-B Damper Demand sebagai fungsi Total Airflow Demand
Pada kondisi tertentu FSSS mengirimkan sinyal digital untuk membuka
secara penuh CCOFA Dampers. Bila sinyal tersebut tidak aktif, CCOFA Dampers
dikontrol oleh DCS. Semua CCOFA Dampers akan membuka secara penuh bila
salah satu kondisi dibawah ini terjadi :
61
Sinyal Open All Aux Air Dampers dari FSSS (BM-ZY-150) aktif
Ketika terjadi MFT, FSSS memerintahkan semua CCOFA untuk membuka penuh,
timer 5 menit untuk Post Purge Fan Trip reset dan mulai menghitung mundur.
Jika setelah 5 menit fan groups masih dalam kondisi beroperasi, maka sinyal
perintah dari FSSS untuk membuka CCOFA(BM-ZYO-729) akan inaktif.
Masing-masing CCOFA Damper memiliki sebuah Bias STATION yaitu
BFFIC715 dan BFFIC714. Dengan adanya station tersebut, operator dapat secara
manual membuka atau menutup CCOFA damper pada posisi yang diinginkan.
Bias STATION akan tracking sinyal Aux Air Open Setpoint (100%) untuk
membuka penuh CCOFA Dampers jika salah satu kondisi di bawah ini terjadi:
Bias STATION akan transfer secara otomatis dari mode AUTO ke mode MANUAL
bila kualitas sinyal CCOFA Damper Demand feedback tidak baik (bad quality).
Sebuah alarm akan muncul ketika station tersebut transfer ke mode MANUAL.
62
Gambar 2.31 SOFA-A Damper Demand sebagai fungsi Total Airflow Demand
63
Gambar 2.32 SOFA-B Damper Demand sebagai fungsi Total Airflow Demand
Gambar 2.33 SOFA-C Damper Demand sebagai fungsi Total Airflow Demand
Pada kondisi tertentu FSSS mengirimkan sinyal digital untuk membuka atau
menutup secara penuh CCOFA Dampers. Bila sinyal tersebut tidak aktif, CCOFA
Dampers dikontrol oleh DCS. Semua CCOFA Dampers akan membuka secara
penuh bila salah satu kondisi dibawah ini terjadi :
64
Gambar 2.34 SOFA-D Damper Demand sebagai fungsi Total Airflow Demand
Sinyal Open All Aux Air Dampers dari FSSS (BM-ZY-150 dan BM-ZYO730) aktif
Sinyal tersebut di atas aktif bila FD dan ID Fan dalam kondisi OFF atau
Boiler MFT aktif
65
Bias STATION transfer dari mode AUTO ke mode MANUAL jika salah satu dari
sinyal di bawah ini aktif :
Master Fuel Trip
Kualitas sinyal SOFA Damper Demand feedback tidak baik (bad quality)
Sebuah alarm akan muncul ketika station tersebut transfer ke mode MANual.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Metodologi Kegiatan
Tahapan kerja pada kegiatan penyusunan Laporan Akhir adalah sebagai
berikut:
Mulai
Ide Studi
Kajian pemanfaatan udara pembakaraan
PLTU Paiton unit 7
Studi Literatur
Tidak sesuai
Kesimpulan dan
Saran
Selesai
66
67
KETERANGAN:
1.
Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan teori yang mendukung studi
ini. Teori tersebut diperoleh melalui pustaka mengenai nilai excess air, khususnya
boiler dengan tipe drum baik itu yang berkaitan dengan definisi excess air,
kebutuhan pembakaran, sistem penyediaan pembakaran, kebutuhan bahan bakar,
sistem kebutuhan udara ke dalam pembakaran, parameter parameter kontrol
excess air yang diperlukan, parameter parameter yang harus dikendalikan,
hingga pemanfaatan pengaturan nilai excess air.
2.
Pengambilan Data
Pengambilan data ini dimaksudkan untuk memperoleh indikasi dari hasil
Analisa Data
Data yang telah diambil dianalisa dengan cara membandingkan
karakteristik parameter yang dikontrol dengan parameter yang berubah dari tiap
kebutuhan oksigen dari pembakaran pada boiler untuk mengetahui efisiensi dari
tiap kebutuhan maksimal sampai minimal oksigen yang dipakai sesuai pengaruh
parameter parameter yang ditentukan.
4.
68
No Kegiatan
1
2
3
4
5
Mei
Juni
1 2 3 4 1 2 3 4
KETERANGAN:
1.
minggu. Pada kegiatan ini yang dilakukan adalah meninjau lokasi instalasi
kebutuhan pembakaran boiler, yaitu kebutuhan bahan bakar, kebutuhan udara,
burner, dan pengontrolan pembakaran.
2.
selama 1 minggu. Syarat yang digunakan selama proses pengambilan data adalah
parameter yang dikontrol jangan sampai mengalami perubahan yang signifikan
dan menyusun parameter parameter sebagai indikasi daripada pengaturan proses
pengambilan data. Masing masing parameter dapat dimonitor dengan software
program PI, yaitu program yang berbasis DTSPI terhubung terhadap server
perusahaan berdasar indikasi tiap tiap sensor instrument dengan tagging yang
dimiliki masing masing sensor pembacaan.
3.
Pengambilan data
Pengambilan data dilakukan selama 1 minggu. Pengambilan data diperoleh
69
excess air tiap perubahan load PLTU atau daya yang dihasilkan dengan kebutuhan
oksigen yang dapat diamati pada O2 trim. Dari analisa tersebut dapat diketahui
hasil efisiensi daripada pemakaian excess air optimal pada boiler Paiton unit 7.
5.
Penyusunan laporan
Kegiatan penyusunan laporan dilakukan mulai awal pelaksanaan kegiatan
analisa sampai berakhirnya pekerjaan Laporan akhir. Laporan Akhir berisi tentang
tinjauan pustaka yang mendukung studi, metodelogi kegiatan, hasil yang didapat
pada saat pengambilan data, analisa data serta pembahasan serta kesimpulan dan
saran saran yang dapat diberikan berhubungan dengan permasalahan yang
ditemui pada studi analisa Laporan Akhir ini.
70
d. Rasio ekuivalensi adalah rasio dari rasio actual bahan bakar udara terhadap
rasio bahan bakar udara untuk pembakaran dengan jumlah udara teoritis.
e. Jumlah udara yang disuplai biasanya lebih besar atau lebih kecil dari
jumlah teoritis. Jumlah udara aktual yang disuplai biasanya dinyatakan
dalam bentuk persentase udara teoritis atau theoretical air persentage.
Sebagai contoh, udara teoritis 150% berarti udara aktual yang disuplai
71
adalah 1,5 kali jumlah udara teoritis. Jumlah udara yang di suplai dapat
juga dinyatakan sebagai persentase kelebihan atau persentase kekurangan
udara. Jadi, udara teoritis 150 % adalah sebanding dengan kelebihan udara
50 %, udara teoritis 80 % adalah sebanding dengan kekurangan udara
20 %.
72
BAB IV
HASIL PENGATURAN DAN ANALISA DATA
73
74
75
b. 7BSTI108
c. 7FT_HRS
d. 7BFTOTCOAL
e. 7BGTOTAIR%
f. 7BGTOTAIRFLW
g. 7BGCEMAI100
= emisi CO (mg/m3)
h. 7BGCEMAI102
j. 7BGTI586/7/8A
76
k. 7BGTI586/7/8B
l. 7BGTI609
MAIN STEAM OC
REHEAT STEAM OC
TOTAL COAL
TON/H
TIMES
7EX-WATT-GEN
7BSTI108
7FT_HRS
7BFTOTCOA
L
26-May-10 18:45:00
640.02
525.21
532.21
307.82
26-May-10 19:00:00
640.73
525.64
533.90
298.53
26-May-10 19:15:00
641.70
526.07
533.68
295.65
26-May-10 20:00:00
641.24
527.36
534.79
292.93
26-May-10 20:30:00
641.05
528.23
535.08
291.12
26-May-10 21:00:00
640.73
529.09
533.97
289.30
26-May-10 21:15:00
641.70
529.52
537.35
288.68
26-May-10 22:00:00
640.33
530.18
529.70
291.82
26-May-10 22:15:00
641.30
530.38
528.53
292.86
26-May-10 23:00:00
642.89
530.99
531.25
294.01
26-May-10 23:15:00
640.97
531.20
530.05
292.57
77
EMISI CO mg/m3
EMISI CO2
mg/m3
TIMES
7SELECTED O2
7BGTOTAIRFLW
7BGCEMAI100
7BGCEMAI102
26-May-10 18:45:00
3.442
697.06
122.54
381408
26-May-10 19:00:00
3.432
694.86
116.74
387576
26-May-10 19:15:00
3.422
692.67
200.03
388064.00
26-May-10 20:00:00
3.393
686.08
187.47
384501.72
26-May-10 20:30:00
3.374
681.69
151.40
386377.59
26-May-10 21:00:00
3.354
677.29
198.70
387952.00
26-May-10 21:15:00
3.345
675.10
438.30
390976.00
26-May-10 22:00:00
3.315
679.78
227.87
389350.00
26-May-10 22:15:00
3.306
681.49
155.78
386920.00
26-May-10 23:00:00
3.277
683.67
163.66
378976.00
26-May-10 23:15:00
3.267
683.01
148.77
382940.56
78
TIMES
7BGTOTAIR%
7BGPI548
7BFPI697
7BFPI699
AVERAGE
26-May-10 18:45:00
96.68
0.00
-0.07
-0.10
-0.06
26-May-10 19:00:00
96.26
-0.01
-0.07
-0.03
-0.03
26-May-10 19:15:00
95.84
-0.03
-0.09
-0.07
-0.06
26-May-10 20:00:00
95.42
0.01
-0.04
-0.01
-0.01
26-May-10 20:30:00
95.32
-0.16
-0.21
-0.18
-0.18
26-May-10 21:00:00
95.00
0.00
-0.06
-0.05
-0.04
26-May-10 21:15:00
92.89
-0.10
-0.16
-0.18
-0.15
26-May-10 22:00:00
95.17
0.00
-0.10
-0.14
-0.08
26-May-10 22:15:00
94.97
-0.09
-0.13
-0.14
-0.12
26-May-10 23:00:00
95.72
0.04
-0.03
-0.06
-0.02
26-May-10 23:15:00
94.68
-0.08
-0.10
-0.12
-0.10
SA HEATER A
SA HEATER B
PA HEATER
7BGTI586/7/8A
7BGTI586/7/8B
7BGTI609
AVERAGE
26-May-10 18:45:00
147.13
146.95
159.48
151.19
26-May-10 19:00:00
147.07
146.86
159.30
151.08
26-May-10 19:15:00
147.00
146.77
159.12
150.96
26-May-10 20:00:00
146.81
146.49
158.57
150.62
26-May-10 20:30:00
146.68
146.30
158.20
150.39
26-May-10 21:00:00
146.55
146.12
157.83
150.17
26-May-10 21:15:00
146.47
146.02
157.65
150.05
26-May-10 22:00:00
145.49
145.34
157.10
149.31
26-May-10 22:15:00
145.17
145.05
156.92
149.05
26-May-10 23:00:00
144.19
144.19
156.37
148.25
26-May-10 23:15:00
143.86
143.90
156.19
147.98
79
7BFFIC710
26-May-10 18:45:00
40
40
10
10
26-May-10 19:00:00
40
40
10
10
26-May-10 19:15:00
40
40
10
10
26-May-10 20:00:00
40
40
10
10
26-May-10 20:30:00
40
40
10
10
26-May-10 21:00:00
40
40
10
10
26-May-10 21:15:00
40
40
10
10
26-May-10 22:00:00
40
40
10
10
26-May-10 22:15:00
40
40
10
10
26-May-10 23:00:00
40
40
10
10
26-May-10 23:15:00
40
40
10
10
CCOFA
SOFA
BRN TILTS
TILTS
7HHVCOAL
7BFFIC714
7BFFIC715
7BFSP730
7BFTIC729A.CV
26-May-10 18:45:00
5029
100
100
58.50
67.00
26-May-10 19:00:00
5029
100
100
58.50
67.00
26-May-10 19:15:00
5029
100
100
58.50
67.00
26-May-10 20:00:00
5029
100
100
58.50
67.00
26-May-10 20:30:00
5029
100
100
58.50
67.00
26-May-10 21:00:00
5029
100
100
58.50
67.00
26-May-10 21:15:00
5029
100
100
58.50
67.00
26-May-10 22:00:00
5029
100
100
58.50
67.00
26-May-10 22:15:00
5029
100
100
58.50
67.00
26-May-10 23:00:00
5029
100
100
58.50
67.04
26-May-10 23:15:00
5029
100
100
58.50
67.22
TIMES
80
CO2 + 3.76 N2
12 kg C + ( 32 kg O2 + 3.76 x 28 kg N2 )
1 kg C + 2.67 kg O2 + 8.84 kg N2
44 kg CO2 + 3.76 N2 x 28 kg N2
1 kg zat karbon memerlukan udara sebanyak 11.51 kg. Bila dalam 1 kg bahan
bakar terdapat c kg C, memerlukan udara sebanyak 11.51 kg. Jika berat jenis
oksigen pada 0 0C dan 760 mm Hg adalah 1.429 kg/m3, maka volume O2 untuk
pembakaran c kg C adalah 2.67 c / 1.429 = 1.868 c kg O2. Jadi jika dalam 1 kg
bahan bakar terdapat c kg C, memerlukan 11.51 kg udara, memerlukan 1.868 c kg
O2 atau 11.51 c kg udara.
Pembakaran hidrogen:
2H2 + ( O2 + 3.76 x N2 )
2H2O + 3.76 N2
4 kg H2 + ( 32 kg O2 + 3.76 x 28 kg N2 )
1 kg H2 + 8 kg O2 + 26.5 kg N2
36 kg H2O + 105.28 kg N2
9 kg H2O + 26.5 kg N2
81
Pembakaran belerang:
S + O2 + 3.76 N2
SO2 + N2
32 kg S + 32 kg O2 + 105.28 kg N2
1 kg S + 1 kg O2 + 3.32 kg N2
64 kg SO2 + 105.28 kg N2
2 kg SO2 + 3.32 kg N2
2.67c 8h s 100
1.429
21
82
Tabel 4.7 Kebutuhan oksigen dan udara total pada total coal
TOTAL COAL
Vut
But
Ton O2
Ton udara
TON/H
TIMES
7BFTOTCOAL
26-May-10 18:45:00
307.82
11970.69
14162.12
26-May-10 19:00:00
298.53
11609.28
13734.55
26-May-10 19:15:00
295.65
11497.17
13601.92
26-May-10 20:00:00
292.93
11391.48
13476.88
26-May-10 20:30:00
291.12
11321.02
13393.52
26-May-10 21:00:00
289.30
11250.56
13310.16
26-May-10 21:15:00
288.68
11226.46
13281.65
26-May-10 22:00:00
291.82
11348.23
13425.71
26-May-10 22:15:00
292.86
11388.82
13473.73
26-May-10 23:00:00
294.01
11433.45
13526.54
26-May-10 23:15:00
292.57
11377.57
13460.43
83
84
O2 TRIM %
TON/H
EMISI CO
mg/m
EMISI CO2
mg/m
TOTAL AIR %
TIMES
7BFTOTCOAL
7SELECTED
7BGCEMAI100
7BGCEMAI102
7BGTOTAIR%
O2
26-May-10
307.82
3.442
122.54
381408.00
96.68
298.53
3.432
116.74
387576.00
96.26
295.65
3.422
200.03
388064.00
95.84
292.93
3.393
187.47
384501.72
95.42
291.12
3.374
151.40
386377.59
95.32
289.30
3.354
198.70
387952.00
95.00
288.68
3.345
438.30
390976.00
92.89
291.82
3.315
227.87
389350.00
95.17
292.86
3.306
155.78
386920.00
94.97
294.01
3.277
163.66
378976.00
95.72
292.57
3.267
148.77
382940.56
94.68
18:45:00
26-May-10
19:00:00
26-May-10
19:15:00
26-May-10
20:00:00
26-May-10
20:30:00
26-May-10
21:00:00
26-May-10
21:15:00
26-May-10
22:00:00
26-May-10
22:15:00
26-May-10
23:00:00
26-May-10
23:15:00
85
O2 TRIM %
1 (BTU/h)= 1.055056
(KJ/h)
Mcoal
86
HHVcoal
TOTAL COAL
HHVCOAL
TOTAL
HHVCOAL
MW
TON/H
(BTU/lb)
COAL
(KJ/Kg)
Qcoal (KJ/h)
Kg/h
TIMES
7EX-
7BFTOTCOAL
7HHVCOAL
WATT-
7BFTO
TCOAL
GEN
5/26/20
640.02
307.82
5029
307820
11697.454
3600710290
640.73
298.53
5029
298530
11697.454
3492040943
641.7
295.65
5029
295650
11697.454
3458352275
641.24
292.93
5029
292930
11697.454
3426535200
641.05
291.12
5029
291120
11697.454
3405362808
640.73
289.3
5029
289300
11697.454
3384073442
641.7
288.68
5029
288680
11697.454
3376821021
640.33
291.82
5029
291820
11697.454
3413551026
10 18:45
5/26/20
10 19:00
5/26/20
10 19:15
5/26/20
10 20:00
5/26/20
10 20:30
5/26/20
10 21:00
5/26/20
10 21:15
5/26/20
87
10 22:00
5/26/20
641.3
292.86
5029
292860
11697.454
3425716378
642.89
294.01
5029
294010
11697.454
3439168451
640.97
292.57
5029
292570
11697.454
3422324117
10 22:15
5/26/20
10 23:00
5/26/20
10 23:15
Qcoal
LOAD KW
(KJ/h)
Net
plant
heat
rate
KJ/KWh
TIMES
7EX-WATT-GEN
7EX-WATTGEN
5/26/2010 18:45
640.02
360071029
640020
0
5/26/2010 19:00
640.73
349204094
8
640730
3
5/26/2010 19:15
641.7
345835227
641.24
342653520
641700
641.05
340536280
641240
640.73
338407344
641050
641.7
337682102
640730
640.33
341355102
5281.59043
9
641700
1
5/26/2010 22:00
5312.16411
8
2
5/26/2010 21:15
5343.60800
9
8
5/26/2010 21:00
5389.35994
2
0
5/26/2010 20:30
5450.09745
6
5
5/26/2010 20:00
5625.93401
5262.30484
8
640330
5625.93401
88
6
5/26/2010 22:15
641.3
342571637
8
641300
5341.83124
8
5/26/2010 23:00
642.89
343916845
6
642890
5349.54416
1
5/26/2010 23:15
640.97
342232411
9
640970
5339.28907
LOAD KW
Qcoal
Qcoal (KW)
(KJ/h)
7EX-WATT-GEN
5/26/2010 18:45
640020 3600710290
1000197.383
63.9893696
5/26/2010 19:00
640730 3492040943
970011.4507 66.05385942
5/26/2010 19:15
641700 3458352275
960653.4866
5/26/2010 20:00
641240 3426535200
951815.4095 67.37020578
5/26/2010 20:30
641050 3405362808
945934.189 67.76898514
5/26/2010 21:00
640730 3384073442
940020.4758 68.16128122
5/26/2010 21:15
641700 3376821021
938005.9142 68.41108252
5/26/2010 22:00
640330 3413551026
948208.6942 67.53049238
5/26/2010 22:15
641300 3425716378
951587.9589
5/26/2010 23:00
642890 3439168451
955324.6461 67.29544795
5/26/2010 23:15
640970 3422324117
950645.6641 67.42470136
66.7982794
67.392614
89
LOAD KW
90
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Efisiensi Boiler yaitu efisiensi termis boiler didefinisikan sebagai
persen
91
92
5.2 Saran
1. Minimalisasi pembakaran yang tidak sempurna, pembakaran yang tidak
sempurna dapat timbul dari kekurangan udara atau kelebihan bahan
bakar atau buruknya pendistribusian bahan bakar. tidak sempurna
disebabkan jeleknya pencampuran udara dan bahan bakar pada burner.
Sehingga, inspeksi dan perawatan kebersihan ujung burner dilakukan
dengan rutin.
2. Pengendalian udara berlebih, udara berlebih diperlukan pada seluruh
praktek pembakaran untuk menjamin pembakaran yang sempurna, untuk
memperoleh variasi pembakaran dan untuk menjamin kondisi cerobong
yang memuaskan untuk beberapa bahan bakar. Tingkat optimal udara
berlebih untuk efisiensi boiler yang maksimum terjadi bila jumlah
kehilangan yang diakibatkan pembakaran yang tidak sempurna dan
kehilangan yang disebabkan oleh panas dalam gas buang diminimalkan.
3. Penghindaran kehilangan panas radiasi dan konveksi, panas yang hilang
dari shell boiler biasanya merupakan kehilangan energy yang sudah
tertentu, terlepas dari keluaran boiler. Dengan rancangan boiler yang
93
modern, kehilangan ini hanya 1,5 persen dari nilai kalor kotor pada
kecepatan penuh, namun akan meningkat ke sekitar 6 persen jika boiler
beroperasi hanya pada keluaran 25 persen. Perbaikan atau pembesaran
isolasi dapat mengurangi kehilangan panas pada dinding boiler dan
pemipaan.
4. Pengurangan pembentukan kerak (clinker) dengan sootblower secara
teratur, pada boiler yang berbahan bakar minyak dan batubara, clinker
yang terbentuk pada pipa-pipa bertindak sebagai isolator terhadap
perpindahan panas, sehingga endapan tersebut harus dihilangkan secara
teratur. Suhu cerobong yang meningkat dapat menandakan pembentukan
clinker yang berlebihan.
5. Pengendalian boiler blowdown secara otomatis boiler blowdown kontinyu
yang tidak terkendali sangatlah sia-sia. Pengendali boiler blowdown
otomatis dapat dipasang yang merupakan sensor dan merespon pada
konduktivitas air boiler dan pH.