You are on page 1of 38

LAPORAN

PENDAHULUAN
PNEUMONIA

Disusun Oleh :

NUR KHOLIFAH
2007.044

AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN LAMONGAN


TAHUN 2009

LEMBAR PENGESAHAN

Surabaya, 18 Agustus 2009


Mahasiswa

NUR KHOLIFAH
NIM : 2007.044
Mengetahui
Pembimbing Ruangan

Pembimbing Akademik

ELMI ARIS R.
NIP: 140 334 294

_______________________
NIP:

Kepala Ruangan
Ruang Neonatus

M AR S U J U D
NIP : 140 109 616

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN PNEUMONIA
1. Landasan Teori
1.1 Pengertian
Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan
adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton &
Fugate, 1993).
Pneumonia adalah suatu radang paru-paru yang ditandai oleh adanya
konsolidasi exudat yang mengisi alveoli dan bronchiolus (Axton).
1.2 Etiologi
Penyebab dari pneumonia sendiri diantaranya sebagai berikut :
-

Infeksi bakteri (stapillococcus, streptococcus)

Infeksi virus (virus Influensa )

Infeksi Jamur (candida albicans)

Infeksi lain (aspirasi karena makanan, benda asing) faktor lain yang
mempengaruhi timbulnya pneumonia adalah resiko pada bayi prematur.

1.3 Klasifikasi pneumonia berdasarkan anatomi :


1. Pneumonia lobaris
2. Pneumonia lobularis (Bronchopneumonia )
3. Pneumonia interstitial (Bronchiotis)
1.4 Tanda dan Gejala

Sesak Nafas

Batuk nonproduktif

Ingus (nasal discharge)

Suara napas lemah

Retraksi intercosta

Penggunaan otot bantu nafas

Frekuensi nafas : Umur 1-5 tahun 40 x/menit atau lebih


Umur 2 bulan 1 tahun 50 x/menit atau lebih
Umur < 2 bulan 60 x/menit

Demam

Ronchi

Cyanosis

Leukositosis

Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar

Mual sampai muntah kadang-kadang perut kembung

1.5 Patofisiologi

Adanya gangguan pada terminal jalan nafas dan alveoli oleh mikroorganisme
patogen yaitu virus dan (Streptococcus Aureus, Haemophillus Influenzae dan
Streptococcus Pneumoniae) bakteri.

Terdapat infiltrat yang biasanya mengenai pada multiple lobus. Terjadinya


destruksi sel dengan meninggalkan debris cellular ke dalam lumen yang
mengakibatkan gangguan fungsi alveolar dan jalan nafas.

Pada kondisi anak ini dapat akut dan kronik misalnya : AIDS, Cystic Fibrosis
(CF), aspirasi benda asing dan konginetal yang dapat meningkatkan resiko
pneumonia.
Streptococcus Pneumonia
Respon Peradangan
Edema Alveolar

Pembentukan Eksudat

Alveoli dan Bronkiolus terisi cairan eksudat, sel darah, fibrin bakteri

1.6 Komplikasi
Komplikasi terdapat emfisema, otitis media akut, abses paru, atelektasis,
emfisema, dan meningitis, komplikasi ini tidak terjadi bila diberikan
antibiotik secara tepat.
1.7 Pemeriksaan
1.7.1

Foto thorax
Terdapat bercak infiltrate pada satu atau beberapa lobus.

1.7.2

Laboratorium
-

Gambaran darah tepi memungkinkan leukositosis dapat mencapai


15.000-40.000 /cm3 dengan pergeseran ke kiri, kuman dapat
dibiakkan dari tenggorokan atau darah.

Biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat albumin urine


ringan karena suhu yang naik dan sedikit thorax hialin.

Analisa gas darah arteri terjadi asidosis metabolik dengan atau


tanpa retensi O2.

1.8 Prognosa
Dari kasus pneumonia adalah dengan pemberian antibiotik yang tepat dan
adekuat, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1%. Bila pasien
disertai malnutrisi energi protein (MTP) dan pasien yang datang terlambat
angka mortalitasnya masih tinggi.
1.9 Penatalaksanaan

Antibiotik

O2 ventilasi

Monitor tekanan darah

Atasi asidosis metabolik

Pertahankan SE, pa O2, gula darah.

Pertahankan suhu tubuh.

Fisioterapi nafas.

Nabulizer/ terapi uap.


LANDASAN ASUHAN KEPERAWATAN
PNEUMONIA

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
1.1 Identitas klien
Sering terjadi terutama pada bayi kurang dari 1 minggu dan anak
kurang dari 2 tahun.
1.2 Keluhan utama
Sesak nafas.
1.3 Riwayat penyakit sekarang
Suhu badan meningkat/ menurun, kadang-kadang kejang, batuk, malas
minum, gelisah, dispnea, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan
cuping hidung, sianosis sekitar hidung dan mulut.
1.4 Riwayat penyakit keluarga
Ada keluarga menderita penyakit paru-paru atau penyakit pernafasan
lainnya.
1.5 Riwayat antenatal/ natal/ post natal

Antenatal
-

Ibu demam

Pemeriksaan kehamilan rutin

Ibu menderita corio amnionitis

Natal
-

KEPADA > 24 jam

Amnion keruh, bau dan meloneal.

AS rendah, BBLS.

Post natal

Malas minum, tachipnea.

Suhu badan meningkat/ menurun

1.6 ADL (Activity daily of Life)


1. Nutrisi

: Didapatkan penurunan nafsu makan dan minum.

2. Istirahat : Didapatkan kelemahan karena sesak dan suhu lebih tinggi.


3. Akttivitas : Terganggu karena sesak, kelelahan akibat peningkatan upaya
bernafas.
4. Eliminasi : Kadang diare
5. Personal hygiene : Dengan bantuan karena klien harus istirahat dan
aktifitas mendadak.
1.7 Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran composmentis sampai koma. Keadaan umum lemah dan
gelisah, suhu tubuh 385-40 oC, nadi cepat dan lemah, respirasi cepat dan
dangkal, berat badan sesuai dengan umur, sesak.
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala

: ubun-ubun cekung atau cembung

Wajah

: pucat atau sianosis

Mata

: sklera ikterus, cowong, palpebrae pucat, anenemi.

Hidung

: nafas cuping hidung, terpasang sekret.

Bibir

: pucat atau sianosis

Leher

: pembesaran kelenjar dan retraksi jugularis.

Thorax

: nafas tidak teratur

Paru-paru : tachipnea, ronchi


Jantung

: takikardi

Abdomen : distensi menonjol


Ekstremitas : tanda-tanda edema, akral dingin atas dan bawah.
Genetalia

: jenis kelamin, adakah kelainan.

Reflek

: Moro reflek +/-, sucking, reflek lemah.

3. Pemeriksaan penunjang
-

Pemeriksaan lab didapatkan leukosit mencapai 15.000-40.000 / cm

Urine biasanya lebih tua dan terdapat albumin uria ringan.

Analisa gas darah tepi menunjukkan asidosis metabolik dengan atau


beberapa lobus.

Foto thorax.

4. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan lendir pada jalan
nafas.
2. Perubahan pola nafas berhubungan dengan produksi mucus kental
pada paru dan ketidakefektifan batuk.
3. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakefektifan
bersihan jalan nafas.
4. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan dengan adanya bakteri
dan invasi virus.
5. Resuko kekurangan volume cairan berhubungan dengan menurunnya
curah jantung.
6. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakt
dan perawatan di rumah.
5. Intervensi
5.1 Dx I

: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan lendir


pada jalan nafas.

Tujuan

: Jalan nafas bersih, ketidakefektifan jalan nafas teratasi


dengan kriteria waktu 15 menit.

Kriteria

: Lendir bersih, pernafasan normal (30-60 x/menit pada bayi),


tidak sesak, tidak sianosis, tidak ada retraksi intercosta.

Intervensi :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan.
R/ Memutuskan rantai infeksi
2. Beri posisi tidur sedikit ekstensi dengan mengganja bagian bawah
bahu.
R/ Penurunan diafragma dapat membantu ekspansi maksimal.
3. Ubah posisi klien tiap 3 jam.
R/ Posisi klien yang tetap terus menerus dapat mengakibatkan
akumulasi sekret dan cairan pada lobus di bagian bawah.
4. Bersihan jalan nafas dengan nebulizer kemudian sextion.
R/ Mengencerkan dahak sekaligus mempermudah pengeluarannya
sehingga jalan nafas bebas dari sekret.
5. Lakukan kolaborasi dalam pemberian O2 dengan tim medis.
R/ Kebutuhan oksigen yang masuk ke tubuh dapat dibantu dengan
perubahan tambahan oksigen yang diberikan.
6. Observasi TTV tiap 4 jam.
R/ Peningkatan

frekuensi

nafas,

dan

mengidentifikasi

tingkat

keparahan.
5.2 Dx II

: Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan adanya bakteri


dan invasi virus..

Tujuan

: Klien tidak panas.

Kriteria

: -

Suhu tubuh normal (365-375 oC), nadi normal (120-140


x/menit)

Intervensi :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan.
R/ Memutuskan rantai infeksi.
2. Beri penjelasan dan pengertian penyebab dan mengatasi peningkatan
suhu tubuh.

R/ Menambah pemahaman keluarga tentang penyebab dan cara


mengatasi peningkatan suhu tubuh.
3. Berikan kompres hangat.
R/ Menurunkan panas dengan cara konduksi.
4. Observasi TTV tiap 2 jam.
R/ Perubahan suhu dapat mengetahui adanya infeksi.
5. Lanjutan program terapi dokter dalam pemberian antipiretik dan
antibiotik.
R/ Dapat menurunkan panas dihipotalamus.
6. Beri baju yang tipis.
5.3 Dx III

: Resiko

kurang

volume

cairan

berhubungan

dengan

menurunnya curah jantung.


Tujuan

: Tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan.

Kriteria

: Frekuensi nadi normal (30-60 x/menit) kulit tidak pucat,


akral hangat, produksi urine normal.

Intervensi :
1. Beri penjelasan tentang penyebab dan cara mengatasi kekurangan
volume cairan pada ibu klien.
R/ Menambah pengetahuan kepada ibu klien penyebab dan cara
mengatasi

kekurangan

volume

cairan,

dalam

tindakan

keperawatan.
2. Tingkatkan frekuensi pemasukan cairan melalui oral.
R/ Membantu mengencerkan sekresi pernafasan dan mencegah statis
cairan tubuh.
3. Monitor pengeluaran dan pemasukan urine tiap 8 jam.
R/ Mengetahui perbandingan antara pemasukan dan pengeluaran
cairan.
4. Lanjutkan program terapi dokter dalam pemberian infus.

R/ Memenuhi kebutuhan dan elektrolit.


5.4 Dx IV

: Cemas

berhubungan

dengan

kurangnya

pengetahuan

penyakit dan perawatan di rumah..


Tujuan

: Orang tua tidak cemas setelah mendapatkan informasi yang


jelas.

Kriteria

: Orang tua tenang dan kooperatif, mampu beradaptasi


dengan lingkungan, orang tua bisa menerima keadaan
penyakit anaknya, orang tua mengerti tentang pjls yang
diberikan.

Intervensi :
1. Kaji tingkat kecemasan orang tua klien.
R/ Mengetahui tingkat kecemasan yang dialami orang tua klien.
2. Beri kesempatan pada orang tua klien untuk mengungkapkan
perasaannya.
R/ Mengetahui penyebab kecemasan orang tua klien.
3. Diskusi dengan orang tua klien dengan masalah keperawatan yang
berhubungan dengan klien.
R/ Ikut melibatkan orang tua klien dalam mengatasi masalah
keperawatan klien.
4. Beri informasi yang jelas tentang segala tindakan keperawatan yang
dilakukan pada klien.
R/ Orang tua klien lebih kooperatif.
5. Beri kesempatan orang tua klien untuk memberi kasih sayang pada
anaknya.
R/ Dapat membantu dalam proses penyembuhan klien.
6. Kolaborasi dengan dokter untuk memberi penjelasan informasi tentang
kondisi penyakit klien.
R/ Orang tua klien mengerti dan menerima keadaan penyakit anaknya.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes Marylynn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk


Perendanaan dan Pendokumentasian Perawatan. Edisi 3. EGC, Jakarta.
Ngastiyah, (1997). Perawatan Anak Sakit. EGC : Jakarta.
Suparman, (1990). Ilmu Penyakit Dalam. EGC : Jakarta.
Staf Pengajar IKA (1985), Ilmu Kesehatan Anak, UI: Jakarta.

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA By. C DENGAN KASUS PNEUMONIA
DI RUANG NEONATUS RSU Dr. SOETOMO SURABAYA

Disusun Oleh :
NUR KHOLIFAH
2007.044

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH


KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN 2009

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA By. C DENGAN KASUS PNEUMONIA
DI RUANG NEONATUS RSU Dr. SOETOMO SURABAYA

1. Pengkajian
1.1 Identitas Bayi
Nama

: By. C

Umur

: 22 hari

Jenis Kelamin

: Perempuan

BB. Lahir

: 3.500 gr.

PB. Lahir

: 50 cm.

1.2 Identitas Penanggung Jawab


Nama

: Tn P

Umur

: 24 tahun

Suku/ Bangsa

: Jawa/ Indonesia

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA (Tamat)

Pekerjaan

: Wiraswasta (pedagang)

Alamat

: Pusat Gede Indah No. 35 Surabaya

Hub. dg klien

: orang tua klien

Tinggil./ Jam Mrs

: 12 Agustus 2009 (12.00 WIB)

Ruangan

: Neonatus (RKL)

No. Reg.

: 10970694

Dx. Medis

: Posisi

1.3 Keluhan utama

: Sesak nafas.

1.4 Riwayat penyakit sekarang


Ibu klien mengatakan anaknya masih sedikit sesak, disertai dengan
batuk dan keluar lendir, dengan warna putih kental, jika sesak klien menangis
terus, karena sesak dan batuk klien tidak bisa minum ASI secara langsung dan
jarang digendong ibunya.
1.5 Riwayat penyakit dahulu
Ibu klien mengatakan beberapa hari setelah lahir klien tidak sesak dan
batuk.
1.6 Riwayat penyakit keluarga
Ibu klien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
seperti yang diderita oleh klien.
1.7 Riwayat tumbang
1.7.1

Riwayat prenatal
Ibu

klien

mengatakan

saat

hamil

periksa

ke

bidan,

mendapatkan imunisasi TT . X ., mendapat tablet Fe x dan


ibu juga rajin minum jamu.
1.7.2

Riwayat natal
Ibu klien mengatakan umur kehamilannya 36 minggu. Lahir di
rumah sakit dengan cara vakum ditolong oleh dokter, dengan jenis
kelamin perempuan dengan BB 3.500 gr, PB : 50 cm. AS.

1.7.3

Riwayat post natal


Klien belum mendapatkan imunisasi, minum ASI, dan PASI
lewat sonde.

1.8 ADL (Activity daily of Life)


1.8.1

Nutrisi

: Klien mendapat PASI 12 x 55 cc/ sonde dan habis


dengan retensi 5 cc.

1.8.2

Istirahat tidur : bayi tidur selama 20-22 jam dan terbangun ketika
lapar dan haus, BAB dan BAK selama dilakukan
tindakan keperawatan.

1.8.3

Akttivitas

: Klien jarang beraktivitas karena selalu tidur,


kadang bergerak dan sering menangis..

1.8.4

Personal hygiene : Klien dimandikan 2 x sehari dengan ganti baju,


setelah mandi, bila BAB dan BAK langsung
diganti popok..

1.8.5

Eliminasi

: Klien BAB 2x dengan konsistensi lembek kadang


cair dan lendir warna kuning dan bau khas, BAK
4 x/hari

1.9 Pemeriksaan
1.9.1

Pemeriksaan Umum
Kesadaran composmentis sampai koma. Keadaan umum lemah dan
gelisah, suhu tubuh 385-40 oC, nadi cepat dan lemah, respirasi cepat
dan dangkal, berat badan sesuai dengan umur, sesak.

1.9.2

Pemeriksaan Fisik
Kepala

: Kulit kepala bersih, rambut bersih, ubun-ubun cekung,


kepala oval, lingkar kepala 36.

Wajah

: Wajah terdapat bintik-bintik merah, tidak terdapat


sianosis.

Mata

: sklera putih terdapat gambaran tipis pembuluh darah,


mata cowong.

Hidung

: Kadang terdapat sekret, tidak terdapat polip.

Bibir

: Tidak terdapat labioskisis, tidak terdapat sinanosis,


mukosa bibir lembab, terpasang sonde, terdapat sekret
tidak terdapat beslag di lidah.

Thorax

: nafas tidak teratur


I

: Simetris terdapat tarikan intercostae, dada tampak


bulat datar.

: Teraba ictus cordis pada ICS IV dan V mid clavicula


sinistra.

: Pekak pada paru, pekak pada jantung

: Paru-paru ronchi, jantung suara S1, S2.

Abdomen

: Tampak bulat datar, umbilicus agak menonjol.

: Bising usus 36 x/menit dikuadran 4.

: Tidak teraba pembesaran hepar dan lien, turgor kulit


kembali pada detik ke-2

: Suara hipertimpany di seluruh lapang perut.

Ekstremitas
Atas:

Kanan : Tidak odem, akral hangat, dan dapat bergerak


bebas.
Kiri

: Tidak Odema, akral hangat dan dapat bergerak


bebas.

Bawah:

Kanan : Dapat bergerak bebas, akral hangat, tidak odem.


Kiri

1.9.3

: Terdapat flug dan tidak odem.

Pemeriksaan penunjang Tgl (18-07-2009)


-

Elektrolit
Natrium

131,2 135-155

mmol/i

Kalium

4,1

3,6-5,5

mmol/i

Calsium

8,87

8,1-10,4

mg/dl

Singuis
Bazingking

:3

HB

: 16,4

Leukosit

: 7.500

SE

:1

Se

: 57

Ly

: 41

mo

:1

Foto 80F tidak tampak kelainan

Foto thorax peningkatan Brochovascular pattern.

o Terapi tgl (18 Agustus 2009 Oleh Dr. Anggoro)


Ampi Sulb

2 x 165 mg/IV

Gentamicyn

1 x 15 mg/IV

Nebul pz 3 cc + fisioterapi nafas.


Suction berkala.

Surabaya, 18 Agustus 2009


Mahasiswa
Yang Mengkaji

NUR KHOLIFAH
NIM : 2007.044

ANALISA DATA
Nama : By. C

Ruang

: Neonatus (RKL)

Umur : 22 hr

No. Reg

: 10970694

No. Pengumpulan Data


1.

Etiologi

S: O: -

RR 40 x/menit

Problem

Penumpukan

Ketidakefektifa

sekret

n
bersihan jalan

Suara nafas ronchi

Produksi sekret (+) kental, bening

nafas.

agak kuning.

2.

Terdapat tarikan intercostae.

Nadi 120 x/menit

S: O: -

Terpasang sonde di mulut


Klien minum susu per sonde

Reflek hisap dan

Ketidakefektifa

menelan yang

lemah.

pola pemberian
nutrisi

sebanyak 12 x 55 cc
3.

Klien sulit menelan.

S: Ibu klien mengatakan takut bila sakit


yang diderita anaknya tidak bisa
sembuh.
O: -

Ibu

klien

sering

menjenguk

Ibu klien sering menanyakan


perkembangan anaknya selama
dirawat di RS.

Kecemasan

pengetahuan

orang tua

tentang penyakit

anaknya.
-

Kurangnya

Ibu klien lulusan/ tamatan SMA

RUMUSAN DIAGNOSA
Nama : By. C

Ruang

: Neonatus (RKL)

Umur : 22 hr

No. Reg

: 10970694

No.
1.

Rumusan Diagnosa

Tgl.
Ditemukan

Tgl.
Teratasi

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

18 Agustus 2009

20 Juli 2009

18 Agustus 2009

20 Juli 2009

18 Agustus 2009

20 Juli 2009

berhubungan dengan penumpukan


sekret ditandai dengan :
S: O: -

RR 40 x/menit

Suara nafas ronchi

Produksi sekret (+) kental,


bening agak kuning.

2.

Terdapat tarikan intercostae.

Nadi 120 x/menit

Ketidakefektifan

pola

nutrisi

berhubungan dengan reflek hisap dan


menelan yang lemah ditandai dengan
:
S: O: -

Terpasang sonde di mulut


Klien minum susu per sonde
sebanyak 12 x 55 cc

3.

Klien sulit menelan.

Kecemasan orang tua berhubungan


dengan

kurangnya

pengetahuan

tentang penyakit ditandai dengan :


S: Ibu klien mengatakan takut bila

Ttd.

No.

Tgl.
Ditemukan

Rumusan Diagnosa
sakit yang diderita anaknya tidak
bisa sembuh.
O: -

Ibu klien sering menjenguk


anaknya.

Ibu klien sering menanyakan


perkembangan

anaknya

selama dirawat di RS.


-

Ibu klien lulusan/ tamatan


SMA

Tgl.
Teratasi

Ttd.

INTERVENSI
Nama : By. C

Ruang

: Neonatus (RKL)

Umur : 22 hr

No. Reg

: 10970694

No.
1.

Dx.Ke
p
Dx. I

Tgl./Jam

Tujuan

Intervensi

18/08/09

Setelah

07.30

keperawatan

WIB

diharapkan

diadakan

bersihan

asuhan 1.

selama 15 menit,
nafas

Cuci tangan sebelum 1.


dan sesudah melakukan

ketidakefektifan

jalan

Rasional

Ttd

Memutuskan
rantai infeksi.

tindakan keperawatan

teratasi 2.

Beri penjelasan pada 2.

Mencegah

dengan kriteria :

ibu klien sebelum masuk

infeksi lanjut dan

Jumlah sekret berkurang.

ruangan, cuci tangan dan

memutuskan rantai

Ronchi (+)

memakai

infeksi.

Tidak terdapat sianosis

sudah disediakan.

Warna sekret putih encer.

RR 40-60 x/menit

Tidak

terdapat

3.

tarikan

intercostae.
-

Nadi 120 x/menit

baju

Posisikan

yang
klien 3.

sedikit extensi dengan

sedikit

mengganjal

membuka

bagian

bawah bahu.
4.

Dengan posisi
jalan

nafas.

Kolaborasi
tim rehabilitasi
dalam

extensi

dengan 4.
medis

melakukan

Mengulangi
jumlah sekret pada
saluran nafas.

No.

Dx.Ke
p

Tgl./Jam

Tujuan

Intervensi

Rasional

Ttd

fisioterapi dada.
5.

Observasi TTV/ 4 5.
jam.

Mengetahui
perkembangan
klien secara dini.

6.
6.

Observasi
nafas

tambahan

melakukan
dan

suara

Mengencerkan

serta

sekret

nebulazer

section

secara

berkala.

yang

purulen.
-

Dengan suction
dapat
mengurangi
sekret.

2.

Dx. II

Setelah

dilakukan

asuhan 1.

Cuci tangan sebelum 1.

keperawatan selama 3 x 24 jam

dan sesudah melakukan

diharapkan ketidakefektifan pola

tindakan keperawatan.

pemberian nutrisi teratasi dengan 2.


kriteria :

Beri penjelasan pada 2.


ibu

tentang

cara

Memutuskan
rantai infeksi.
Keluarga klien
lebih

berhati-hati

No.

Dx.Ke
p

Tgl./Jam

Tujuan

Intervensi

Rasional

pemberian minum ASI

dalam

atau PASI pada klien dan

ASI dan PASI dan

harus memakai baju dan

kooperatif

dengan speen, tidak muntah

cuci

melatih klien untuk

dan habis 1 botol susu sesuai.

dahulu.

Klien

dapat

Pemasangan

minum

tangan

terlebih

minum

sonde

pemberian
dalam
dengan

speen.

dilepas.
-

Ttd

3.

BB klien > 2.500 gr dan 3.

Latih klien minum

tidak terjadi penurunan atau

dengan

speen

peningkatan 20 g/hr.

dengan

sendok

ketergantungan

atau

klien
klien.

(advice dokter 12 x 55
4.

4.
Mengkaji

Mengetahui
perkembangan

reflek

reflek hisap klien.

hidap klien.
5.
5.

terhadap

sonde dan melatih

cc)

Mencegah

mengetahui
perkembangan

Observasi TTV / 4

klien secara dini.

jam.
6.

Memenuhi

No.

Dx.Ke
p

Tgl./Jam

Tujuan

Intervensi

Rasional
kebutuhan

6.

Kolaborasi
tim

gizi

dengan

dan

dalam

Ttd
nutrisi
sebagai

pengganti ASI.

pemberian PASI.
3.

Dx. III

Setelah

dilakukan

asuhan 1.

Kaji

keperawatan selama 3x24 jam

kecemasan

diharapkan kecemasan orang tua

klien.

tingkat 1.
orang

tua

tingkat kecemasan
yang dialami orang

teratasi dengan kriteria :


-

tua klien.

Orang tua tidak cemas

2.

dan gelisah akan sakit yang 2.


diderita anaknya.
-

Mengetahui

Orang tua percaya dan

Beri

kesempatan

penyebab penyakit

pada orang tua klien

klien

tentang

mengatasi masalah

masalah

kooperatif dengan tindakan

keperawatan

yang

keperawatan.

berhubungan

dengan

klien untuk didiskusikan. 3.


3.

Mengetahui

Beri kesmpatan pada

dalam

keperawatan klien.
Mengetahui
penyebab

orang tua klien untuk

kecemasan

mengungkapkan

tua klien.

orang

No.

Dx.Ke
p

Tgl./Jam

Tujuan

Intervensi

Rasional

perasaannya.
4.

4.

Beri informasi yang


jelas

tentang

tindakan
yang

Supaya

orang

klien

lebih

tua

segala

Ttd

kooperatif.

keperawatan

dilakukan

pada

klien.

5.

Dalam
membantu

5.

Beri

kesempatan

orang tua untuk memberi


kasih sayangnya pada 6.
anaknya.
6.

Kolaborasi

penyembuhan
klien.
Orang tua klien
dapat mengerti dan

dengan

dokter untuk memberi


penjelasan

proses

tentang

kondisi penyakit klien.

menerima keadaan
penyakit anaknya.

IMPLEMENTASI
Nama : By. C

Ruang

: Neonatus (RKL)

Umur : 22 hr

No. Reg

: 10970694

No.
1.

Dx.Kep
.
Dx. I

Tgl/Jam Implementasi
18/08/0
9

Ttd

Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan


tindakan.

07.00

R/ Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan

07.30

tindakan.
Menjelaskan kepada ibu klien agar sebelum masuk
ruangan cuci tangan dan memakai baju yang sudah
disediakan.
R/ Ibu klien cuci tangan dan memakai baju yang

08.00

sudah disediakan.
Mengobservasi TTV
R/ S : 37 oC

08.30

RR : 40 x/menit

N : 120 x/menit
TD : Membersihkan mulut dan mengganti popok serta
mengatur posisi kepada klien sedikit ekstensi dengan
mengganjal bagian bawah bahu.
R/ Mulut klien bersih, klien BAK dan tidak BAB
dan klien tidur terlentang dengan posisi kepala

09.30

sedikit ekstensi.
Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian :
-

Inj. Ampi sulb 165 mg/IV

Inj. Glentamycin 15 mg/IV

Melakukan nebulazer selama 10 menit

No.

Dx.Kep
.

Tgl/Jam Implementasi

Ttd

dengan pz/ NaCl.


2.

Dx. II

18/08/0
9

Cuci

Melakukan suction.
tangan sebelum dan

sesudah

tindakan

keperawatan.

07.00

R/ Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah

07.30

melakukan keperawatan.
Memberitahu kepada ibu klien tentang tata cara
pemberian ASI atau PASI pada klien dan harus
memakai baju dan cuci tangan terlebih dahulu.
R/ Ibu klien cuci tangan sebelum memberikan ASI
dan memakai baju dan ibu klien melatih anaknya
untuk minum dengan speen/ sendok sedikit demi

08.45

sedikit.
Mengkaji reflek hisap klien.
R/ Klien masih belum bisa minum lewat speen

08.00

tetapi sendok atau sonde,


Mengobservasi TTV
R/ S : 37 oC

09.00

RR : 40 x/menit

N : 120 x/menit
TD : Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian PASI
12 x 55 cc.

3.

Dx. I

19/08/0
9

R/ Memberikan pemasukan intake pada klien.


Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan keperawatan.

21.00

R/ Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan

21.15

tindakan keperawatan.
Melakukan kolaborasi dengan tim medis.:
-

Inj. Ampi sulb 165 mg/IV

No.

Dx.Kep
.

Tgl/Jam Implementasi

Ttd

Inj. Glentamycin 15 mg/IV

Melakukan nebulazer selama 10 menit


dengan pz/ NaCl.

21.45

Melakukan suction.
Mengganti popok dan menata posisi dengan kepala
ekstensi serta observasi posisi kepala klien.
R/ Klien tidur dengan kepala sedikit ekstensi, klien

03.00

05.00
4.

Dx. II

19/08/0
9

BAB (+) BAK (+)


Mengobservasi TTV
R/ S : 373 oC

RR : 40 x/menit

N : 120 x/menit
Memandikan klien

TD : -

R/ Klien BAB (-) BAK (+) ganti baju dan popok.


Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan keperawatan.

21.00

R/ Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan

21.30

tindakan keperawatan.
Observasi reflek hisap.
R/ Klien sudah minum per speen tetapi masih

03.00

dipasang sonde.
Mengobservasi TTV
R/ S : 373 oC
N : 120 x/menit

04.00

RR : 40 x/menit
TD : -

Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian PASI


12 x 55 cc.

05.00

R/ Memberikan pemasukan intake pada klien.


Memandikan klien

No.

5.

Dx.Kep
.
Dx. I

Tgl/Jam Implementasi

20/08/0
9

Ttd

R/ Klien BAB (-) BAK (+) ganti baju dan popok.


Melakukan Cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan keperawatan.

21.00

R/ Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan

21.30

tindakan keperawatan.
Melakukan kolaborasi dengan tim medis.:
-

Inj. Ampi sulb 165 mg/IV

Inj. Glentamycin 15 mg/IV

Melakukan nebulazer selama 10 menit


dengan pz/ NaCl.

03.00

Melakukan suction.
Mengganti popok dan menata posisi dengan kepala
ekstensi serta observasi posisi kepala klien.
R/ Klien tidur dengan kepala sedikit ekstensi, klien

04.00

05.00

BAB (+) BAK (+)


Mengobservasi TTV
R/ S : 37 oC

RR : 40 x/menit

N : 120 x/menit
Memandikan klien

TD : -

R/ Klien BAB (-) BAK (+) ganti baju dan popok.

6.

Dx. II

20/08/0
9

Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah


melakukan tindakan keperawatan.

21.00

R/ Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan

21.30

tindakan keperawatan.
Observasi reflek hisap.
R/ Klien sudah minum per speen tetapi masih

No.

Dx.Kep
.

Tgl/Jam Implementasi

03.00

terpasang sonde.
Mengobservasi TTV
R/ S : 37 oC

04.00

Ttd

RR : 40 x/menit

N : 120 x/menit
TD : Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian PASI
12 x 55 cc.

05.00

R/ Memberikan pemasukan intake pada klien.


Memandikan klien
R/ Klien BAB (-) BAK (+) ganti baju dan popok.

EVALUASI
Nama : By. C

Ruang

: Neonatus (RKL)

Umur : 22 hr

No. Reg

: 10970694

No.
1.

Dx.Kep
.
Dx. I

Tgl/Jam Catatan Perkembangan


18/08/0
9

Ttd.

S : Ibu klien mengatakan mengerti dan dapat


menjelaskan kembali tentang penyebab dan cara
mengatasi

pneumoni

dan

mau

melakukan

prosedur rumah sakit waktu mau menyusui


anaknya.
O:-

RR 40 x/menit

Suara nafas ronchi +/+

Produksi sekret (+) kental bening agak


kuning.

Terdapat tarikan intercostae.

Nadi 120 x/menit

A : Tujuan belum tercapai


P : Lanjutkan intervensi
-

Cuci tangan sebelum dan setelah melakukan


tindakan keperawatan.

Beri penjelasan ibu agar sebelum masuk


ruangan cuci tangand an memakai baju.

Posisi klien sedikit extensi.

Kolaborasi dengan tim rehabilitasi medis


dalam melakukan fisioterapi.

Observasi TTV 4/jam.

Kolaborasi

dengan

tim

medis

dalam

pemberian nabulazer dan suction


I : Lakukan tindakan sesuai dengan intervensi.
E : Masalah belum teratasi

No.
2.

Dx.Kep
.
Dx. II

Tgl/Jam Catatan Perkembangan

Ttd.

S :O:-

Terpasang sonde di mulut


Klien minum PASI per sonde 12 x 55 cc
tidak ada retensi.

Klien muntah bila diberi minum per speen.

Klien sulit menelan (reflek hisap lemah).

A : Tujuan belum tercapai.


P :-

Lanjutkan intervensi.
Cuci

tangan

sebelum

dan

sesudah

melakukan tindakan keperawatan.


-

Latih klien minum dengan speen atau


sendok.

Mengkaji reflek hisap klien.

Observasi TTV 4/jam.

Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian


PASI.

I : Lakukan tindakan sesuai dengan intervensi.


E : Masalah belum teratasi
3.

Dx. III

S :-

Ibu klien mengatakan pasrah kepada tuhan


tentang kondisi anaknya dan mengatakan
selalu berdoa agar anaknya cepat sembuh.

Ibu klien mengatakan percaya sepenuhnya


kepada perawat dan dokter untuk merwat
anaknya agar cepat sembuh.

O:-

Ibu klien mau membelai anaknya dan


mengganti popok bila klien BAB dan BAK.

Ibu klien mau menggendong dan memberi

No.

Dx.Kep
.

Tgl/Jam Catatan Perkembangan


ASI untuk anaknya.
-

Ibu klien mau melatih anaknya minum


dengan speen.

A : Tujuan teratasi sebagian.


P : Lanjutkan intervensi
-

Kaji kecemasan orang tua klien.

Beri penjelasan pada orang tua untuk


mengungkapkan perasaannya.

Diskusi dengan orang tua klien tentang


masalah keperawatan yang berhubungan
dengan klien.

Berikan informasi tentang segala tindakan


keperawatan yang dilakukan pada klien.

Beri kesempatan pada orang tua klien untuk


memberi kasih sayang pada anaknya.

Kolaborasi dengan tim medis untuk memberi


penjelasan atau informasi tentang kondisi
penyakit pasien,

I : Lakukan tindakan sesuai dengan intervensi.


E : Masalah belum teratasi
1.

Dx. I

19/08/0

S: -

O:-

RR 40 x/menit

Suara nafas ronchi +/-

Produksi sekret (+) kental bening agak


kuning.

Terdapat tarikan intercostae.

Nadi 170 x/menit

Ttd.

No.

Dx.Kep
.

Tgl/Jam Catatan Perkembangan

Ttd.

A : Tujuan belum tercapai


P : Lanjutkan intervensi
-

Posisikan klien sedikit extensi.

Kolaborasi dengan tim rehabilitasi medis


dalam melakukan fisioterapi dada.

Observasi TTV 4/jam.

Kolaborasi

dengan

tim

medis

dalam

pemberian nabulazer dan suction


I : Lakukan tindakan sesuai dengan intervensi.
E : Masalah belum teratasi
2.

Dx. II

19/08/0

S :-

O:-

Terpasang sonde di mulut

Klien sulit menelan (reflek hisap lemah).

Klien minum PASI per sonde 12 x 55 cc


tidak ada retensi.

Klien dilatih minum PASI per speen tetapi


masih ada PASI yang tumpah (dimuntahkan.

A : Tujuan belum tercapai.


P :-

Lanjutkan intervensi.
Latih klien minum dengan speen atau
sendok.

Mengkaji reflek hisap klien.

Observasi TTV 4/jam.

Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian


PASI.

I : Lakukan tindakan sesuai dengan intervensi.


E : Masalah teratasi sebagian

No.
1.

Dx.Kep
.
Dx. I

Tgl/Jam Catatan Perkembangan


20/08/0

S: -

O:-

RR 36 x/menit

Tidak terdapat suara nafas tambahan.

Produksi sekret (-).

A : Tujuan tercapai
P : Intervensi dihentikan
2.

Dx. II

20/08/0

S :-

O:-

Terpasang sonde di mulut

Klien minum PASI per speen

Klien bisa minum ASI ibunya.

Klien tidak kesulitan menelan dan reflek


menghisap kuat..

A : Tujuan tercapai.
P :-

Intervensi dihentikan.

Ttd.

You might also like