Professional Documents
Culture Documents
Gambar 5. Magnetic resonance imaging (MRI) menunjukkan lesi yang berat pada
sinovial dengan penonjolan pada kapsul lateral dan komplek retinakuler, tulang
dan meniscus normal (MacDonald, et al., 1999).
dengan bengkak, eritema, lunak, atau kelainan bentuk. Pada kasus-kasus yang
jarang, vertebrae hemangioma bisa menyebabkan penekanan pada korda dan
fraktur, tapi kebanyakan vertebrae hemangioma biasanya asimptomatik (Katz, et
al., 2002).
Osseus hemangioma biasanya solid (melibatkan satu tulang) atau fokal (melibatkan
satu tulang atau tulang di dekatnya pada satu area). Penulis lain memberi definisi
yang berbeda. Beberapa penulis mengatakan bahwa hemangiomatosis merupakan
multipel hemangioma yang berlokasi di antara tulang yang saling berdekatan atau
bersebelahan. Multipel hemangioma juga dihubungkan dengan cystic
angiomatosis tulang dimana tidak didapatkan komponen jaringan lunak. Skeletalektraskeletal angiomatosis diartikan sebagai hemangioma yang mempengaruhi
kanalis vertebralis, selama tidak berada satu tempat (Katz, et al., 2002).
Gambar 8. Choroidal hemangioma ini berada di atas saraf optikus, tapi bisa sampai
ke fovea. Walaupun tidak terdapat robekan, kista pada retina dengan degenerasi
fovea menyebabkan penurunan ketajaman visus sampai 20/200 (Finger, 2004).
memprediksi durasi dari pertumbuhan dan fase involusi untuk setiap individu.
Superfisial hemangioma biasanya mencapai ukuran yang maksimal sekitar 6-8
bulan, tapi hemangioma yang lebih dalam mungkin berproliferasi untuk 12-14
bulan. Pada beberapa kasus dapat mencapai 2 tahun. Onset dari involusi lebih
susah untuk diprediksi tapi biasanya digambarkan dari perubahan warna dari merah
menyala ke ungu atau keabu-abuan. Kira-kira 20-40% dari pasien mempunyai sisa
perubahan dari kulit, hemangioma pada ujung hidung, bibir, dan daerah parotis
biasanya involusinya lambat dan sangat besar. Hemangioma superfisial pada muka
sering meninggalkan noda berupa sikatrik (Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002).
Gambaran klinis umum ialah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau
beberapa saat setelah lahir, pertumbuhannya relatif cepat dalam beberapa minggu
atau beberapa bulan; warnanya merah terang bila jenisstrawberry atau biru bila
jenis kavernosa. Bila besar maksimum sudah tercapai, biasanya pada umur 9-12
bulan, warnanya menjadi merah gelap (Katz, et al., 2002).
F. Diagnosis
Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama jika gambaran lesinya
khas, tapi pada beberapa kasus diagnosis hemangioma dapat menjadi susah untuk
ditegakkan, terutama pada hemangioma yang letaknya lebih dalam (Olmstead, et
al., 1994; Pieter, et al., 1997).
Diagnosis hemangioma selain dengan gejala klinis, juga dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan penunjang lain. Penggunaan teknik pencitraan membantu dalam
membedakan kelainan pembuluh darah dari beberapa proses neoplasma yang
agresif. Ultrasonografi dengan Doppler merupakan cara yang efektif, karena tidak
bersifat invasif dan dapat menunjukkan gambaran aliran darah yang tinggi yang
merupakan karakteristik dari hemangioma, demikian dapat membedakan antara
hemangioma dengan tumor solid (Abdel-Motaal, et al., 1996; Katz, et al., 2002).
Pada penggunaan X-ray, hemangioma jenis kapiler, X-ray jarang digunakan karena
tidak dapat menggambarkan masa yang lunak, sedangkan pada hemangioma
kavernosum biasanya dapat terlihat karena terdapat area kalsifikasi. Kalsifikasi ini
terjadi karena pembekuan pada cavitas cavernosum (phleboliths). Isotop scan pada
hemangioma kapiler dapat menunjukkan peningkatan konsistensi dengan
peningkatan suplai darah, tapi cara ini jarang digunakan. Angiografi menunjukkan
baik tidaknya pembuluh darah juga untuk mengetahui pembesaran hemangioma
karena neo-vaskularisasi. Magnetic Resonance Imaging (MRI) menunjukkan
karakteristik internal dari suatu hemangioma dan lebih jelas membedakan dari otototot yang ada di sekitarnya (Abdel-Motaal, et al., 1996; Kushner, et al., 1999).
Hemangioma dapat didiagnosa dengan pemeriksaan fisik. Pada kasus hemangioma
dalam atau campuran, CT Scan atau MRI dapat dikerjakan untuk memastikan bahwa
struktur yang dalam tidak terlibat (Kantor, 2004).
G. Komplikasi
1. Perdarahan
Komplikasi ini paling sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi lainnya.
Penyebabnya ialah trauma dari luar atau ruptur spontan dinding pembuluh darah
karena tipisnya kulit di atas permukaan hemangioma, sedangkan pembuluh darah
di bawahnya terus tumbuh (Katz, et al., 2002).
2. Ulkus
Ulkus menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan resiko infeksi, perdarahan, dan
sikatrik. Ulkus merupakan hasil dari nekrosis. Ulkus dapat juga terjadi akibat ruptur
(Kushner, et al., 1999).
Hemangioma kavernosa yang besar dapat diikuti dengan ulserasi dan infeksi
sekunder (Kantor, 2004).
Gambar 11. Hemangioma anogenital dengan nyeri, ulserasi yang terinfeksi, mulai
sembuh setelah pengobatan (Kushner, et al., 1999).
Gambar 12. Hemangioma anogenital dengan nyeri, ulserasi yang terinfeksi, mulai
terbentuk sikatrik (Kushner,et al., 1999).
3. Trombositopenia
Jarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar. Dahulu dikira
bahwa trombositopenia disebabkan oleh limpa yang hiperaktif. Ternyata kemudian
bahwa dalam jaringan hemangioma terdapat pengumpulan trombosit yang
mengalami sekuesterisasi (Katz, et al., 2002).
4. Gangguan penglihatan
Pada regio periorbital sangat meningkatkan risiko gangguan penglihatan dan harus
lebih sering dimonitor.Amblyopia dapat merupakan hasil dari sumbatan pada sumbu
penglihatan (visual axis). Kebanyakan komplikasi yang terjadi adalah astigmatisma
yang disebabkan tekanan tersembunyi dalam bola mata atau desakan tumor ke
ruang retrobulbar (Kushner, et al., 1999).
Hemangioma pada kelopak mata bisa mengganggu perkembangan penglihatan
normal dan harus diterapi pada beberapa bulan pertama kehidupan (Kantor, 2004).
regresi spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur
5 tahun (Hamzah, 1999).
Hemangioma superfisial atau hemangioma strawberry sering tidak diterapi. Apabila
hemangioma ini dibiarkan hilang sendiri, hasilnya kulit terlihat normal (Kantor,
2004).
2. Cara aktif
Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah hemangioma
yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata, telinga, dan tenggorokan;
hemangioma yang mengalami perdarahan; hemangioma yang mengalami ulserasi;
hemangioma yang mengalami infeksi; hemangioma yang mengalami pertumbuhan
cepat dan terjadi deformitas jaringan (Anonim, 2005).
2.1. Pembedahan
Indikasi :
1. Terdapat tanda-tanda pertumbuhan yang terlalu cepat, misalnya dalam beberapa
minggu lesi menjadi 3-4 kali lebih besar.
2. Hemangioma raksasa dengan trombositopenia.
3. Tidak ada regresi spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan sesudah 6-7 tahun.
Lesi yang terletak pada wajah, leher, tangan atau vulva yang tumbuh cepat,
mungkin memerlukan eksisi lokal untuk mengendalikannya (Hamzah, 1999).
2.2. Radiasi
Pengobatan radiasi pada tahun-tahun terakhir ini sudah banyak ditinggalkan
karena:
1. Penyinaran berakibat kurang baik pada anak-anak yang pertumbuhan tulangnya
masih sangat aktif.
2. Komplikasi berupa keganasan yang terjadi pada jangka waktu lama.
3. Menimbulkan fibrosis pada kulit yang masih sehat yang akan menyulitkan bila
diperlukan suatu tindakan.
Walaupun radiasi digunakan secara luas dalam masa lampau untuk mengobati
hemangioma, pada saat ini jarang digunakan karena komplikasi jangka lama terapi
radiasi, serta fakta bahwa kebanyakan hemangioma kapiler akan beregresi
(Hamzah, 1999).
2.3. Kortikosteroid
J. Prognosis
Pada umumnya prognosis bergantung pada letak tumor, komplikasi serta
penanganan yang baik (Hamzah, 1999).
Hemangioma kecil atau hemangioma superfisial dapat hilang sempurna dengan
sendirinya. Hemangioma kavernosa yang besar harus dievaluasi oleh dokter, dan
mendapat obat yang tepat (Kantor, 2004).
DAFTAR PUSTAKA
Abdel-Motaal, M. M., & Stanton, R. P. April 11, 1996 Soft Tissue Hemangioma, dalam
http:// gait.aidi.udel.edu/res695/homepage/pd_ortho/educated/clinase/sthem. htm.
Anonim 2005 Hemangioma, dalam http://www.hemangiomachild.com/childrens
specialists of San Diego/Division of Dermatology 8010 Frost Street, Suite 602 San
Diego, CA 92123.
Cathy 1999 Hemangioma, dalam http://www.hopeforkids.com/body_hemangioma.
html, Childrens Hospital Los Angeles Division of Plastic and Reconstructive Surgery.
Cohen, A. J. 2004 Cavernous Hemangioma, dalam eMedicine.com, Inc.
Drolet, B. A., Esterly, N. B., & Frieden, I. J. 2004 Hemangiomas in Children,
dalam The New England Journal of Medicine, http://www.hopeforkids.com/
body_hemangioma.html.
Enneking, W., Rathe, R., & Cornwall G. December 23, 1998 Hemangioma (Clinical
Musculoskeletal Pathology), dalam http://imc.gsm.com/scripts/mainframeset.asp?
u=http://
www.imc.gsm.com/integrated/msk/mspath/enneking/sect15/hemangio.html.
Finger, P. T. 2004 Choroidal Hemangioma, dalam http://www.eyecancer.com/
conditions/Choroidal%20Tumors/hemangioma.html.
Hall, K. 2005 Hemangiomas, dalam http://www.hemangioma
newsline.com/hemangioma newsline PO BOX 38264.
Hamzah, M. 1999 Hemangioma, dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Balai
Penerbit FK UI, Edisi Ketiga, Jakarta, 220-22.
Kantor, M. D. October 29, 2004 Hemangioma,
dalam http://www.medline.com/medline plus/ency/medline.htm.
Katz, D. A., & Damron, T. August 1, 2002 Hemangioma,
dalam http://www.emedicine.com/ orthoped/topic499.htm.
Kushner, B. J., Maier, H., Neumann, R., Drolet, B. A., Esterly, N. B., & Frieden, I. J.
December 23, 1999Hemangiomas in Children, dalam New England Journal of
Medicine 1999; 341:2018-2019.
Lehrer, M. D. April 17, 2003 Hemangioma,
dalam http://www.nlm.nih.gov/medineplus/ency/ article/001459.htm#Definition.
Lehrer, M. D. 2004 Hemangioma, dalam http://www.umm.edu/university of maryland
medical center/ency/medical reference.
MacDonald, D., Gollish, J. December 23, 1999 Synovial Hemangioma, dalam New
England Journal of Medicine1999; 341:2018-2019.
Olmstead, P. M., & Graham, W. P. 1994 Kelainan Bedah pada Kulit, dalam Buku Ajar
Bedah Sabiston, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Cetakan I Bagian 2, Jakarta, 426427.
Pieter, J., & Halimun, E. M. 1997 Tindak Bedah: Organ dan Sistem Organ Kulit,
dalam Buku Ajar Ilmu Bedah Wim de Jong, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Edisi
Revisi, Jakarta, 428-30.
Roy, S., 2000 Spindle Cell Hemangioendothelioma (Spindle Cell Hemangioma),
dalamhttp://www.geocities.com/sampyroy2000/spindlehe.html.
Worman, H. J. 1998 Hemangioma, dalam http://cpmcnet.columbia.edu/dept/gi/
hemangioma.html.