You are on page 1of 15

Hemangioma

21.34.00 Bedah 3 comments


Hemangioma adalah tumor jaringan lunak yang tersering pada bayi baru lahir
dengan persentase 5-10% pada anak-anak yang berusia kurang dari satu tahun.
Meskipun dilihat dari jumlah kejadian hemangioma yang cukup besar pada anakanak, tapi patogenesisnya tidak sepenuhnya dapat dimengerti, dan penanganan
yang terbaik untuk hemangioma masih kontroversial (Cathy, 1999).
Pembagian klasik hemangioma adalah hemangioma pada kulit bagian atas atau
hemangioma kapiler, hemangioma pada kulit bagian dalam atau hemangioma
kavernosa, dan hemangioma campuran antara keduanya (Kantor, 2004).
Hemangioma muncul saat lahir, meskipun demikian dapat hilang sendiri beberapa
bulan setelah lahir. Hemangioma dapat muncul pada setiap bagian tubuh, meskipun
demikian hemangioma lebih mengganggu bagi para orang tua ketika hemangioma
tumbuh pada muka atau kepala bayi (Kantor, 2004).
A. Definisi
Hemangioma adalah proliferasi dari pembuluh darah yang tidak normal dan dapat
terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah (Anonim, 2005).
Hemangioma merupakan tumor vaskular jinak terlazim pada bayi dan anak.
Meskipun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada orang tua, contohnya
adalah cherry hemangioma atau angioma senilis yang biasanya jinak, kecil, redpurple papule pada kulit orang tua (Olmstead, et al., 1994; Pieter, et al., 1997;
Hamzah, 1999).
B. Etiologi
Penyebab hemangioma sampai saat ini masih belum jelas. Angiogenesis sepertinya
memiliki peranan dalam kelebihan pembuluh darah. Cytokines, seperti Basic
Fibroblast Growth Factor (BFGF) dan Vascular EndothelialGrowth Factor (VEGF),
mempunyai peranan dalam proses angiogenesis. Peningkatan faktor-faktor
pembentukan angiogenesis seperti penurunan kadar angiogenesis inhibitor
misalnya gamma-interferon, tumor necrosis factorbeta, dan transforming growth
factorbeta berperan dalam etiologi terjadinya hemangioma (Kushner, et al., 1999;
Katz, et al., 2002).
C. Patofisiologi
Meskipun mekanisme yang jelas mengenai kontrol dari pertumbuhan dan involusi
hemangioma tidak begitu dimengerti, pengetahuan mengenai pertumbuhan dari
pembuluh darah yang normal dan proses angiogenesis dapat dijadikan petunjuk.
Vaskulogenesis menunjukkan suatu proses dimana prekursor sel endotel

meningkatkan pembentukan pembuluh darah, mengingat angiogenesis


berhubungan dengan perkembangan dari pembuluh darah baru yang ada dalam
sistem vaskular tubuh. Selama fase proliferasi, hemangioma mengubah kepadatan
dari sel-sel endotel dari kapiler-kapiler kecil. Sel marker dari angiogenesis, termasuk
proliferasi dari antigen inti sel, collagenase tipe IV, basic fibroblastic growth factor,
vascular endothelial growthfactor, urokinase, dan E-selectin, dapat dikenali oleh
analisis imunokimiawi (Olmstead, et al., 1994; Kushner, et al., 1999; Katz, et al.,
2002).
Hemangioma superfisial dan dalam, mengalami fase pertumbuhan cepat dimana
ukuran dan volume bertambah secara cepat. Fase ini diikuti dengan fase istirahat,
dimana perubahan hemangioma sangat sedikit, dan fase involusi dimana
hemangioma mengalami regresi secara spontan. Selama fase involusi, hemangioma
dapat hilang tanpa bekas. Hemangioma kavernosa yang besar mengubah kulit
sekitarnya, dan meskipun fase involusi sempurna, akhirnya meninggalkan bekas
pada kulit yang terlihat. Beberapa hemangioma kapiler dapat involusi lengkap, tidak
meninggalkan bekas (Kantor, 2004; Lehrer, 2004; Hall, 2005).
D. Klasifikasi
Pada dasarnya hemangioma dibagi menjadi dua yaitu hemangioma kapiler dan
hemangioma kavernosum. Hemangioma kapiler (superfisial hemangioma) terjadi
pada kulit bagian atas, sedangkan hemangioma kavernosum terjadi pada kulit yang
lebih dalam, biasanya pada bagian dermis dan subkutis. Pada beberapa kasus
kedua jenis hemangioma ini dapat terjadi bersamaan atau disebut hemangioma
campuran (Hamzah, 1999; Lehrer, 2003).
A. Hemangioma kapiler
1. Strawberry hemangioma (hemangioma simplek)
Hemangioma kapiler terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir.
Lebih sering terjadi pada bayi prematur dan akan menghilang dalam beberapa hari
atau beberapa minggu (Hall, 2005). Tampak sebagai bercak merah yang makin
lama makin besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang dan berbentuk
lobular, berbatas tegas, dan keras pada perabaan. Involusi spontan ditandai oleh
memucatnya warna di daerah sentral, lesi menjadi kurang tegang dan lebih
mendatar (Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002; Lehrer, 2003; Anonim, 2005).

Gambar 1. Strawberry hemangioma (Drolet, et al., 2004).


2. Granuloma piogenik
Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah trauma, jadi
bukan oleh karena proses peradangan, walaupun sering disertai infeksi sekunder.
Lesi biasanya soliter, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan
tersering pada bagian distal tubuh yang sering mengalami trauma. Mula-mula
berbentuk papul eritematosa dengan pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat
mencapai ukuran 1 cm dan dapat bertangkai, mudah berdarah (Worman, 1998;
Hamzah, 1999).
B. Hemangioma kavernosum
Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eritematosa atau nodus yang
berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan akan mengempis dan cepat
mengembung lagi apabila dilepas. Lesi terdiri dari elemen vaskular yang matang.
Bentuk kavernosum jarang mengadakan involusi spontan (Cohen, 2004; Anonim,
2005).
Hemangioma kavernosum kadang-kadang terdapat pada lapisan jaringan yang
dalam, pada otot atau organ dalam (Hall, 2005).
C. Hemangioma campuran
Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis kavernosum. Gambaran
klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian besar
ditemukan pada ekstremitas inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat terjadi sejak
lahir atau masa anak-anak. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah
kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat memberi gambaran
keratotik dan verukosa (Hamzah, 1999; Kushner, et al., 1999; Lehrer, 2003; Anonim,
2005).
Lokasi hemangioma campuran pada lapisan kulit superfisial dan dalam, atau organ
dalam (Hall, 2005).

Gambar 2. Hemangioma kapiler dan hemangioma kavernosum (Drolet, et al., 2004).


Beberapa literatur menyebutkan hemangioma yang lain diantaranya:
1. Intramuscular hemangioma
Intramuscular hemangioma sering terjadi pada dewasa muda, 80-90% diderita oleh
orang yang berumur kurang dari 30 tahun. Hemangioma ini lebih sering terjadi
pada ekstremitas inferior, terutama di paha dan khas ditunjukkan dengan massa
pada palpasi dan perubahan warna pada permukaan kulit di sekitar area
hemangioma. Intramuscular hemangioma bisa asimptomatik atau dapat juga
muncul dengan gejala-gejala seperti pembesaran ekstremitas, peningkatan suhu
pada area hemangioma, perubahan warna pada permukaan kulit, dan sakit
(Olmstead, et al., 1994; Enneking, et al., 1998; Katz, et al., 2002).

Gambar 3. Hasil pencitraan T1 dan T2 MRI dari intramuscular hemangioma pada


kaki. Gambaran yang menyerupai ular pada pembuluh darah menunjukkan tanda
yang kuat dari hemangioma (Katz, et al., 2002).

Gambar 4. T1 (time to repetition [TR]=500, time to echo [TE]=15.0/1) dan T2


(TR=3000, TE=15/Ef) hasil pencitraan pada intramuscular hemangioma pada kaki.
Hemangioma radiolusen pada T1 dan radioopak pada T2 menunjukkan bahwa
hemangioma seperti gambaran lemak atau hasil nonliquid (Katz, et al., 2002).
2. Synovial hemangioma
Synovial hemangioma kasusnya jarang terjadi. Pada artikulasio sinovial terdapat
eksudat cairan yang berulang, nyeri, dan menunjukkan gejala gangguan mekanik
(MacDonald, et al., 1999; Katz, et al., 2002).

Gambar 5. Magnetic resonance imaging (MRI) menunjukkan lesi yang berat pada
sinovial dengan penonjolan pada kapsul lateral dan komplek retinakuler, tulang
dan meniscus normal (MacDonald, et al., 1999).

Gambar 6. Artroskopi menunjukkan suatu pedunkulasi, lesi mirip anggur muncul


dari sinovial pada lateral parapatella (arrowhead) (MacDonald, et al., 1999).
3. Osseus hemangioma
Osseus hemangioma sering ditemukan dalam bentuk kecil-kecil, tetapi dapat
menyebabkan nyeri dan bengkak. Pada tulang tengkorak dapat berhubungan

dengan bengkak, eritema, lunak, atau kelainan bentuk. Pada kasus-kasus yang
jarang, vertebrae hemangioma bisa menyebabkan penekanan pada korda dan
fraktur, tapi kebanyakan vertebrae hemangioma biasanya asimptomatik (Katz, et
al., 2002).
Osseus hemangioma biasanya solid (melibatkan satu tulang) atau fokal (melibatkan
satu tulang atau tulang di dekatnya pada satu area). Penulis lain memberi definisi
yang berbeda. Beberapa penulis mengatakan bahwa hemangiomatosis merupakan
multipel hemangioma yang berlokasi di antara tulang yang saling berdekatan atau
bersebelahan. Multipel hemangioma juga dihubungkan dengan cystic
angiomatosis tulang dimana tidak didapatkan komponen jaringan lunak. Skeletalektraskeletal angiomatosis diartikan sebagai hemangioma yang mempengaruhi
kanalis vertebralis, selama tidak berada satu tempat (Katz, et al., 2002).

Gambar 7. Kortek tibia berbatasan dengan intramuscular hemangioma pada kaki


(Katz, et al., 2002).
4. Choroidal hemangioma
Choroidal hemangioma dapat tumbuh di dalam pembuluh darah retina yang disebut
koroid. Jika terdapat pada makula (pusat penglihatan) atau terdapat kebocoran
cairan dapat menyebabkan pelepasan jaringan retina (retinal detachment).
Perubahan ini dapat mempengaruhi penglihatan. Kebanyakan choroidal
hemangiomatidak pernah tumbuh atau terjadi kebocoran cairan dan mungkin dapat
diobservasi tanpa pengobatan (Finger, 2004).

Gambar 8. Choroidal hemangioma ini berada di atas saraf optikus, tapi bisa sampai
ke fovea. Walaupun tidak terdapat robekan, kista pada retina dengan degenerasi
fovea menyebabkan penurunan ketajaman visus sampai 20/200 (Finger, 2004).

Gambar 9. Choroidal hemangioma berbentuk bulat dan berwarna reddish-orange.


Tumor ini bisa meluas, tapi berada di bawah fovea dan visus 20/20 (Finger, 2004).
5. Spindle cell hemangioma
Spindle cell hemangioma (hemangioendothelioma) merupakan lesi vaskular yang
tidak jelas dimana biasanya berlokasi di dermis atau subkutis dari ekstremitas distal
(terutama sekali pada tangan) (Roy, 2000; Katz, et al., 2002).
6. Gorham disease
Gorham disease dapat menimbulkan nyeri tumpul atau lemah dan jarang dicurigai
lebih awal pada evaluasi dengan radiografi. Penderita biasanya berumur kurang dari
40 tahun. Secara histologi Gorham disease khas menampakkan hipervaskularisasi
dari tulang. Proliferasi vaskular sering mengisi kanalis medularis (Katz, et al., 2002).

Gambar 10. Gambaran radiografi pada pasien dengan Gorham


disease menunjukkan terputusnya tulang (Katz,et al., 2002).
7. Kassabach-Merritt syndrome
Kassabach-Merritt syndrome komplikasi dari pembesaran pembuluh darah yang
cepat yang ditandai dengan hemolitik anemia, trombositopeni, dan
koagulopati. Kassabach-Merritt syndrome terlihat berhubungan dengan stagnasi
aliran pada hemangioma yang besar, dengan banyaknya trombosit yang tertahan
dan terjadi penggunaan faktor koagulan yang tidak diketahui sebabnya
(consumptive coagulopathy) (Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002).
E. Manifestasi klinik
Gambaran klinik dari hemangioma adalah heterogen, gambaran yang ditunjukkan
tergantung kedalaman, lokasi, dan derajat dari evolusi. Pada bayi baru lahir,
hemangioma dimulai dengan makula pucat dengan teleangiektasis. Sejalan dengan
perkembangan proliferasi tumor gambarannya menjadi merah menyala, mulai
menonjol, dan noncompressible plaque. Hemangioma yang terletak di dalam kulit
biasanya lunak, masa yang terasa hangat dengan warna kebiruan. Seringkali,
hemangioma bisa berada di superfisial dan di dalam kulit.Hemangioma memiliki
diameter beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter. Hemangioma bersifat
solid, tapi sekitar 20% mempunyai pengaruh pada bayi dengan lesi yang multipel
(Kushner, et al., 1999; Katz, et al.,2002; Drolet, et al., 2004).
Bayi perempuan mempunyai resiko tiga kali lebih besar untuk menderita
hemangioma dibanding bayi laki-laki, dan insidensi meningkat pada bayi prematur.
Kurang lebih 55% hemangioma ditemukan pada saat lahir, dan perkembangannya
pada saat minggu pertama kehidupan. Dulunya, hemangioma menunjukkan fase
proliferasi awal, involusinya lambat, dan kebanyakan terjadi resolusi yang komplit.
Jarang sekali hemangioma menunjukkan pertumbuhan tumor pada saat lahir.
Walaupun perjalanan penyakit dari hemangioma sudah diketahui, sangat sulit untuk

memprediksi durasi dari pertumbuhan dan fase involusi untuk setiap individu.
Superfisial hemangioma biasanya mencapai ukuran yang maksimal sekitar 6-8
bulan, tapi hemangioma yang lebih dalam mungkin berproliferasi untuk 12-14
bulan. Pada beberapa kasus dapat mencapai 2 tahun. Onset dari involusi lebih
susah untuk diprediksi tapi biasanya digambarkan dari perubahan warna dari merah
menyala ke ungu atau keabu-abuan. Kira-kira 20-40% dari pasien mempunyai sisa
perubahan dari kulit, hemangioma pada ujung hidung, bibir, dan daerah parotis
biasanya involusinya lambat dan sangat besar. Hemangioma superfisial pada muka
sering meninggalkan noda berupa sikatrik (Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002).
Gambaran klinis umum ialah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau
beberapa saat setelah lahir, pertumbuhannya relatif cepat dalam beberapa minggu
atau beberapa bulan; warnanya merah terang bila jenisstrawberry atau biru bila
jenis kavernosa. Bila besar maksimum sudah tercapai, biasanya pada umur 9-12
bulan, warnanya menjadi merah gelap (Katz, et al., 2002).
F. Diagnosis
Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama jika gambaran lesinya
khas, tapi pada beberapa kasus diagnosis hemangioma dapat menjadi susah untuk
ditegakkan, terutama pada hemangioma yang letaknya lebih dalam (Olmstead, et
al., 1994; Pieter, et al., 1997).
Diagnosis hemangioma selain dengan gejala klinis, juga dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan penunjang lain. Penggunaan teknik pencitraan membantu dalam
membedakan kelainan pembuluh darah dari beberapa proses neoplasma yang
agresif. Ultrasonografi dengan Doppler merupakan cara yang efektif, karena tidak
bersifat invasif dan dapat menunjukkan gambaran aliran darah yang tinggi yang
merupakan karakteristik dari hemangioma, demikian dapat membedakan antara
hemangioma dengan tumor solid (Abdel-Motaal, et al., 1996; Katz, et al., 2002).
Pada penggunaan X-ray, hemangioma jenis kapiler, X-ray jarang digunakan karena
tidak dapat menggambarkan masa yang lunak, sedangkan pada hemangioma
kavernosum biasanya dapat terlihat karena terdapat area kalsifikasi. Kalsifikasi ini
terjadi karena pembekuan pada cavitas cavernosum (phleboliths). Isotop scan pada
hemangioma kapiler dapat menunjukkan peningkatan konsistensi dengan
peningkatan suplai darah, tapi cara ini jarang digunakan. Angiografi menunjukkan
baik tidaknya pembuluh darah juga untuk mengetahui pembesaran hemangioma
karena neo-vaskularisasi. Magnetic Resonance Imaging (MRI) menunjukkan
karakteristik internal dari suatu hemangioma dan lebih jelas membedakan dari otototot yang ada di sekitarnya (Abdel-Motaal, et al., 1996; Kushner, et al., 1999).
Hemangioma dapat didiagnosa dengan pemeriksaan fisik. Pada kasus hemangioma
dalam atau campuran, CT Scan atau MRI dapat dikerjakan untuk memastikan bahwa
struktur yang dalam tidak terlibat (Kantor, 2004).

G. Komplikasi
1. Perdarahan
Komplikasi ini paling sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi lainnya.
Penyebabnya ialah trauma dari luar atau ruptur spontan dinding pembuluh darah
karena tipisnya kulit di atas permukaan hemangioma, sedangkan pembuluh darah
di bawahnya terus tumbuh (Katz, et al., 2002).
2. Ulkus
Ulkus menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan resiko infeksi, perdarahan, dan
sikatrik. Ulkus merupakan hasil dari nekrosis. Ulkus dapat juga terjadi akibat ruptur
(Kushner, et al., 1999).
Hemangioma kavernosa yang besar dapat diikuti dengan ulserasi dan infeksi
sekunder (Kantor, 2004).

Gambar 11. Hemangioma anogenital dengan nyeri, ulserasi yang terinfeksi, mulai
sembuh setelah pengobatan (Kushner, et al., 1999).

Gambar 12. Hemangioma anogenital dengan nyeri, ulserasi yang terinfeksi, mulai
terbentuk sikatrik (Kushner,et al., 1999).
3. Trombositopenia

Jarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar. Dahulu dikira
bahwa trombositopenia disebabkan oleh limpa yang hiperaktif. Ternyata kemudian
bahwa dalam jaringan hemangioma terdapat pengumpulan trombosit yang
mengalami sekuesterisasi (Katz, et al., 2002).
4. Gangguan penglihatan
Pada regio periorbital sangat meningkatkan risiko gangguan penglihatan dan harus
lebih sering dimonitor.Amblyopia dapat merupakan hasil dari sumbatan pada sumbu
penglihatan (visual axis). Kebanyakan komplikasi yang terjadi adalah astigmatisma
yang disebabkan tekanan tersembunyi dalam bola mata atau desakan tumor ke
ruang retrobulbar (Kushner, et al., 1999).
Hemangioma pada kelopak mata bisa mengganggu perkembangan penglihatan
normal dan harus diterapi pada beberapa bulan pertama kehidupan (Kantor, 2004).

Gambar 13. Hemangioma periokuler yang kecil pada bayi menyebabkan


astigmatisma (Kushner, et al., 1999).
5. Masalah psikososial (Drolet, et al., 2004).
6. Dengan persentase yang sangat kecil hemangioma bisa menyebabkan obstruksi
jalan nafas, gagal jantung (Enneking, et al., 1998; Cohen, 2004).
H. Diagnosis Banding
Diagnosis banding ialah terhadap tumor kulit lainnya, yaitu limfangioma, lipoma,
dan neurofibroma (Hamzah, 1999).
I. Penanganan
Ada 2 cara pengobatan:
1. Cara konservatif
Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam
bulan-bulan pertama, kemudian mencapai besar maksimum dan sesudah itu terjadi

regresi spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur
5 tahun (Hamzah, 1999).
Hemangioma superfisial atau hemangioma strawberry sering tidak diterapi. Apabila
hemangioma ini dibiarkan hilang sendiri, hasilnya kulit terlihat normal (Kantor,
2004).
2. Cara aktif
Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah hemangioma
yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata, telinga, dan tenggorokan;
hemangioma yang mengalami perdarahan; hemangioma yang mengalami ulserasi;
hemangioma yang mengalami infeksi; hemangioma yang mengalami pertumbuhan
cepat dan terjadi deformitas jaringan (Anonim, 2005).
2.1. Pembedahan
Indikasi :
1. Terdapat tanda-tanda pertumbuhan yang terlalu cepat, misalnya dalam beberapa
minggu lesi menjadi 3-4 kali lebih besar.
2. Hemangioma raksasa dengan trombositopenia.
3. Tidak ada regresi spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan sesudah 6-7 tahun.
Lesi yang terletak pada wajah, leher, tangan atau vulva yang tumbuh cepat,
mungkin memerlukan eksisi lokal untuk mengendalikannya (Hamzah, 1999).
2.2. Radiasi
Pengobatan radiasi pada tahun-tahun terakhir ini sudah banyak ditinggalkan
karena:
1. Penyinaran berakibat kurang baik pada anak-anak yang pertumbuhan tulangnya
masih sangat aktif.
2. Komplikasi berupa keganasan yang terjadi pada jangka waktu lama.
3. Menimbulkan fibrosis pada kulit yang masih sehat yang akan menyulitkan bila
diperlukan suatu tindakan.
Walaupun radiasi digunakan secara luas dalam masa lampau untuk mengobati
hemangioma, pada saat ini jarang digunakan karena komplikasi jangka lama terapi
radiasi, serta fakta bahwa kebanyakan hemangioma kapiler akan beregresi
(Hamzah, 1999).
2.3. Kortikosteroid

Kriteria pengobatan dengan kortikosteroid ialah:


1. Apabila melibatkan salah satu struktur yang vital.
2. Tumbuh dengan cepat dan mengadakan destruksi kosmetik.
3. Secara mekanik mengadakan obstruksi salah satu orifisium.
4. Adanya banyak perdarahan dengan atau tanpa trombositopenia.
5. Menyebabkan dekompensasio kardiovaskular.
Kortikosteroid yang dipakai ialah antara lain prednison yang mengakibatkan
hemangioma mengadakan regresi, yaitu untuk bentuk strawberry, kavernosum, dan
campuran. Dosisnya per oral 20-30 mg perhari selama 2-3 minggu dan perlahanlahan diturunkan, lama pengobatan sampai 3 bulan. Terapi dengan kortikosteroid
dalam dosis besar kadang-kadang akan menimbulkan regresi pada lesi yang
tumbuh cepat (Hamzah, 1999).
Hemangioma kavernosa yang tumbuh pada kelopak mata dan mengganggu
penglihatan umumnya diobati dengan steroid injeksi yang menurunkan ukuran lesi
secara cepat, sehingga perkembangan penglihatan bisa normal. Hemangioma
kavernosa atau hemangioma campuran dapat diobati bila steroid diberikan secara
oral dan injeksi langsung pada hemangioma (Kantor, 2004).
Penggunaan kortikosteroid peroral dalam waktu yang lama dapat meningkatkan
infeksi sistemik, tekanan darah, diabetes, iritasi lambung, serta pertumbuhan
terhambat (Anonim, 2005).
2.4. Obat sklerotik
Penyuntikan bahan sklerotik pada lesi hemangioma, misalnya dengan namor
rhocate 50%, HCl kinin 20%, Na-salisilat 30%, atau larutan NaCl hipertonik. Akan
tetapi cara ini sering tidak disukai karena rasa nyeri dan menimbulkan sikatrik
(Hamzah, 1999).
2.5. Elektrokoagulasi
Cara ini dipakai untuk spider angioma untuk desikasi sentral arterinya, juga
untuk hemangioma senilis dan granuloma piogenik (Hamzah, 1999).
2.6. Pembekuan
Aplikasi dingin dengan memakai nitrogen cair (Hamzah, 1999).
2.7. Antibiotik
Antibiotik diberikan pada hemangioma yang mengalami ulserasi. Selain itu
dilakukan perawatan luka secara steril (Anonim, 2005).

J. Prognosis
Pada umumnya prognosis bergantung pada letak tumor, komplikasi serta
penanganan yang baik (Hamzah, 1999).
Hemangioma kecil atau hemangioma superfisial dapat hilang sempurna dengan
sendirinya. Hemangioma kavernosa yang besar harus dievaluasi oleh dokter, dan
mendapat obat yang tepat (Kantor, 2004).
DAFTAR PUSTAKA
Abdel-Motaal, M. M., & Stanton, R. P. April 11, 1996 Soft Tissue Hemangioma, dalam
http:// gait.aidi.udel.edu/res695/homepage/pd_ortho/educated/clinase/sthem. htm.
Anonim 2005 Hemangioma, dalam http://www.hemangiomachild.com/childrens
specialists of San Diego/Division of Dermatology 8010 Frost Street, Suite 602 San
Diego, CA 92123.
Cathy 1999 Hemangioma, dalam http://www.hopeforkids.com/body_hemangioma.
html, Childrens Hospital Los Angeles Division of Plastic and Reconstructive Surgery.
Cohen, A. J. 2004 Cavernous Hemangioma, dalam eMedicine.com, Inc.
Drolet, B. A., Esterly, N. B., & Frieden, I. J. 2004 Hemangiomas in Children,
dalam The New England Journal of Medicine, http://www.hopeforkids.com/
body_hemangioma.html.
Enneking, W., Rathe, R., & Cornwall G. December 23, 1998 Hemangioma (Clinical
Musculoskeletal Pathology), dalam http://imc.gsm.com/scripts/mainframeset.asp?
u=http://
www.imc.gsm.com/integrated/msk/mspath/enneking/sect15/hemangio.html.
Finger, P. T. 2004 Choroidal Hemangioma, dalam http://www.eyecancer.com/
conditions/Choroidal%20Tumors/hemangioma.html.
Hall, K. 2005 Hemangiomas, dalam http://www.hemangioma
newsline.com/hemangioma newsline PO BOX 38264.
Hamzah, M. 1999 Hemangioma, dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Balai
Penerbit FK UI, Edisi Ketiga, Jakarta, 220-22.
Kantor, M. D. October 29, 2004 Hemangioma,
dalam http://www.medline.com/medline plus/ency/medline.htm.
Katz, D. A., & Damron, T. August 1, 2002 Hemangioma,
dalam http://www.emedicine.com/ orthoped/topic499.htm.

Kushner, B. J., Maier, H., Neumann, R., Drolet, B. A., Esterly, N. B., & Frieden, I. J.
December 23, 1999Hemangiomas in Children, dalam New England Journal of
Medicine 1999; 341:2018-2019.
Lehrer, M. D. April 17, 2003 Hemangioma,
dalam http://www.nlm.nih.gov/medineplus/ency/ article/001459.htm#Definition.
Lehrer, M. D. 2004 Hemangioma, dalam http://www.umm.edu/university of maryland
medical center/ency/medical reference.
MacDonald, D., Gollish, J. December 23, 1999 Synovial Hemangioma, dalam New
England Journal of Medicine1999; 341:2018-2019.
Olmstead, P. M., & Graham, W. P. 1994 Kelainan Bedah pada Kulit, dalam Buku Ajar
Bedah Sabiston, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Cetakan I Bagian 2, Jakarta, 426427.
Pieter, J., & Halimun, E. M. 1997 Tindak Bedah: Organ dan Sistem Organ Kulit,
dalam Buku Ajar Ilmu Bedah Wim de Jong, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Edisi
Revisi, Jakarta, 428-30.
Roy, S., 2000 Spindle Cell Hemangioendothelioma (Spindle Cell Hemangioma),
dalamhttp://www.geocities.com/sampyroy2000/spindlehe.html.
Worman, H. J. 1998 Hemangioma, dalam http://cpmcnet.columbia.edu/dept/gi/
hemangioma.html.

You might also like