You are on page 1of 22

MOLA HIDATIDOSA

Dr. Sjafril Sanusi, Sp.OG

Suatu kehamilan yang tidak wajar,


yang sebagian atau seluruh villi
chorialisnya mengalami degenerasi
hidropik berupa gelembung yang
menyerupai
anggur
2 Jenis mola
hidatidosa :

1. Mola Hidatidosa Komplet (MHK)


2. Mola Hidatidosa Partial (MHP)

Mola Hidatidosa Komplet


:
Faktor Risiko :
1. Umur : < 20 dan > 35 tahun
2. Gizi
: defisiensi protein,asam
folat,histidin da beta carotene
3. Etnik : kaukasus < mongoloid
4. Riwayat obstetri : pernah MH
,gemelli
5. Genetik : balance translocation

Patogenesis

1. Teori Hertig ( Teori missed abortion)


2. Teori Park ( Teori neoplasia sel
trofoblas)
3. Teori Sitogenetik ( Teori Diploid
Androgenetik)

Resume Gejala klinis


MHK
A. Keluhan utama
1. Amenorea
2. Mual & muntah
3. Perdarahan pervaginam
Pada mulanya tidak berbeda dengan
kehamilan biasa,hanya keluhan mual dan
muntahnya sering berlebihan. Adanya
perdarahan pervaginum sering disangka
sebagai abortus biasa.

B. Perubahan yang menyertai


1. Uterus berkembang cepat,lebih besar dari
tuannya kehamilan, sering disertai ballooning
pada SBR.
2. hCG lebih tinggi dari normal ( > 100.000
mIU/ml )
3. Sering disertai kista lutein. Sebagai akibat
rangsangan Beta hCG kepada ovarium
yang berlebihan. Bisa uni atau bilateral

C. Penyulit :
1. Preeklampsi/eklampsi,tidak seperti
kehamilan biasa,pada MHK
terjadinyalebih dini.
2. Tirotoksikosis, terjadinya akibat
rangsangan
hormon hCG kepada
kelenjar Tiroid.
3. Emboli paru , jarang terjadi, tetapi
bisa
fatal.

Dasar Diagnosa

1. Anamnesa
a. terlambat haid
b. Perdarahan per vaginam
c. Uterus lebih tinggi dari lamanya
amenoehea
d. Tidak merasakan gerakan anak.

2. Klinis Ginekologis
a. Uterus lebih besar dari tuanya
kehamilan
b. Tidak ditemukan tanda pasti kehamilan
(DJJ,balotemen,atau gerakan anak)
3. Laboratorium
Kadar Beta hCG lebih tinggi dari normal
4. USG
Vesicular Texture

Diagnosa Pasti
1. Keluarnya gelembung mola
2. Hasil Patologi anatomi

Terapi
Terdiri dari 4 tahap
1. Perbaiki keadaan umum
2. Evakuasi jaringan
3. Profilaksis
4. Follow up

Perbaikan K U
Sebelum dilakukan evakuasi jaringan mola,
keadaan umum harus distabilkan dulu.
1.Transfusi
2.Antihipertensi/konvulsi. (Terapi PE/Eklampsi)
3.Obat antitiroid
Tindakan yang dilakukan sebelum penderita
dalam keadaan stabil dapat merangsang
terjadinya syok irreversibel,eklampsi atau
krisis tiroid, berakhir dengann kematian.

Pemeriksan Penunjang
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Hemopoietik lengkap.
Fungsi hepar ,ginjal dll
T3,T4 dan TSH
Foto thorax
Persiapan operasi
Kadar Beta h-CG utk menentukan nilai
prognostik

Utk emboli paru tidak ada pengobatan


spesifik, hanya suportif saja, terutama
oksigenisasi dan antikoagulan, sampai
gejala akutnya hilang.

Evakuasi Jaringan
Ada 2 cara evakuasi
1. Kuret vakum
2. Histerektomi totalis.

Tindakan kuret vakum


1. Langsung : Bila gelembung mola sudah
keluar dan KU st abil
2. Dengan persiapan : Bila gelembung mola
belum keluar

Perhatian : 1. Setelah kuret vakum, dinding


uterus
dibersihkan dengan kuret tajam
2. Utk PA diambil jaringan yang melekat
pada dinding uterus.
3. Kuret hanya satu kali. Kuret
selanjutnya
harus ada indikasi.

Histerektomi Totalis
a. Hanya utk golongan risiko tinggi (usia
>35 thn dgn jumlah anak
cukup),sebagai tindakan profilaktis
terhadadap terjadinya keganasan di
uterus.
b. Dilakukan dengan jaringan mola in
toto atau beberapa hari pasca kuret
c. Bila ada kista lutein, berapapun
besarnya, tidak perlu diangkat , karena
akan mengecil sendiri

Profilaksis
Ada 2 cara
1.Histerektomi Total
2.Kemoterapi diberikan pada Golongan
Risiko Tinggi yg menolak atau tidak
bisa dilakukan HT, atau wanita muda
dgn hasil PA yg mencurigakan.

Cara kemoterapi
1. MTX 20 mg/hari IM, Asam Folat 10 mg 3dd1 dan
Cursil 35 mg 2dd1, selama 5 hari berturut-turut.
Profilaksis dengan tablet MTX dianggap tidak
bermanfaat. As Folat adalah antidotum dari
MTX, Cursil berfungsi sbg Hepatoprotektor.
2. Actinomycin D 1 flakon sehari, selama 5 hari
berturut-turut.
Perhatian : Tindakan profilaksis dapat
menurunkan persentase keganasan pasca MHK,
Tetapi hanya
keganasan di uterus saja, tidak utk metastase
ditempat lain.

Follow Up
1. Tujuan :
a. Melihat apakah proses involusi berjalan
normal.
b. Menentukan adanya proses keganasan
secara dini
2. Durasi : 1 tahun
3. Jadwal :
a. 3 bulan pertama : 2 minggu sekali
b. 3 bulan kedua
: 1 bulan sekali
c . 6 bulan terakhir : 2 bulan sekali

4. Hal2 yang perlu dicatat


a. Keluhan penderita
b. Pemeriksaan Ginekologis
c. Kadar Beta-hCG
5. Syarat tidak boleh hamil selama satu tahun
6. Kontrasepsi : Kondom atau Pil kombinasi
7. Akhir Follow UP :
a. Hamil lagi sebelum satu tahun
b. Setelah satu tahun, tidak ada keluhan, baik
klinik
maupun laboratorik.

Prognosis
15-20% MHK mungkin mengalami
keganasan. Umumnya yang menjadi
ganas adalah mereka yang termasuk
golongan risiko tinggi
1.Umur diatas 35 tahun
2.Besar uterus diatas `20 minggu
3.Kadar Beta h-CG diatas 100.000 mIU/ml
4.Gambaran PA yang mencurigakan .

Kurva Regresi Beta hCG


Pasca evakuasi
Setelah jaringan mola dievakuasi, kadar Beta-hCG akan
menurun secara perlahan-lahan, Sampai akhirnya
tidak terdeteksi lagi. Waktu rata2 yg diperlukan
utkmmencapai kadar Normal
(< 5 mIU/ml), adalah 12 minggu
Bila terjadi distorsi dari kurva regresib yg normal
,berarti terjadi keganasan
Menurut Mochizuki,
Beta-hCG akan menjadi normal (< 5 mIU/ml) pada
minggu ke-12. Sampai minggu ke 12 sebaiknya
follow up dilakukan secara klinis saja. Bila pada
minggu ke 12 Test Pack (+) berarti ada distorsi curva
regresi. Selanjut nya di Periksa Beta hCG secara
kwantitatif utk kepentingan prognosis dan terapi

You might also like