Professional Documents
Culture Documents
terdapat
pada
anak
dan
orang
dewasa
dengan
arbo
virus
penderita
melalui
dan
gigitan
masuk
kedalam
tubuh
nyamuk
aedes
aegypty
adalah
penyakit
berdarah
dengue
yang
tanda-tanda
sendi
penggerakan
yang
bola
bintik-bintik
klinis
disertai
mata,
demam,
nyeri
leukopenia,
trombositopenia
pendarahan
(petekie)
otot
atau
nyeri
pada
ringan
dan
spontan.
(Hendrawanto, 2004).
2. Etiologi
a. Virus dengue sejenis arbovirus.
b. Virus dengue tergolong dalam family Flavividae dan
dikenal ada 4 serotif, Dengue 1 dan 2 ditemukan di
Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke II,
Filipina
berbentuk
tahun
batang,
1953-1954.
bersifat
Virus
termoragil,
dengue
sensitif
stabil
tersebut
pada
telah
suhu 70 oC.
di
temukan
Keempat
pula
di
akan
mengalami
keluhan
dan
gejala
karena
getah
bening,
hati
dan
limpa.
zat
serotonin
serta
anafilaktosin,
aktivasi
system
histamin
dan
kalikreain
yang
berakibat
berkurangnya
volume
plama,
terjadinya
hipotensi,
hemokonsentrasi,
kebocoran
ekstravaskuler
cairan
dalam
peritoneum,
plasma
dibuktikan
ke
dengan
rongga
serosa,
pleura
dan
daerah
ditemukannya
yaitu
dalam
perikard.
rongga
Renjatan
lain
hebat.
kematian
Perdarahan
trombositopenia,
pada
DHF
umumnya
gangguan
adalah
perdarahan
dihubungkan
fungsi
dengan
trombosit
dan
1986
mengklasifikasikan
DHF
menurut
disertai
perdarahan
tourniquet
spontan.
positif,
hemokonsentrasi.
b. Derajat II
gejala
klinis
Panas
2-7
lain,
hari,
trombositipenia,
tanpa
Uji
dan
perdarahan
spontan
seperti
petekie,
nadi
lemah
dan
cepat
(>120x/mnt
jantung
dingin,
140x/mnt)
berkeringat
biru.
5. Tanda dan Gejala
Selain
tanda
dan
gejala
anggota
dan
yang
kulit
gerak
tampak
ditampilkan
d.
sopor koma.
6. Pemeriksaan dan Diagnosis
a. Trombositopeni ( 100.000/mm3)
b. Hb dan PCV meningkat ( 20% )
c. Leukopeni (mungkin normal atau lekositosis)
d. Isolasi virus
e. Serologi ( Uji H ): respon antibody sekunder
f. Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV
berulang kali ( setiap jam atau 4-6 jam apabila
sudah
menunjukkan
tanda
perbaikan
),
Faal
7. Penatalaksanaan
Indikasi rawat tinggal pada dugaan infeksi
virus dengue :
a. Panas 1-2 hari disertai dehidrasi ( karena
panas, muntah, masukan kurang ) atau kejangkejang.
b. Panas 3-5 hari disertai nyeri perut, pembesaran
hati, uji tourniquet positif / negatif, kesan
sakit keras ( tidak mau bermain ), Hb dan PCV
meningkat.
c. Panas disertai perdarahan
d. Panas disertai renjatan.
Belum atau tanpa renjatan:
Grade I dan II :
a. Oral ad libitum atau
b. Infus
cairan
Ringer
Laktat
dengan
dosis
75
anak
tidak
jumlah
suka
minum
cairan
infus
sama
yang
sekali
harus
diberikan
sesuai
penderita
dalam
dengan
kurun
kebutuhan
waktu
24
cairan
jam
yang
Dengan Renjatan ;
Grade III
a. Berikan infus Ringer Laktat 20 mL/KgBB/1 jam
b. Apabila menunjukkan perbaikan (tensi terukur
lebih
dari
frekuensi
hangat)
80
mmHg
kurang
lanjutkan
mL/KgBB/1jam.
dan
dari
nadi
120/mnt
dengan
Jika
teraba
nadi
dan
Ringer
dan
dengan
akral
Laktat
tensi
10
stabil
berdasarkan
kebutuhan
cairan
dalam
dibagi
dengan
sisa
waktu
24
jam
mL/Kg
BB/1
jam
keadaan
tensi
masih
plasma
atau
plasma
ekspander
umum
membai
kebutuhan
dilanjutkan
cairan
cairan
selama
24
RL
jam
Laktat
tensi
menurun
10
mL/Kg
lagi,
BB/
tetapi
jam
keadaan
masih
terukur
maka
memperoleh
penderita
plasma
atau
tersebut
plasma
harus
ekspander
BB/
jam.
Dan
dapat
diulang
maksimal
30
komplikasi
dari
diantaranya :
a. Perdarahan luas.
b. Shock atau renjatan.
c. Effuse pleura
d. Penurunan kesadaran.
penyakit
demam
berdarah
B.
c.
d.
menurun.
Sistem Pernapasan
Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan
dangkal, epistaksis, pergerakan dada simetris,
perkusi
sonor,
pada
ronchi, krakles.
2.
Sistem Persyarafan
auskultasi
terdengar
Pada
grade
III
klien
gelisah
dan
terjadi
Sistem Cardiovaskuler
Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji
tourniquet positif, trombositipeni, pada grade
III
dapat
cepat,
terjadi
lemah,
mulut,
hidung
kegagalan
hipotensi,
dan
sirkulasi,
cyanosis
jari-jari,
pada
nadi
sekitar
grade
IV
Sistem Pencernaan
Selaput
mukosa
kering,
kesulitan
menelan,
Sistem perkemihan
Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30
cc/jam, akan mengungkapkan nyeri sat kencing,
kencing berwarna merah.
6.
Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering,
pada
grade
tourniquet,
terdapat
terjadi
positif
pethike,
pada
pada
uji
grade
III
2. Diagnosa Keperawatan
berhubungan
denganmual,
muntah,
anoreksia.
cairan
intravaskuler
ke
ekstravaskuler
d. Resiko
syok
hypovolemik
berhubungan
dengan
Intervensi
Rasional
Mandiri
1. Kaji saat timbulnya
demam.
mengidentifikasi
polademam klien.
2. Observasi
vital
1. Untuk
tanda
(suhu,
tensi,
nadi,
pernafasan)
setiap 3 jam.
3. Berikan
kompres
hangat.
2. Tanda
vital
merupakan
3. Dengan
vasodilatasi
dapat
meningkatkan
penguapan
yang
mempercepat
penurunan
suhu tubuh.
4. Peningkatan suhu
Edukatif
tubuh mengakibatkan
minum
liter/24
penguapan
tubuh
(2,5
meningkat
sehingga
jam.
7gelas).
asupan
cairan
yang
banyak.
mengurangi
tubuh.
Kolaborasi
6. Berikan
terapi
penguapan
bagi
pasien
sesuai
program
dokter
Diagnosa
2.
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan
nutrisi,
anoreksia.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, pasien
mampu menghabiskan makanan sesuai dengan posisi
yang diberikan /dibutuhkan Kriteria :
Rasional
Mandiri
1. Kaji
keluhan
mual,
sakit
menelan,
muntah
yang
klien.
2. Kaji cara
dan
menetapkan
cara
mengatasinya.
dialami
bagaimana
makanan dihidangkan.
4. Berikan
porsi
1. Untuk
kecil
frekuensi sering.
jumlah /
5. Catat
dalam
menghidangkan
makanan
dapat
mempengaruhi
nafsu
makan klien.
dan
porsi
2. Cara
sesuai
program dokter.
5. Untuk
mengetahui
pemenuhan
kebutuhan
nutrisi.
6. Antiemetik
pasien
mual
membantu
mengurangi
dan
muntah
rasa
dan
diharapkan
intake
nutrisi
pasien
meningkat.
Diagnosa
dengan
Resiko
perdarahan
Syok
yang
hypovolemik
berhubungan
berlebihan,
pindahnya
Intervensi :
Intervensi
Mandiri
1.
Rasional
memonitor
klien
selama
kondisi
perawatan
terutama
saat
perdarahan.
Perawat
mengetahui
terdi
segera
tanda-tanda
presyok / syok
2.
perlu
Observasi vital 2. Perawat
mengobaservasi
vital
sign setiap 3 jam
untuk
memastikan
atau lebih
terus
sign
tidak
3.
Jelaskan
klien
dan
perdarahan
dapat
segera
terjadi perdarahan
4.
pemeriksaan
HB, PCV, trombo
4. Untuk
mengetahui
kebocoran
pembuluh
tingkat
darah
melakukan
lebih lanjut
tindakan
dalam limfosit
megakariosit meningkat
ekstravasasicairan intravaskuler
ke ektravaskuler
trombositopeni
volume plasma menurun
pendarahan
hipotensi,hemokonsentrasi,hipo
proteinemia,efusi dan renjatan
DAFTAR PUSTAKA