Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam waktu tertentu.
Tujuan
Untuk memberikan kesempatan istirahat bagi pegawai dalam
rangka menjamin kesegaran jasmani dan rohaninya
Kebijakan
1. Pengajuan cuti menjadi tanggung jawab bagian personalia
dan diklat 2. Bagian personalia dan diklat berhak menerbitkan formulir pengajuan ijin/cuti 3. Permohonan ijin atas cuti yang diajukan harus mendapat persetujuan dari atasan langsung 4. Setiap pegawai yang telah bekerja 1 (satu) tahun terus menerus, berhak atas cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja dan diajukan sekurang-kurangnya 1 minggu sebelum pelaksanaan. 5. Bagi pegawai yang tidak masuk kerja karena sakit menjalani rawat inap di RSU Wiradadi Husada, diberikan kompensasi Tunjangan Kehadiran selama hari rawat maksimal 6 (enam) hari 6. Pegawai yang menikah diberikan cuti selama 4 (empat) hari. 7. Pegawai menikahkan anaknya diberikan cuti selama 3 (tiga) hari. 8. Pernikahan saudara kandung diberikan cuti selama 1 (satu) hari 9. Keluarga pegawai sakit menjalani rwat inap diberikan cuti 3 (tiga) hari
Prosedur
Unit Terkait
1. Pegawai yang akan mengajukan ijin/cuti, mengajukan
permohonan cuti dengan mengisi formulir pengajuan ijin/cuti. 2. Bagian personalia dan diklat mengevaluasi jumlah hari kerja yang masih menjadi hak cuti pegawai yang bersangkutan dan mengisikannya di Lembar Persetujuan pada Formulir Pengajuan Ijin/Cuti. 3. Pegawai yang bersangkutan mengajukan cuti kepada atasan langsung untuk mendapatkan persetujuan. 4. Atasan langsung menelaah dan mengkaji permohonan cuti pegawai yang bersangkutan. 5. Apabila menyetujui, atasan langsung menyampaikan permohonan cuti pegawai yang bersangkutan ke manajer departemen yang berada diatasnya untuk mendapatkan persetujuan. 6. Setelah disetujui oleh atasan langsung dan manajer departemen, pegawai yang bersangkutan menyampaikan ke bagian personalia dan diklat. 7. Bagian Personalia dan diklat membuat dan menetapkan surat ijin cuti, dibuat rangkap 2 (dua), asli untuk yang bersangkutan dan tembusan untuk arsip kepegawaian. 8. Atasan langsung membuat surat pemberitahuan untuk staf di bawahnya dan untuk unit yang terkait, serta mengatur tatanan kerja di unitnya agar pelaksanaan pekerjaan tetap berjalan dengan lancar. 9. Setelah menjalankan cuti, pegawai yang bersangkutan wajib melapor kepada atasan langsungnya. Personalia dan diklat Manajer Pelayanan Manajer Medis