Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
MACAM-MACAM PENGAWETAN MAKANAN
membutuhkan waktu penyimpanan yang lama untuk tumbuh dan selanjutnya terjadi
pembusukan.
Garam menjaga makanan dengan cara berikut:
1. Garam mengeringkan makanan. Garam menarik air dari makanan dan dehidrasi
itu.Semua makhluk hidup membutuhkan air dan tidak dapat tumbuh tanpa adanya
air. Garam digunakan untuk mengawetkan dendeng dengan tetap kering, dan mentega
mencegah dari merusak dengan menggambar keluar air, hanya meninggalkan lemak.
2. Garam membunuh mikroba. Garam tinggi adalah racun bagi mikroba sebagian karena
pengaruh osmolaritas, atau tekanan air. Dalam larutan garam yang sangat tinggi, banyak
mikroba akan pecah karena perbedaan tekanan antara luar dan dalam organisme. garam
yang tinggi juga bisa menjadi racun bagi proses internal mikroba, mempengaruhi DNA
dan enzim. Solusi tinggi gula juga memiliki efek yang sama pada mikroba, yang
mengapa digunakan sebagai pengawet makanan seperti selai dan jeli.
Istilah penggaraman yang lain dikenal dengan sebutan pengasinan, merupakan cara
pengawetan ikan yang produknya paling gampang ditemui diseluruh pelosok Indonesia. Ada
beberapa alasan yang menyebabkan teknologi penggaraman ini merupakan cara yang paling
banyak dilakukan untuk mengawetkan ikan, yaitu :
a. Teknik penggaraman merupakan teknologi yang sangat sederhana dan dapat dilakukan
oleh semua orang
b. Teknologi yang menggunakan garam ini merupakan cara pengawetan paling murah
c. Hasil olahan yang dikombinasikan dengan cara pengeringan mempunyai daya tahan
lama, sehingga dapat disimpan atau didistribusikan ke daerah yang jauh tanpa
memerlukan perlakukan khusus.
d. Produk ikan asin harganya murah, sehingga dapat terjangkau oleh semua lapisan
masyarakat
Contoh produk yang diawetkan dengan menggunakan garam :
1. IKAN ASIN
Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat
dari daging ikan yang diawetkan dengan
menambahkan
banyak garam.
Dengan
dapat disimpan di suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan, walaupun biasanya
harus ditutup rapat.
Cara pembuatan ikan asin. Beraneka jenis ikan yang biasa diasinkan, baik ikan darat
maupun ikan laut. Ikan-ikan ini dikumpulkan dalam suatu wadah dan lalu ditaburi
atau direndam dalam larutan
garam pekat. Ikan-ikan yang
besar biasanya dibelah atau
dipotong-potong
lebih
dulu
Kadar lemak yang tinggi (di atas 2%) akan memperlambat penetrasi garam ke
dalam daging ikan.
e. Kesegaran daging ikan
Ikan yang kurang segar memiliki daging yang lebih lunak dan cairan tubuh yang
mudah keluar, sehingga proses pengasinan bisa lebih cepat. Namun juga garam
yang masuk dapat terlalu banyak sehingga ikan menjadi terlalu asin dan kaku.
f. Suhu daging ikan
Semakin tinggi suhu daging ikan, semakin cepat garam masuk ke dalam tubuh
ikan.
2. KEJU
Pada keju, seperti pada banyak makanan, garam biasanya berfungsi sebagai
bumbu. Tetapi garam memiliki efek-efek
penting
biang
osmotik
dan efek penggaraman pada protein. Tekanan osmotik bisa disamakan dengan
pembentukan pengisap pada permukaan dadih, menyebabkan kelembaban tertarik
keluar.
Dengan beberapa pengecualian, kandungan garam keju adalah 0.5 2%. Blue
cheese dan varian white pickled cheese (Feta, Domiati), pada umumnya memiliki
kandungan garam 3 7%.
Pertukaran kalsium dengan sodium dalam paracaseinate yang merupakan
hasil dari penggaraman juga memiliki pengaruh positif pada konsistensi keju, yaitu
keju menjadi semakin halus/lembut. Secara umum, dadih yang dikenai garam pada
pH 5.3 5.6 selama 5 6 jam setelah penambahan biakan utama, menyebabkan susu
tidak mengandung zat-zat penghambat bakteri.
Pengasinan kering
Pengasinan kering bisa dilakukan baik secara manual maupun mekanik.
Garam dituangkan secara manual dari sebuah ember atau kontainer yang mengandung
jumlah yang cukup, disebarkan secara merata diatas dadih setelah semua whey
dibersihkan. Untuk distribusi yang lengkap, dadih diaduk selama 5 10 menit.
Ada berbagai macam cara untuk mendistribusikan garam pada dadih secara
mekanik. Salah satunya sama dengan yang digunakan untuk dosis garam pada
kepingan-kepingan
tahap
akhir
proses
melalui
disebelah
merupakan
sistem
3. SAWI ASIN
Sawi asin dibuat dari sawi hijau/sawi
pahit/jabung. Sesuai dengan namanya sawi asin
ini mempunyai rasa yang agak asin, berasa cuka
dan sedikit alkohol.
Mikroorganime yang berperan dalam
pembuatan sawi asin adalah jenis-jenis bakteri
penghasil asam laktat, seperti Lactobacillus cucumeris, Lactobacillus pentoaceticus
dan Leuconostoc mesenteroides.
4. ACAR SAYURAN
Teknologi Pengolahan Acar Sayuran
Proses pengolahan acar tradisional untuk
produk-produk seperti mentimun meliputi dua
tahapan yaitu pengasinan dan fermentasi untuk
menghasilkan
stok
garam,
dan
pengolahan
Hanya sedikit organisme yang telah ditemukan yang dapatmerusak bahanbahan pangan yang telah cukup diasinin dan diasamkan. Stabilitas mikroorganisme
dari produk-produk ini tergantung dari suatu interaksi yang kompleks dari
pengawetan atau pengaruh penghambatan karena yang kompleks dari pengawetan
atau pengaruh penghambatan karena garam, asam pH, pengaruh aw karena garam dan
penambahan
gula,
rempah-rempah,
bahan
pengawet
kimia,
besarnya
5. TELUR ASIN
Telur adalah salah satu sumber protein
hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah
dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur
mudah diperoleh dan harganya murah. Telur
dapat
dimanfaatkan
sebagai
lauk,
bahan
lain
10
Telur asin adalah telur utuh yang diawetkan dengan adonan yang dibubuhi
garam. Ada 3 cara pembuatan telur asin yaitu :
a. Telur asin dengan adonan garam berbentuk padat atau kering;
b. Telur asin dengan adonan garam ditambah ekstrak daun teh;
c. Telur asin dengan adonan garam, dan kemudian direndam dalam ekstrak
atau cairan teh.
6. IKAN PEDA
Ikan peda adalah salah satu produk pengawetan
dengan menggunakan garam. Bahan baku
dari kan peda adalah ikan kembung.
Dibawah ini adalah beberapa faktor
yang mempengaruhi pembuatan ikan
peda.
1) Ikan
Kesegaran ikan sangat mempengaruhi
mutu hasil akhir, maka ikan yang akan
diolah menjadi peda harus segar karena ikan yang sudah busuk akan
menghasilkan peda bermutu rendah dan akan membahayakan kesehatan. Pada
dasarnya semua jenis ikan dapat diolah menjadi peda, akan tetapi umumnya ikan
yang digunakan sebagai bahan baku peda adalah ikan kembung (Restrelliger spp).
Di kenal dua jenis peda yaitu peda merah yang dibuat dari ikan kembung betina
( Restrellinger nglegtus) dan peda putih yang dibuat dari ikan kembung ikan
jantan ( Restrelliger knagorta).
2) Garam
Garam yang digunakan harus mempunyai kemurnian tinggi,artinya mengandung
garam NaCl tinggi minimal 98%. Bila garam yang digunakan mengandung
garam-garam calcium dan magnesium lebih dari 1% maka akan menghasilkan
peda yang kurang baik.
Prinsip Fermentasi
Peda merupakan salah satu produk olahan tradisional yang dibuat dengan cara
fermentasi. Fermentasi adalah proses penguraian daging ikan oleh enzim yang akan
memberikan hasil yang menguntungkan. Proses fermentasi serupa dengan
pembusukan, tetapi fermentasi ini menghasilkan zat-zat yang memberikan rasa dan
aroma yang spesifik.
Terjadinya fermentasi memerlukan syarat-syarat sebagai berikut :
- Suasana lembab
11
7. CUMI ASIN
Cumi asin merupakan produk hasil pengawetan
menggunakan garam. Pembuatan cumi asin tidak
jauh berbeda dengan pembuatan ikan asin atau
ikan peda. Ada beberapa tips dalam mengolah
cumi asin. Pilih cumi yang kualitasnya bagus.
Badna dan kepala cumi utuh, kering dan
aromanya
segar.
Cuci
dengan
ari
bersih.
Oleh karena itu, ikan teri yang sudah ditangkap harus segera
mendapat proses pengolahan, di antaranya
melalui pengawetan. Salah satu proses
pengawetan terhadap ikan teri ini adalah
melalui pengasinan.
Pembudidayaan ikan teri membuat ikan ini
melimpah saat musim panen. Banyak masyarakat menggunakan cara pengasinan dan
pengeringan agar ikan ini dapat awet dan tidak terbuang sia-sia.
12
9. TERASI
Terasi merupakan produk awetan ikanikan atau rebon yang telah diolah melalui
proses
pemeraman
penggilingan
atau
atau
fermentasi,
penumbukan
dan
hitam-coklat,
bahan
pewarna
kadang
ditambah
sehingga
menjadi
kemerahan. Terasi memiliki bau yang tajam dan biasanya digunakan untuk membuat
sambal terasi, tapi juga sering ditemukan dalam berbagai resep tradisional Indonesia.
Didalam terasi juga dtambahkan garam. Manfaat garam dalam terasi :
1. Sebagai pemantap cita rasa terasi.
2. Sebagai bahan pengawet (pada konsentrasi 20 % ; 2 ons per kg bahan baku).
Terasi mempunyai 2 jenis, yaitu terasi ikan dan terasi udang. Terasi banyak ditemukan
didaerah pesisir, karena mereka dapat memperoleh bahan baku yang baik dan segar.
2) PENGAWETAN MAKANAN DENGAN PENAMBAHAN GULA
Gula terlibat dalam pengawetan dan pembuatan aneka ragam produk-produk
makanan. Beberapa diantaranya yang biasa dijumpai termasuk selai, jeli, marmalade, sari
buah pekat, sirup buah-buhan, buah-buahan bergula, umbi dan kulit, buah-buahan beku
dalam sirup, acar manis, chutney, susu kental manis, madu.
Walaupun gula sendiri mampu untuk memberi stabilitas mikroorganisme pada suatu
produk makanan jika diberikan dalam konsentrasi yang cukup (di atas 70% padatan terlarut
biasanya dibutuhkan), ini pun umum bagi gula untuk dipakai sebagai salah satu kombinasi
dari teknik pengawetan bahan pangan. Kadar gula yang tinggi bersama dengan kadar asam
yang tinggi (pH rendah), perlakukan dengan pasteurisasi secara pemanasan, penyimpanan
pada suhu rendah, dehidrasi dan bahan-bahan pengawet kimia (seperti belerangdioksida,
asam benzoat) merupakan teknik-teknik pengawetan pangan yang penting.
Apabila gula ditambahkan ke dalam bahan pangan dalam konsentrasi yang tinggi
(paling sedikit 40% padatan terlarut) sebagian dari air yang ada menjadi tidak tersedia untuk
pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas air (aw) dari bahan pangan berkurang.
Walaupun demikian, pengaruh konsentrasi gula pada aw bukan merupakan faktor
satu-satunya yang mengendalikan pertumbuhan berbagai mikroorganisme karena bahanbahan dasar yang mengandung komponen yang berbeda-beda tetapi dengan nilai aw yang
13
dan
55
bagian
berat
gula.
salah
satu
jenis makanan awetan berupa sari buah atau buahbuahan yang sudah yang sudah dihancurkan,
ditambah gula dan dimasak hingga kental atau berbentuk setengah padat. Selai tidak
dimakan begitu saja, melainkan untuk dioleskan di atas roti tawar atau sebagai isi roti
manis. Selai juga sering digunakan sebagai isi pada kue-kue seperti kue Nastar atau
pemanis pada minuman, seperti yogurt dan es krim.
Tiga bahan pokok pada proses pembuatan selai adalah pektin, asam, dan gula dengan
perbandingan tertentu untuk menghasilkan produk yang baik. Selai buah yang baik
harus berwarna cerah, jernih, kenyal seperti agartetapi tidak terlalu keras, serta
mempunyai rasa buah asli.
Buah yang dapat digunakan untuk membuat selai adalah buah yang masak tetapi tidak
terlalu matang dan tidak ada tanda-tanda busuk. Selai yang diperoleh dari buah
hasilnya lebih banyak daripada diolah menjadi jeli, sehingga pengolahan jeli lebih
banyak menggunakan buah yang murah harganya. Buah yang masih muda tidak dapat
digunakan untuk pembuatan selai karena masih banyak mengandung zat pati
(karbohidrat) dan kandungan pektinnya rendah. Kulit buahpun dapat digunakan untuk
menghasilkan selai tersebut.
Buah yang sering digunakan untuk pembuatan selai atau jeli antara lain : anggur, apel,
murbei, arbei, gowok, jambu biji, jeruk, pala, dan lain-lain.
14
2. JELLY
Jelly adalah makanan setengah padat yang
terbuat dari buah-buahan dan gula dengan
kandungan total padatan minimal 65
persen. Komposisi bahan mentahnya ialah
45 bagian buah dan 55 bagian gula. Jelly
terbuat dari sari buah-buahan. Syarat jelly
yang
baik
ialah
transparan,
mudah
15
wangi-
wangian.
Sukade
merupakan
buah-buahan
yang
Membuat
manisan
adalah
buah-buahan
salah
satu
menjadi
cara
untuk
sejak
zaman
dahulu kala. Jenis manisan ada 3 macam yaitu, manisan kering, manisan basah, dan
manisan basah berkuah.
Manisan basah diperoleh setelah penirisan buah dari larutan gula, sedangkan manisan
kering diperoleh bila manisan yang pertama kali dihasilkan (manisan basah)
dikeringkan sampai kering. Buah-buahan yang biasa digunakan untuk membuat
manisan basah adalah jenis buah yang cukup keras seperti pala, mangga, kedondong,
kolang-kaling, dan lain-lain. Sedangkan buah-buahan yang biasa digunakan untuk
membuat manisan kering adalah jenis buah yang lunak seperti pepaya, sirsak, dan
lain-lain.
Contohnya buah untuk manisan kering adalah:
Buah kundur
Kedondong
Asam jawa
Bengkuang
Pala
Jambu mete
Terung
4. MANISAN BASAH
Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering
dengan kadar air sekitar 25%,dankadar gula di atas 60%). Kondisi ini memungkinkan
manisan dapat disimpan lama karena kebanyakan mikroba tidak dapat tumbuh pada
bahan.
16
dianjurkan
didalam
17
cairan
buah
yang
diperoleh
dari
memiliki
kecenderungan
untuk
disebabkan
oleh
banyaknya ikatan
dalam
7. KEMBANG GULA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dari
pusat bahasa, kembang gula artinya adalah
penganan yang dibuat dari gula; permen; gulagula.
8. PERMEN/CANDY
Permen
adalah
sejenis
gula-gula (confectionary)
yang
dibuat
dengan
mencairkan gula di dalam air. Perbedaan tingkat pemanasan menentukan jenis permen
yang
menghasilkan
permen
keras,
suhu
Permen
dinikmati
menengah
permen
karena
rasa manisnya.
Banyak orang yang takut mengkonsumsi
permen manis karena takut gemuk dan sebagainya.
Akhirnya mereka berpikir bahwa permen asam lebih
aman
Namun
ternyata, kandungan asamnya yang hampir mendekati batas ekstrim dari spektrum
asam juga berbahaya bagi gigi.
Permen asam dapat menyebabkan erosi gigi (mengikis gigi). Semakin sering gigi
terpapar oleh asam dari permen ini dapat meningkatkan terbentuknya lubang gigi,
terjadinya gigi sensitif (linu), pewarnaan gigi, sensitivitas jaringan lunak, dan
hilangnya kilapan gigi.
suatu
teknik
produksi
dan
pengawetan makanan yang telah dilakukan sejak sangat lama. Di banyak negara, sosis
merupakan topping populer untuk pizza.Sosis terdiri dari bermacam - macam tipe, ada
sosis mentah dan juga sosis matang. Di Indonesia terdapat berpuluh - puluh merk
sosis, ada yang tipe premium dan ada tipe biasa, tergantung kontain sosisnya. Secara
umum dapat dilihat dari harganya.
Pada pemasakan sosis ada beberapa tahap yang harus dikerjakan, yaitu kyuring,
pembuatan adonan, pengisian selongsong, pengasapan, dan perebusan.
KYURING
Daging dipotong sebesar telapak tangan (10X10X2 cm)
Diolesi garam dan campuran gula (1%), garam kristal NaNO2 atau KNO2 (7,5 gram
untuk 50 kg daging) dan sodium aritrobat sebanyak 22,5 gram untuk 50 kg daging.
Kyuring dikerjakan pada suhu 2 4 0C selama sehari semalam.
PEMBUATAN ADONAN
20
Baskom
Telenan
Panci
Timbangan duduk
Benang
Kukusan
Termometer
Kompor gas
Pisau
Mika
BAHAN
Daging ayam 1 kg
Tepung sagu 150 gram
Susu skim 100 gram
21
Cuka 40 ml
Lada/merica 15 gram
Masako 2 bungkus
Sendawa 40 ml
22
minyak goreng.
casing.
menit.
jenis dan dosis yang tepat, makanan berpengawet tersebut tidak berbahaya
dibandingkan dengan makanan yang sudah terkontaminasi bakteri. Bakteri
yang sering dijadikan tolok ukur dalam industri makanan kaleng adalah
Clostridium botulinum yang dapat menghasilkan toksin syaraf yang
mematikan.
Sosis di Indonesia tidak sama dengan sosis di luar negeri. Di Jerman
khususnya, sosis ada 3 macam yang berwarna merah, coklat, dan putih.
Sosis yang berwarna merah tidak boleh digoreng atau dibakar. Sosis ini
mengalami proses curing seperti halnya kornet sehingga akan menjai
kasinogenik apabila digoreng yang suhunya bisa mencapai > 160 derajat
celcius. Sosis ini ditujukan untuk direbus dengan air (suhunya maks 100
derajat celcius). Sosis yang berwarna coklat ditujukan untuk digoreng
sedangkan sosis yang berwarna putih untuk dibakar. Kedua sosis ini tidak
mengandung nitrit. Sosis Jerman ini biasanya berbahan baku daging babi,
tetapi sekarang juga sudah ada yang daging sapi dan ayam. Selongsong
sosis dahulu memang dibuat dari usus hewan, tapi hal itu sekarang sangat
mahal sehingga diganti dengan suatu bahan yang edible (dapat dimakan)
yang biasanya berbasis karbohidrat ataupun protein.
Sosis di luar negeri memang merupakan sosis fermentasi bakteri asam
laktat, seperti Lactobacillus, tetapi ada juga yang bukan hasil fermentasi.
Anda tahu Lap Chiong? Lap chiong adalah sosis fermentasi daging babi
yang berwarna merah akibat curing yang bisa dilihat di bagian daging babi
di supaermarket. Salami juga merupakan sosis fermentasi daging. Nah,
sosis di Indonesia kebanyakan bukan sosis fermentasi dan warna
merahnya juga bukan akibat proses curing melainkan oleh pewarna (kalau
Anda lihat warna merah antara sosis merek satu dengan yang lainnya yang
mempunyai jenis yang sama akan berbeda-beda, ini yang membuat saya
geleng-geleng kepala) Yah, kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan
produsen sebab daya beli masyarakat Indonesia memang rendah. Jika
masyarakat Indonesia mau membeli sosis dengan harga 10.000-20.000 per
buah tentunya kita akan mendapat sosis dengan kualitas daging yang baik,
tanpa pewarna, dan tanpa pengawet yang berlebih (karena selalu laku di
pasaran).
Karena masyarakat Indonesia mempunyai budaya yang penting banyak
(ukurannya besar) dan murah, soal rasa tidak perlu yang terenak (enak
sudah cukup). Maka salah satu yang dilakukan produsen sosis adalah
dengan mengurangi kandungan daging. Daging memakan biaya produksi
yang cukup besar sebab daging yang digunakan harus fresh seperti halnya
bakso. Apabila tidak fresh sosis akan mudah buyar. Daging ini digantikan
dengan texturized meat yang terbuat dari soy-protein (protein kacang
kedelai). Teksturnya mirip daging dan rasanya dibuat juga mirip daging.
Sosis di Indonesia memang sebagian besar sudah terdiri dari texturized
meat, terutama sosis yang siap makan kandungan dagingnya sedikit sekali.
Keuntungan dari sosis texturized meat ini adalah kolesterolnya rendah.
Semua bahan nabati (yang berasal dari tumbuhan) tidak mengandung
kolesterol, yang ada adalah phytosterol (yang menurut penelitian
bermanfaat positif bagi kesehatan jantung). Hal ini berlaku juga untuk
minyak goreng kelapa sawit. Banyak produsen minyak goreng ini
mempromosikan minyaknya bebas kolesterol. Sebenarnya semua minyak
goreng nabati memang dari sananya tidak mengandung kolestrol (yang ada
adalah phytosterol). Jadi yang perlu diamati dari membeli minyak goreng
adalah kandungan asam lemak jenuh dan tidak jenuh, asam lemak jenuh
yang tinggi mempunyai potensi untuk mengakibatkan penyumbatan
pembuluh darah.
daging masih digiling lagi sehingga serpihatan tulang yang kecil-kecil itu
akan hancur. Prof. Fransisca Zakaria Rungkat (profesor ahli gizi Indonesia
yang sering menulis kolom gizi di Kompas) meneliti tentang efek dari
serpihan tulang tersebut terhadap manusia sewaktu beliau sekolah di
Perancis. Ternyata hasilnya tulang tersebut menjadi sumber kalsium yang
dapat serap oleh tubuh manusia. Justru tulang tersebut berakibat positif
bagi kesehatan manusia dan menjadi salah satu solusi masalah defisiensi
kalsium. Selama kandungan tulang lebih rendah dibanding daging atau
jika kandungannya tinggi produsen harus menyebutkan bahwa produknya
mengandung tulang sekian persen.
Limpahan besar-besaran produk unggas bagian tertentu dan produkproduk asap ke negara dunia ketiga termasuk Indonesia memang pernah
terjadi. Orang luar memang lebih suka menyantap dada ayam sebab
kandungan lemaknya lebih sedikit. Ukuran ayam dan sapi di sana besarbesar dan cenderung berlemak tinggi termasuk jeroannya seperti hati, dll.
Limpahan bagian-bagian yang dipercaya mengandung lemak tinggi
tersebut dilimpahkan ke negara dunia ketiga terutama fastfood dan juga
dijual di supermarket dengan harga miring. Pernah terjadi issue bahan
makanan yang diasapi mengandung formalin dan tidak baik untuk
kesehatan sehingga produk asapnya dilimpahkan di Indonesia dan orangorang di Indonesia berbondong-bondong membelinya (termasuk saya).
Issue tersebut memang benar. Asap yang ditimbulkan kayu yang dibakar
secara alami mengandung formalin. Formalin tersebut akan bermigrasi ke
bahan makanan yang sedang diasapi dan menghasilkan suatu pengawet
alami. Kadar formalin ini tentunya sangat jauh lebih rendah dibanding
tahu atu ikan berformalin. Limpahan produk-produk ini sekarang sudah
dilarang (tapi tidak tahu kalau masih ada yang masuk secara ilegal)
sehingga sekarang cukup aman. Untuk produk asap dan bakaran sebaiknya
tidak dikonsumsi secara berlebih. Produk bakaran juga mengandung
polyacrylamide hidrocarbon yang juga bersifat karsinogenik.
Issue bahan organik itu pasti sehat juga salah. Yang benar adalah bahan
organik itu belum pasti sehat. Bahan organik ditumbuhkan dengan tidak
menggunakan pestisida, insektisida, ataupun fungisida sehingga tanaman
seringkali diserang serangga (sehingga daunnya relatif kurang mulus
dibanding yang non-organik). Tanaman mengahasilkan toksin alami untuk
memproteksi diri terhadap serangan hama tersebut. Timun misalnya,
pernahkah Anda merasakan timun rasanya pahit? Itu karena ada toksin
curcubitans yang menyebabkan kematian jika terlalu banyak. Phasin pada
kacang merah merupakan toksin yang bersifat phytohemaglutinin yang
mengakibatkan pembekuan darah. Toksin ini dapat diinaktivasi sebagian
(tetapi tidak seluruhnya) dengan memasak kacang tanah selama min. 10
menit pada suhu 100 derajat celcius (tapi lebih baik suhunya lebih tinggi
atau waktunya lebih lama tapi dengan resiko kandungan vitamin dan
mineral dalam kacang merah rusak). Masih banyak lagi toksin alami yang
diproduksi oleh tanaman ataupun hewan. Hampir semua makanan itu
aman asalkan berasal dari bahan baku yang baik, ditangani dengan baik,
diolah dengan baik, dan dikonsumsi secara benar dan tidak berlebihan
2. DENDENG
Dendeng adalah daging yang dipotong tipis menjadi serpihan yang
lemaknya dipangkas, dibumbui dengan saus asam,
asin atau manis dengan dikeringkan
dengan api kecil atau diasinkan dan
dijemur. Hasilnya adalah daging yang
asin dan semi-manis dan tidak perlu
disimpan di lemari es. Dendeng adalah
contoh makanan yang diawetkan.
Resep dendeng biasanya menggunakan
satu jenis daging saja, yaitu daging sapi. Namun dendeng dapat dibuat dari
hasil buruan seperti venison, elk, caribou, dan rusa. Saat ini, terdapat juga
dendeng dari kalkun, burung onta, salem, buaya, dan tuna. Daging harus
Ketumbar dapat menimbulkan bau sedap dan rasa pedas yang gurih,
sehingga bau tidak sedap pada dendeng dapat dihilangkan. Bawang putih
dapat menimbulkan rangsangan tajam dan memacu selera makan.
Gula menambah rasa manis dan kelezatan, mengurangi rasa asin
berlebihan akibat penambahan garam, memperbaiki aroma dan tekstur
daging. Gula juga berfungsi melunakkan produk dengan mengurangi
penguapan.
Pengeringan Dendeng
Dendeng tergolong dalam bahan makanan semi basah (intermediate
moisture food), yaitu bahan pangan yang mempunyai kadar air tidak
terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah, yaitu antara 15-50 persen.
Kadar air tersebut dapat dicapai melalui proses pengeringan daging yang
telah dibumbui.
Pengeringan dendeng dapat dilakukan dengan bantuan sinar matahari atau
dengan
menggunakan
alat
pengering
buatan
(artificial
drying).
butiran,
yaitu
butiran
garam.
4) PENGAWETAN
MAKANAN
aktivitas
air
di
dalamnya.
Menurunnya
temperatur
dan
titik beku. Dalam proses ini, temperatur di 0 hingga -5oC disebut zona kritis yang
diperlukan oleh makanan dalam pembentukan kristal-kristal es. Lamanya waktu
yang diperlukan bagi makanan dalam melalui zona kritis ini menentukan jumlah
dan ukuran kristal es yang terbentuk. Proses pembekuan yang cepat akan
membentuk sejumlah besar kristal es berukuran kecil, sedangkan pendinginan
dalam waktu yang lambat akan membentuk sejumlah kecil kristal es berukuran
besar.
Pembekuan yang lambat memberikan waktu bagi molekul-molekul air
untuk bermigrasi menuju inti yang akan bersatu dengannya untuk membentuk
agregat kristal es sehingga menghasilkan kristal es berukuran besar. Pembentukan
kristal es berukuran besar ini akan mempengaruhi struktur makanan dan
menyebabkan hilangnya kualitas makanan. Kristal es yang besar akan menusuk
dinding sel produk makanan dan merusaknya. Kerusakan akan semakin besar
dengan semakin lambatnya laju pembekuan (Otero et al., 2000). Solusi terbaik
adalah dengan mencegah terjadinya kristalisasi ini dengan risiko meningkatkan
pertumbuhan mikroorganisme yang dapat merusak makanan karena temperatur
yang masih memungkinkan bagi pertumbuhan mikroorganisme. Solusi dari
masalah tersebut adalah dengan menambahkan protein anti beku yang dapat
menurunkan titik beku air dan mencegah kristalisasi pada temperatur yang sangat
rendah (Feeney dan Yeh, 1998).
e. Perkiraan waktu pembekuan
Semua produk makanan mengandung berbagai jenis zat terlarut. Sangat
sulit untuk menentukan pada temperatur berapa seluruh air dalam produk
makanan akan membeku, dikarenakan keberadaan zat terlarut dalam makanan
menurunkan titik beku.
Laju pendinginan yang mempengaruhi waktu pembekuan yang diperlukan
produk makanan kualitas produk makanan dapat didefinisikan oleh selisih antara
temperatur awal produk makanan dan temperatur akhir pembekuan dibagi dengan
waktu. (oC/s). Dapat juga didefinisikan dengan rasio dari selisih antara temperatur
permukaan dan temperatur bagian dalam produk makanan dengan waktu yang
dibutuhkan bagi permukaan produk makanan untuk mencapai temperatur 0oC dan
bagian dalam produk makanan untuk mencapai temperatur -5oC.
Perkiraan waktu pembekuan adalah faktor utama dalam melakukan
pembekuan makanan. Waktu pembekuan menentukan kapasitas alat pendingin
yang dibutuhkan dalam melakukan pembekuan.
Faktor
yang
mempengaruhi
lamanya
proses
pembekuan
adalah
konduktivitas termal, kalor jenis, ketebalan, massa jenis, dan luas permukaan
produk makanan serta selisih temperatur antara produk makanan dengan medium
pendinginan dan resistansi laju pindah panas. Perkiraan waktu pembekuan
semakin sulit dilakukan karena konduktivitas termal, massa jenis, dan kalor jenis
produk makanan bervariasi bergantung pada temperatur awal, ukuran, dan bentuk
dari makanan.
Semakin besar ukuran produk makanan, waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan pembekuan akan semakin lama. Hal ini dikarenakan meningkatnya
kalor laten dan jumlah kalor yang harus dipindahkan. Peningkatan ukuran
makanan juga meningkatkan resistansi internal terhadap laju pindah panas,
sehingga membutuhkan waktu lebih lama dalam pembekuan.
f. Alat pembekuan
Tipe peralatan yang digunakan untuk produk tertentu ditentukan oleh
berbagai faktor. Sensivitas produk, ukuran, dan bentuk produk makanan serta
kualitas akhir yang diperlukan, laju produksi, ketersediaan ruang, kapasitas
investasi, tipe media pendinginan yang digunakan, dan sebagainya. Peralatan
pembekuan secara umum dapat dikelompokan sebagai berikut:
Adalah tipe pembekuan yang umum, yaitu ruang pendingin yang diisi oleh
udara yang didinginkan. Keuntungannya adalah, dengan memanfatkan aliran
konveksi, temperatur dingin dapat disebarkan hingga ke sudut ruangan secara
efisien, namun koefisien transfer panas konvektif udara cenderung kecil sehingga
pembekuan perlu dilakukan dalam waktu yang lebih lama akibat rendahnya laju
transfer panas. Semakin besar ruangan, semakin kecil kalor yang dapat
dipindahkan dalam satuan waktu tertentu. Hilangnya berat dari produk juga dapat
terjadi akibat kontak langsung antara produk dan air yang mampu mengangkat
kandungan air dalam produk makanan, terutama jika temperatur dan kelembaban
memungkinkan. Sirkulasi udara dapat dilakukan secara alami maupun secara
mekanis dengan menggunakan kipas.
c) Pembekuan dengan menggunakan cairan
Umumnya, produk makanan direndam dalam cairan pendingin yang
didinginkan. Cairan yang digunakan berupa cairan yang memiliki titik didih
rendah namun memiliki kemampuan menyerap panas yang tinggi, misalnya glikol
atau cairan lainnya yang disebut coolant. Makanan cair juga dapat didinginkan
dengan cara ini asalkan dikemas terlebih dahulu sebelum direndam. Umumnya
tidak ada kontak langsung antara produk makanan dengan cairan pendingin,
karena berisiko merusak kualitas produk makanan.
Penyemprotan makanan juga termasuk metode ini, dengan menggunakan
cairan pendingin yang sejenis. Makanan dialirkan dengan konveyor, lalu
dilakukan penyemprotan. Setelah dilakukan penyemprotan, umumnya produk
makanan dibekukan dengan memanfaatkan media udara seperti aliran udara
dingin. Cara ini menjadikan makanan menjadi beku lebih cepat dibandingkan
tanpa cairan pendingin.
Dengan metode cryogenic, makanan dapat dibekukan dengan cara yang
cepat. Makanan direndam dalam cairan cryogenik yang disebut dengan cryogen.
Cryogen yang umum digunakan misalnya nitrogen cair dan karbon dioksida cair.
Nitrogen cair memiliki titik didih yang sangat rendah, yaitu -196 oC, sedangkan
karbon dioksida cair memiliki titik didih -79oC. Cryogen cenderung tidak berbau,
tidak berwarna, dan inert sehingga tidak akan bereaksi dengan bahan makanan
padat walau pendinginan dilakukan dalam keadaan tanpa dikemas dan
mempengaruhi kualitas makanan kecuali terhadap temperatur dinginnya itu
sendiri. Selain itu, cryogen memiliki laju transfer panas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan cairan pendingin lainnya.
Pada proses pembekuan dengan cryogenic, pendinginan awal perlu
dilakukan untuk mencegah keretakan akibat turunnya temperatur secara drastis
karena volum produk makanan mengalami perubahan volum yang sangat cepat
ketika terendam dalam cryogen. Mempertahankan temperatur sangat mungkin
karena cryogen yang menguap memiliki koefisien transfer kalor konvektif yang
sangat tinggi.
Modifikasi
terbaru
dari
pendingin
cryogenic
adalah
pendingin
bertambahnya volume, dan ini bisa ditangani dengan pendinginan dalam kondisi
tekanan tinggi.
b) Efek terhadap bahan penyusun makanan
Pendinginan
akan
mengurangi
aktivitas
air
pada
makanan.
Mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada kondisi aktivitas air yang rendah dan
temperatur di bawah nol. Organisme patogen tidak bisa tumbuh pada temperatur
di bawah 5oC, namun tipe organisme lainnya memiliki respon yang berbeda. Sel
vegetatif ragi, jamur, dan bakteri gram negatif akan hancur pada temperatur
rendah, namun bakteri gram positif dan spora jamur diketahui tidak dipengaruhi
oleh temperatur rendah. Protein akan mengalami denaturasi dalam temperatur
dingin yang mengakibatkan perubahan penampilan produk, tapi nilai nutrisinya
tidak terjadi walau terjadi denaturasi selama berat tidak berkurang. Pembekuan
tidak mempengaruhi kandungan vitamin A, B, D, dan E, namun mempengaruhi
kandungan vitamin C.
c) Efek pembekuan terhadap sifat termal makanan
Pengetahuan tentang sifat termal produk makanan dibutuhkan dalam
mendesain proses pembekuan dan alat yang dibutuhkan, termasuk juga kapasitas
pemindahan panas.
Sifat termal beberapa produk makanan beku pada kandungan air tertentu
Produk makanan (kadar air, %)
Apel (84)
Kacang-kacangan (89)
Kol (92)
Persik (87)
Pisang (75)
Semangka (92)
Wortel (88)
Daging ikan (70)
Kalor jenis
Kalor
(kJ/kg K)
laten
1,88
1,96
1,96
1,92
1,76
2,0
1,88
1,67
(kJ/kg)
280
296,8
305,1
288,4
255
305,1
292,6
275,9
1,67
1,42
Susu (87,5)
2,05
Telur (-)
1,67
Telur tidak dicantumkan kadar airnya karena pada
255
108,7221,2
288,4
288,4
dan membutuhkan banyak waktu, sehingga titik akhir pembekuan, yang pada
umumnya sulit ditentukan, harus diperkirakan dengan tepat dan amat menentukan
total konsumsi energi alat pembeku. Manipulasi bahan penyusun produk
makanan, automatisasi alat pendingin, pelacakan perubahan fase air-es, dan
sebagainya, juga menjadi hal yang penting dalam penentuan total energi yang
dibutuhkan dalam proses pembekuan karena mencegah pemindahan panas yang
berlebihan.
Crab Stick
Nugget
Baso
a. Klasifikasi Pengeringan
Ditinjau dari pergerakan bahan padatnya, pengeringan dapat dibagi menjadi dua,
yaitu pengeringan batch dan pengeringan kontinyu. Pengeringan batch adalah
pengeringan dimana bahan yang dikeringakan dimasukan ke dalam alat pengering
dan didiamkan selama waktu yang ditentukan. Pengeringan kontinyu adalah
pengeringan dimana bahan basah masuk secara sinambung dan bahan kering
keluar secara sinambung dari alat pengering.
Berdasarkan kondisi fisik yang digunakan untuk memberikan panas pada sistem
dan memindahkan uap air, proses pengeringan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
(Sumber: Geankoplis, 1993)
1. Pengeringan kontak langsung. Menggunakan udara panas sebagai
medium pengering pada tekanan atmosferik. Pada proses ini uap yang
terbentuk terbawa oleh udara.
2. Pengeringan vakum. Menggunakan logam sebagai medium pengontak
panas atau menggunakan efek radiasi. Pada proses ini penguapan air
berlangsung lebih cepat pada tekanan rendah.
3. Pengeringan beku. Pengeringan yang melibatkan proses sublimasi air
dari suatu material beku.
b. Mekanisme Pengeringan
Ketika benda basah dikeringkan secara termal, ada dua proses yang berlangsung
secara simultan, yaitu :
1. Perpindahan energi dari lingkungan untuk menguapkan air yang
terdapat di permukaan benda padat.
Perpindahan energi dari lingkungan ini dapat berlangsung secara konduksi,
konveksi , radiasi, atau kombinasi dari ketiganya. Proses ini dipengaruhi oleh
temperatur, kelembapan, laju dan arah aliran udara, bentuk fisik padatan, luas
permukaan kontak dengan udara dan tekanan. Proses ini merupakan proses
penting selama tahap awal pengeringan ketika air tidak terikat dihilangkan.
Penguapan yang terjadi pada permukaan padatan dikendalikan oleh peristiwa
difusi uap dari permukaan padatan ke lingkungan melalui lapisan film tipis udara
2. Perpindahan massa air yang terdapat di dalam benda ke permukaan.
Ketika terjadi penguapan pada permukaan padatan, terjadi perbedaan
temperatur sehingga air mengalir dari bagian dalam benda padat menuju ke
permukaan benda padat. Struktur benda padat tersebut akan menentukan
mekanisme aliran internal air. Beberapa mekanisme aliran internal air yang dapat
berlangsung :
1. Diffusi
Pergerakan ini terjadi bila equilibrium moisture content berada di bawah titik
jenuh atmosferik dan padatan dengan cairan di dalam sistem bersifat mutually
soluble. Contoh: pengeringan tepung, kertas, kayu, tekstil dan sebagainya.
2. Capillary flow
Cairan bergerak mengikuti gaya gravitasi dan kapilaritas. Pergerakan ini
terjadi bila equilibrium moisture content berada di atas titik jenuh atmosferik.
Contoh: pada pengeringan tanah, pasir, dll.
Benda padat basah yang diletakkan dalam aliran gas kontinyu akan kehilangan
kandungan air sampai suatu saat tekanan uap air di dalam padatan sama dengan
tekanan parsial uap air dalam gas. Keadaan ini disebut equilibrium dan kandungan
air yang berada dalam padatan disebut equilibrium moisture content. Pada
kesetimbangan, penghilangan air tidak akan terjadi lagi kecuali apabila material
diletakkan pada lingkungan (gas) dengan relative humidity yang lebih rendah
(tekanan parsial uap air yang lebih rendah).
Metode batch merupakan metode tray drying yang paling sederhana. Tray dryer
terdiri dari bilik pemanasan yang terbuat dari kayu atau logam-logam tertentu.
Tray/kolom yang telah dimasukkan material yang ingin dikeringkan kemudian di
letakkan secara bersusun dalam kolom. Setelah ruangan ditutup, maka udara
panas dialirkan ke dalam ruang pemanas hingga semua bahan menjadi kering.
Udara panas yang masuk dari sebelah bawah ruang menyebabkan material yang
ada kolom yang paling bawah menjadi yang paling pertama kering. Setelah
tenggat waktu tertentu, tray akan dikeluarkan dan material yang telah kering
diambil. Material lain yang ingin dikeringkan dimasukkan dan prosedur terjadi
berulang-ulang.
Solar Dryer (Continuous Drying)
bersifat ekonomis pada skala pengeringan besar karena biaya operasinya lebih
murah dibandingkan dengan pengeringan dengan mesin. Prinsip dari solar drying
ini adalah pengeringan dengan menggunakan bantuan sinar matahari. Perbedaan
dari pengeringan dengan sinar matahari biasa adalah solar drying dibantu dengan
alat sederhana sedemikian rupa sehingga pengeringan yang dihasilkan lebih
efektif.
Metode solar drying sering digunakan untuk mengeringkan padi. Namun karena
pada prinsipnya pengeringan adalah untuk mengurangi jumlah air (kelembaban)
bahan, maka metode ini juga bisa diaplikasikan untuk bahan makanan lain.
Cara kerja solar dryer adalah sebagai berikut:
Bahan yang ingin dikeringkan dimasukkan ke dalam bilik yang berada
pada ketinggian tertentu dari permukaan tanah. Udara sekitar masuk melalui
saluran yang dibuat lebih rendah daripada bilik pemanasan dan secara otomatis
terpanaskan oleh sinar matahari secara konveksi pada saat udara tersebut mengalir
menuju bilik pemanasan. Udara yang telah terpanaskan oleh sinar matahari
kemudian masuk kedalam bilik pemanas dan memanaskan bahan makanan.
Pengeringan bahan makanan jadi lebih efektif karena pemanasan yang terjadi
berasal dari dua arah, yaitu dari sinar matahari secara langsung (radiasi) dan aliran
udara panas dari bawah (konveksi).
(Sumber: http:// www.appropedia.org/Solar_drying)
Spray Dryer (Continuous Drying)
feed pump
atomizer
drying chamber
Bumbu dapur
Keripik
Kerupuk
Buah kering
BAB II
EVALUASI DAN KESIMPULAN
EVALUASI
Pertanyaan
1. Ayu
2. Tini
4. Suci
tubuh.
Sebagi seumber bahan pengganti sel-sel tua yang usang dimakan usia.
(Sumber : organisasi.org/fungsi_makanan_pada_makhluk_hidup.html)
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_asin
http://ceputelecenter.wordpress.com/2010/01/06/pengawetanpangan-dengan-garam-asam-gula-dan-bahan-pengawet-kimiabagian-2/
http://litbang.patikab.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=78:pengawetanmakananminuman&catid=90:pengawetanmakananminuman&Itemid=60
http://www.food-info.net/id/dairy/cheese-production.htm
http://software-komputer.blogspot.com/2007/08/sawi-asin.html
http://kamusdapurku.blogspot.com/2008/03/sawi-asin.html\
http://budiboga.blogspot.com/2009/09/acar-kuning.html
http://preventionindonesia.com/article.php?name=/berkenalandengan-keju&channel=nutrition_and_recipes/nutrition_basics
http://www.detikfood.com/read/2010/06/03/105539/1368904/312
/memilih-sawi-asin
http://umkm.or.id/index.php/peluang/pdetail/2
http://rinabunga.blogspot.com/2009/11/telur-asin-warnamerah.html
http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/artikel/pangan/PIWP/telur_asin.
pdf
http://bisnisukm.com/pembuatan-ikan-peda.html
http://mymosi.blogspot.com/2008/06/ikan-peda.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Teri
http://us.detikfood.com/read/2010/08/12/161944/1419185/312/m
engolah-cumi-asin
http://www.femina-online.com/kuliner/tips_detail.asp?
id=336&views=71
http://bisnisukm.com/pembuatan-terasi.html
http://www.lautanindonesia.com/serbarasa/artikel/tips-of-theweek/terasi--tips-pembuatannya
http://pulau-bawean.blogspot.com/2009/05/pulau-baweanmusim-ikan-teri.html
http://www.bi.go.id/sipuk/id/?id=4&no=91301&idrb=41302
http://pawonindonesia.co.cc/mengawetkan-bahanmakanan
http://ceputelecenter.wordpress.com/2010/01/06/pengawetanpangan-dengan-garam-asam-gula-dan-bahan-pengawet-kimiabagian-2/
http://nboard.nciku.com/qna/question/10000000000000021707
http://joni-iskandar.blogspot.com/2009/04/selai-penyebar-tifusberedar-di-batam.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Selai
http://www.ebookpangan.com/ARTIKEL/JAM%20DAN%20JELLY.pdf
http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/artikel/pangan/PIWP/selai_jeli_b
uah.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Sukade
http://bisnisukm.com/sukade-manisan-kering-labu-siam.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Manisan_buah
http://akucintanasi.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Sari_buah
http://alexemdi.wordpress.com/2010/02/05/juice-kwa-kentangwortel-apel/
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosis
http://bertani.wordpress.com/peternakan/pembuatan-sosis/
http://amrul12.blogspot.com/2010/02/semua-tentang-sosis.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Dendeng
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?
newsid1083217242,86128,