You are on page 1of 49

SKIZOPRENIA

PENDAHULUAN

Gangguan skizoprenia adalah sekelompok


reaksi psikotik yang memengaruhi
berbagai area fungsi individu, termasuk
berfikir dan berkomunikasi, menerima,
dan menginterpretasikan realitas,
merasakan dan menunjukkan emosi, dan
berperilaku dengan sikap yang dapat
diterima secara sosial.

klasifikasi

Tipe skizofrenia menurut ICD-X dan PPDGJ III


meliputi
1.

Skizofrenia Paranoid (F2.0) : Skizofrenia jenis ini


yang paling sering dijumpai di negara manapun.
Gambaran klinis didominasi oleh waham yang
secara relatif stabil, sering kali bersifat paranoid
diserta oleh halusinasi, terutama halusinasi
pendengaran. Gangguan-gangguan afektif,
dorongan kehendak (volition) dan pembicaraan
serta gejala-gejala katatonik tidak menonjol

2. Skizofrenia Hebefrenik (F20.1) :


Suatu bentuk skizofrenia dengan perubahan afektif
yang jelas dan secara umum juga dijumpai waham
dan halusinasi yang bersifat mengambang serta
terputusputus (flagmentar), perilaku yang tidak
bertanggung jawab dan tidak dapat diramalkan serta
umumnya mannerisme. Suasana perasaan (mood)
pasien dangkal dan tidak wajar (inappropriate) sering
disertai oleh cekikikan (giggling) atau perasaan puas
diri (self satisfied), senyum sendiri (self-absorbed
smilling) atau sikap yang angkuh dan agung (lofty
manner). Proses pikir mengalami disorganisasi dan
pembicaraan tak menentu serta inkoheren. Ada
kecenderungan tetap menyendiri (solitary) dan
perilaku tampak hampa tujuan dan hampa perasaan.

3.Skizofrenia Katatonik (F20.2) :


Gangguan psikomotor yang menonjol merupakan
gambaran yang penting dan dominan serta dapat
bervariasi antara kondisi ekstrim seperti hiperkinesis dan
stupor atau antara sifat penurut yang otomatis dan
negativisme. Sikap dan posisi tubuh yang dipaksakan
dapat dipertahankan untuk jangka waktu yang lama.
Episode kegelisahan disertai kekerasan (violent) mungkin
merupakan gambaran keadaan ini yang menyolok.

4. Skizofrenia Tak Terinci (Undifferentiated) (F20.3) :


Kondisi-kondisi yang memenuhi kriteria diagnostik
umum untuk skizofrenia tetapi tidak sesuai dengan
subtipe paranoid, hebefrenik dan katatonik atau
memperlihatkan gejala lebih dari satu sub tipe tanpa
gambaran predominasi yang jelas untuk suatu kelompok
diagnosis yang khas.

5.Depresi Pasca-Skizofrenik (F20.4)

:
Suatu episode depresif yang mungkin berlangsung lama
dan timbul sesudah suatu serangan penyakit skizofrenia.
Beberapa gejala skizofrenik harus tetap ada tetapi tidak
lagi mendominasi gambaran klinisnya. Gangguan depresif
ini disertai oleh suatu peningkatan resiko bunuh diri.

6.Skizofrenia Residual (F20.5) :


Suatu stadium kronis dalam perkembangan gangguan
skizofrenia, di mana telah terjadi progresi yang jelas dari
stadium awal (terdiri dari satu atau lebih episode dengan
gejala psikotik yang memenuhi kriteria umum untuk
skizofrenia) ke stadium lebih lanjut yang ditandai secara
khas oleh gejala-gejala negatif jangka panjang walaupun
belum tentu ireversibel.

7.Skizofrenia Simpleks (F20.6)

:
Suatu kelainan yang tidak lazim ada perkembangan
yang bersifat perlahan tetapi progresif mengenai
keanehan tingkah laku, ketidakmampuan untuk
memenuhi tuntutan masyarakat dan penurunan
kinerja secara menyeluruh, tidak terdapat waham
dan halusinasi. Ciri-ciri negatif yang menonjol adalah
afek yang menumpul, hilangnya dorongan kehendak
dan bertambahnya kemunduran sosial.

8.Skizofrenia lainnya (F20.8):


Termasuk skizofrenia senestopatik, gangguan
skizofreniform yang Tak Tergolongkan. Tidak
termasuk gangguan skizofrenia akut, skizofrenia
siklik, skizofrenia laten.

gejala

Gejala Skizoprenia dapat digolongkan


menjadi dua jenis, yaitu positif atau
negatif.Kebanyakan klien dengan gangguan
ini mengalami campuran dua jenis gejala.
Gejala positif
meliputi halusinasi,
waham,
asosiasi longgar,
dan perilaku yang tidak teratur atau aneh.

Gejala negatif
meliputi
emosi tertahan (afek datar),
dan menarik diri.

Gejala

Indikator premorbid (pra-sakit) pre-skizofrenia


antara lain ketidakmampuan seseorang
mengekspresikan emosi: wajah dingin, jarang
tersenyum, acuh tak acuh,kekanak2an.
Penyimpangan komunikasi: pasien sulit melakukan
pembicaraan terarah, kadang menyimpang (tanjential)
atau berputar-putar (sirkumstantial).
Gangguan atensi: penderita tidak mampu memfokuskan,
mempertahankan, atau memindahkan atensi. Gangguan
perilaku: menjadi pemalu, tertutup, menarik diri secara
sosial, tidak bisa menikmati rasa senang, menantang
tanpa alasan jelas, mengganggu dan tak disiplin.

Gejala-gejala positif
Halusinasi selalu terjadi saat rangsangan terlalu kuat
dan otak tidak mampu menginterpretasikan dan
merespon pesan atau rangsangan yang datang.
Penderita schizophrenia mungkin mendengar suarasuara atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak
ada, atau mengalami suatu sensasi yang tidak biasa
pada tubuhnya. Auditory hallucinations, gejala yang
biasanya timbul, yaitu penderita merasakan ada suara
dari dalam dirinya. Kadang suara itu dirasakan
menyejukkan hati, memberi kedamaian, tapi kadang
suara itu menyuruhnya melakukan sesuatu yang
sangat berbahaya, seperti bunuh diri.

ETIOLOGI
1 Model diatesis-stress
Suatu model untuk integrasi faktor biologis dan faktor psikososial dan
lingkungan adalah model diatesis-stress. Model ini merumuskan bahwa
seseorang mungkin memiliki suatu kerentanan spesifik (diatesis) yang
jika dikenai oleh suatu pengaruh lingkungan yang menimbulkan stress
akan memungkinkan perkembangan gejala skizofrenia

2. Faktor biologis
3. Genetika
4. Faktor psikososial
5. Beberapa jenis obat-obatan terlarang seperti
ganja,alkohol, amfetamin dan ekstasi juga bisa
menimbulkan gejala psikosis
6. rx. autoimun

patofisiologi

Ditemukan kelainan pada area otak tertentu


termasuk sistim limbik, korteksfrontal,dan
ganglia basalis, misalnya pelebaran suklus,
fisura,serta ventrikel lateral III dan IV.
Perubahan asimetris hemisfer serebri, dan
gangguan densitas otak.
aktifitas dopamin otak berlebihan, kadar 5hydroxy indole acetid acid (5HIAA)menurun,
Meningkatnya 5HT (serotonin) pada
skizoprenia kronik dan pada pasien skizoprenia
dengan pelebaran ventrikel

Penatalaksanaan
Prinsip umum
Pendekatan per individu
farmakoterapi (anti psikosis) harus di tunjang

dengan psikoterapi
Indikasi rawat
Keperluan diagnostik dan terapi
Keamanan pasien karena ide-ide bunuh diri atau
homisidal
Disorganisasi yang jelas dan prilaku inappropriate

Schizophrenia tidak bisa disembuhkan sampai


sekarang. Tetapi dengan bantuan Psikiater dan
obat-obatan, schizophrenia dapat dikontrol.
Dalam beberapa kasus, penderita menjadi lebih
baik dari sebelumnya. Keringanan gejala selalu
nampak dalam 2 tahun pertama setelah penderita
diobati, dan berangsur-angsur menjadi jarang
setelah 5 tahun pengobatan. Pada umur yang
lanjut, di atas 40 tahun, kehidupan penderita
schizophrenia yang diobati akan semakin baik,
dosis obat yang diberikan akan semakin
berkurang, dan frekuensi pengobatan akan
semakin jarang

DATA PASIEN
Nama pasien: terry juwenti dc
Umur: 19 tahun
Jenis kelamin: perempuan
No RM: 01020304
Tanggal masuk: 12-20 januari 2016
Ruangan: Anggrek
Dokter: dr. putri, SpKJ
Rumah sakit: RSJ.PROF.HB.SAANIN
PADANG

Masuk IGD
Tgl Masuk : 12-01-2016

Anamnesa :
Keadaan umum Pasien :
TD 130/70 mmhg
Temperatur 37,2 C
Keluhan utama :
badan meregang sejak 2 bulan
emosi labil, mudah tersinggung
selera makan turun
Suka berhalusinasi , delusi
Mudah merasa takut

Masuk IGDcontd
RPS:
Batuk selama 1 minggu, batuk berdahak
Demam selama 2 hari, demam tidak tinggi
Jalan langkah pendek2 sejak 2 bulan
RPD :
Pasien sudah berobat ke RSUD M. Djamil dan
telah diberi obat Kalxetin 1x20mg dan
Risperidone 2x1mg sejak 2 bulan.
Mengancam ingin bunuh diri
Pasien terjatuh dan terdapat lecet di paha
Riwayat penyakit keluarga:
Paman positif skizoprenia

Masuk IGDcontd
Pemeriksaan Psikiatri :
Penampilan seperti manusia
Kebersihan diri kurang
Kontak ada
Kurang Kooperatif
Hal dan waktu sulit dinilai
Diagnosa :
Skizofrenia Paranoid.
EPS positif
Faringitis
Anoreksia
Dehidrasi ringan

Masuk IGDcontd
Tindakan utama yang diberikan :
Fiksasi
Terapi di IGD :
Injeksi :
Dipenhidramin 25 mg (i.m).
Oral :
Fluoxentin 1x20mg
Risperidon 2x1mg
THP 3x2mg
Paracetamol 3x500mg
Amoksisilin 3x500mg
Bromhexine 3x8mg
Oralit sachet

Masuk IGDcontd
Tindakan Lanjutan:
Rawat Inap di ruang intensif
Rencana Lanjutan :
Konsul Spesialis

HASIL PEMERIKSAAN lABORATORIUM


tgl 12-01-2016
Gula darah :
GDS 121 mg/dl --- normal karena < 180 mg/dl
SGOT :
26,8 U/1 ----- normal karena < 37 U/1
SGPT :
46 U/1 ----- tdk begitu tinggi karena masih
sekitar 37 U/1
Ureum :
23 mg/dl --- normal karena dlm range 10-50 mg/dl
Kreatinin :
0,9 mg/dl --- normal karena dlm range 0,7-1,1mg/dl

HASIL PEMERIKSAAN lABORATORIUM


tgl 13-01-2016
HAEMATOLOGI:
HB 12,4 % ---- normal karena dlm range 13-16 %
Leukosit 10.300 --- tdk begitu tinggi karena masih
sekitar range 5-10.000/mm
Trombosit 247 --- normal karena dlm range 150450.000/mm
Hematokrit 32 --- normal karena dlm range 4050 vol %

HASIL PEMERIKSAAN lABORATORIUM


tgl 20-01-2016
HAEMATOLOGI:
HB 10,9 % ---- normal karena dlm range 13-16 %
Leukosit 11.300 --- tdk begitu tinggi karena masih
sekitar range 5-10.000/mm
Trombosit 205 --- normal karena dlm range 150450.000/mm
Albumin 4,0

STATUS MENTAL (KESAN


UMUM)
Pembicaraan : Banyak diam, bicara sendiri
Mood (suasana hati) : Emosi Labil
Persepsi : terganggu
Orinetasi : terganggu
Suicidal : sebatas kata-kata

Mekanisme kerja obat

Injeksi Dipenhidramin, Menurut RPS 18thhal.


1126
MK: Merupakan H1 Bloker memiliki daya
antikolinergis, antitusive, anti muntah dan
sedativ yang kuat juga bersifat spasmolitik
Penjelasan: efek sedativ dan spamolitik dari
obat ini diharapkan dapat menenangkan
pasien dan efek antihistaminnya( h1 bloker)
senyawa bersifat hipnotik sedativ yang dapat
meredakan rangsangan batuk.

Efek samping
pusing, mengantuk, mulut kering
Kontra indikasi :
Hipersensitif pada difenhidramin,asmaakut dan
tidak boleh untuk neonates
Interaksi Obat :
Hati hati bila penggunaan bersama
Antipsikotik
gol SSRIs seperti Fluoxetine dapat
meningkatkan
kadar plasma antihistamin.

Dosis anjuran Difenhidramin


MenurutMartindale28thhal. 1311
Dewasa
Oral : 25-50 mg (3-4 x sehari)
Dosis maksimal 300 mg / hari
Injeksi : iv dan im 10-50 mg, dosis tunggal 1-5
ml tiap 2-4 jam, tidak lebih dari 400 mg/hari.
Pemberian :
Injeksi Difenhidramin 25mg 1X sehari 2 ml
Resume :
Pemberian Difenhidramin telah rasional karena
pasien menerima pengobatan sesuai dengan
kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang sesuai
dengan kebutuhan, dalam periode waktu yang
sesuai.

Fluoxetin

20 mg

Mk : Obat ini dapat menghambat ambilan


serotonin ,
Penjelasan : merupakan pilihan yang baik
untuk anti depresi, dengan
penggunaan paling luas, dengan
pemberian cukup 1 X sehari
dengan efek samping yang lebih
ringan

Efek samping
Mual, penurunan libido, dan fungsi seksual lainnya
Kontra indikasi :
Hipersensitif terhadap Fluoxetine, gangguan ginjal
berat, wanita menyusui dan hamil, pemberian
bersamaan dengan Monoamin Oksidase Inhibitor
(MAO I)
Interaksi Obat :
Hati hati bila penggunaan bersama MAO I, terjadi
peningkatan efek serotonin secara berlebihan yang
disebut sindrom serotonin dengan gejala
hipertermia, kekakuan otot, kejang, kolaps
kardiovaskuler.

Dosis anjuran Fluoxetin 20 mg


Dewasa
Dosis awal 20 mg/hari setiap pagi, bila efek
terapi tidak diperoleh seteleh beberapa minggu,
naikkan dosis hingga 30mg/hari.
Belakangan diujicobakan Fluoxetin salut
enterik 90mg/minggu sbg dosis pemeliharaan.
Efektivitas Fluoxetine terlihat dalam 5 - 6 minggu
Pemberian :
Fluoxetin 20mg tab 1X sehari tiap pagi
Resume :
Pemberian Fluoxetin telah rasional karena
pasien menerima pengobatan sesuai dengan
kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang sesuai
dengan kebutuhan, yaitu hanya 1 kali sehari sebesar
20 mg.
Dan digunakan tidak bersamaan dengan gol. MAOI
sehingga tidak terjadi serotonin syndrome.

Risperidon

1mg

Mk : Afinitas yang tinggi terhadap


reseptor serotonin dan aktivitas
menengah terhadap reseptor
dopamin.
Penjelasan: merupakan obat skizoprenia
yang baik untuk gejala negatif dan
positif dengan efek samping yang
dapat ditoleransi dengan baik.

Efek samping
Insomnia, ansietas, mual, muntah, peningkatan
berat
badan dan reaksi ekstra piramidal yang umumnya
lebih ringan
Kontra indikasi :
Hipersensitif terhadaprisperidone.
Interaksi Obat :
Karbamazepin dapat menurunkan kadar
plasmarisperidone
Clozapinedapat menurunkan
bersihanrisperidone.
Fluoksetin dapat meningkatkan konsentrasi
plasma risperidone

Dosis anjuran Risperidon


Dosis awal 1,2 dan 3mg/hari
Dosis umum 4-8 mg per hari
Dosis di atas 10 mg/hari mungkin dapat meningkatkan
gejala ekstrapiramidal.
Dosis di atas 16 mg/hari belum dievaluasi
keamanannya sehingga tidak boleh digunakan.
Pemberian :
Risperidon 2mg/hari
Resume :
Pemberian Risperidon cukup rasional karena
pasien menerima pengobatan sesuai dengan
kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang sesuai
dengan kebutuhan, yaitu 2mg/hari.
Dan digunakan tidak bersamaan dengan
Karbamazepin dan Clozapine sehingga tidak terjadi
efek yang tidak diinginkan.
Tetapi Risperidon digunakan bersama Fluoxetin
sehingga perlu observasi yang baik agar konsentrasi
plasma risperidone tidak terlalu tinggi.

THP

2 mg

Mk : obat ini memiliki daya anti


kolinergis dengan efek samping yang
lebih ringan. Bekerja dengan
menghambat pelepasan asetil kolin
endogen dan eksogen
Penjelasan : karena obat ini dapat
memperbaiki spasmolitik dan resorpsi
dari usus pesat.

Efek samping
Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, cemas,
konstipasi, retensi urin, takikardi, dilatasi pupil,
TIO
meningkat, sakit kepala
Kontra indikasi :
Hipersensitifas terhadap triheksifenidil atau
komponen lain dalam sediaan, glaukoma sudut
tertutup, obstrusksi duodenal atau pyloric,
peptik
ulcer, obstruksi saluran urin, achalasia;
myasteniagravis.
Interaksi Obat :
---

Dosis anjuran THP


Dosis awal 1 mg (hari pertama), kemudian
ditingkatkan menjadi 2 mg, 2-3 x sehari selama
3-5 hari
atau sampai tercapai dosis terap
Pemberian :
THP3X 2mg/hari
Resume :
Pemberian THP rasional karena pasien menerima
pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinisnya,
dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan, yaitu
hingga 3X2mg/hari.
Hampir tidak terjadi interaksi obat

Lorazepam

(Antiansietas)
Mk : obat ini meningkatkan afinitas
untuk reseptor otak.
Penjelasan : memiliki daya anksiolitis
setaraf diazepam dan lebih kuat dari
benzodiazepin lainnya.

Amoksisilin

Mk : Sebagai Antibiotik.
Penjelasan:
Amoksisilin diberikan karena pasien
menderita batuk selama 1 minggu,
diberikan untuk menyembuhkan
infeksi karena bakteri.

Ciprofloxacin

Mk : Sebagai Antibiotik.
Penjelasan:
Ciprofloxacin diberikan pada hari ke 7 pengobatan setelah Amoksisilin
yang diberikan selama 3 hari pada
awal pengobatan tidak mampu
mengatasi batuk yang diderita
pasien.

Bromhexin

Mk : Sebagai Mukolitik (mengencerkan


sekret pada saluran nafas dengan
memecah benang2 mukoprotein dan
mukopolisakarida dari sputum.
Penjelasan:
Bromheksin diberikan sebagai mukolitik
karena pasien mengalami batuk
berdahak (dengan Sputum) diberikan
hanya pada hari pertama karena sekret
telah berhasil dikeluarkan .

Paracetamol

Mk :sebagai analgesik dan anti piretik


yang ditimbulkan oleh gugus amino
benzene yang dapat menghilangkan
nyeri ringan sampai sedang,
keduanya menurunkan suhu tubuh.
Penjelasan:
Paracetamol merupakan pilihan utama
pada pasien yang mengalami gejala
demam.

Grahabion

Mk :sebagai vitamin neurotropik yang


mengandung Vitamin B1, B6 dan
B12.
Penjelasan:
Vitamin neurotropik ini untuk
mengatasi keletihan pada pasien.

ORALIT
MK : Mencegah dehidrasi karena
merupakan larutan rehidrasi oral
yang mengandung komposisi
campuran ion- ion dan elektrolit
yang dibutuhkan tubuh.
Penjelasan : oralit digunakan karena
pasien mengalami dehidrasi ringan.

Terapi yang diberikan pada rawat


inap

Injeksi dipenhidramin 25 mg hingga pada hari I


dirawat (21 nov 2013)
Fluoxetin 1x20 mg dihentikan.
Risperidon 2x1 dihentikan.
THP 3x2 mg selama 11 hari (19-29 nov 2013)
Lorazepam 2x1 mg selama 8 hari ( 21-29 nov
2013)
Klozapin 1x100 mg selama 9 hari (21-29 nov
2013)
Amoxicilin 500 mg hingga pada hari I dirawat (21
nov 2013)
Ciprofloxacin 500 mg 2x1 selama 5 hari (25-29
nov 2013) sebagai pengganti Amoksisilin.
Bromhexin tab dihentikan.
Paracetamol 500mg hingga pada hari I dirawat
(21 nov 2013)

Tambahan pada rawat inap


Clozapin
Merupakan antipsikotik atipikal pertama,
karena hampir tidak memberikan efek
antipiramidal
Mk : obat ini efek dopaminergik.
Penjelasan : Obat ini tepat diberikan pada
pasien dengan gejala ekstrapiramidal
berat seperti pada antipsikosis tipikal, tapi
memiliki resiko timbulnya granulositosis.

Tambahan pada rawat inap


Pada

tanggal 21 Nov 2013


Dokter memberikan resep onzapin
tetapi tidak ditebus :
Secara Farmakologi Onzapin lebih
aman dibanding Clozapin karena tidak
terjadi Agranulositosis.

TERIMAKASIH
SEMUANYA

You might also like

  • Rumput Teki
    Rumput Teki
    Document1 page
    Rumput Teki
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • Fitokimia
    Fitokimia
    Document1 page
    Fitokimia
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • Fitokima
    Fitokima
    Document1 page
    Fitokima
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • KURMA
    KURMA
    Document25 pages
    KURMA
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • Estero Gen
    Estero Gen
    Document21 pages
    Estero Gen
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • Kurma
    Kurma
    Document2 pages
    Kurma
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • LEUKIMIA
    LEUKIMIA
    Document15 pages
    LEUKIMIA
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • Tugas Metoda Penelitian
    Tugas Metoda Penelitian
    Document2 pages
    Tugas Metoda Penelitian
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • Tugas Biofarmasetika
    Tugas Biofarmasetika
    Document29 pages
    Tugas Biofarmasetika
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • Diare
    Diare
    Document32 pages
    Diare
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • Tugas PZM
    Tugas PZM
    Document3 pages
    Tugas PZM
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • Tugas PZM
    Tugas PZM
    Document3 pages
    Tugas PZM
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • Pengantar Biokimia
    Pengantar Biokimia
    Document14 pages
    Pengantar Biokimia
    arum
    No ratings yet
  • Tugas Ayat
    Tugas Ayat
    Document1 page
    Tugas Ayat
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • Fitokimia Kunyit
    Fitokimia Kunyit
    Document1 page
    Fitokimia Kunyit
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • Fitokimia Kunyit
    Fitokimia Kunyit
    Document1 page
    Fitokimia Kunyit
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • Antibiotik
    Antibiotik
    Document17 pages
    Antibiotik
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • Tugasss Stat
    Tugasss Stat
    Document4 pages
    Tugasss Stat
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • Gout
    Gout
    Document24 pages
    Gout
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • Makalah Skizo
    Makalah Skizo
    Document60 pages
    Makalah Skizo
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • Metabolisme Protein
    Metabolisme Protein
    Document24 pages
    Metabolisme Protein
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • Limpoma Makalah
    Limpoma Makalah
    Document29 pages
    Limpoma Makalah
    munandar0002
    No ratings yet
  • Al Ikhlas
    Al Ikhlas
    Document12 pages
    Al Ikhlas
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • Keracunan Jengkol Pada Anak
    Keracunan Jengkol Pada Anak
    Document17 pages
    Keracunan Jengkol Pada Anak
    Akhmad Ikhsan Prafita Putra
    No ratings yet
  • Skizo
    Skizo
    Document5 pages
    Skizo
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • Sistem Penghantaran Obat
    Sistem Penghantaran Obat
    Document6 pages
    Sistem Penghantaran Obat
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • Antibiotik
    Antibiotik
    Document17 pages
    Antibiotik
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • Limpoma Makalah
    Limpoma Makalah
    Document29 pages
    Limpoma Makalah
    munandar0002
    No ratings yet
  • Farmakogenetika VC KLP 4
    Farmakogenetika VC KLP 4
    Document20 pages
    Farmakogenetika VC KLP 4
    Putri Zharifah Meutia
    No ratings yet
  • Farmakokinetika Nonlinier
    Farmakokinetika Nonlinier
    Document21 pages
    Farmakokinetika Nonlinier
    Putri Zharifah Meutia
    50% (2)