You are on page 1of 14

LUKA TEMBAK

Oleh:
Muhammad Sidiq (0907101010161)
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Definisi
Luka tembak adalah luka yang disebabkan oleh penetrasi anak peluru atau
persentuhan peluru dengan tubuh (Hueske, 2006).
Teori Luka
Terdapat tiga teori luka tembak yaitu: 1). Keparahan luka tembak ditentukan oleh dua
faktor, yaitu kerusakan pada jaringan yang disebabkan oleh interaksi mekanik antara peluru
dan lapisan otot/jaringan dan pengaruh rongga sementara yang diakibatkan oleh peluru, 2).
Sekali peluru menembus tubuh, pilin yang diakibatkan oleh alur pilin tidak memadai untuk
mengkompensasi bertambahnya kepadatan jaringan. Peluru mulai mengoleng, atau
terhuyung-huyung pada jalur proyeksinya. Olengannya adalah sudut antara jalur proyeksi dan
poros membujur dari peluru. Saat peluru meluncur menerobosi jaringan, olengannya
bertambah. Kalau jalurnya cukup panjang, olengannya akan mencapai 90, jadi menonjolkan
sisi pembukaan yang maksimum. Kalau peluru terus meluncur, maka akan terjadi putaran
balik 180 dan meluncur dengan gerakan mundur(Hueske, 2006), 3). Sebagai tambahan pada
kerusakan mekanis jaringan, peluru yang bergerak merusak tatanan lapisan jaringan sama
seperti sebuah speed-boat yang merusak ketenangan air saat meluncur di atas danau(Indah et
al., 2011).
Semakin besar energi kinetis yang dikeluarkan oleh peluru, semakin banyak energi
yang hilang, dan kerusakan tatanan jaringanpun semakin besar. Jaringan terhempas dari jalur
peluru yang menyebabkan terjadinya rongga sementara. Rongga yang secara alamiah bersifat
sementara hanya bertahan seperlima sampai 10 ribu detik saja (Idries, 1997).
Arti Klinis Luka Tembak
Kulit

terdiri

dari

lapisan

epidermis,

dermis

dan

subkutis.

Jika

dilihat

darielastisitasnya, epidermis kurang elastis bila dibandingkan dengan dermis. Bila sebutir
peluru menembus tubuh, maka cacat pada epidermis lebih luas dari pada dermis. Diameter
luka pada epidermis kurang lebih sama dengan diameter anak peluru, sedangkan diameter
luka pada dermis lebih kecil. Keadaan tersebut dikenal sebagai kelim memar (contusio ring)
(Anonim, 2007). Contusio ring ini didapatkan pada luka tembak masuk dan luasnya
tergantung pada arah peluru pada kulit. Peluru yang masuk tegak lurus, maka contusio

ringnya akan besar,sedangkan peluru yang masuknya miring, contusio ringnya akan lebih
lebar dibagian dimana peluru membentuk mulut yang terkecil pada kulit (Pounder, 2008).
Peluru juga mengandung lemak pembersih senjata. Lemak ini juga akan memberi
gambaran pada luka tembak berupa kelim lemak yang berupa pita hitam, tetapi kelim lemak
ini tidak selalu terdapat misalnya pada senjata yang jarang dibersihkan. Pada waktu senjata
ditembakkan, maka yang keluar dari laras senjata api adalah Api, mesiu yang sama sekali
terbakar (jelaga, roetneerslag), mesiu yang hanya sebagian saja yang terbakar dan mesiu yang
tidak terbakar, kotoran minyak senjata, karatan dan lain sebagainya dan anak pelurunya
sendiri (Anonim, 2007).
Mekanisme Luka Tembak
Dengan pengecualian efek perlambatan pada luka yang disebabkan pada semuatrauma
mekanik seperti pukulan, tusukan, atau tendangan, terjadi karena adanya transferenergi dari
luar menuju ke jaringan. Ini juga terjadi pada luka tembak (Pounder, 2008). Kerusakan yang
terjadipada jaringan tergantung pada absorpsi energi kinetiknya, yang juga akan
menghamburkanpanas, suara serta gangguan mekanik yang lainya (Di Maio, 1999).
Untuk menjamin transfer energi ke suatu jaringan, beberapa peluru dimodifikasi
akanberhenti atau menurun kecepatanya sesampainya di tubuh. Anak peluru yang lunak
didesainakan segera menjadi pecahan kecil saat ditembakkan. Peluru dumdum banyak
digunakanpada muncung roket yang mempunyai ruang udara pada ujungnya diperuntukkan
agar padasaat benturan akan terjadi pengurangan kecepatan dan terjadi transfer energi yang
besar dankerusakan jaringan yamg hebat (Pounder, 2008). Ledakan peluru ini juga pernah
digunakan saat usahapembunuhan presiden Reagen. Lintasan peluru juga dapat menilai besar
dan kecepatan darienergi yang diberikan pada suatu target (Di Maio, 1999).
Jumlah dari energi kinetik yang terdapat pada proyektil sesuai dari masa dankecepatan
(Windi, 2006). Industri militer modern telah mengambil banyak manfaat untuk
pengembangansenjata dengan dasar masa yang rendah dengan kecepatan yang tinggi
sehingga menghasilkanenergi kinetic yang maksimum untuk kerusakan jaringan.Rata-rata
kecepatan peluru berkisar340m/s, dimana banyak digunakan pada panah, senapan angin, serta
revolver. Dari sistemmekanik ini akan mengakibatkan daya dorong peluru ke suatu jaringan
sehingga terjadilaserasi, kerusakan sekunder terjadi kalau adanya rupture pembuluh darah
atau strukturlainnya dan terjadi luka yang sedikit lebih besar dari diameter peluru (Pounder,
2008). Jika kecepatan melebihikecepatan udara, lintasan dari peluru yang menembus jaringan
akan terjadi gelombangtekanan yang mengkompresi jika terjadi pada jaringan seperti otak,

hati ataupun ototakan mengakibatkan kerusakan dengan adanya zona-zona disekitar luka
(DiMaio, 1999).
Dengan adanya lesatan peluru dengan kecepatan tinggi akan membentuk
ronggadisebabkan gerakan sentrifugal pada peluru sampai keluar dari jaringan dan diameter
ronggaini lebih besar dari diameter peluru, dan rongga ini akan mengecil sesaat setelah
peluruberhenti, dengan ukuran luka tetap sama (Di Maio, 1999). Organ dengan konsistensi
yang padat tingkatkerusakan lebih tinggi daripada yang berongga. Efek luka juga
berhubungan dengan gayagravitasi. Pada pemeriksaan harus dipikirkan adanya kerusakan
sekunder seperti infark atauinfeksi (Pounder, 2008).
Deskripsi Luka Tembak
Kepentingan medikolegal deskripsi yang adekuat dari luka senjata api bergantungpada
besarnya potensi seorang korban meninggal. Jika korban masih hidup, deskripsi singkatdan
tidak

terlalu

detail.

Dokter

memberikanpenatalaksanaan

mempunyai

gawat

tanggung

darurat.

jawab

Membersihkan

yang
luka,

utama
membuka

untuk
dan

mengeksplorasi,debridement dan menutupnya, kemudian membalut adalah bagian penting


dari merawatpasien bagi dokter. Penggambaran luka secara detail akan dilakukan nanti,
setelah semuakondisi gawat darurat dapat disingkirkan. Oleh karena singkatnya waktu yang
dimiliki untukmempelajari medikolegal. Seringkali dokter merasa tidak mempunyai
kewajiban untukmendeskripsikan luka secara detail. Deskripsi luka yang minimal untuk
pasien hidup terdiridari:
1. Lokasi (Jarak dari puncak kepala atau telapak kaki serta ke kanan dan kiri
garispertengahan tubuh, Lokasi secara umum terhadap bagian tubuh).
2. Deskripsi ukuran luka (ukuran dan bentuk, lingkaran abrasi, tebal dan pusatnya,
lukabakar, lipatan kulit, utuh atau tidak, tekanan ujung senjata).
3. Residu tembakan yang terlihat (grains powder, deposit bubuk hitam, termasukkorona,
tattoo, metal stippling).
4. Perubahan (oleh tenaga medis, oleh bagian pemakaman).
5. Track (penetrasi organ, arah, kerusakan sekunder, perdarahan, daerah sekitar
luka,kerusakan organ individu).
6. Penyembuhan luka tembakan

(titik

penyembuhan,

tipe

misil,

tanda

identifikasi,susunan).
7. Luka keluar (lokasi, karakteristik).
8. Penyembuhan fragmen luka tembak.
9. Pengambilan jaringan untuk menguji residu (Hueske, 2006)
Pada korban mati, tidak ada tuntutan dalam mengatasi gawat darurat. Meskipun
demikian,tubuhnya dapat saja sudah mengalami perubahan akibat penanganan gawat darurat

dari pihak lain. Sebagai tambahan, tubuh bisa berubah akibat perlakuan orang-orang yang
mempersiapkan tubuhnya untuk dikirimkan kepada pihak yang bertanggung jawab untuk
menerimanya. Di lain pihak, tubuh mungkin sudah dibersihkan, bahkan sudah disiapkan
untuk penguburan, luka sudah ditutup dengan lilin atau material lain. Penting untuk
mengetahui siapa dan apa yang telah dikerjakannya terhadap tubuh korban, untuk mengetahui
gambaran luka.
1. Jarak Tembakan
Efek gas, bubuk mesiu, dan anak peluru terhadap target dapat digunakandalam
keilmuan

forensik

untuk

memperkirakan

jarak

target

dari

tembakan

dilepaskan.Perkiraan tersebut memiliki kepentingan sebagai berikut : untuk


membuktikan ataumenyangkal tuntutan; untuk menyatakan atau menyingkirkan
kemungkinan bunuhdiri; membantu menilai ciri alami luka akibat kecelakaan. Meski
kisaran jarak tembaktidak dapat dinilai dengan ketajaman absolut, luka tembak dapat
diklasifikasikansebagai luka tembak jarak dekat, sedang, dan jauh (Hueske, 2006).
2. Arah Tembakan
Luka tembak yang tepat akan membentuk lubang yang sirkuler sertaperubahan
warna pada kulit, jika sudut penembakan olique akan mengakibatkan lukatembak
berbentuk ellips, panjang luka dihubungkan dengan pengurangan suduttembak.
Senapan akan memproduksi lebih sedikit kotoran, kecuali jika jarak dekat.Petunjuk
ini berguna untuk pembanding dengan shotgun. Luka tembak yangdisebabkan
shotgun dengan sudut olique akan membentuk luka seperti anak tangga.Jaringan juga
berperan serta dalam perubahan gambaran luka karena adanya kontraksiotot. Petunjuk
lain yang penting untuk menginterpretasikan, yaitu: 1). Jika pelurumengenai lapisan
keras tulang atau organ, dimana akan dialihkan arah keluarnya danlintasan peluru
yang terbentuk, 2). Posisi tubuh korban secepatnya dinilai (Hueske,2006).
Telah dikatakan bahwa, pada saat penembakan ada pada sudut yang benar
daripermukaan tubuh, bentuk dari luka akan simetrris dan lingkaran. Tembakan
senjata apidengan Sallow Cone akan melewati setiap bagian tubuh tapi pada bagian
permukaantangensial tubuh. Posisi yang paling sering ditemukan kemungkinan pada
samping dada,dibawah axilla.Jika lengan dinaikkan tidak akan ikut terkena,
sebaliknya akan terlihat lukapada dinding dada, dan bagian sisi dalam lengan atas.
Daerah lainnya adalah bagian sampingwajah, dimana jika terkena tembakan, bagian
wajah tersebut akan terkoyak dan kemungkinantelinga akan ikut terkoyak (Hueske,
2006).

Pada dada meskipun penetrasi tembakan minimal kerusakan berat pada pleura danparu
dapat terjadi, dan kematian dapat terjadi karena Hematothorak dengan atau tanpa lukalaserasi
atau memar pada paru (Idries, 1997). Ketika bagian kepala terkena, menghancurkan tulang
tengkorak atau wajah dan dapat terjadi kerusakan intracranial, meskipun peluru logam tidak
menembus kranium. Enapan juga dapat menyebabkan luka tangensial (Anshari, 2011).
Beberapa penampilan luka yang berbeda disebabkan oleh shotguns dan rifledfirearms.
Perbedaan luka tersebut juga disebabkan karena adanya perbedaan peluru saat ditembakkan.
Perbedaan ini bervariasi dalam hal ukuran dengan diameter rata-rata 22 kaliber. Bentuk dan
karakteristik luka juga sangat tergantung dari jarak tembak. Pada jarak tembak yang dekat,
tembakan berupa satu bentuk peluru silinder yang besar. Pada jarak tembak sedang, bentuk
lukanya tidak beraturan dan punya penampakan moth eaten. Dengan adanya penambahan
diameter, pecahan dari tembakan menjadi lebih besar dan terlihat defek tembakan berupa
satelit yang awalnya menutupi defek utama tetapi kemudian menyebar (Anshari, 2011)..
Pada tembakan jarak jauh, tidak terlihat defek yang besar dan tembakan membuat luka
kecil tunggal. Deposit tembakan dan klim tato terjadi akibat luka tembak pada jarak dekat
dan sedang (Anshari, 2011). Ada tiga jenis tembakan yakni Birdshot, buckshot, dan rifled
slugs. Birdshotdigunakan untuk membunuh ungsa dan hewan yang sangat kecil.
Tembakannya sangat kecil dengan diameter 0.05 sampai 0.150 inci. Buckshot lebih besar dari
Birdshot, dengan diameter 0,24 sampai 0,33 inci. Tipe foster dari Rifled slugs digunakan di
AS. Luka akibat Rifled slugsberupa defek soliter (Anshari, 2011).
Karakteristik dari luka tembak tidak dapat dilihat kecuali pada Birdshot yang kontak
dengan lukanya dekat, buckshot yang lebih besar, dan rifled slugs. Karakteristik luka lain dari
luka tembak adalah wad mark. Wad mark dapat ditemukan pada luka tembak dengan
perbedaan berdasarkan jarak tembak. Beberapa wad dibuat dari gabus atau partikel yang
menyerupai gabus, yang akan terbentuk pada tembakan dekat. Fragmen wad yang kecil akan
menghantam kulit dan menyebabkan luka yang kecil dan tidak beraturan (Anshari, 2011).
Identifikasi Luka Tembak
Luka Tembak Masuk
Ciri luka masuk biasanya dalam bentuk yang berentetan dengan abrasi tepi
yangmelingkar di sekeliling defek yang dihasilkan oleh peluru. Abrasi tepi tersebut berupa
goresan atau lecet pada kulit yang disebabkan oleh peluru ketika menekan masuk ke
dalamtubuh. Abrasi tepi dapat bersifat konsentris ataupun eksentris. Luka tembak masuk
dapat dibedakan lagi, yaitu:

1. Luka tembak masuk jarak jauh. Luka tembak masuk ini dibentuk oleh komponen
anakpeluru.
2. Luka tembak masuk jarak dekat. Luka tembak masuk ini dibentuk oleh
komponenanak peluru dan butir-butir mesin yang tidak habis terbakar.
3. Luka tembak masuk jarak sangat dekat atau menempel dengan kulit. Dibentuk
olehkomponen anak peluru, butir mesin, jelaga dan panas api.
Pada saat seseorang melepaskan tembakan dan kebetulan mengenai sasaran yaitu
tubuhkorban, maka pada tubuh korban, maka pada tubuh korban tersebut akan didapatkan
perubahan yang diakibatkan oleh berbagai unsur atau komponen yang keluar dari laras
senjata api tersebut (Algozi, 2011).
Luka Tembak Keluar
Peluru yang berhasil melewati tubuh akan keluar dan menghasilkan luka
tembakkeluar. Biasanya karakteristik luka berbeda dengan luka tembak masuk. Bentuknya
tidak sirkular melainkan bervariasi dari seperti celah (slitlike), seperti bintang, iregular, atau
berjarak (gaping). Bentuk luka tembak keluar tidak dapat diprediksi. Latar belakang variasi
bentuknya adalah sebagai berikut:
1. Anak peluru terpental dari dalam tubuh sehingga keluar dari tempatnya masuk.
2. Anak peluru mengalami perubahan bentuk selama melewati tubuh sehingga
memberibentuk iregular saat keluar.
3. Anak peluru hancur di dalam tubuh, sehingga keluar tidak dalam 1 kesatuanmelainkan
dalam potongan-potongan kecil. Jika memiliki jaket, maka jaket dapatterpisah
komplit atau sebagian.
4. Anak peluru yang mengenai tulang atau tulang rawan, dapat membuat fragmen
tulangtersebut ikut terlontar keluar bersama anak peluru.
5. Anak peluru yang melewati kulit yang tidak ditopang oleh struktur anatomi
apapunakan membuat kulit tersebut koyak, hal ini sedikit berhubungan dengan bentuk
anakpeluru yang menyebabkannya.
Luka tembak keluar akan meghasilkan gambaran acak atau tdak teratur, tergantung
padastruktur anatominya serta tulang dan jaringan, khasnya bergerigi, laserasi yang tidak
teratur dengan sisi luar yang membuka dan kemungkinan fraktur komunitf. Luka tembak
pada dada dan perut selalu sulit keluar karena adanya hambatan yang cukup besar. Tidak
adanya penahan pada kulit akan menyebabkan anak peluru mengoyak kulit pada saat keluar.
Dalam beberapa keadaan dimana kulit memiliki penahan, maka bentuk luka tembak sirkular
atau mendekati mendekati sirkular yang disekelilingnya dibatasi oleh abrasi (Chadha, 1995).
Luka tembak luar bentuk shored umumnya ditemukan pada pemakaian pakaian, pada
posisi bagian tubuh tertentu seperti pakaian yang sangat ketat, bagian ikat pinggang dari

celana panjang, celana pendek, atau celana dalam, bra, kerah baju, dan dasi. Luka jenis sama
juga terjadi karena bagian tangan menahan tempat keluar anak peluru kemudian posisi pasien
tiduran, duduk, atau menempel pada objek yang keras. Tidak semua anak peluru dapat keluar
dari tubuh. Terdapat banyak tulang dan jaringan padat yang dapat menghalangi lewatnya
peluru. Peluru jarang dapat dihentikan oleh tulang, terutama tulang-tulang yang tipis seperti
skapula dan ileum atau bagian tipis dari tenglorak (Chadha, 1995).
Klasifikasi Luka Tembak
Luka tembak tempel (kontak)
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi bentuk luka yaitu hasil kombinasi antara
gasdan anak peluru: (1) sejumlah gas yang diproduksi oleh pembakaran bubuk mesiu; (2)
efektivitas pelindung antara kulit dan anak peluru; dan (3) ada tidaknya tulang dibawah
jaringan yang terkena tembakan. Ketika senjata ditembakkan dengan menempel pada kulit,
gambaran akan tampak bermacam-macam tergantung apakah moncong senjata ditekan ke
permukaan kulit sehingga melekat erat, atau apakah tidak menempel pada kulit. Gambaran
akan tampak beda jika terdapat pakaian diantara moncong senjata dan kulit. Pada jaringan
lunak, seperti ekstremitas, abdomen, dan juga dada, luka akan tampak kecil dan sirkuler.
Akan ada pembakaran dan penghitaman pada dinding luka (Windi, 2006).
Pada umumnya luka tembak masuk kontak adalah merupakan perbuatan bunuh diri.
Cara yang biasa dilakukan dengan cara ujung laras ditempelkan pada kulit dengan satu
tangan menarik alat penarik senjata, adakalanya tangan yang lain memegang laras supaya
tidak bergerak dan tidak miring. Sasarannya yaitu daerah temporal, dahi sampai occiput,
dalam mulut, telinga, wajah dibawah dagu dengan arah yang menuju otak. Luka pada kulit
tidak bulat, tetapi berbentuk bintang dan sering ditemukan cetakan/jejas ujung laras daun
mata pejera. Terjadinya luka berbentuk bintang disebabkan karena ujung laras ditempelkan
keras pada kulit, maka seluruh gas masuk kedalam dan akan keluar melalui lubang anak
peluru. Desakan keluar ini menembakkan cetakan laras dan robeknya kulit. Bila korban
menggunakan senjata api dengan picu, maka picu akan menimbulkan luka lecet pada kulit
antara ibu jari dan jari telunjuk. Luka lecet ini dinamakan schot hand(Windi, 2006).
Luka tembak jarak dekat
Tanda luka tembak dengan jarak senjata ke kulit hanya beberapa inci adalah
adanyakelim jelaga disekitar tempat masuk anak peluru. Luasnya kelim jelaga tergantung
kepada jumlah gas yang dihasilkan, luasnya bubuk mesiu yang terbakar, jumlah grafit yang
dipakaiuntuk menyelimuti bubuk mesiu. Pada luka tembak jarak dekat, bubuk mesiu bebas
dapat ditemukan didalam atau di sekitar tepi luka dan disepanjang saluran luka. Kelim tato

yang biasa tampak pada luka jarak sedang, tidak tampak pada luka jarak pendek kemungkina
karena efek penapisan oleh jelaga (Windi, 2006).
Pada umumnya luka tembak masuk jarak dekat ini disebabkan oleh peristiwa
pembunuhan, sedangkan untuk bunuh diri biasanya ditemukan tanda-tanda schot hand. Jarak
dekat disini diartikan tembakan dari suatu jarak dimana pada sekitar luka tembak masuk
masih didapatkan sisa-sisa mesiu yang habis terbakar. Jarak ini tergantung: 1). Jenis senjata,
laras panjang atau pendek, 2). Jenis mesiu, mesiu hitam atau smokeless (Windi, 2006). Tanda
utama adalah adanya kelim tato yang disebabkan oleh bubuk mesiu yang tidak terbakar yang
terbang kearah kulit korban. Disekitar zona tato terdapat zona kecil berwarna magenta.
Adanya tumbukan berkecepatan tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kecil
dan menghasilkan perdarahan kecil. Bentuk tato memberikan petunjuk mengenai tipe bubuk
mesiu yang digunakan. Luas area tato menunjukkan jarak tembak. Makin besar jarak
tersebut, makin besar area, namun semakin halus. Metode pengukuran luas yang umum
dipakai adalah dengan mengukur dua koordinat, potongan longitudinal dan transversal
(Windi, 2006).
Luka Tembak Jarak jauh
Tidak ada bubuk mesiu maupun gas yang bisa terbawa hingga jarak jauh. Hanya
anakpeluru yang dapat terlontar memebihi beberapa kaki. Sehingga luka yang ada disebabkan
oleh anak peluru saja (Idries, 1997). Terdapat beberapa karakteristik luka yang dapat dinilai.
Umumnya luka berbentuk sirkular atau mendekati sirkular. Tepi luka compang-camping. Jika
anak peluru berjalan dengan gaya non-perpendikular maka tepi compang-camping tersebut
akan melebar pada salah satu sisi. Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan arah anak
peluru (Indah, 2011).
Pada luka tembak masuk jarak jauh memberi arti yang besar terhadap pengusutan
perkara. Hal ini karena luka jenis ini menyingkirkan kemungkinan penembakan terhadap diri
sendiri, baik sengaja tau tidak. Terdapat 4 pengecualian, yaitu (1) Senjata telah di set
sedemikian rupa sehingga dapat di tembakkan sendiri oleh korban dari jarak jauh; (2)
kesalahan hasil pemeriksaan karena bentuk luka tembak tempel yang mirip luka tembak jarak
jauh; (3) Kesulitan interpretasi karena adanya pakaian yang menghalangi jelaga atau
bubukmesiu mencapai kulit; dan (4) Jelaga atau bubuk mesiu telah tersingkir. Hal tersebut
terjadi bila tidak ada pengetahuan pemeriksa dan dapat berakibat serius terhadap
penyelidikan (Windi, 2006).
Luka tembak jarak jauh adalah luka tembak dimana jarak antara moncong senjata
dengan korban diatas 50 cm, atau diluar jarak tempuh atau jangkauan butir-butir mesiu.

1. Terjadi bila jarak antara moncong senjata dengan tubuh korban di luar jangkauan
ataujarak tempuh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau terbakar sebagian.
2. Luka berbentuk bundar atau oval dengan disertai adanya kelim lecet.
3. Bila senjata sering dirawat (diberi minyak) maka pada kelim lecet dapat
dilihatpengotoran bewarna hitam berminyak, jadi ada kelim kesat atau kelim lemak
(Windi,2006).
Luka Tembak Keluar (Luka Tembus)
Luka tembak keluar ini ialah bahwa setelah peluru membuat luka tembak masuk
dansaluran luka tembakan maka akhirnya peluru akan mengenai kulit lagi dari sebelah dalam
dan kulit terdorong ke luar. Kalau batas kekenyalan kulit dilampaui, maka kulit dari dalam
menjadi robek dan akhirnya timbul suatu lubang luka baru lagi, dan luka baru inilah yang
dinamakan luka tembak keluar. Luka tembak keluar lebih besar dari luka tembak masuk.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan luka tembak keluar lebih besar dari luka tembak
masuk adalah:
1. Perubahan luas peluru, oleh karena terjadi deformitas sewaktu peluru berada
dalamtubuh dan membentur tulang.
2. Peluru sewaktu berada dalam tubuh mengalami perubahan gerak, misalnya
karenaterbentur bagian tubuh yang keras, peluru bergerak berputar dari ujung ke
ujung (endto end), keadaan ini disebut tumbling.
3. Pergerakan peluru yang lurus menjadi tidak beraturan, disebut yawing.
4. Peluru pecah menjadi beberapa fragmen. Fragmen-fragmen ini menyebabkan
lukatembak keluar menjadi lebih besar.
5. Bila peluru mengenai tulang dan fragmen tulang tersebut turut terbawa keluar,
makafragmen

tulang

tersebut

akan

membuat

robekan

tambahan

sehingga

akanmemperbesar luka tembak keluarnya.


6. Pada beberapa keadaan luka tembak keluar lebih kecil dari luka tembak masuk, hal
inidisebabkan:
Kecepatan

atau

velocity

peluru

sewaktu

akan

menembus

keluar

berkurang,sehingga kerusakannya (lubang luka tembak keluar) akan lebih


kecil, perludiketahui bahwa kemampuan peluru untuk dapat menimbulkan

kerusakanberhubungan langsung dengan ukuran peluru dan velocity.


Adanya benda menahan atau menekan kulit pada daerah dimana peluru
akankeluar yang berarti menghambat kecepatan peluru, luka tembak keluar
akanlebih kecil bila dibandingkan dengan luka tembak masuk (Idries, 1997).

Ada beberapa variasi luka tembak keluar, yaitu:

1. Luka tembak keluar sebagian (partial exit wound), hal ini dimungkinkan oleh
karenatenaga peluru tersebut hampir habis atau ada penghalang yang menekan pada
tempatdimana peluru akan keluar, dengan demikian luka dapat hanya berbentuk celah
dantidak jarang peluru tampak menonjol sedikit pada celah tersebut.
2. Luka tembak jumlahnya lebih banyak daripada peluru yang ditembakkan.
3. Dua peluru masuk ke dalam tubuh melalui satu luka tembak masuk (tandem
bulletinjury), dan di dalam tubuh ke dua peluru tersebut berpisah dan keluar
melaluitempat yang berbeda (Idries, 1997).
Pengutaraan Jarak Tembak dalam Visum et Repertum
Bila pada tubuh korban terdapat luka tembak masuk dan tampak jelas adanya
jejaslaras, kelim api, kelim jelaga atau tato; maka perkiraan atau penentuan jarak tembak
tidak sulit. Kesulitan baru timbul bila tidak ada kelim-kelim tersebut selain kelim lecet. Bila
ada kelim jelaga, berarti korban ditembak dari jarak dekat, maksimal 30 cm. Bila ada kelim
tato, berarti korban ditembak dari jarak dekat, maksimal 60 cm dan seterusnya. Bila hanya
ada kelim lecet, cara pengutaraannya adalah sebagai berikut: Berdasarkan sifat lukanya luka
tembak tersebut merupakan luka tembak jarak jauh, ini mengandung arti:
1. Memang korban ditembak dari jarak jauh, yang berarti diluar jangkauan atau
jaraktempuh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar.
2. Korban ditembak dari jarak dekat atau sangat dekat, akan tetapi antara korban dengan
moncong senjata ada penghalang; seperti bantal dan lain sebagainya
Bila ada kelim api, berarti korban ditembak dari jarak yang sangat dekat sekali,
yaitumaksimal 15 cm (Idris, 1997). Menurut Windi (2006), luka tembak tempel bentuknya
seperti bintang, dengan gambaran bundaran laras senjata api dengan tambahan gambaran
vizierkorrel(pejera, foresight) akibat panasnya mulut laras. Bila larasnya menempel pada
kulit, gas peluru ikut masuk ke dalam luka, dan berusaha menjebol keluar lagi lewat jaringan
disekitar luka. Sementara luka tembak jarak dekat ada sisa mesiu yang menempel pada
daerah sekitar luka. Gambaran mesiu ini tergantung jenis senjata dan panjang laras. Mesiu
hitam lebih jauh jangkauannya dari pada mesiu tanpa asap. Sedangkan luka tembak jarak
jauh, luka bersihdengan cincin kontusio, pada arah tembakan tegak lurus permukaan sasaran
bentuk cincin kontusionya konsentris dan bundar (Idris, 1997).
Pemeriksaan Khusus pada Luka Tembak
Pada beberapa keadaan, pemeriksaan terhadap luka tembak masuk sering
dipersulitoleh adanya pengotoran oleh darah, sehingga pemeriksaan tidak dapat dilakukan
dengan baik, akibat penafsiran atau kesimpulan mungkin sekali tidak tepat. Untuk
menghadapi penyulit pada pemeriksaan tersebut dapat dilakukan prosedur sebagai berikut:

Luka tembak dibersihkan dengan hidrogen perokside (3% by volume). Setelah 2-3 menit luka
tersebut dicuci dengan air, untuk membersihkan busa yang terjadi dan membersihkan darah.
Dengan pemberian hidrogen perokside tadi, luka tembak akan bersih, dan tampak jelas,
sehingga diskripsi dari luka dapat dilakukan dengan akurat. Selain secara makroskopik, yaitu
dengan karakteristik pada luka tembak masuk, tidak jarang diperlukan pemeriksaan khusus
untuk menentukan secara pasti bahwa luka tersebut luka tembak masuk; ini disebabkan oleh
karena tidak selamanya luka tembak masuk memperlihatkan ciri-ciri yang jelas. Adapun
pemeriksaan khusus yang dimaksud adalah: pemeriksaan mikroskopik, pemeriksaan kimiawi,
dan pemeriksaan radiologik (Idries, 1997).
Pemeriksaan Mikroskopik
Perubahan mikroskopis yang tampak diakibatkan oleh dua faktor, yaitu akibat
traumamekanis dan termis. Pada luka tembak tempel dan luka tembak jarak dekat, terdapat:
1. Kompresi ephitel,di sekitar luka tampak epithel yang normal dan yang
mengalamikompresi, elongasi,dan menjadi pipihnya sel-sel epidermal serta elongasi
dari inti sel,
2. Distorsi dari sel epidermis di tepi luka yang dapat bercampur dengan butir-butirmesiu.
3. Epitel mengalami nekrose koagulatif,epitel sembab,vakuolisasi sel-sel basal,
4. Akibat panas, jaringan kolagen menyatu dengan pewarnaan HE, akan lebih
banyakmengambil warna biru (basofilik staining)
5. Tampak perdarahan yang masih baru dalam epidermis (kelainan ini paling
dominan),dan adanyabutir-butir mesiu
6. Sel-sel pada dermis intinya mengkerut, vakuolisasi dan pignotik
7. Butir-butir mesiu tampak sebagai benda tidak beraturan, berwarna hitam atau
hitamkecoklatan
Pada luka tembak tempel hard contact permukaan kulit sekitar luka tidak terdapat
butirbutirmesiu atau hanya sedikit sekali, butir-butir mesiu akan tampak banyak dilapisan
bawahnya, khususnya disepanjang tepi saluran luka. Pada luka tembak tempel soft contact
butir-butir mesiu terdapat pada kulit dan jaringan dibawah kulit. Pada luka tembak jarak
dekat, butir-butir mesiu terutama terdapat pada permukaan kulit, hanya sedikit yang ada pada
lapisan-lapisan kulit (Pounder, 2008).
Pemeriksaan Kimiawi
Pada black gun powder dapat ditemukan kalium, karbon, nitrit, nitrat, sulfis,
sulfat,karbonat, tiosianat dan tiosulfat. Pada smokeles gun powder dapat ditemukan nitrit
dan selulosa nitrat. Pada senjata api yang modern, unsur kimia yang dapat ditemukan ialah
timah, barium, antimon, dan merkuri.Unsur-unsur kimia yang berasal dari laras senjata dan
dari peluru sendiri dapat di temukan ialah timah, antimon, nikel, tembaga, bismut perak dan

thalium. Pemeriksaan atas unsur-unsur tersebut dapat dilakukan terhadap pakaian, didalam
atau di sekitar luka. Pada pelaku penembakan, unsur-unsur tersebut dapat dideteksi pada
tangan yang menggenggam senjata (Idries, 1997).
Pemeriksaan dengan Sinar-X
Pemeriksaan foto rontgen pada luka tembak kurang bermanfaat. Ada beberapa alasan
penggunaan fotot rontgen yakni:
1. Untuk mengetahui lokasi peluru.
2. Untuk mengetahui lokasi pecahan peluru. Meskipun luka tembaknya merupakan
lukatembak terbuka, peluru mungkin pecah dan berada dalam tubuh.
3. Untuk mengetahui saluran peluru.
4. Untuk mengetahui defek pada tulang.
5. Untuk mengetahui adanya emboli udara berkaitan dengan adanya bahaya
padapembuluh darah yang besar akibat peluru.
6. Sebagai bukti tertulis bahwa tubuh korban telah diperiksa dan adanya luka
akibatpeluru.
7. Untuk menyingkirkan adanya peluru dalam tubuh.
Radiografi dapat juga digunakan pada pasien hidup untuk menentukan beberapa
karakteristikadanya peluru dalam tubuh. Terdapat masalah yang tidak diharapkan saat
radiografi digunakan sebagai pemeriksaan rutin untuk memeriksa luka tembak. Foto rontgen
dapat menyatakan ada peluru yang mungkin tidak berhubungan dengan penembakan yang
sedang diselidiki. Yang kedua, kaliber dari peluru tidak dapat ditentukan dengan tepat dengan
menggunakan foto rontgen. Adanya distorsi dengan menggunakan foto rontgen besar dan
tergantung jarak peluru dari film X ray. Sangat sulit memperkirakan kaliber yang tepat dari
peluru berdasarkan penampilan peluru di foto rontgen. Pemeriksaan radiografi yang lain
kadang-kadang digunakan pada pemeriksaan luka tembak. Ini terdiri dari soft X-rays
yangterkadang dinamakan grenz rays (Idries, 1997).
Pemeriksaan

secara

radiologik

dengan

sinar-X

ini

pada

umumnya

untuk

memudahkandalam mengetahui letak peluru dalam tubuh korban, demikian pula bila ada
partikel-partikel yang tertinggal. Pada tandem bullet injury dapat ditemukan dua peluru
walaupun luka tembak masuknya hanya satu. Bila pada tubuh korban tampak banyak pellet
tersebar, maka dapat dipastikan bahwa korban ditembak dengan senjata jenis shoot gun ,
yang tidak beralur, dimana dalam satu peluru terdiri dari berpuluh pellet. Bila pada tubuh
korban tampak satu peluru, maka korban ditembak oleh senjata jenis rifled. Pada keadaan
dimana tubuh korban telah membusuk lanjut atau telah rusak sedemikian rupa, sehingga
pemeriksaan sulit, maka dengan pemeriksaan radiologi ini akan dengan mudah menentukan
kasusnya, yaitu dengan ditemukannya anak peluru pada foto rongent (Idris, 1997).

Pemeriksaan Baju Pada Korban Luka Tembak


Pemeriksaan korban luka tembak tidak lengkap tanpa pemeriksaan defek baju yang
dibuat oleh peluru. Beberapa cara pemeriksaannya :
1. Idealnya baju korban harus dilepaskan tanpa merusak baju tersebut.
2. Untuk mengidentifikasi korban, dapat dicari barang-barang yang ada di saku.
3. Baju harus dilepaskan dari korban, tapi jika hal ini dapat merusak maka
dilakukanmanipulasi sehingga luka dapat dilihat.
4. Korban
yang
meninggal,
sekarat,
dan

potensial

untuk

resusitasi

kardiopulmonologidirawat oleh petugas medis. Berkaitan dengan hal ini, baju koraban
harus dipotongatau dirobek.
Pemeriksaan baju pada korban dapat dilakukan dengan menggunakan tehnik yang berbeda.
Ini meliputi: 1). Dengan mata telanjang 2). Dengan menggunakan gelas 3). Dengan
mikroskop binokular 4). Dengan fotografi inframerah (Hueske, 2006).
Konsep-Konsep yang Salah dalam Investigasi Tembakan Senjata
Ada beberapa konsep yang sering salah dalam menginvestigasi tembakan yaitu:
1. Luka tembak masuk selalu lebih kecil daripada luka tembak keluar.
2. Ketika luka tembak masuk lebih tinggi dibanding luka tembak keluar, arah
serangandari bawah ke atas.
3. Peluru selalu berjalan dalam garis lurus di dalam tubuh, mulai dari tempat
masuksampai keluar dari tubuh, atau bila tertinggal di dalam tubuh.
4. Ketika peluru diketahui dari luka terbuka senjata api, berefek sangat panas
sehinggamembakar kulit (Hueske, 2006).
Daftar Pustaka
Anonim. 2007. Arti Klinis Luka Tembak. (online). (http://medlinux.blogspot.com/
2007/11/artiklinis-luka-tembak.html, diakses pada 20 April 2011).
Algozi,

Agus

M.

2011.

Luka

Tembak.

(www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Forensik/luka%20tembak.pdf,

(online).
diakses

tanggal 11 April 2013).


Anshari, Irwan. 2011. Luka Tembak. (online). (http://www.irwanashari.com/luka-tembak/,
diakses tanggal 18 April 2011).
Chadha P.V. 1995. Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan Toksikologi. Edisi V. Jakarta : Widya
Medika. Hal. 75-81.
Di Maio, V.J.M. 1999. Gunshot Wounds Practical Aspects of Firearms, Ballistics, and
ForensicTechniques. Second Edition. New York : CRC Press. page. 72-140.
Hueske, E. 2006. Firearms and Tool Mark The Forensic Laboratory Handbooks, Practice
andResource. New York: NYP.

Idries, AM. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta: Binarupa Aksara;
p.131-168.
Indah

PS,

Lely,

Irene,

Elena,

Luh

S.

2011.

Gunshot

wound.

(online).

(http://www.freewebs.com/gunshot_wound/luka tembak pada tulang.htm, diakses


tanggal 10 April 2013).
Pounder D.J. 2008. Department of Forensic Medicine, University of Dundee, Lecture Note,
Gunshot

Wounds.

(online).

(http://www.dundee.ac.uk/

forensicmedicine/notes/gunshot.pdf, diakses pada 20 April 2011).


Windi,

DK.

2006.

Traumatologi

Forensik.

(online).

(http://www.freewebs.com/traumatologie2/traumatologi.htm, diakses tanggal 20 April


2011).

You might also like