Professional Documents
Culture Documents
B.
1.
2.
3.
C.
Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan teknologi kedokteran
menyebabkan diketahuinya bakteri, protozoa, jamur, dan virus sebagai
penyebab penyakit hubungan seksual. Sebagian besar penyakit tersebut
bisa disembuhkan kecuali AIDS. Di indonesia penyakit ini sudah banyak
menjalar dengan perkembangan penularan yang sangat cepat, penyakit ini
dapat melumpuhkan semua kemampuan daya tahan tubuh terhadap
berbagai
bkateri,
protozoa,
jamur
dan
virus
lainyya.
Dalam penelitian lebih lanjut dijumpai bahwa makin bertambah penyakit
yang timbul akibat hubungan sekssual, dari sudut etimologi ternyata
penyakit hubungan seksual berkembang sangat cepat berkaitan dengan
pertambahan
dan
terjadinya
migrasi
penduduk,
bertambahnya
kemakmuran, serta terjadi perubahan perilaku seksual yang makin bebas
tanpa
batas.
Demikian untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan keluarga telah
ditemukan lima penyakit hubungan seksual yang banyak dijumpai sebagai
upaya untuk lebih memperhatikan kesehatan reproduksi sehingga lebih
menjamin peningkatan sumber daya manusia.
Rumusan Masalah
Apa Pengertian penyakit menular dan wabah penyakit menular.
Apa undang-undang tentang wabah penyakit menular.
Apa Aspek Hukum PHS.
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas mata
kuliah etika dan hokum kesehatan terutama tentang wabah penyakit
memnular dan penyakit hubungan seksual serta aspek hokum yang
mengaturnya, agar
mahasiswa
mampu
memahami
lebih
detail
tentangPHS dan menambah semangat belajar dengan adanya makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pengertian Penyakit Menular dan Wabah Penyakit Menular
Dalam medis, penyakit
menular atau penyakit
infeksi adalah
sebuahpenyakit yang
disebabkan
oleh
sebuah
d. Penanggulangan KLB :
pendataan sd1. Pengamatan penyakit tindak lanjut ( penyuluhan,
logistik )
2. Pengobatan Posko,obat-obatan, tenaga dan sarana
3. Pemutusan rantai penularan : Abatisasi, kaporisasi
e. Program Pencegahan Penyakit :
Program ini mencegah agar penyakit menular tidak terjadi penyebaran di
masyarakat yang dilakukan antara lain dengan memberikan kekbalan pad
host melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan immunisasi
f. Cara Penularan Penyakit :
1. Penularan secara kontak
Penularan penyakit secara kontak langsung adalah melaui hubungan seks
(HIV/AIDS, infeksi menular seksual (IMS), hepatitis B), kontak kulit (kusta),
atau varisela.
2. Penularan melalui benda
Misalnya, Penularan melalui pemakaian jarum suntik atau semprit secara
bergantian: Menggunakan kembali atau memakai jarum atau semprit secara
bergantian merupakan cara penularan HIV yang sangat efisien. Risiko
penularan dapat diturunkan secara berarti di kalangan pengguna narkoba
suntikan dengan penggunaan jarum dan semprit baru yang sekali pakai,
atau dengan melakukan sterilisasi jarum yang tepat sebelum digunakan
kembali.
Selain itu, pada penularan hepatitis c bias melalui benda benda pribadi
yang dipergunakan secara bersamaan misalnya, gunting kuku, silet cukur,
sikat gigi, dan benda benda lain yang sejenis.
3. Penularan melalui vector.
Vector penularan penyakit yang tersering adalah nyamuk (nyamuk Aedes
menularkan DBD dan chikungunya, nyamuk Anopheles menularkan
penyakit malaria), pinjal untuk penyakit pes, dan anjing, kucing atau kera
untuk penyakit rabies.
g. Surveilans Epdemiologi :
Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi melalui
pengamatan terhadap kesakitan atau kematian dan penyebarannya serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya secara sistematik, terus menerus
dengan perencanaan suatu program, mengevaliasi hasil program dan SKD
III Pelaporan Penyakit Menular :
1. Laporan 24 jam
2. Laporan mingguan
3. Laporan Bulanan
IV Penyakjit Menular Potensial mewabah :
1. Diare
2. Demam berdarah
3. Malaria
4. TBC
5. Campak
6. Hepatitis
B.
Contoh wabah yang cukup dikenal termasuk wabah pes yang terjadi
di Eropa pada zaman pertengahan yang dikenal sebagai the Black Death
("kematian hitam"), pandemi influensa besar yang terjadi pada akhirPerang
Dunia I, dan epidemi AIDS dewasa ini, yang oleh sekalangan pihak juga
dianggap sebagai pandemi.
D.
yang dalam istilah medis disebut Venereal Diseases (VD) yang lebih
diartikan sebagai bagian dari penyakit kulit. Kemajuan dunia kedokteran
kemudian bisa membuktikan bahwa ternyata penyakit yang bisa
ditimbulkan dari hubungan seksual terutama yang menyimpang, apalagi
hubungan seksual bukan dengan istri sendiri sehngga lahirlah istilah
Sexually Transmitted Disease (STD) yang kemudian di Indonesia akan
menjadi Penyakit Hubungan Seksual.
Cara Penularan
Secara umum, PHS memang bisa ditularkan lewat hubungan
seksual. Akan tetapi, karena hubungan seksual ternyata banyak
ragamnya dan setiap cara juga bisa saja mengundang resiko penyakit
yang tersendiri, maka para medis menguraikan sebab-sebab atau caracara yang sering mengakibatkan penularan PHS.
1. Heteroseksual
: hubungan seksual antara pria dan wanita (suami-istri)
2. Homoseksual : hubungan seksual antara pria dengan pria
3. Lesbian : hubungan seksual antara wanita dengan wanita
4. Biseksual : hubungan seksual antara sesama jenis dan juga dengan
lain jenis
(baik pria dengan pria, pria dengan wanita atau wanita dengan wanita)
Organ yang digunakan :
1.Gento-genital (vagina sex) : antara organ genital (alat kelamin)
2. Oro-genital (oral sex): antar-organ genital dengan mulut
3.
Ano-genital sodomi : antar-organ genital dengan anus
Cara-cara kontak atau hubungan seksual tersebut menetukan
masuknya kuman ke dalam tubuh dan juga menentukan kelainan awal
pada organ yang sakit, shingga memudahkan di dalam menentukan
diagnosis.
Isitilah lain dalam penyakit hubungan seksual :
a. Promiskuitas adalah sebutan untuk seorang yang melakukan
hubungan seksual
dengan banyak paliter.
b. Prostitusi adalah suatu kegiatan seksual dengan banyak
padangan tanpa seleksi dan menerima bayaran, yang di dalam bahasa
Indonesia disebut Pekerja Sek Komersil (PSK)
Pada masa kini pasien yang menderita penyakit kelamin makin sering
dihadapi dokter. Bahkan banyak pula yang masih di bawah umur. Bagi
dokter, menghadapi pasien penderita PHS dari aspek kesehatan tidak akan
banyak masalah karena banyak pilihan pengobatan dapat diberikan. Namun
sebagai dokter yang diajarkan untuk bertindak holistik, masalahnya menjadi
tidak sederhana apabila yang dihadapi adalah salah satu pasutri, pasangan
tetap/pacar.apalagi untuk pasien yang menderita HIV positif atau AIDS
masalahnya akan menjadi lebih rumit, karena menyangkut masyarakat luas.
Berbeda dengan PHS seperti gonorea, sifilis atau herpes genitalis yang
penularannya terutama karena hubungan seksuil, penularan penyakit AIDS
bisa pula karena transfusi darah, melalui jarum suntik yang terkontaminasi
oleh virus dan melalui placenta. Penyebaran penyakit HIV/AIDS lebih
berbahaya karena tidak saja menggangu kesehatan, tetapi mengundang
kematian.
Oleh karena itu dalam menghadapi penderita PHS dan atau HIV/AIDS, para
dokter dan kalangan kesehatan lainya selain memahami aspek medis juga
harus memahami aspek hukum yang terkait dengan penyakit ini, karena
perbedaan demikian, pembahasan aspek hukum PHS dan penderita dengan
HIV/AIDS dipisahkan, dalam arti apabila yang dibicarakan tentang aspek
hukum PHS, maka didalamnya sudah termasuk masalah penyakit AIDS.
Pembahasan tentang aspek hukum Penyakit AIDS lainnya dibahas tersendiri
lebih jauh.
E.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Sementara
dilain
pihak,masyarakat
dilindungi
terhadap
bahaya
penularan,terutama melalui komunikasi, informasi dan edukasi(KIE) tentang
masalah AIDS dan HIV.
DiIndonesia kebijaksanaan ini dapat terlihat dari strategi nasional
penanggulangan HIV/AIDS sebagai berikut :
a.
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi yang baru mengenai
HIV/AIDS, baik untuk melindungi diri sendiri maupun mencegah penularan
kepada orang lain.
b.
c.
untuk
menurunkan
angkaq
Ayat 2
Pemeberantasan penyakit dilaksanakan terhadap penyakit menular dan
tidak menular
Pemberanatasan penyakit menular yang dapat menimbulkan angka
kesakitan dan angka kematian yang tinggi dilaksanakan sedini mungkin
Pasal 29
Pemberantasan penyakit tidak menular dilaksanakan untuk mencegah dan
mengurangi penyakit dengan perbaikan dan perubahan perilaku
masyarakatdan denganb cara lain
Pasal 30
Pemeberantasan penyakit menular dilaksanakan dengan upaya penyuluhan,
pe3nyelidikan, pengebalan,menghilangkan sumber perantara penmyakit,
tindakan karantina dan upaya lain yang diperlukan
Pasal 31
Pemeberanatasan penyakit menular yang dapat menimbuilkan wabah dan
penyakit karantina dilaksanakan seasuai dengan ketentuan undang undang
yang berlaku
G.
H.
komprehensif
dengan
juga
mengupayakan
penyembuhan
dari
ketergantungan pada napza.
Upaya penanggulangan HIV and AIDS merupakan upaya-upaya terpadu
dari peningkatan perilaku hidup sehat, pencegahan penyakit, pengobatan
dan perawatan berdasarkan data dan fakta ilmiah serta dukungan terhadap
ODHA.
Setiap pemeriksaan untuk mendiagnosa HIV and AIDS harus
didahuluidengan penjelasan yang benar dan mendapat persetujuan yang
bersangkutan (informed consent). Konseling yang memadai harus diberikan
sebelum dan sesudah pemeriksaan, dan hasil pemeriksaan diberitahukan
kepada yang bersangkutan tetapi wajib dirahasiakan kepada pihak lain.
Diusahakan agar peraturan perundang-undangan harus mendukung dan
selaras dengan Strategi Nasional Penanggulangan HIV and AIDS disemua
tingkat.
Setiap pemberi pelayanan berkewajiban memberikan layanan tanpa
diskriminasi kepada ODHA dan OHIDA.
AREA PRIORITAS PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS
Menilik bahasan-bahasan pada bab-bab terdahulu maka untuk empat
tahunmendatang area prioritas penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia
belum perlu diubah dan perlu dilanjutkan sebagai pokok-pokok program
dengan penajaman. Dengan melaksanakan program program yang
dikembangkan dari setiap area prioritas secara bersungguh sungguh,
penuh tanggung jawab, terpadu, harmonis dan berkesinambungan maka
walaupun dengan sumberdaya yang terbatas, tujuan penanggulangan HIV
AND AIDS akan dapat dicapai dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh
karena akan terdapat kemampuan untuk:
Mencegah meluasnya penularan HIV dan menjamin akses terhadap
berbagai upaya pencegahan, perawatan dan pengobatan.
Berkontribusi untuk menyediakan kebutuhan ODHA untuk meringankan
penderitaan sekaligus meningkatkan kwalitas hidup mereka.
Menjamin capacity building bagi mereka yang terlibat dalam
penanggulangan HIV dan AIDS.
Mengkoordinasikan dan mempertahankan respon
1. AREA PENCEGAHAN HIV DAN AIDS
Penyebaran HIV dipengaruhi oleh perilaku berisiko kelompok-kelompok
masyarakat. Pencegahan dilakukan kepada kelompok-kelompok masyarakat
sesuai dengan perilaku kelompok dan potensi ancaman yang dihadapi.
Kegiatankegiatan dari pencegahan dalam bentuk penyuluhan, promosi hidup
sehat, pendidikan sampai kepada cara menggunakan alat pencegahan yang
efektif dikemas sesuai dengan sasaran upaya pencegahan. Dalam
mengemas program-program pencegahan dibedakan kelompok-kelompok
sasaran sebagai berikut:
Kelompok tertular (infected people)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
BAB III
KESIMPULAN
A.
KESIMPULAN
Penyakit Menular :
1.
2.
3.
B.
Adalah penyakit yang disebabkan oleh agen infeksi atau toksisnya yang
berasal dari sumber penularan atau reservoir, yang ditransmisikan kepa
host yang rentan
Wabah Penyakit Menular
Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang
jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi kedaan yang lazim
pada waktu da daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetak ( UU.
Wabah1984
Penyakit menular seksual adalah infeksi yang di tularkan dari satu
orang ke orang lain saat berhubungan badan. Semua orang, pria, wanita
(bahkan bahkan anak-anak) bisa tertular penyakit kelamin ini. Penyakit
yang umum terjadi adalah: gonore, sifilis, herpes, HIV/Aids ,
Trikomoiasis.Pencegahan penularan infeksi penyakit di komunitas :
Tanyakan kepada wanita yang ada rawat mengenai infeksi penyakit kelamin
yang mungkkin dialaminya atau dialami pasanganny. Mungkin wanita itu
merasa malu untuk membicarakannya, tapi semakin banyak informasi yang
anda ketahui, semakin jiwanya tertolong
Undang yang mengatur tentang penyakit emnular yaitu
Undang-undang no.6 tahun 1962 tentang wabah.
Undang-undang no.7 tahun 1968 tentang perubahan pasal 3 undangundang no.6 tahun 1962 tentang wabah.
Undang-undang RI no.4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular.
SARAN
Setelah mengetahui beberapa pengertian penyakit menular seksual diatas,
saya sebagai penulus mengharapkan agar para pembaca lebih berhati-hati
terhadap penyakit ini, dan dapat mengetahui dengan jelas beberapa faktor
penyebab, cara mengatasi dan cara penularanya penyakit menular sseksual.
Oleh karena itu,saya sebagai penulis meminta kritik dan saranya untuk
menyempurnakan makalah yang saya buat.
DAFTAR PUSTAKA
http://midwifeipeah.blogspot.com/2009/11/pms-penyakit-menularseksual.html
http://books.google.co.id/books?
id=3UeW24_pnIkC&pg=PA138&lpg=PA138&dq=etika+dan+aspek+hukum+
penyakit+menular,+wabah+penyakit+menular+seksual&source
http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_menular_seksual
http://www.scribd.com/doc/4819072/Penyakit-Hubungan-Seksual
www.penyakitmenularseksual.com/
Buku etika kedokteran dan hukum kesehatan edisi 4.
Buku etika kedokteran dan hukum kesehatan edesi 3.