Professional Documents
Culture Documents
36
ISSN : 2088-4974
STATISTIK DAERAH
PROVINSI BANTEN
2014
STATISTIK DAERAH
PROVINSI BANTEN
2014
ISSN : 2088-4974
No. Publikasi : 36000.1430
Katalog BPS : 1101002.36
Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm
Jumlah Halaman : 42 Halaman + iv
Naskah :
Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Gambar Kulit :
Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Diterbitkan oleh :
BPS Provinsi Banten
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
Kata Pengantar
Publikasi Statistik Daerah Provinsi Banten 2014 diterbitkan oleh
BPS Provinsi Banten, berisi berbagai data dan informasi terpilih
seputar Provinsi Banten yang dianalisis secara sederhana untuk
membantu pengguna data dalam memahami perkembangan
pembangunan serta potensi yang ada di Provinsi Banten.
Publikasi Statistik Daerah Provinsi Banten 2014 diterbitkan
untuk melengkapi beberapa publikasi statistik yang sudah terbit
secara rutin setiap tahun. Berbeda dengan publikasi yang sudah
ada, publikasi ini lebih menekankan pada analisis.
Materi yang disajikan pada Publikasi Statistik Daerah Provinsi Banten 2013 memuat
berbagai informasi/indikator yang terkait dengan hasil pembangunan dari berbagai
sektor di wilayah Provinsi Banten dan diharapkan dapat digunakan untuk bahan kajian,
perencanaan, dan evaluasi berbagai macam program yang telah dijalankan.
Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan publikasi ini, sehingga penerbitan
publikasi ini dapat terlaksana. Kritik dan saran sangat kami hargai guna penyempurnaan
publikasi di masa mendatang.
Serang, September 2014
BPS Provinsi Banten
Kepala,
iii
DAFTAR ISI
2. Pemerintahan ... 2
3. Penduduk ... 4
4. Ketenagakerjaan ... 6
5. Pendidikan ... 8
6. Kesehatan ... 9
7. Perumahan ... 10
9. Pertanian ... 13
iv
Satuan
Nilai
km2
9 662,92
b. Ketinggian
m dpl
0 - 2 000
buah
61
d. Sungai terpanjang
(S. Cisadane)
km
414,3
e. Danau terluas
(Cipondoh)
ha
126
m dpl
1 925
a. Luas wilayah
f. Gunung tertinggi
(G. Halimun)
Kondisi Iklim
Satuan
2012
2013
a. Suhu rata-rata
27,1
27,0
b. Kelembaban rata-rata
81
83
c. Hari hujan
hari
171
206
d. Curah hujan
mm
1 197
3 573
PEMERINTAHAN
Legislator perempuan bertambah, keterwakilan masih kurang
Pileg 2014 menghasilkan penambahan jumlah legislator perempuan
di DPRD Banten. Namun jumlahnya masih di bawah angka 30 persen
keterwakilan perempuan dalam legislatif sesuai UU No. 10/2008.
2011
2012
2013
1. Kabupaten
2. Kota
155
155
155
1 267
1 267
1 267
278
278
278
2011
2012
2013
Laki-laki
53 242
(54,21%)
51 693
(53,75%)
50 545
(53,34%)
Perempuan
44 965
(45,79%)
44 472
(46,25%)
44 213
(46,66%)
Jumlah Total
98 207
(100,00%)
96 165
(100,00%)
94 758
(100,00%)
2. Kecamatan
4. Desa
5. Kelurahan
Jumlah PNS
PEMERINTAHAN
Tingkat kemandirian keuangan daerah berkurang
Porsi PAD Banten terhadap pendapatan daerah bertambah, karena
lebih tingginya pertumbuhan PAD. Akibatnya, tingkat kemandirian
keuangan daerah Benten pun menjadi bertambah.
2011
2012
2013
A. Belanja Daerah :
3 901
5 318
5 295
1. Belanja Langsung
1 820
2 017
1 979
- Belanja Pegawai
130
148
182
973
951
984
- Belanja Modal
717
918
813
2 081
3 301
3 316
320
385
423
1 761
2 916
2 893
3 756
5 414
6 230
PENDUDUK
Terbanyak kelima dan terpadat ketiga di Indonesia
Penduduk Banten tahun 2014 berjumlah 11,7 juta orang. Dibandingkan
provinsi lain, Banten merupakan provinsi dengan populasi terbanyak
kelima dan terpadat ketiga di Indonesia.
Indikator Kependudukan
Banten dan Nasional
Uraian
2010
2014
BANTEN
Penduduk (juta orang)
10,6
11,7
- Laki-laki
5,4
6,0
- Perempuan
5,2
5,7
104,7
104,1
2,78
2,30
1 100
1 211
INDONESIA
Penduduk (juta orang)
237,6
252,2
- Laki-laki
119,6
126,7
- Perempuan
118,0
125,5
101,4
101,0
1,49
1,40
124
132
PENDUDUK
Terbanyak penduduknya, tapi bukan yang terpadat
Kabupaten Tangerang adalah kabupaten terbanyak penduduknya.
Akan tetapi yang terpadat penduduknya adalah Kota Tangerang,
dengan tingkat kepadatan mencapai 12.992 penduduk per km persegi.
Rasio
Jenis
Kelamin
Pertumbuhan
Penduduk
(persen)
Kepadatan
Penduduk
(orang/km2)
1. Pandeglang
104,5
0,73
433
2. Lebak
105,2
1,02
368
3. Tangerang
104,9
3,44
3 227
4. Serang
103,0
0,95
844
5. Kota Tangerang
104,4
2,55
12 992
6. Kota Cilegon
104,4
1,87
2 309
7. Kota Serang
101,6
2,10
2 366
8. Kota Tangsel
104,1
3,55
10 143
KETENAGAKERJAAN
Kesempatan kerja berkurang, pengangguran terbuka naik
Tingkat kesempatan kerja berkurang ditandai oleh turunnya
persentase penduduk usia kerja yang bekerja.Akibatnya, tingkat
pengangguran terbuka Banten naik menjadi 9,9 persen.
Agustus
2013
Agustus
2013
Februari
2014
7,97
8,15
8,24
5,20
5,18
5,48
- Penduduk Bekerja
4,69
4,69
4,94
- Penganggur
0,51
0,49
0,54
TPAK (persen)
65,21
63,55
66,47
90,17
90,46
90,13
TPT (persen)
9,83
9,54
9,87
KETENAGAKERJAAN
Angka pengangguran tinggi, terkait kinerja sektor pertanian
Tingginya angka pengangguran lebih banyak terjadi di daerah
dengan proporsi pertanian terbesar di Banten. Ada kemungkinan hal
ini terkait dengan rendahnya kinerja sektor pertanian.
UMP (rupiah)
2011
2012
2013
4,68
4,20
12,28
1,23
-0,17
3,63
PENDIDIKAN
Akses pendidikan bertambah, kualitas penduduk meningkat
Kualitas penduduk Banten meningkat cukup pesat, terlihat dari
meningkatnya AMH dan RLS. Peningkatan kualitas ini terjadi
karena akses penduduk terhadap pendidikan semakin bertambah.
2011
2012
2013
96,25
96,51
96,87
8,41
8,61
8,61
98,23
98,29
98,60
88,36
90,97
90,90
56,16
58,58
62,31
KESEHATAN
Pemahaman bertambah, capaian bidang kesehatan membaik
Capaian bidang kesehatan membaik, antara lain terlihat dari AHH yang
terus meningkat. Perbaikan ini disebabkan oleh bertambahnya
pemahaman kesehatan penduduk dan banyaknya fasilitas kesehatan.
2011
2012
2013
AHH (tahun)
65,05
65,23
65,47
34,02
30,40
28,57
5,00
4,87
5,22
9,05
9.89
9,48
Praktek Dokter
36,87
39,49
40,74
Puskesmas
26,56
24,10
22,93
Petugas Kesehatan
22,27
22,07
21,94
5,24
4,45
4,90
Dokter
16,25
17,60
19,48
Bidan
55,52
59,23
59,05
Lainnya
28,23
23,17
21,47
Lainnya
Penolong Kelahiran Terakhir (%)
PERUMAHAN
Kepemilikan rumah menurun, luas rumah bertambah
Persentase rumah tangga yang menempati rumah milik sendiri
menurun. Namun luas rumah yang ditempati oleh rumahtangga
kebanyakan bertambah luasnya.
10
2012
2013
Rumahtangga menempati
rumah milik sendiri
76,98
76,70
80,62
81,81
95,03
94,98
85,83
83,63
82,76
83,45
PEMBANGUNAN MANUSIA
Capaian meningkat, kecepatannya melambat
Capaian pembangunan manusia di Banten meningkat, namun
peningkatannya melambat. Kondisi ini ditandai oleh IPM yang meningkat, namun disertai oleh reduksi shortfall yang mengecil.
Reduksi Shortfall
Kabupaten/Kota
2012
2013
2012
2013
Kab. Pandeglang
69,22
69,64
1,43
1,36
Kab. Lebak
68,43
68,82
1,41
1,25
Kab. Tangerang
72,36
72,82
1,10
1,66
Kab. Serang
69,83
70,25
1,64
1,38
Kota Tangerang
75,72
76,05
1,13
1,34
Kota Cilegon
75,89
76,31
1,21
1,75
Kota Serang
72,30
73,12
2,98
2,95
76,61
77,13
2,52
2,21
11
PEMBANGUNAN MANUSIA
Banten sukses dalam program pengentasan kemiskinan
Banten sukses dalam program pengentasan kemiskinan, ditandai oleh
menurunnya jumlah dan persentase penduduk miskin, dan semakin
kecilnya indeks kedalaman dan indeks keparahan kemiskinan.
Sep
2013
Maret
2014
251 161
288 733
304 636
642,9
677,5
622,8
5,71
5,89
5,35
0,95
1,02
0,83
0,28
0,29
0,19
Uraian
Garis kemiskinan (rupiah)
12
PERTANIAN
Produksi menurun, produktivitas meningkat
Produksi padi Banten turun menjadi 1,96 juta ton, akibat luas panen
yang berkurang. Namun produktivitas padi meningkat mencapai
53,3 kw/ha karena benih padi unggul dan iklim mendukung.
2012
2013
ARAM I
2014
PADI
- Luas Panen (000 hektar)
- Produksi (000 ton)
362,6
393,7
367,6
1 865,9
2 083,6
1 959,6
JAGUNG
- Luas Panen (000 hektar)
3,0
3,6
3,3
9,8
12,0
11,0
KEDELAI
- Luas Panen (000 hektar)
5,2
7,9
6,7
5,8
10,3
9,0
KACANG TANAH
- Luas Panen (000 hektar)
10,7
9,3
9,1
11,7
12,8
12,7
1,0
0,8
0,8
0,9
0,7
0,7
KACANG HIJAU
UBI KAYU
- Luas Panen (000 hektar)
5,7
6,4
6,2
82,8
97,8
94,7
UBI JALAR
- Luas Panen (000 hektar)
2,6
2,1
2,3
32,8
28,0
30,6
13
PERTANIAN
Produsen daging sapi terbesar kelima, kerbau terbesar kedua
Banten menjadi produsen daging sapi terbesar kelima dan produsen daging
kerbau terbesar kedua di Indonesia, dengan tingkat produksi
masing-masing sebanyak 37 ribu ton dan 8 ribu ton.
Satuan
2012
2013
Anggrek
tangkai
5 628 179
6 406 732
Melinjo
ton
37 413
48 090
Aren
ton
1 704
1 714
Melon
ton
942
942
Durian
ton
47 465
40 822
14
ENERGI LISTRIK
Industri menyerap energi listrik terbanyak
Tiga per empat dari total 9,37 juta MWh listrik yang terjual
di Banten, dikonsumsi oleh industri. Adapaun pelanggan
rumahtangga hanya mengkonsumsi sekitar seperlimanya.
10
Kapasitas
Terpasang (MW)
Produksi Listrik
(GWh)
2010
10 688
55 654
2011
10 422
55 229
2012
10 324
46 317
2012
2013
8,08
9,37
7,83
9,36
0,01
0,01
0,24
0,26
2,98
2,81
15
11
INDUSTRI PENGOLAHAN
Tenaga kerja menurun, NTB per tenaga kerja meningkat
Jumlah angkatan kerja cukup banyak, tapi kesempatan kerja
Tenaga
rendah. kerja industri besar sedang turun menjadi 468 ribu orang.
Sebaliknya NTB yang diciptakan naik mencapai 115 triliun rupiah.
Akibatnya, NTB per tenaga kerja meningkat hingga menjadi 245 juta.
2010
Perusahaan (unit)
2011
2012
1 620
1 583
1 570
477 102
473 361
467 543
93 813
89 661
114 713
196,63
189,94
245,35
Perusahaan
Tenaga Kerja
NTB
Kabupaten Tangerang
42,99
35,52
23,60
Kota Tangerang
35,73
37,68
32,65
Kabupaten Serang
9,68
16,47
17,31
Kota Cilegon
4,90
4,15
22,77
Kabupaten/Kota Lainnya
6,69
6,18
3,67
16
Sektor industri pengolahan merupakan satusatunya sektor ekonomi yang setiap tahun
selalu mendominasi perekonomian Banten.
Hanya saja, jumlah perusahaan industri besar
dan sedang (IBS) di Banten sepanjang periode
2010-2012 justru terus menurun hingga
menjadi sebanyak 1.570 unit. Penyerapan
tenaga kerja juga menurun dari 477 ribu orang
di tahun 2010 menjadi 468 ribu orang pada
tahun 2012. Sebaliknya, nilai tambah bruto
(NTB) yang diciptakan pada periode yang sama
meningkat hingga menjadi 115 triliun rupiah.
Akibatnya, NTB per tenaga kerja juga
meningkat dari 196 juta rupiah rupiah menjadi
245 juta rupiah.
Secara spasial, IBS Banten terkonsentrasi
antara lain di Kabupaten Tangerang, Kota
Tangerang dan bagian timur Kabupaten Serang
dengan teknologi produksi kebanyakan padat
tenaga kerja. Kemudian, Kota Cilegon dan
bagian barat Kabupaten Serang yang
cenderung menjadi daerah konsentrasi industri
padat modal. Secara keseluruhan persentase
jumlah perusahaan, tenaga kerja dan NTB
untuk keempat kabupaten/kota tersebut
terhadap total Banten mencapai 93,31 persen,
93,82 persen dan 96,33 persen. Adapun
perbedaan teknologi produksi antar IBS di
kabupaten/kota tersebut dapat dilihat dari
tingkat produktivitas tenaga kerja yang dalam
hal ini diukur dengan NTB per tenaga kerja,
dengan tingkat produktivitas tenaga kerja IBS
padat modal lebih tinggi dibandingkan dengan
IBS padat tenaga kerja. Tingkat produktivitas
tenaga kerja untuk Kabupaten Tangerang, Kota
Tangerang, Kabupaten Serang dan Kota
Cilegon masing-masing mencapai 159 juta
rupiah, 207 juta rupiah, 252 juta rupiah dan
1.312 juta rupiah per tenaga kerja.
12
KONSTRUKSI
Proyek yang didanai oleh pemerintah daerah masih dominan
Antara 62,6 persen sampai 70,5 persen dari nilai pekerjaan
konstruksi yang diselesaikan oleh perusahaan kontruksi di Banten,
pembiayaannya berasal dari dana APBD.
2013
2 426
2 413
24 798
25 415
9 744
11 072
2012
2012
2013
APBN
6,60
6,53
APBD
70,52
62,60
1,77
1,27
BUMN
3,76
2,31
Lainnya
17,34
27,39
17
13
2011
2012
2013
Akomodasi (unit)
- Hotel Berbintang
46
42
43
200
217
240
- Hotel Berbintang
3 428
3 514
3 943
3 505
4 262
4 355
- Hotel Berbintang
5 131
5 510
5 998
5 767
7 147
7 384
- Hotel Berbintang
37,88
39,36
37,83
25,72
27,40
26,68
78
1 431
101
1 340
360
2 977
2011
2012
2013
1,37
1,25
1,52
1,03
1,32
2,90
1,29
1,21
1,40
1,14
1,07
1,19
18
14
2012
2013
476,49
476,49
- Jalan Provinsi
852,89
852,89
82 833
83 451
- Mobil Barang
293 209
297 422
- Mobil Bus
100 223
101 714
2 987 834
3 018 213
4 420 608
4 162 035
498
452
- Sepeda Motor
Angkutan Kereta Api
- Penumpang (orang)
- Barang (tribu on)
19
14
2011
2012
2013
137 359
150 967
156 41`2
33 595
36 960
40 282
17,59
19,79
20,57
5,40
5,90
6,41
230,95
219,31
219,98
142,39
148,84
170,35
2011
2012
2013
31 523
31 523
31 849
1 398 765
1 398 765
1 459 120
2 045 952
2 045 952
2 009 351
Persentase Rumahtangga
Pengguna Telepon dan Internet
20
15
2012
2013
Perbankan Konvensional
- Kantor bank
1 197
1 288
4,79
6,07
90,95
104,19
200,78
242,36
Perbankan Syariah
- Kantor bank
147
209
0,38
0,46
5,89
5,84
5,04
6,23
21
16
HARGA-HARGA
Volatilitas harga semakin tinggi
Volatilitas harga di Banten semakin tinggi. Ditandai oleh laju inflasi
yang semakin meningkat. Volatilitas harga tertinggi di Kota
Tangerang, terendah di Kota Serang dan Kota Cilegon.
22
2012
2013
Juni 2014
Serang
4,41
9,16
7,69
Tangerang
4,44
10,02
9,08
Cilegon
3,91
7,98
6,38
HARGA-HARGA
Kesejahteraan petani semakin membaik
Kesejahtraan petani Banten semakin membaik. Ditandai oleh rata-rata
NTP selama Januari-Juni 2014 yang lebih tinggi dibandingkan
rata-rata tahun 2012 dan 2013.
201\3
Rata-rata
Jan-Juni
2014
101,70
108,77
115,05
99,64
104,89
109,56
102,07
103,70
105,01
Uraian
NTP
16
23
17
PENGELUARAN PENDUDUK
Pengeluaran penduduk bertambah, kesejahteraan meningkat
Tingkat kesejahteraan penduduk Banten meningkat, yang
ditunjukkan oleh bertambahnya pengeluaran penduduk per kapita,
baik secara nominal maupun secara riil.
Perkembangan
Rata-rata Pengeluaran per Kapita
Penduduk Banten
24
2012
2013
370 084
420 415
51,44
52,56
349 363
379 461
48,56
47,44
Makanan
- Nilai (rupiah)
- Proporsi (persen)
Bukan Makanan
- Nilai (rupiah)
- Proporsi (persen)
PENGELUARAN PENDUDUK
Kesejahteraan meningkat, konsumsi protein hewani bertambah
Tingkat kesejahteraan penduduk Banten meningkat, dikonfirmasi oleh
bertambahnya tata-rata tingkat konsumsi protein hewani per kapita
per hari terutama untuk protein yang berasal dari ikan dan daging.
17
2012
2013
- Ikan
7,80
7,87
- Daging
2,75
2,81
- Telur
2,13
2,05
- Susu
0,98
1,32
Jumlah
13,66
14,05
25
18
PERDAGANGAN
Kinerja perdagangan luar negeri semakin melemah
Melemahnya kinerja perdagangan luar negeri Banten tergambar
pada neraca perdagangan luar negeri yang terus defisit, terutama
akibat pelemahan ekspor dan lonjakan impor dari negara mitra FTA.
2012
2013
A. Mitra FTA
-1,21
-1,67
1. ASEAN
-1,37
-1,67
2. India
-0,67
-0,39
3. China
0,49
0,84
4. Lainnya
0,34
-0,45
-0,82
-0,78
1,01
1,18
1,35
1,20
3. Lainnya
-3,18
-3,16
-2,03
-2,45
C. Jumlah
26
PERDAGANGAN
Impor bahan baku/penolong, ekspor barang industri
Sekitar 10,89 miliar US$ dari total impor sebesar 11,73 miliar US$
adalah impor bahan baku/penolong. Adapun ekspor barang industri
mencapai 9,46 miliar US$ dari total ekspor sebesar 9,70 miliar US$.
2012
2013
9,70
9,88
- Tanjung Priok
8,12
8,23
- Merak
0,62
0,82
- Tanjung Leneng
0,67
0,49
- Lainnya
0,29
0,34
11,73
12,33
- Merak
6,46
6,63
- Cigading
3,96
4,06
1,31
1,64
Impor :
- Lainnya
18
27
19
PENDAPATAN REGIONAL
Tumbuh melambat, share bertambah
Meskipun terus tumbuh melambat, namun di atas Nasional.
Akibatnya, share ekonomi Banten terhadap Nasional bertambah
hingga menjadi 2,95 persen pada Triwulan II-2014.
Indikator Turunan
PDRB Banten dan PDB Nasional
28
Share
ADHB
Pertumbuhan
Ekonomi
Andil
Pertumbuhan
Kabupaten :
Pandeglang
Lebak
4,92
4,31
0,20
4,76
5,73
0,26
21,06
6,11
1,26
7,49
5,56
0,44
Tangerang
33,12
5,91
1,96
Cilegon
18,26
5,93
1,14
Serang
3,33
6,91
0,23
Tangerang Selatan
7,08
8,48
0,54
100,00
5,86
5,86
Tangerang
Serang
Kota :
Provinsi Banten
19
PENDAPATAN REGIONAL
Didukung oleh sektor perdagangan, didorong oleh investasi
Pertumbuhan ekonomi Banten dari sisi supply didukung oleh sektor
perdagangan dengan andil mencapai 1,47 persen. Dari sisi demand
didorong oleh konsumsi rumahtangga dengan andil 2,30 persen.
Share
ADHB
LPE
(y on y)
Andil
(y on y)
Pertanian
7,99
9,30
0,66
Pertambangan dan
Penggalian
0,11
3,67
0,00
Industri Pengolahan
44,49
2,00
0,96
4,02
9,77
0,35
Konstruksi
3,97
15,37
0,44
19,61
7,22
1,47
Pengangkutan dan
Komunikasi
9,72
7,42
0,71
Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan
3,84
5,41
0,21
Jasa-Jasa
6,24
10,77
0,49
100,00
5,28
5,28
PDRB
Share
ADHB
LPE
(y on y)
Konsumsi Rumahtangga
45,02
6,20
2,30
Investasi
38,44
9,84
2,03
4,49
4,12
0,12
Ekspor Neto
12,05
2,13
0,84
- Ekspor
91,64
7,11
8,48
- Impor
79,59
9,58
7,64
100,00
5,28
5,28
Pengeluaran Pemerintah
PDRB
Andil
(y on y)
29
PDRB per
Kapita 2013
(juta rupiah)
2013
Tri II-2014 (y on y)
DKI Jakarta
126,1
6,11
6,11
Jawa Barat
23,6
6,06
5,63
Banten
21,4
5,86
5,28
Jawa Tengah
18,8
5,81
5,21
DI Yogyakarta
18,0
5,40
5,00
Jawa Timur
29,6
6,55
5,94
Provinsi
Feb 2013
Feb 2014
Penambahan
DKI Jakarta
484,0
510,4
26,4
Jawa Barat
1 833,6
1 843,6
10,0
Banten
534,2
541,0
6,8
Jawa Tengah
962,6
965,4
2,6
DI Yogyakarta
73,0
44,0
-33,0
808,4
832,4
24,0
Jawa Timur
30
,
.
20
PERBANDINGAN REGIONAL
20
PERBANDINGAN REGIONAL
Program pengentasan kemiskinan Banten lebih sukses
Program pengentasan kemiskinan Banten jauh lebih sukses
dibandingkan mayoritas provinsi lainnya di Jawa. Hal ini dapat
diketahui dari nilai P0, P1 dan P2 yang hanya kalah dari DKI Jakarta.
Indikator Kemiskinan
se Pulau Jawa
Uraian
P0
P1
P2
DKI Jakarta
3,55
0,63
0,17
Jawa Barat
9,52
1,32
0,30
Banten
5,74
0,70
0,16
Jawa Tengah
14,56
2,21
0,54
DI Yogyakarta
15,43
2,40
0,55
Jawa Timur
12,55
1,32
0,43
DKI Jakarta
3,92
0,39
0,07
Jawa Barat
9,44
1,52
0,38
Banten
5,35
0,83
0,19
Jawa Tengah
14,46
2,25
0.57
DI Yogyakarta
15,00
2,19
0,48
Jawa Timur
12,42
1,85
0,44
31
LAMPIRAN
TABEL
Tabel 1 :
Luas Daerah Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2013
Kabupaten/Kota
Luas (km)
Persentase Terhadap
Luas Provinsi Banten
Kabupaten :
1. Pandeglang
2 746,89
28,43
2. Lebak
3 426,56
35,46
3. Tangerang
1 011,86
10,47
4. Serang
1 734,28
17,95
5. Kota Tangerang
153,93
1,59
6. Kota Cilegon
175,50
1,82
7. Kota Serang
266,71
2,76
8. Kota Tangsel
147,19
1,52
9 662,92
100,00
Kota :
Provinsi Banten
Sumber : Banten Dalam Angka 2014
35
Tabel 2 :
Jumlah Kecamatan, Desa dan Kelurahan
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2012-2013
Kabupaten/Kota
Kecamatan
Desa
Kelurahan
2012
2013
2012
2013
2012
2013
1. Pandeglang
35
35
326
326
13
13
2. Lebak
28
28
340
340
3. Tangerang
29
29
246
246
28
28
4. Serang
29
29
320
320
13
13
104
104
6. Kota Cilegon
43
43
7. Kota Serang
30
30
36
36
8. Kota Tangsel
49
49
155
155
1 267
1 267
278
278
Kabupaten :
Kota :
5. Kota Tangerang
Provinsi Banten
Sumber : Banten Dalam Angka 2014
36
Tabel 3 :
Rekapitulasi Realisasi Pendapatan dan Belanja
Pemerintah Provinsi Banten (miliar rupiah), 2011-2013
Kabupaten/Kota
2011
2012
2013
3 755,61
5 413,71
6 230,23
2 895,57
3 395,88
4 118,55
849,49
1 015,11
1 126,00
10,55
1 002,72
985,68
3 901,22
5 317,81
5 295,14
A. Belanja Langsung
2 081,52
3 300,65
3 316,07
1 819,70
2 017,16
1 979,07
3. Surplus (Defisit)
145,60
95,90
935,09
4. Pembiayaan Daerah
520,45
354,84
134,71
535,85
374,84
450,81
15,40
20,00
316,10
374,84
450,74
1 069,80
1. Pendapatan Daerah
A. Pendapatan Asli Daerah
B. Dana Perimbangan
C. Lain-lain Pendapatan Daerah
Yang Sah
2. Belanja Daerah
37
Tabel 4 :
Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (orang), 2010 dan 2012
Kabupaten/Kota
2010
2014
1. Pandeglang
1 149 610
1 188 405
2. Lebak
1 204 095
1 259 305
3. Tangerang
2 834 376
3 264 776
4. Serang
1 402 818
1 463 094
1 798 601
1 999 894
6. Kota Cilegon
374 559
405 303
7. Kota Serang
577 785
631 101
8. Kota Tangsel
1 290 322
1 492 999
10 632 166
11 704 877
Kabupaten :
Kota :
5. Kota Tangerang
Provinsi Banten
Sumber : Banten Dalam Angka 2014
38
Tabel 5 :
Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (orang), 2011-2013
Kabupaten/Kota
2011
2012
2013
1. Pandeglang
117 644
109 100
121 100
2. Lebak
115 160
106 900
118 600
188 653
176 000
183 900
82 047
76 100
72 800
114 333
106 500
103 100
6. Kota Cilegon
15 453
15 000
15 900
7. Kota Serang
37 436
34 700
36 700
8. Kota Tangsel
20 144
18 700
25 400
690 870
642 900
677 500
Kabupaten :
3. Tangerang
1)
4. Serang 2)
Kota :
5. Kota Tangerang
Provinsi Banten
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
39
Tabel 6 :
Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009-2011
Kabupaten/Kota
2011
2012
2013
1. Pandeglang
9,80
9,28
10,25
2. Lebak
9,20
8,63
9,50
6,42
5,71
5,78
5,63
5,28
5,02
5. Kota Tangerang
3,98
5,56
5,26
6. Kota Cilegon
6,25
3,82
3,99
7. Kota Serang
1,50
5,70
5,92
8. Kota Tangsel
1,67
1,33
1,75
6,26
9,74
8,31
Kabupaten :
3. Tangerang
1)
4. Serang 2)
Kota :
Provinsi Banten
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
40
Tabel 7 :
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten,
2011-2013
Kabupaten/Kota
2011
2012
2013
1. Pandeglang
68,77
69,22
69,64
2. Lebak
67,98
68,43
68,82
72,05
72,36
72,82
69,33
69,83
70,25
5. Kota Tangerang
75,44
75,72
76,05
6. Kota Cilegon
75,60
75,89
76,31
7. Kota Serang
71,45
72,30
72,12
8. Kota Tangsel
76,01
76,61
77,13
70,95
71,49
71,90
Kabupaten :
3. Tangerang
1)
4. Serang
Kota :
Provinsi Banten
Sumber : Banten Dalam Angka 2014
41
Tabel 8 :
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2012-2013
2012
Kabupaten/Kota
Luas
Panen
(ha)
Produktivitas
(kw/ha)
2013
Produksi
(ton)
Luas
Panen
(ha)
Produktivitas
(kw/ha)
Produksi
(ton)
Kabupaten :
1. Pandeglang
115 033
50,13
576 662
130 371
51,59
672 559
2. Lebak
89 572
50,61
453 363
99 083
52,43
519 443
3. Tangerang
64 059
53,13
340 327
67 170
54,17
363 848
4. Serang
75 152
52,81
396 897
79 879
54,30
433 733
5. Kota Tangerang
1 214
52,77
6 407
938
53,84
5 051
6. Kota Cilegon
1 985
54,13
10 745
2 076
56,04
11 633
7. Kota Serang
15 316
52,17
79 897
13 997
54,51
76 293
305
52,39
1 598
190
55,29
1 051
362 636
51,45
1 865 894
52,92
2 083 608
Kota :
8. Kota Tangsel
Provinsi Banten
3693 704
42