You are on page 1of 27

PENDAHULUAN

Seksio sesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin melalui insisi pada dinding
abdomen dan dinding uterus, dengan syarat dinding uterus harus dalam keadaan utuh serta
berat janin diatas 500 gram.1
Dikenal beberapa jenis seksio sesarea, yakni; 1) seksio sesarea secara klasik (seksio
sesarea corporal): pembedahan secara Sanger, 2) seksio sesarea transperitoneal profunda
(SCTP atau supra cervicalis = lower segmen caesarean section); 3) seksio sesarea diikuti
dengan histerektomi (caesarean hysterectomy = seksio histerektomi), 4) seksio sesarea
ekstraperitoneal, 5) seksio sesarea vaginal.1
Indikasi dilakukan seksio sesarea terbagi atas indikasi ibu, yakni ; Kehamilan risiko
tinggi (KRT) adalah suatu kehamilan dimana jiwa dan kesehatan ibu dan atau bayi dapat
terancam. Setiap kehamilan dengan faktor risiko tinggi akan menghadapi morbiditas atau
mortalitas terhadap ibu dan janin dalam kehamilan, persalinan dan nifas.2
Frekuensi KRT yang dilaporkan oleh beberapa peneliti berbeda-beda, tergantung dari
cara penilaian faktor-faktor yang dimasukkan dalam kehamilan risiko tinggi.2
Beberapa situasi dan kondisi serta keadaan umum seorang ibu selama kehamilan,
persalinan dan nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan dan jiwa ibu maupun janin
yang dikandungnya. Keadaan dan kondisi tersebut bisa digolongkan sebagai faktor medis dan
non medis.2
Faktor non medis antara lain adalah: kemiskinan, ketidaktahuan, adat, tradisi,
kepercayaan dan sebagainya. Hal ini banyak terjadi terutama dinegara-negara berkembang,
yang berdasarkan penelitian ternyata sangat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas. Selain
itu yang termasuk faktor non medis adalah: status gizi buruk, soaial ekonomi yang rendah,
kebersihan lingkungan, kesadaran untuk memeriksakan kehamilan secara teratur, fasilitas dan
sarana kesehatan yang serba kekurangan.2
Faktor medis antara lain adalah: penyakit-penyakit ibu dan janin, kelainan obstetrik,
gangguan plasenta, gangguan tali pusat, komplikasi persalinan, penyakit neonatus dan
kalainan genetik.2
Berikut ini akan dibahas tentang faktor-faktor risiko tinggi dalam kehamilan dari
pihak ibu, penyakit penyerta dan dari pihak anak.

FAKTOR DARI PIHAK IBU


1. Primigravida muda < 16 tahun
Usia ibu saat kehamilan pertama < 16 tahun, dimana uterus dan otot-otot panggul belum
matang.
2. Primigravida tua > 35 tahun
Usia ibu saat kehamilan pertama > 35 tahun
3. Primigravida sekunder
Jarak antar anak 10 tahun
4. Grandemultipara
Ibu yang telah melahirkan > 6 orang anak2
5. Bekas Seksio Sesarea
6. Cephalopelvic Disproportion
Ketidaksesuaian antara kepala janin dan luas panggul ibu sehingga janin tidak dapat
dilahirkan secara normal pervaginam.3
7. Tinggi badan 145 cm
8. Hamil dengan IUD
9. Riwayat persalinan yang jelek (Bad Obstetric History)
10. 2-3 kali abortus
Berakhirnya kehamilan pada usia kehamilan 22 minggu atau berat janin 500 gram

atau janin belum mampu untuk hidup di luar kandungan.5


11. 2-3 kali prematur
Persalinan yang berlangsung antara usia kehamilan 20-37 minggu dari hari pertama haid
terakhir dengan berat lahir janin < 2500 gram.4
12. 2-3 kali post matur
Kehamilan melebihi 42 minggu dari hari pertama haid terakhir atau 40 minggu dari
terjadinya ovulasi.4
13. 2-3 kali lahir dengan forseps
14. 2-3 kali lahir dengan vakum
15. Kehamilan lewat waktu (Serotinus)
Kehamilan melebihi 42 minggu dari hari pertama haid terakhir atau 40 minggu dari hari
terjadinya ovulasi.
16. Perdarahan dalam kehamilan

Perdarahan pada hamil muda:

Perdarahan jalan lahir pada usia kehamilan 22 minggu

Perdarahan pada hamil tua:


Peradahan jalan lahir pada usia kehamilan > 22 minggu

17. Intrauterin Growth Retardation (IUGR)


Keadaan yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, sehingga
beberapa parameter janin berada di bawah 10 persentil (< 2 SD) dari umur kehamilan
yang seharusnya.4
18. Kelainan rahim
19. Cacat rahim
20. Infertilitas tak sengaja > 5 tahun
Ketidakmampuan pasangan suami-istri untuk menghasilkan anak yang disebabkan oleh
gangguan reproduksi dari pihak suami (gangguan spermatogenesis, kelainan mekanis
sehingga sperma tidak dapat dikeluarkan) dan atau pihak istri (gangguan ovulasi karena
kelainan ovarium atau gangguan hormonal, kelainan mekanis yang menghalangi
pembuahan seperti kelainan tuba, endometriosis).
21. Kegemukan
22. Ibu yang tak kawin sah
23. Keadaan sosial ekonomi yang rendah
24. Ketagihan alkohol, tembakau (lebih dari 10 batang per hari), obat bius
25. Teratogenik: penggunaan obat tak terkontrol, terutama pada trimester pertama
26. Panggul sempit
Setiap kelainan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas panggul, sehingga
dapat menimbulkan kesulitan pada persalinan.4
27. Riwayat perdarahan postpartum sebelumnya
Perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir.3
28. Berat badan < 40 Kg atau > 70 Kg
29. Jarak kehamilan < 2 tahun
30. Tanpa pemeriksaan kehamilan (Pemeriksaan antenatal)
Tujuan umum pemeriksaan wanita hamil adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan
mental ibu dan anak selama kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan
anak yang sehat.
Banyak penyulit-penyulit sewaktu hamil dengan pengawasan yang baik dan bermutu
dapat diobati dan dicegah, sehingga persalinan berjalan mudah dan normal. Apabila

sesuatu tindakan akan diambil, hal ini dilakukan sedini mungkin tanpa menunggu
terjadinya komplikasi dan persalinan tidak terlantar.3
FAKTOR PENYAKIT PENYERTA
1. Pre-eklamsi/eklamsi4
Pre-eklamsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuri dan edema akibat kehamilan,
setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.
Eklamsi adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas yang
ditandai dengan timbulnya kejang dan atau koma yang sebelumnya menunjukkan gejalagejala pre-eklamsi, dimana kejang-kejang timbul bukan akibat kelainan neurologik
2. Penyakit jantung
Keluhan dan gejala penyakit jantung: mudah lelah, sesak napas, jantung berdebar, nadi
tidak teratur, edema dan sianosis.
Penyakit jantung memberi pengaruh tidak baik kepada kehamilan dan janin dalam
kandungan. Apabila ibu menderita hipoksia dan sianosis, hasil konsepsi dapat menderita
pula dan mati, yang kemudian disusul oleh abortus. Bila janin dapat hidup terus, anak
dapat lahir prematur atau lahir cukup bulan akan tetapi dengan berat badan rendah.6
Jika wanita hamil disangka menderita penyakit jantung, yang paling baik adalah
dikonsultasikan kepada dokter ahli.3
3. Penyakit hati
Prevalensi penyakit hati di Indonesia cukup tinggi sehingga penyakit hati sebagai
komplikasi kehamilan akan lebih sering kita jumpai. Hal ini dapat berakibat buruk
terhadap kehamilan, persalinan dan nifas, bahkan dapat mengancam keselamatan ibu.3
4. Penyakit ginjal
Kehamilan dapat mempengaruhi aliran darah dan aliran plasma efektif ke ginjal dan
saluran kencing. Kecepatan filtrasi glomeruler dan fungsi tubuler meningkat 30-50 %.3
5. Penyakit paru/asma
Pada umumnya, penyakit paru-paru tidak mempengaruhi kehamilan dan persalinan nifas,
kecuali penyakitnya tidak terkontrol, berat dan luas yang disertai sesak napas dan
hipoksia.3
Asma bronkiale merupakan salah satu penyakit saluran napas yang sering dijumpai dalam
kehamilan dan persalinan. Faktor pencetus timbulnya asma antara lain: zat-zat alergi,
infeksi saluran napas, pengaruh udara dan faktor kejiwaan. Penderita selama kehamilan

perlu mendapat pengawasan yang baik, biasanya penderita mengeluh napas pendek,
berbunyi, sesak dan batuk-batuk.
Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat tergantung dari sering dan beratnya serangan,
karena ibu dan janin akan kekurangan oksigen atau hipoksia. Keadaan hipoksia bila tidak
segera diatasi akan berpengaruh pada janin dan sering terjadi keguguran, persalinan
prematur atau berat janin tidak sesuai dengan usia kehamilan (gangguan pertumbuhan
janin).6
6. Hipertensi menahun
Merupakan hipertensi yang menetap oleh sebab apapun, yang sudah ditemukan pada
umur kehamilan kuang dari 20 minggu, atau hipertensi yang menetap setelah 6 minggu
setelah persalinan.4
7. Infeksi toksoplasma
Penyebabnya adalah Toxoplasma gondii, yang hidup pada tubuh anjing, kucing, tikus dan
binatang lainnya yang dapat ditularkan kepada manusia. Penularan melalui makanan
mentah atau kurang masak yang tercemar kotoran kucing yang terinfeksi.5
Gejalanya adalah nyeri pada kelenjar limfe yang membesar, dapat disertai pneumonia,
miokarditis serta limfangitis.3
Infeksi pada kehamilan muda dapat menyebabkan abortus, sedang pada kehamilan lanjut
dapat menyebabkan kelainan kongenital (hidrosefalus).5
8. Kelainan kejiwaan
Seorang wanita memerlukan kematangan fisik, emosional dan psikososial sebelum kawin
dan menjadi hamil. Perasaan cemas, takut dan nyeri akan membuat wanita tidak tenang
menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas.3
9. Kencing manis
Penyakit kencing manis dapat merupakan kelainan herediter dengan ciri kekurangan atau
tidak adanya insulin dalam sirkulasi darah , konsentrasi gula darah tinggi dan
berkurangnya glikogenesis. Penyakit gula dalam kehamilan menimbulkan banyak
kesulitan. Penyakit ini akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan hormonal
pada penderita yang juga dipengaruhi oleh kehamilan. Sebaliknya, penyakit kencing
manis akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan.3
10. Anemia berat
Kadar hemoglobin kurang dari 10 g% (Hb wanita normal 12-15 g%).
Pemeriksaan hemoglobin harus menjadi pemeriksaan darah rutin selama pengawasan
kehamilan.3

11. Tumor jalan lahir


12. Epilepsi (Penyakit ayan)
Wanita penderita penyakit ayan dapat menjadi hamil. Kehamilan tidak mempengaruhi
jalannya penyakit, sebaliknya penyakit banyak mempengaruhi kehamilan, persalinan dan
nifas.
Pengaruh penyakit ini tehadap kehamilan antara lain: dapat terjadi abortus dan partus
prematur, penyakit epilepsi diturunkan pada anak, cacat bawaan pada anak.2
13. Demam lama
14. Hipertiroid
Gejala-gejala: eksoftalmus, tremor, hiperkinesis, takikardia, kenaikan BMR sampai 25 %.
Kelenjar tiroid membesar.
Kehamilan dapat membuat struma tambah besar dan keluhan penderita bertambah berat.
Penyakit ini dapat menyebabkan: abortus, persalinan prematur, dekompensasi kordis. 2
15. Kelainan pada uterus
16. Penyakit darah dalam kehamilan
Seperti anemia, leukemia, kelainan pembekuan darah, dan lain-lain.5
17. Penyakit infeksi dalam kehamilan
Seperti infeksi virus (cacar, morbili, parotitis epidemika, dan lain-lain), infeksi bakteri
(tifus abdominalis, kolera, tetanus, difteri, lepra, dan lain-lain), infeksi protozoa (malaria,
toksoplasmosis, dan lain-lain).3
18. Penyakit trofoblas
Penyakit trofoblas oleh sebab kehamilan berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas
plasenta atau calon plasenta yang bersifat neoplasitik.3
19. Malaria
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh plasmodium terutama Plasmodium falciparum
dan Plasmodium vivax. Infeksi malaria oleh P. falciparum pada ibu hamil sering
menyebabkan kematian bila tidak diketahui dan diberi pengobatan yang baik. Malaria
merupakan penyakit bersifat menahun dan melemahkan kondisi penderita.5
FAKTOR DARI PIHAK ANAK
1. Letak lintang
Suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu
sedangkan bokong pada sisi yang lain.6

2. Letak sungsang
Suatu keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan
bokong berada di bagian bawah kavum uteri.6
3. Kehamilan ganda
Merupakan kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Pada kehamilan ganda dapat terjadi persalinan prematur, pre-eklampsi/eklampsi, anemia,
malpresentasi, perdarahan sesudah persalinan.
Bila janin kedua tidak lahir spontan dalam 30 menit setelah janin pertama lahir maka
janin kedua harus dilahirkan dengan tindakan obstetrik karena risiko kehidupan pada
janin kedua akan meningkat sejalan denga waktu.5
4. Hidramnion
Suatu keadaan dimana jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal, biasanya lebih
dari 2 liter.3
5. Bayi besar
Bila berat badan bayi lebih dari 4000 gram.3
6. Kelainan kongenital kyphoscoliosis
Kelainan bentuk panggul ibu karena penyakit tulang belakang.6
7. Hidrosefalus/anensefalus
Hidrosefalus merupakan suatu keadaan dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinal
dalam ventrikel otak sehingga kepala menjadi besar serta ubun-ubun jadi lebar. Jumlah
cairan bisa mencapai 1,5 liter bahkan ada yang sampai 5 liter.3
Anensefalus merupakan suatu keadaan dimana badan anak ada tapi pembentukan otak
dan tengkorak kepala tidak ada atau terkebelakang.3
8. Ketuban pecah dini
Pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan
pada multipara kurang dari 5 cm.
Dapat terjadi infeksi yang dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak.2
9. Intrauterine Fetal Death
Merupakan kematian janin dalam rahim yang beratnya kurang lebih 500 gram atau umur
kehamilan lebih dari 20 minggu.4
10. Tali pusat menumbung
Bila teraba tali pusat keluar dan biasanya ketuban sudah pecah.3
11. Gawat janin

Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima oksigen cukup, sehingga mengalami
hipoksia.
Janin yang berisiko tinggi mengalami kegawatan: janin yang pertumbuhannya terhambat,
janin dari ibu dengan diabetes, janin prematur dan postmatur, janin dengan kelainan letak,
janin kelainan bawaan atau infeksi.5
12. Inersia uteri
Merupakan his yang sifatnya lebih lemah, lebih singkat dan lebih jarang dibandingkan
dengan his yang normal.
Inersia uteri menyebabkan persalinan berlangsung lama dengan akibat-akibatnya terhadap
ibu dan janin.3
13. Perdarahan antepartum (Hamil tua)
Perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 22 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih
berbahaya daripada sebelum kehamilan 22 minggu. Perdarahan antepartum yang
berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta.6

LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama

: Ny. MH

Umur

: 28 tahun

Tempat tanggal lahir

: Manado, 27 Juni 1981

Pekerjaan/Pendidikan

: SLTA

Alamat

: Komo luar lingkungan II

Bangsa

: Indonesia

Agama

: Islam

Nama Suami

: Mustahid

Umur Suami

: 27 tahun

Pekerjaan/Pendidikan Suami

: Buruh/SLT

Masuk Rumah Sakit tanggal

: 15 April 2010, Jam 12.00 WITA

ANAMNESIS (diberikan oleh pasien)


Keluhan Utama
Pasien konsul di poliklinik RSU Prof RD Kandou Manado dengan diagnosis G 1P0A0, 28
tahun, hamil 38-39 minggu, belum inpartu + panggul sempit. Janin intra uterine tunggal
hidup letak kepala.
Riwayat Penyakit Sekarang
-

Nyeri perut bagian bawah belum dirasakan


Pelepasan lendir campur darah (-)
Pelepasan air dari jalan lahir (-)
Pergerakkan janin (+) dirasakan saat MRS

Riwayat Penyakit Dahulu


-

Riwayat Penyakit dahulu : penyakit jantung, penyakit paru, hati, ginjal,darah tinggi,

kencing manis disangkal


BAB/BAK biasa

ANAMNESIS KEBIDANAN
Riwayat Kehamilan Sekarang
Nyeri perut bagian bawah belum dirasakan. Perdarahan, keluar darah pada jalan lahir
disangkal.
Pemeriksaan Antenatal
Pemeriksaan antenatal dilakukan sebanyak 6 kali. 3 kali dilakukan di Puskemas
Wenang, dan 3 kali dilakukan di Rumah Sakit Prof. R. D Kandou.
Riwayat Haid
Haid pertama dialami pada usia12 tahun. Haid teratur dengan lamanya haid 7 hari.
Hari pertama haid terakhir 22 Juli 2009 dan taksiran tanggal partus 29 April 2010.
Riwayat Keluarga
Menikah satu kali, pernikahan berlangsung sudah 1 tahun.
Riwayat Keluarga Berencana
Penderita belum pernah ikut KB. Sesudah melahirkan akan mengikuti KB suntik.
Riwayat Kehamilan Terdahulu

Penderita baru kali ini hamil


Penyakit atau Operasi yang Pernah atau Sedang Dialami
Riwayat anemia, penyakit diabetes, hipertensi, jantung, paru-paru, hati, ginjal
disangkal penderita. Sebelumnya penderita belum pernah dioperasi.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Umum
Status Praesens
Keadaan Umum

: baik

Kesadaran

: compos mentis

Tekanan Darah

: 120/70 mmHg

Nadi

: 88x/menit

Respirasi

: 24x/menit

Suhu Badan

: 36,8

Berat Badan

: 45 kg

Tinggi Badan

: 125 cm

Gizi

: Baik

Kepala

: Kepala berbentuk simetris. Kedua konjungtiva tidak


anemis, kedua sklera tidak ikterik.

Leher

: Tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar getah


bening

Dada

: Bentuk simetris normal

Jantung

: Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdengar bising


jantung

Paru-paru

: Suara pernapasan vesikuler. Tidak ditemukan adanya


ronki dan mengi (wheezing) di kedua lapangan paru.

Abdomen

: Hepar dan Lien tak teraba

Alat kelamin

: Tidak ada kelainan

Anggota gerak

: Ditemukan adanya edema pada kedua kaki. Adanya


varises pada kedua kaki

Refleks

: Refleks fisiologis positif normal. Tidak terdapat


refleks patologis.

Kulit

: Turgor normal.

Pemeriksaan Obstetri
Tinggi fundus uteri

: 30 cm, TBBA : 2800 gr(palpasi), 2790 gr(JT)

Letak Janin

: -Leopold I

: Bulat, lunak, kurang melenting

-Leopold II : Tahanan di kiri


-Leopold III : Bulat, keras melenting, masih bisa
dapat digerakkan
Kesan : Letak kepala U punggung kiri
Bunyi Jantung Janin

: 13-12-12

PD

: Portio tebal lunak, arah axial, pembukaan (-), PP

kepala masih tinggi.


Evaluasi Panggul

: Promontorium

: teraba

Conjugata diagonal : 9 cm
Conjugata vera

: 7,5 cm

Linea innominata

Spina isciadicha

: tidak menonjol

Sacrum

: konkaf

Arcus pubis

: < 90

Side walls

: lurus

Presenting part

: kepala

2
3

2
3

Kesan panggul : PANGGUL SEMPIT


Hasil pemeriksaan USG

: - Janin Intrauterine Tunggal Hidup Letak Kepala


-FM (+), FHM (+)
- TBBA : 2700-3000 gr
- Plasenta implantasi di fundus grade II-III
- AFL : 3,08 cm
kesan : Hamil Aterm letak kepala

DIAGNOSIS SEMENTARA
G1P0A0, 28 tahun, hamil 38-39 minggu, belum inpartu + panggul sempit + HRP (TB :
125 cm). Janin intrauterin tunggal hidup letak kepala.

SIKAP
Seksio sesarea
Konseling
Sedia donor, setuju operasi
Lapor PO Rencana operasi tgl 20/04/2010
Lapor Konsulen
Advis : Seksio sesarea

RESUME MASUK
Pasien G1P0A0, 28 tahun, MRS tgl 15/04/2010 jam 12.00 dibagian Poliklinik RSU Prof
RD Kandou Manado dengan diagnosa G1P0A0, 28 tahun, hamil 38-39 minggu, belum
inpartu + panggul sempit. Janin intra uterin tunggal hidup letak kepala. Rencana seksio
sesarea elektif. Tanda-tanda inpartu (-). Pelepasan lendir campur darah (-). Pelepasan air
dari jalan lahir (-). Pergerakkan janin (+) dirasakan saat MRS. Riwayat penyakit jantung,
paru-paru, hati, ginjal, kencing manis, darah tinggi disangkal. BAB/BAK biasa. PAN 6x
di puskesmas Wenang, 3x di RSU Prof RD Kandou Manado. HPHT : 22-07-2009, TTP :
29-04-2010.

Status praesent

Status Obstetri

: Keadaan Umum : cukup, Kesadaran : CM


TD : 120/70

Nadi : 88x/mnt

Respirasi : 24x/mnt

Suhu : 36,8

BB : 45 kg

TB

: TFU

: 125 cm

: 30 cm

BJJ

: 13-12-12

Letak anak

: Letak kepala U punggung kiri

HIS

: (-)

PD

: Portio tebal lunak, arah posterior, pembukaan (-), PP


kepala masih tinggi

Pemeriksaan panggul
Diagnosis sementara

: kesan panggul : sempit

: G1P0A0, 28 tahun, hamil 38-39 minggu, belum inpartu +


panggul sempit. Janin intra uterin tunggal hidup letak kepala.

Sikap

: Seksio sesarea
Konseling
Sedia donor, setuju operasi
Lapor PO Rencana operasi tgl 20/04/2010
Lapor Konsulen
Advis : Seksio sesarea

OBSERVASI
15 April 2010
S : keluhan (-)
O : Status praesent : TD : 120/80 mmHg; N : 88x/mnt; R : 24x/mnt
Pemeriksaan obstetri :
TFU

: 30 cm

BJJ

: 13-12-12

Letak anak : letak kepala U, punggung

kiri
HIS

: (-)

PD

: portio tebal lunak, arah posterior, pembukaan (-), PP kepala masih


tinggi

A : G1P0A0, 28 tahun, hamil 38-39 minggu, belum inpartu + panggul sempit + HRP(TB :
125 cm). Janin intra uterin tunggal hidup letak kepala.
P : Seksio sesarea
Konseling
Sedia donor, setuju operasi
Lapor PO Rencana operasi tgl 20-04-2010
Lapor konsulen
Advis : seksio sesarea
Jam

His

BJJ

13.00-14.00

(-)

12-13-12

14.00-15.00

(-)

12-12-13

15.00-16.00

(-)

12-12-12

16.00-17.00

(-)

12-13-12

17.00-18.00

(-)

13-12-12

18.00-19.00

(-)

12-12-12

19.00-20.00

(-)

13-12-12

20.00-21.00

(-)

12-13-12

21.00-22.00

(-)

12-12-12 pindah ruangan

16 April 2010
S : keluhan (-)
O : Status praesent : TD : 120/80 mmHg; N : 88x/mnt; R : 24x/mnt
Pemeriksaan obstetri :
TFU

: 30 cm

Letak anak : letak kepala U, punggung

BJJ

: 12-12-12

PD

: portio tebal lunak, arah posterior, pembukaan (-), PP kepala masih

kiri
HIS

: (-)

tinggi
A : G1P0A0, 28 tahun, hamil 38-39 minggu, belum inpartu + panggul sempit + HRP(TB :
125 cm). Janin intra uterin tunggal hidup letak kepala.
P : Seksio sesarea

Konseling
Sedia donor, setuju operasi
Lapor PO Rencana operasi tgl 20-04-2010
Lapor konsulen
Advis : seksio sesarea
17 April 2010
S : keluhan (-)
O : Status praesent : TD : 120/80 mmHg; N : 88x/mnt; R : 24x/mnt S : 36,9
Pemeriksaan obstetri :
TFU

: 30 cm

Letak anak : letak kepala U, punggung

BJJ

: 12-12-13

PD

: portio tebal lunak, arah posterior, pembukaan (-), PP kepala masih

kiri
HIS

: (-)

tinggi
A : G1P0A0, 28 tahun, hamil 38-39 minggu, belum inpartu + panggul sempit + HRP(TB :
125 cm). Janin intra uterin tunggal hidup letak kepala.
P : observasi HIS, BJJ, Tekanan darah, Nadi, Respirasi, Suhu
Rencana operasi tgl 20/04-2010, bila inpartu SC cito
18 April 2010
S : keluhan (-)
O : Status praesent : TD : 120/80 mmHg; N : 80x/mnt; R : 24x/mnt S : 36,9
Pemeriksaan obstetri :
TFU

: 30 cm

Letak anak : letak kepala U, punggung

BJJ

: 12-12-13

PD

: portio tebal lunak, arah posterior, pembukaan (-), PP kepala masih

kiri
HIS

: (-)

tinggi
A : G1P0A0, 28 tahun, hamil 38-39 minggu, belum inpartu + panggul sempit + HRP(TB :
125 cm). Janin intra uterin tunggal hidup letak kepala.
P : observasi HIS, BJJ, Tekanan darah, Nadi, Respirasi, Suhu
Rencana operasi tgl 20/04-2010

Advis : seksio sesarea

19 April 2010
S : keluhan (-)
O : Status praesent : TD : 110/70 mmHg; N : 88x/mnt; R : 24x/mnt S : 36,9
Pemeriksaan obstetri :
TFU

: 30 cm

Letak anak : letak kepala U, punggung

BJJ

: 12-13-12

PD

: portio tebal lunak, arah posterior, pembukaan (-), PP kepala masih

kiri
HIS

: (-)

tinggi
A : G1P0A0, 28 tahun, hamil 38-39 minggu, belum inpartu + panggul sempit + HRP(TB :
125 cm). Janin intra uterin tunggal hidup letak kepala.
P : observasi HIS, BJJ, Tekanan darah, Nadi, Respirasi, Suhu
Rencana operasi tgl 20/04-2010
20 April 2010
S : keluhan (-)
O : Status praesent : TD : 110/70 mmHg; N : 80x/mnt; R : 24x/mnt; S : 36, 9
Pemeriksaan obstetri :
TFU

: 30 cm

Letak anak : letak kepala U, punggung

BJJ

: 12-13-12

PD

: portio tebal lunak, arah posterior, pembukaan (-), PP kepala masih

kiri
HIS

: (-)

tinggi
A : G1P0A0, 28 tahun, hamil 38-39 minggu, belum inpartu + panggul sempit + HRP(TB :
125 cm). Janin intra uterin tunggal hidup letak kepala.
P : Seksio sesarea elektif hari ini
03.00-04.00

jarang-jarang

13-12-12

04.00-05.00

jarang-jarang

12-13-12

05.00-06.00

jarang-jarang

12-12-13

06.00-07.00

jarang-jarang

13-12-12

07.00-08.00

(-)

12-13-12

Jam
08.30

: Ibu didorong ke ruangan operasi IBS

09.15

: Operasi dimulai, dilakukan SCTP

09.20

: Lahir bayi, laki-laki, BBL : 2750 gr, PBL : 47 cm, AS : 7-9

10.15

: Operasi selesai

Keadaan post operasi


KU : cukup

Kesadaran : CM

T : 120/80 mmHg

N : 82x/mnt

R : 24x/mnt

Kontraksi uterus baik, TFU setinggi pusat


Perdarahan : 700 cc
Diuresis

: 300 cc

Evaluasi Panggul

: Promontorium

: teraba

Conjugata diagonal : 9 cm
Conjugata vera

: 7,5 cm
2
3

Linea innominata

Spina isciadicha

: tidak menonjol

Sacrum

: konkaf

Arcus pubis

: < 90

Side wall

: lurus

Kesan

2
3

: panggul sempit

Laporan Operasi
Penderita dibaringkan terlentang di atas meja operasi, kemudian dilakukan anestesi GA.
Dilakukan tindakan aseptik/antiseptik pada dinding abdomen dan sekitarnya, abdomen
ditutup dengan doek steril kecuali lapangan operasi. Dilakukan insisi linea mediana
inferior dan insisi diperdalam secara tajam sampai fascia. Fascia di insisi kecil, dijepit
dengan 2 klem Kocher. Lalu diperlebar secara tajam dengan gunting ke arah bawah dan
ke atas. Otot disisihkan secara tumpul ke lateral, tampak peritoneum. Peritoneum dijepit
dengan 2 pinset, setelah yakin tidak ada jaringan usus terjepit dibawahnya, peritoneum
digunting kecil dan di perlebar ke atas dan ke bawah secara tumpul. Tampak uterus
gravidarum. Identifikasi plika vesikouterina. Plika dijepit dengan pinset, digunting dan

diperlebar kiri dan kanan. Disisihkan kebawah dan dilindungi dengan hak abdomen.
Identifikasi SBR. Dibuat insisi semilunar pada SBR, hingga menembus kavum uteri,
kemudian ketuban dipecahkan, keluar cairan putih keruh

50 cc , dilakukan eksplorasi

janin letak kepala. Janin dilahirkan dengan meluksir kepala. Jam 09.20, lahir bayi, lakilaki, BBL : 2790 gr, PBL : 47 cm, AS : 7-9. Sementara jalan napas dibersihkan, tali pusat
di klem di dua tempat dengan klem kocher, digunting diantaranya. Bayi diserahkan pada
sejawat neonati untuk perawatan selanjutnya. Tepi luka SBR dijepit dengan beberapa
ringtang. Eksplorasi plasenta, implantasi di fundus. Plasenta dilahirkan secara manual.
BPL 500 gr. Tepi SBR dijahit dengan benang chronic 2 lapis secara simpul dan jelujur,
kontrol perdarahan tidak ada. Dilakukan reperitonelaisasi, kontrol perdarahan tidak ada.
Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis, mula-mula peritoneum dijahit jelujur dengan
plain catgut. Otot dijahit simpul dengan plain catgut. Fascia dijahit jelujur dengan Dexon
1.0. lemak dijahit simpul dengan chromic catgut, kulit dijahit subkutikular dengan
chromic catgut. Luka pada operasi ditutup dengan kasa betadine. Jalan lahir dibersihkan.
Jam 10.15 operasi selesai.
Keadaan umum post operasi :
KU : cukup

Kesadaran : CM

T : 120/80 mmHg

N : 82x/mnt

R : 24x/mnt

Kontraksi uterus baik, TFU setinggi pusat


Perdarahan : 700 cc
Diuresis

: 300 cc

Sikap post operasi :


observasi Tekanan darah, nadi, respirasi, suhu, diuresis, perdarahan.
puasa sampai peristaltik (+), flatus (+)
IVFD RL:D5% = 2:2
cefotaxime injeksi 3x1 gr IV
metronidazole drips 0,5 gr drips/12 jam
vitamin C inj 1x1 amp IV
kaltrofen 1x2 supp
transamin inj 3x1 amp IV
cek Hb post operasi, bila < 10 gr/dL transfusi

FOLLOW UP
21 April 2010
S : Keluhan : nyeridi daerah luka operasi
O : KU : cukup

Kes : CM

T : 100/70 mmHg

N : 76x/mnt

R : 20x/mnt

Status puerpuralis : laktasi -/-, infeksi -/TFU : setinggi pusat , kontraksi baik
Luka operasi terawat
BAB/BAK : (-)/(+)
BU : (+), peristaltik (+)
A : P1A0, 28 tahun, post SCTP a.i HRP (TB<125 cm) + panggul sempit. Rawat hari I.
Lahir bayi, laki-laki, BBL : 2750 gr, PBL : 47 cm, AS : 7-9
P : Asi on demant
Rawat luka
Cefadroxil 500 mg 3x1
Metronidazole 3x1
SF tab 1x1
22 April 2010
S : Keluhan : nyeridi daerah luka operasi
O : KU : cukup

Kes : CM

T : 100/70 mmHg

N : 80x/mnt

R : 20x/mnt

Status puerpuralis : laktasi -/-, infeksi -/TFU : 1 jari dibawah pusat , kontraksi baik
Luka operasi terawat
BAB/BAK : (+)/(+)
BU : (+), peristaltik (+)
A : P1A0, 28 tahun, post SCTP a.i HRP (TB<125 cm) + panggul sempit. Rawat hari II.
Lahir bayi, laki-laki, BBL : 2750 gr, PBL : 47 cm, AS : 7-9
P : Asi on demant
Rawat luka

Cefadroxil 500 mg 3x1


Metronidazole 3x1
SF tab 1x1
23 April 2010
S : Keluhan : nyeridi daerah luka operasi
O : KU : cukup

Kes : CM

T : 110/70 mmHg

N : 76x/mnt

R : 20x/mnt

Status puerpuralis : laktasi -/-, infeksi -/TFU : setinggi pusat , kontraksi baik
Luka operasi terawat
BAB/BAK : (-)/(+)
BU : (+), peristaltik (+)
A : P1A0, 28 tahun, post SCTP a.i HRP (TB<125 cm) + panggul sempit. Rawat hari III.
Lahir bayi, laki-laki, BBL : 2750 gr, PBL : 47 cm, AS : 7-9
P : Asi on demant
Rawat luka
Cefadroxil 500 mg 3x1
Metronidazole 3x1
SF tab 1x1
24 April 2010
S : Keluhan : nyeridi daerah luka operasi
O : KU : cukup

Kes : CM

T : 110/70 mmHg

N : 84x/mnt

R : 24x/mnt

Status puerpuralis : laktasi -/-, infeksi -/TFU : 2 jari dibawah pusat , kontraksi baik
Luka operasi terawat
BAB/BAK : (+)/(+)
BU : (+), peristaltik (+)
A : P1A0, 28 tahun, post SCTP a.i HRP (TB<125 cm) + panggul sempit. Rawat hari IV.
Lahir bayi, laki-laki, BBL : 2750 gr, PBL : 47 cm, AS : 7-9
P : Asi on demant
Rawat luka

Cefadroxil 500 mg 3x1


Metronidazole 3x1
SF tab 1x1
25 April 2010
S : Keluhan : nyeridi daerah luka operasi
O : KU : cukup

Kes : CM

T : 120/70 mmHg

N : 80x/mnt

R : 20x/mnt

Status puerpuralis : laktasi -/-, infeksi -/TFU : 2 jari dibawah pusat , kontraksi baik
Luka operasi terawat
BAB/BAK : (+)/(+)
BU : (+), peristaltik (+)
A : P1A0, 28 tahun, post SCTP a.i HRP (TB<125 cm) + panggul sempit. Rawat hari V.
Lahir bayi, laki-laki, BBL : 2750 gr, PBL : 47 cm, AS : 7-9
P : Asi on demant
Rawat luka
Cefadroxil 500 mg 3x1
Metronidazole 3x1
SF tab 1x1

DISKUSI
Pada kasus ini akan didiskusikan tentang :
-

Dasar diagnosis
Penanganan Persalinan dengan Tinggi Badan 125 cm
Komplikasi
Prognosis

DASAR DIAGNOSIS
G1P0A0, 28 tahun, hamil 38-39 minggu, belum inpartu + panggul sempit + HRP(TB :
125 cm). Janin intra uterin tunggal hidup letak kepala.
Diagnosis ini berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan obstetri dan
pemeriksaan penunjang.
Panggul sempit, dari pemeriksaan panggul didapatkan
Evaluasi Panggul

: Promontorium

: teraba

Conjugata diagonal : 9 cm
Conjugata vera

: 7,5 cm

Linea innominata

Spina isciadicha

: tidak menonjol

Sacrum

: konkaf

Arcus pubis

: < 90

Side walls

: lurus

2
3

2
3

Kesan panggul sempit


Bagian terbawah anak goyang dan tes Osborne (+)
PENATALAKSANAAN
Sebenarnya panggul hanya merupakan salah satu faktor yang menetukan apakah anak
dapat lahir spontan atau tidak, disamping banyak faktor lain yang memegang peranan
dalam prognosa persalinan.

Bila konjugata vera 11 cm dapat dipastikan partus biasa, dan bila ada kesulitan
persalinan, pasti tidak disebabkan faktor panggul. Untuk CV kurang dari 8,5 cm dan
anak cukup bulan tidak mungkin melewati panggul tersebut.
a) CV = 8,5-10 cm dilakukan Partus percobaan yang kemungkinan berakhir dengan
partus spontan atau dengan ekstraksi vakum-ekstraksi forcep, atau ditolong
dengan seksio sesarea sekunder atas indikasi obstetrik lainnya.
b) CV = 6-8,5 cm dilakukan SC primer
c) CV = 6 cm dilakukan SC primer mutlak
Disamping hal-hal tersebut diatas juga tergantung pada:
-His atau tenaga yang mendorong anak
-Besarnya janin, presentasi, dan posisi janin
-Bentuk panggul
-Umur ibu dan pentingnya anak.
-Penyakit ibu.
Penanganan persalinan pada kasus ini adalah seksio sesarea elektif, bila didapatkan
tanda-tanda inpartu lakukan sectio sesarea cito.
Keputusan terminasi kehamilan dengan cara seksio sesarea pada kasus ini berdasarkan
bahwa kasus ini merupakan kontraindikasi untuk dilakukan terminasi pervaginam. Dari
evaluasi panggul ibu didapatkan kesan panggul sempit absolut.
Berdasarkan indikasi seksio sesarea, panggul sempit absolut merupakan indikasi
absolut untuk dilakukannya seksio sesarea, maka tindakan yang harus diambil adalah
seksio sesarea untuk mencegah resiko pada ibu dan janin.
KOMPLIKASI
Komplikasi pada Kehamilan :
-

Pada kehamilan muda rahim yang bertambah besar dapat tertahan/terhalang keluar
dari true pelvic (inkarserasi), tetapi hal ini jarang dijumpai kecuali pada panggul

sempit absolut.
Pada kehamilan lanjut, inlet yang sempit tidak dapat dimasuki oleh bagian terbawah
janin, menyebabkan fundus uteri tetap tinggi dengan keluhan sesak, sulit bernapas,

terasa penuh di ulu hati, dan perut besar.


Perut seperti abdomen pendulus (perut gantung).
Dijumpai kesalahan-kesalahan letak, presentasi dan posisi.
Lightening tidak terjadi, fiksasi kepala tidak ada, bahkan setelah persalinan dimulai.
Sering dijumpai tali pusat terkemuka dan menumbung.
Komplikasi
1) Saat persalinan
Komplikasi panggul sempit pada persalinan tergantung pada derajat kesempitan
panggul.

-Persalinan akan berlangsung lama


-Sering dijumpai ketuban pecah dini
-Karena kepala tidak mau turun dan ketuban mudah pecah sering tali pusat
menumbung
-Moulage kepala berlangsung lama
-Sering terjadi inertia uteri sekunder
-Pada panggul sempit menyeluruh bahkan sering didapati inertia uterin primer.
-Partus yang lama akan menyebabkan peregangan SBR dan bila berlarut-larut
dapat menyebabkan ruptura uteri.
-Dapat terjadi simfisiolisis, infeksi intrapartal.
-Partus yang lama menyebabkan penekanan yang lama pada jaringan lunak
menyebabkan edema dan hematoma jalan lahir yang kelak dapat menjadi nekrotik
dan terjadilah fistula.
2) Pada anak
-Infeksi intrapartal
-Kematian janin intrapartal
-Prolaps funikuli
-Perdarahan intrakranial
-Kaput suksedaneum dan sefalo-hematoma yang besar
-Robekan pada tentorium serebri dan perdarahan otak karena Moulage yang hebat
dan lama.
-Fraktur pada tulang kepala oleh tekanan yang hebat dari his dan oleh karena alatalat yang dipakai.
PROGNOSIS
Prognosis pada kasus ini adalah dubia ad bonam. Karena diagnosis dan penanganan
pada kasus ini sudah tepat.

KESIMPULAN
Penanganan panggul sempit absolut adalah dengan seksio sesarea.
Tinggi badan kurang dari 145 cm termasuk dalam HRP
Diagnosis sudah tepat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan obstetri dan pemeriksaan penunjang.
SARAN

Seorang ibu dengan tinggi badan < 145 cm, sebaiknya melakukan pemeriksaan antenatal
secara teratur (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir)
Dianjurkan jangan hamil selama + 1 tahun, dengan memakai kontrasepsi.
Kehamilan berikutnya hendaknya diawasi dengan antenatal yang baik.
KECUALI jika ditemukan kelainan / faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik
lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif.
Seorang ibu dengan tinggi badan kurang 145 cm dan kesan panggul sempit absolut,
sebaiknya dilakukan konseling tentang resiko tinggi kehamilan. Sehingga dapat mengatur
jarak kehamilannya.
Mengatur banyaknya anak maksimal 3 orang, karena termasuk dalam resiko tinggi
kehamilan dengan panggul sempit absolut, sehingga terminasi kehamilannya dilakukan
dengan cara seksio sesarea. Dimana seksio sesarea hanya dilakukan sebanyak 3 kali pada
seorang pasien. Untuk itu, ibu perlu melakukan sterilisasi pada saat kehamilan ketiga atau
menggunakan alat kontrasepsi untuk mengatur kehamilannya.
Penanganan kehamilan resiko tinggi sebaiknya dilakukan oleh dokter ahli dan dilakukan di
rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA
1. Angsar M. D, Setjalikusuma L. Seksio Sesarea. Dalam : Winkjosastro H, Saifuddin A.
B, Rachimhadhi T (Ed). Ilmu Bedah Kebidanan, edisi I, cetakan keenam, Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2005; 133-141
2. Widjanarko Bambang. Pendidikan Klinik Obstetri Ginekologi. 2009. Available from
http://obfkumj.blogspot.com/2009/07/distosia-akibat-gangguan-pada-jalan.html
Mochtar R. Kasus-kasus risiko tinggi, organisasi dan ketenagaan, dalam pelayanan
obstetri dan sistim rujukan. Sinopsis Obstetri. Jilid 2. Jakarta: EGC; 1998: 201-6.
3. Mochtar R. Sinopsis Obstetri. Jilid 1. Jakarta: EGC; 1998.
4. Permadi W, Suardi A, Wijayanegara H, Wirakusumah FF, editor. Pedoman Diagnosis
dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan Sadikin. Bandung: Bagian/SMF
OBSGIN FK UNPAD RSUP Dr. Hasan Sadikin; 1998.
5. Straight. R. Keperawatan. Ibu Bayi Baru Lahir, Edisi 2. EGC : Jakarta

Laporan Kasus

KEHAMILAN RESIKO TINGGI

Oleh :
Reigen E. Mamesah
030111030

Pembimbing :

Dr. Freddy Wagey, Sp.OG (K)

BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2010
Lembar Pengesahan
Laporan Kasus dengan judul Kehamilan Resiko Tinggi ini
telah dibacakan, dikoreksi dan disetujui pada tanggal, April 2010

Pembimbing

Dr. Freddy Wagey, Sp.OG (K)

You might also like