Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
dinding arteri. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut
tekanan sistolik.
akan
asidosis ( pH darah asam ). Buffer dalam darah adalah jenis buffer yang
terdiri dari asam lemah dan garamnya. Asam lemah nya adalah asam
karbonat H2CO3 ( asam lemah ) dan garamnya adalah HCO3-.
Ada beberapa faktor yang terlibat dalam pengendalian pH darah,
diantaranya penyangga karbonat, penyangga hemoglobin dan penyangga
fosfat.
a. Sistem buffer Karbonat
Penyangga karbonat berasal dari campuran asam karbonat (H 2CO3) dengan
basa konjugasi bikarbonat (HCO3).
H 2 CO 3 (aq) > HCO 3(aq) + H +
(aq)
yang
meningkatkan
disebabkan
produksi
oleh
ion
metabolisme
bikarbonat.
yang
Kondisi
tinggi
asidosis
sehingga
ini
dapat
CO
oksigen
pada
reaksi
di
atas
dapat
memengaruhi
mengikat H
2
+
dapat
yang
H 2 PO 4
(aq)
+ H+
(aq)
+ OH -
(aq)
2-
).
> H 2 PO 4(aq)
(aq)
> HPO 4
2-
(aq) )
+ H 2 O (aq)
ph
darah.
menjadi
asam.
Tingginya
kadar
karbondioksida
dalam
darah
Pneumonia berat
Edema pulmoner
Asma.
Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau
otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan. Selain
itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan
obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan.
Asidosis Metabolik
Defenisi :
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai
dengan
rendahnya
kadar
bikarbonat
dalam
darah.
Bila
peningkatan
pernafasan
karbondioksida
yang
dalam
cepat
darah
dan
menjadi
dalam
menyebabkan
kadar
rendah.
Penyebabnya
adalah
Pengobatan :
Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat
pernafasan.
Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa
meredakan penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat
pereda nyeri. Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung
plastik)
bisa
penderita
membantu
menghirup
meningkatkan
kembali
kadar
karbondioksida
karbondioksida
yang
setelah
dihembuskannya.
6-10
kali.
Jika
kadar
karbondioksida
meningkat,
gejala
Penyakit pernafasan
Pemberian oksigen
Kadar CO2
Keseimbangan asam-basa
Ventilasi
b.
c.
a.
Adanya peradangan
b.
Adanya iritasi
c.
Adanya Oedema
d.
e.
2.
Arteri yang berada pada medial anterior bagian antecubital fossa, terselip
diantara otot bisep. Ukuran arteri besar sehingga mudah dipalpasi dan
ditusuk. Sirkulasi kolateral cukup, tetapi tidak sebanyak RA. Kesulitannya
letak arteri lebih dalam, letaknya dekat dengan basillic vein dan syaraf
median, kemungkinan terjadi hematoma.
3.
4.
5.
Komponen-komponen :
Standar elektroda :
1.
pH modules
pCO2 modules
pO2 modul
Acuan Electroda
Heater
6.
Sensor suhu
Menunjukan temperatur ketika suhu turun atau naik 2 derajat di atas 370C
7.
dapat
Pemberian heparin
mendilusi
yang
konsentrasi
berlebihan
gas
darah
dalam
tabung.
Setiap pertama kali menghidupkan alat, lalu kalibrasi dengan cara tekan
calibrate kemudian enter. alat akan melakukan kalibrasi secara otomatis.
3.
4.
Apabila alat sudah dalam kondisi ready for analysa berarti alat sudah siap
melakukan pemeriksaan, tekan Analyzer. Selang pengisap sample akan
keluar secara otomatis kemudian masukan sample bersamaan tekan lagi
analyzer sampai sample terhisap secara otomatis selang akan masuk sendiri.
5.
Lakukan daftar isian seperti yang terlihat dilayar monitor, sample ID , HB,
suhu badan, jenis sample (0 arteri, 1 vena, 2 kapiler), F102 (volume oksigen
yang dilorelasi dengan persen lihat daftar), kemudian clear 2x.
6.
Alat akan menghitung secara otomatis dalam waktu yang relatif cepat
hasil akan keluar melalui printer
Nilai normal
Nilai kritis
Implikasi Klinik
: 7.35 - 7.45
: < 7.25 - 7.55
1. Umumnya
nilai
pH
akan
menurun
dalam
keadaan
asidemia
SI
Implikasi Klinik :
1. Penurunan
nilai
PaCO2
dapat
terjadi
pada
hipoksia,
anxiety/
peningkatan
PaCO2
dapat
terjadi
pada
hipoventilasi
SI
: 10 -
13.3 kPa
Implikasi Klinik
1. Penurunan nilai PaO2 dapat terjadi pada penyakit paru obstruksi kronik
(PPOK),
penyakit
obstruksi
paru,
anemia,
hipoventilasi
akibat
Nilai Normal : 95 - 99 % O2
Implikasi Klinik
1. Saturasi oksigen digunakan untuk mengevaluasi kadar oksigenasi
hemoglobin dan kecakupan oksigen pada jaringan
2. tekanan parsial oksigen yang terlarut di plasma menggambarkan
jumlah oksigen yang terikat pada hemoglobin sebagai ion bikarbonat
E. Interpretasi Hasil Pemeriksaan Karbon Dioksida (CO2)
Dalam plasma normal, 95% dari total CO2 terdapat sebagai ion bikarbonat,
5% sebagai larutan gas CO2 terlarut dan asam karbonat. Kandungan CO2
plasma terutama adalah bikarbonat, suatu larutan yang bersifat basa dan
diatur oleh ginjal. Gas CO2 yang larut ini terutama bersifat asam dan diatur
oleh paru-paru. Oleh karena itu nilai CO2 plasma menunjukkan konsentrasi
bikarbonat.
Nilai Normal Karbon Dioksida (CO2)
: 22 - 32 mEq/L
SI
: 22 - 32
mmol/L
Kandungan CO2 plasma terutama adalah bikarbonat, suatu larutan yang
bersifat basa dan diatur oleh ginjal. Gas CO2 yang larut ini terutama yang
bersifat asam dan diatur oleh paru-paru. oleh karena itu nilai CO2 plasma
menunjukkan
konsentrasi
bikarbonat.
Implikasi Klinik :
1. Peningkatan kadar CO2 dapat terjadi pada muntah yang parah,
emfisema, dan aldosteronisme
2. Penurunan kadar CO2 dapat terjadi pada gagal ginjal akut, diabetik
asidosis dan hiperventilasi
3. Peningkatan
dan
penurunan
dapat
terjadi
pada
penggunaan
nitrofurantoin
Implikasi Klinik
yaitu akibat